Berantem Dengan Pasangan Dan Mengadu Pada Ortu, Yay Or Nay

berantem dengan suami

Sharing By Rey - Berantem dengan pasangan lalu mengadu pada orang tua? yay atau nay?
Kalau dulu saya pasti jawab dengan cepat, NAY!

Saya rasa, beberapa temans khususnya yang usia pernikahannya masih baru, bakal menjawab seperti itu, meskipun ada juga yang YAY banget!

Sayapun, dulunya sejak awal menikah sampai usia pernikahan ke-5 tahun, saya selalu menyembunyikan masalah rumah tangga dari keluarga saya, tidak ada satupun keluarga saya yang tahu sikap buruk suami terhadap saya.

I mean, bukan berarti suami selalu bersikap buruk, tapi ada kalanya, khususnya sejak usia pernikahan kami menginjak 5 tahun, pak suami jadi mulai berubah, dan makin terasa setelah 10 tahun menikah.

Menurut saya, hal ini penting banget dibahas, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.
Lihat saja berita zaman sekarang, ada banyak pembunuhan suami istri yang diawali dengan cekcok rumah tangga.

So, daripada nyawa melayang sia-sia, meninggalkan masalah trauma pada banyak pihak, mending kita bahas aja kali yak, lol


Alasan Harus Menyembunyikan Masalah Rumah Tangga Dari Orang Tua


Kalau saya sih simple ya, jelas saja saya tutupi, karena saya berjuang selama 8 tahun menampilkan yang terbaik dari sang pasangan.

berantem dengan suami, jangan mengadu pada orang tua

Dari sejak pacaran, di mana jujur saat itu sang pacar amat jauh dari kriteria yang diharapkan orang tua saya.
Orang tua nggak pernah berharap yang muluk-muluk, mereka hanya ingin saya menikahi lelaki yang punya kerjaan tetap.

Dan sang pacar dulu, sampai kami menikah sama sekali belum bisa mendapatkan pekerjaan tetap.
Salah satu caranya saya mengambil simpatik orang tua, ya saya ciptakan pencitraan bahwa sang pacar itu baik dan sabar sedunia.

Ditambah tagihan janji, di mana bapak saya pernah bilang, saya boleh menikah dengan siapa saja, asal saya sudah bekerja.
Terserah!
Mau sama Islam kek, non Islam kek.
Orang Indonesia segala suku kek, bule kek, siapaaa saja!

Bersyukur banget deh, meski galaknya ampun-ampunan, si bapak saya termasuk bapak yang cool abis kalau masalah jodoh.

Dan begitulah, dengan berat hati orang tua saya memberikan restunya, meski si pacar sama sekali sedikitpun nggak pernah mau mengambil hati orang tua saya.

I know, call me bucin or something like that, makanya didik anak kita biar nggak bucin kayak si Rey, hahaha.

Karenanya, setelah menikah, saya berjuang sendiri.
Eh bahkan sebelum menikah sih, saya menghadapi sendiri keluarga sang calon suami, dinilai semuanya, sampai saya muak, mengapa saya harus berjuang lagi di keluarganya? sementara di keluarga saya, saya sudah berjuang dengan begitu keras?

Saya nggak berani mengadu kepada orang tua, dan orang tua, meski deg-degan, terlebih saat saya memutuskan jadi ibu rumah tangga, sementara pak suami masih tetap dengan pekerjaannya yang sama sekali tidak tetap, tidak ada jaminan untuk keluarganya, bahkan jaminan kesehatan untuk dirinya pun ambigu.

Saya masih selalu tersenyum saat mudik yang mana dulunya sungguh sedih karena mudik masih dibiayai orang tua saya, akan tetapi saat di rumah mama bapak, saya masih menunjukan senyum bahagia, menunjukan kepada mereka, bahwa,
"Jangan khawatir mama, bapak, lelaki ini amat sangat menyayangi saya!, dan saya baik-baik saja!"
Dan begitulah, pelan-pelan orang tua jadi lebih tenang.

Apakah itu betul?
Memang betul, saya bukanlah seorang wanita bucin yang bodoh banget sebenarnya.
Saya sering menuliskan di hampir semua tulisan saya dengan topik 'marriage' ataupun 'relationship', kalau saya memilih menikah dengan si pak suami, karena dulu tuh dia baik bangetttt ngettt.

Saya adalah nomor satu untuknya, semua bisa dia korbankan demi saya.
Saya sudah mengetesnya selama 8 tahun, sayang saya lupa ngetesin dia, saat berhadapan dengan ego, yaitu pekerjaan kesukaannya.

Jadi, kalau ditanya mengapa saya pernah menyembunyikan masalah rumah tangga dari orang tua atau keluarga? karena saya rasa masih bisa menanganinya sendiri, dan saya nggak mau dong merusak apa yang sudah saya bangun sendiri, yaitu kepercayaan orang tua saya kepada pak suami.

