Belajar Dari Film Rumput Tetangga, Kehidupan Yang Terbaik

review film rumput tetangga

Sharing By Rey - Siapa yang sudah nonton film Rumput Tetangga? saya barusan nonton dong, beberapa hari lalu.

Film ini sebenarnya udah bikin saya penasaran, sejak trailler-nya wara-wiri di mana-mana. Sayang nggak bisa nonton di bioskop, karena mamak-mamak berekor alias ada sikecil.



Sinopsis Film Rumput Tetangga


Spoiler allert! Adalah Kirana (Titi Kamal) yang memutuskan menikah dengan kekasihnya sesaat setelah lulus kuliah dan memilih menjadi ibu rumah tangga agar fokus mendampingi anak-anaknya.
Baca : Cinta Laki-Laki Biasa , Feeling So CLBK!
Secara kasat mata, keluarga kecil Kirana bersama suaminya, Ben (Raffi Ahmad), baik-baik saja.
Mereka punya rumah yang lebih dari layak, kendaraan dan semuanya.

Setiap hari kegiatan Kirana layaknya ibu rumah tangga lainnya.
mengurus anak dan suaminya, mulai dari menyiapkan makanan, hingga mengantar anak-anak sekolah dengan tergesa-gesa.

Namun, jauh di dalam hati Kirana serasa ada yang kurang, terlebih saat dia bertemu dengan teman-teman gengnya di SMU yang sudah pada sukses berkarir semua.
Diam-diam Kirana merasa kurang bahagia dengan kehidupannya yang sekarang.

Suatu hari, teman-temannya memaksanya ikut reuni SMU, dan ternyata salah satu sahabat dekatnya, Diana (Donita), malah berbohong kepada lainnya, dengan mengatakan bahwa Kirana sudah sukses menjadi PR Consultant yang hebat.

Semua itu dilakukan Diana, karena kasian dan takut sahabatnya tersebut akan turun pamor dan diremehkan teman lainnya.

Kirana merasa tidak nyaman dengan semua itu, dan berjalan keluar hingga menemukan stand peramal Sri Menyan (Asri Welas).

Siapa nyana? Kirana akhirnya diberi kesempatan oleh sang peramal, untuk memperbaiki kehidupan yang dia sesali, dan menjadi apa yang dia impikan.

film rumput tetangga
Dulu memimpikan kehidupan ini, setelahnya disesali - kincirdotcom

Iseng Kirana menceritakan pikiran konyolnya, bahwa seandainya setelah lulus dia menunda pernikahannya, lalu bekerja dengan giat, membangun perusahaan PR Consultant dan menjadi pengusaha sukses terkenal dan tinggal di apartemen mewah.

Lalu, keesokan harinya, Kirana terbangun di sebuah kamar apartemen mewah, persis seperti impiannya.
Kirana sangat bahagia, dia menikmati waktu seharian itu untuk menjalani kehidupan seperti yang selalu dia impikan belakangan ini.

Menjadi wanita bebas dan sukses, sibuk berkarya, tinggal di apartemen mewah, punya barang-barang mewah.
Baca juga : Merasa Related Dengan Drama Korea Go Back Couple
Sayangnya, kehidupan tersebut hanya bisa dinikmati sehari saja, keesokan harinya dia panik, karena ternyata kehidupan impiannya tersebut belum juga berakhir, sementara dia sangat merindukan keluarganya, anak-anaknya, dan suaminya.

Di akhir cerita terungkap, ternyata bukan hanya dia yang tidak bahagia dengan kehidupannya dan iri ingin mempunyai kehidupan seperti orang lain.

Sahabatnya Diana, yang seorang pengusaha sukses , hebat dan bebas itupun diam-diam menginginkan kehidupan Kirana yang menurutnya menyenangkan karena hidup bersama suami dan anak-anaknya yang sempurna di matanya.

Keduanya lalu mengakui, bahwa kehidupan mereka yang sekaranglah yang terbaik untuk mereka. Kehidupan orang yang terlihat menyenangkan itu, ternyata kadang tidak akan terasa menyenangkan jika kita menjalaninya langsung.


Pelajaran Terbaik Dari Film Rumput Tetangga


Sejujurnya dulu saya tuh kurang begitu suka nonton film Indonesia, entah mengapa rasanya kebanyakan filmnya lebay.

Tapi tidak bisa dipungkiri, sekarang film Indonesia juga banyak yang bagus-bagus.
Ya akting pemainnya, ya pesan dari setiap filmnya.
Tak terkecuali dengan film Rumput Tetangga ini.
Baca juga : Film Korea My First Client, Kisah Kejamnya Ibu Tiri 
Dari judulnya saja saya sudah bisa membayangkan apa yang akan dibahas, yaitu hidup yang ibarat 'sawang sinawang' serta pentingnya rasa syukur terhadap apa yang kita punyai, bukan menyesali apa yang kita belum miliki.

Dari film ini juga, saya belajar banyak hal.
Khususnya bersyukur.

Persis seperti Kirana, sayapun kadang berpikir, alangkah baiknya hidup saya, kalau dulu saya tidak memutuskan untuk menikah.
Mungkin saya sekarang bisa ke sana ke mari, membangun karir dengan baik, menikmati semua keindahan dunia.

Sangat bertolak belakang dengan keadaan saya saat ini, hidup masih jauh dari berkecukupan, ingin mencari uang tapi semacam kaki saya terpasung di rumah, nggak bisa keluar meski butuh.
Kehidupan yang amat sangat monoton dan membosankan.

Dari mulai membangunkan si kakak yang bikin selalu naik darah, ngoprek di dapur sampai bau bawang, pas nyuapin anak eh anaknya nggak doyan.
Dikira tadi kita main sihir aja apa di dapur, sampai setelah masak nggak mau di makan, hiks.

Kalau udah kesal, kadang saya berteriak sampai si adik kaget, lalu cepat-cepat saya istigfar dan menjauh sementara.
Berhayal membayangkan, alangkah asyiknya hidup orang-orang yang nggak melulu diribetin ama anak.

Astagfirullah..
Menonton film Rumput Tetangga membuat saya jadi semakin tersadarkan, bahwa hidup yang saya jalani sekarang adalah yang terbaik.
Hidup yang dipilihkan Allah, insha Allah.

Semua impian konyol saya di dalam hayalan tersebut, meskipun tercapai, tak ada jaminan juga saya akan menjadi bahagia.
Baca juga : Virus Corona Yang Mirip Cerita Film Contagion (2011)
Di sinilah kebahagiaan saya.
Menikmati detik demi detik bersama anak-anak.
Menikmati tantangan membangunkan si kakak yang merengek minta dibangunin sholat tahajud, giliran udah waktunya, ampuuunn sulitnya banguninnya hahaha.

Menyuapin si adik yang picky eater-nya bikin saya pengen telan piring aja rasanya.
Melihat pak suami yang meskipun badai melanda, dia tetap bisa tidur dengan nyenyak.



Suatu saat nanti, semua kehidupan ini, pasti akan saya rindukan.
Karena kehidupan inilah yang menjadi kehidupan yang terbaik untuk saya.
Seperti kehidupan Kirana dalam film Rumput Tetangga.

Demikianlah.
Temans, ada yang udah nonton?

Sidoarjo, 8 Maret 2020

@reyneraea

22 komentar :

  1. Belum pernah nonton, Mbak Rey. Kalau gak dibahas Mbak Rey mungkin aku gak tau ada film ini. Hehehe.

    Kalau dari review Mbak Rey, aku merasa kalau sosok Kirana ini related banget sama aku. Setelah menikah terkadang memang aku merasa sepertinya kalau kehidupanku akan lebih baik seandainya aku gak nikah dulu. Apalagi melihat teman-teman yang terlihat modis dan rapih yang sepertinya menikmati saat-saat membangun karir, tidak seperti aku yang hanya mengurus tetek-bengek urusan rumah tangga.

    Tapi yah, yang terlihat baik menurutku kan belum tentu baik saat aku sendiri yang menjalani. Seperti kata Mbak Rey hidup itu kan sawang sinawang. Cukup belajar bersyukur atas apa yang didapat sekarang. Insyaallah hidup bisa berkah.

    Ngomong-ngomong aku jadi pengen nonton film ini juga deh, Mbak. Film ini apa sudah ada di iflix, Mbak? 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. bangeeett, ini yang dialami banyak mamak-mamak IRT deh, apalagi kalau kita jarang punya teman lagi, jarang hang out, tiba-tiba pengen 'keren' kayak lainnya.

      Saya nonton di mana ya ini kalau bukan di Iflix, di Hooq deh, ada sebagian film di hooq yang free :D

      Hapus
  2. Rumput tetangga memang terlihat lebih hijau ya. Kalau aku pinginnya jadi dapat menjelajahi waktu kr waktu: bisa berkunjung ke masa lalu, lalu ke masa kini terus terbang ke masa depan.

    Ya dalam kesatuan realitas ruang dan waktu. He he he.

    Namun apa yang terjadi setelah itu? Setelah semua itu kita dapatkan?

    Ternyata realitas waktu yang berbeda beda membuat saya sangat menyesal akibat mnjadi yang MAHA TAHU saya jadi tahu realitas diri saya dari awal dan akhirannya sekaligus, melihatnya seperti telanjang, saya jadi sangat kesepian.

    Lalu saya menyadari hakikat awal menjadi insan fana. Bahwa waktu yang berlalu dan waktu sekarang adalah yang paling indah dalam masa hidup kita.

    Saya tidak perlu tahu hal hal menakutkan dimasa depan lebih awal.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. waahhh, ini kok related banget, saya tadi pagi nonton film time traveler, yang sering lompat-lompat ke semua masa.

      Nggak asyik banget kalau kita tahu rahasia hidup ini, suer :)

      Hapus
  3. Kalau saya nggak pake rumput mak Rey, Karena sudah di keramik semua. Jadi terkadang sering berpikir keramik tetangga selalu lebih kinclong dan mengkilap.🤯🤯 🤣🤣🤣

    Memang terkadang terbersit dibenak kita yaa..Sianu enak banget yaa bisa ke bioskop nonton film tanpa dibebankan anak. Akan tetapi sianu kembali berkata, Enak yaa kamu bisa tlaten mengurus anak2... Aku belum tentu bisa.😲😲

    Sederhana sebenarnya apa yang kita hadapi dalam kehidupan kita harusnya memang tetap bersyukur karena tuhan mempercayakan kita dengan hal2 yang terkadang bagi kita ribet dan tak bisa berleha-leha seperti orang lain.😊

    Yaa intinya orang lain pun punya masalah yang berbeda yang belum tentu kitapun bisa jalankan, Atau sebaliknya.

    Dan karena perbedaan pula kita saling membutuhkan satu sama lainnya. Coba kalau semua orang kaya raya, Mungkin tak akan ada roda perputaran ekonomi.😊😊 Akan tetapi perbedaan itu tak menutup untuk kita selalu berusaha dan merubah hidup kita menjadi berbeda, Atau setera dengan yang kita harapkan.

    Meski apa yang telah ditakdirkan Allah pada hidup kita itu yang harus kita Syukuri.😊😊🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak ustad satria datang nih, sungkem ustadz.🙏

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Waaahh saya mau nulis film lain yang related kayak diceritakan itu ah :D
      Sering banget kalau kita liat dari luar, orang itu asyik ya, padahal mereka juga iri dengan kehidupan kita hahahaha

      Hapus
  4. Rumput tetangga memang terlihat lebih hijau di mata kita, tapi kita tidak tahu bagaimana kehidupan sebenarnya tetangga yang kita irikan.

    Bisa saja tetangga sebelah kelihatan mewah, rumah bertingkat, mobil bagus, toko dan kontrakan bejibun.

    Tapi siapa tahu dia pusing karena mikirin utang bank yang banyak buat bikin rumah dan kontrakan dulu, apalagi kalo ternyata toko dan kontrakan nya sepi, tambah pusing deh.

    Ini beneran ada di kehidupan nyata, ada tetangga saya kalo lebaran pulang kampung pakainya mobil Fortuner, kalo ngasih oleh oleh lebaran luar biasa banyak, kalo dihitung satu orang saja bisa 300 ribu, kalo aku cuma 40 ribu doang, paling gula teh plus jajan dikit, lha gimana, ada 35 orang yang aku kasih jadi harus ngirit.😂

    Tetangga saya itu di Jakarta punya semacam pabrik kecil, karyawan nya ada sekitar 20 orang, tokonya juga ada tiga kalo ngga salah, selain itu masih ada usaha lainnya.

    Eh eh, ternyata itu semua hasil pinjam dari bank, jaman SBY dulu usahanya lancar jaya. Tapi sejak ganti presiden usahanya perlahan-lahan mulai sepi, mulai pusing tujuh keliling karena tiap bulan harus bayar bank 50 juta lebih. Sekarang pabriknya udah ditarik bank. Tokonya juga banyak yang bangkrut, begitu usaha cetak bukunya. Rumah dan mobilnya semua disita bank karena ngga sanggup bayar.

    Kalo dipikir-pikir sekarang biarpun aku ngontrak tapi masih mending, paling bayar kontrakan 300 ribu, lha kalo dia masih ada hutang 8 juta bank tiap bulan sementara usaha tokonya sekarang sepi.😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap manusia memang punya masalah sendiri-sendiri ya.
      Semoga hal itu selalu bisa kita camkan agar tetap semangat untuk hidup dengan baik.

      Karena hidup itu adil, Allah itu maha Adil, semua dikasih sesuai porsinya :)

      Hapus
  5. Wah wah...

    Sayang banget Aku blom nonton Kak.

    Mudah²an ada kesempatan buat nonton.
    Dan bisa juga liat rumput tetangga hehe..

    Darinreview sepertinya film rumput tetangga unik...

    BalasHapus
  6. Sesuai realita banget ya Kak. Jadi kudu bersyukur nih menikmati pemberian Allah saat ini.

    BalasHapus
  7. bagus jg ya mba. dari film membuat sadar diri kita haha mantap

    BalasHapus
  8. Memang kalau dipikir pikir, rumput tetangga selalu lebih hijau karena kita kan nggak bisa lihat dalamnya, padahal bisa jadi rumput tetangga ada juga yang gersang sama seperti hidup kita ehehehe :))

    Yang stay di rumah mungkin iri sama yang kerja karena bisa tampil modis dan lain sebagainya, tapi yang kerja pun kadang iri sama yang bisa stay di rumah especially saat butuh tidur sebanyak-banyaknya dan nggak harus grabak-grubuk saat pagi datang agar nggak telat ketemu orang :""D

    Yang punya anak kadang iri sama yang belum punya anak karena enak nggak perlu pusing harus ribet memikirkan ini itunya tapi yang belum punya anak pun kadang iri sama yang punya anak karena di rumah kesepian :""D memang hidup suka lucu begitu ya mba, mungkin karena itu juga, ada pepatah bilang, "Kalau hidup itu lihatnya ke bawah, jangan ke atas terus-terusan." :>

    Dari post ini, saya jadi belajar untuk lebih bersyukur lagi dengan hidup yang saya punya tanpa harus terus-terusan membandingkan hidup saya dengan orang-orang di sekeliling saya karena nanti pusing sendiri kalau terus-terusan membandingkan :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. qiqiqiqiq, iya ya, intinya memang kebanyakan manusia selalu fokus pada apa yang belum mereka miliki sehingga lupa melihat apa yang sudah mereka miliki :D

      Hapus
  9. Kok aku ga ngeh film ini yaaaaa. Td buka google ternyata April 2019. Walopun ga terlalu suka nonton film Indonesia, tp biasanya aku ngeh film2nya.. baru tau setelah kamu cerita nih Rey.

    Baca reviewmu, trus td aku sempetin liat trailernya, menarik sih. Aku biasanya lgs emoh nonton kalo yg main Raffi Ahmad :p. Tp Krn ada Donita dan Titi Kamal, okelaaaah sepertinya bisa bikin film ini pasti bagus :D. Selalu suka Ama akting Titi Kamal dr dulu . Dan film2 nya yg udh aku tonton bagus dan beberapa lucu.

    Aku suka nonton film yg ga sekedar menarik doang, tp ada pesan moral sebisa mungkin. Film ini kyknya bakal bikin aku LBH mensyukuri hidup skr sih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha sumpah, entah mengapa saya juga kurang sreg ama si Raffi, mungkin karena suaranya yang terlampau berat atau gimana ya? :D

      Saya lagi keranjingan nonton film Indonesia Mba, soalnya film barat yang baru udah pada di blokir webnya hahahaha

      Hapus
  10. Kampret sok bgt g suka nonton film karya negeri sndiri

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)