Selain itu, saya kenal orang tua saya, yang masih seperti kebanyakan orang tua lainnya, tentu saja akan marah besar jika ada orang lain yang menyakiti anaknya, even suaminya sendiri, justru suaminya seharusnya melindungi dan membahagiakannya ya?


Alasan Akhirnya Mengadu Juga Kepada Orang Tua


Sayangnya, dalam kehidupan ini ternyata nggak ada yang abadi, selain cinta orang tua ke anaknya.
Pak suami yang sangat saya banggakan karakter dan sifat baiknya itu, perlahan berubah jadi orang yang tidak saya kenal.

berantem dengan suami dan mengadu pada orang tua

Bukan salah dia semata sih, saya sadari hal itu, hanya saja dia tidak sekuat yang saya bayangkan, alhasil lebih sering depresi sendiri kalau ada masalah.
Padahal, hidup sejatinya adalah menghadapi masalah, right?

5 tahun lalu, akhirnya pertama kali saya nggak sengaja mengadu sama mama saya.
Mama jelas saja marah besar dan kaget, dan menyuruh saya pulang saat itu juga.
Bapak? menanti dengan emosi tentunya.

Sejak saat itu, kepercayaan orang tua jadi turun terhadap pak suami, apalagi memang pak suami sama sekali, sedikitpun nggak pernah mau meminta maaf secara langsung sama orang tua saya.
Bukan nggak mau sih tepatnya, cuman nggak tahu cara ngomongnya kali ya.

Beberapa tahun kemudian, saya mengalami postpartum depression, dan pak suami yang sudah kehabisan sabar menghadapi saya, bahkan melakukan hal yang bikin saya trauma sama dia hingga saat ini.

Sejak saat itu sampai detik ini, saya selalu merasa ketakutan kalau dia ada di rumah, kalau dia pulang dan marah-marah memaki.
Saya jadi kayak kembali ke masa kecil, yang selalu ketakutan saat bapak marah.

So, saya akhirnya mengadu pada orang tua, karena memang saya sudah tidak bisa menyelesaikan sendiri, dan masalahnya sudah mengarah pada hal-hal yang membahayakan saya.


Berantem Dengan Pasangan Dan Mengadu Pada Ortu, Yay Or Nay?


Kalau saya Nay banget jika :


jangan mengadukan masalah rumah tangga ini ke orang tua

  • Berantem karena masalah biasa, terlebih karena kita menikah karena keinginan sendiri, kalau dikit-dikit mengadu, yang ada orang tua kesal dan bilang,
"Kaaannn... kaaannn... sudah dibilangin, nggak percaya!"
Masalah biasa itu misalnya perbedaan pendapat, dan berantemnya masih dalam tahap normal, saling marah teriak, asal tidak saling membahayakan.
  • Berantem karena masalah  sedikit berat, misalnya masalah orang ketiga dalam hubungan yang belum terlalu jauh.
Menurut saya, masalah orang ketiga, terlebih itu baru dalam tahapan dekat-dekatan doang yang bikin kita cemburu, sebaiknya jangan diadukan dulu ke orang tua kita (kalau mau sih ngadu aja ke mertua, kalau mertua baik sih, kalau enggak, mending jangan, ketimbang sakit hati disalahkan,
"Makanya, jaga diri dong biar suami nggak berpaling!") esmosi kaann, lol.
Sebaiknya, selesaikan dulu masalah itu sendiri, jangan mempertaruhkan nama baik pasangan hanya karena masalah yang masih bisa diperbaiki.

Dan menurut saya Yay Banget, kalau :


Jangan diam saja jika suami melakukan hal ini

  • Suami main kasar, memukul apalagi sampai meninggalkan bekas, jangan cuman mengadu sama orang tua mah itu, tapi segera foto buat bukti visum.
Jujur, saya takut banget lelaki yang emosian sampai main kasar atau menyakiti badan istrinya, karena... saya tumbuh besar dalam pertengkaran orang tua saya, hampir setiaaappp hari mereka berantem.
Bapak saya itu pemarah banget, tapi sedikitpun saya nggak pernah melihat bapak menyentuh mama saya, sedikitttpuunnn!
Bapak rela memukul benda atau lainnya, daripada beliau menyentuh mama, so...mohon maaf, bahkan saya disentuh bahkan sekalipun, saya bakalan bereaksi keras banget kalau ada lelaki yang berani main kasar.
Apalagi kalau dia adalah suami saya, off course, saya nggak bakal segan-segan menjebloskannya ke penjara. HARUS! 
  • Berantem karena masalah perselingkuhan yang terlampau jauh, menurut saya mending minta tolong sama orang tua deh, ketimbang kita sulit untuk memaafkan, dan hidup berlama-lama dengan toksik, mending sudahi saja di depan orang tua.
  • Berantem karena sifat aneh pasangan, misal dia punya kelainan seksual dan nggak mau diajak berobat ke ahlinya.
Duh, jangan tunggu sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan deh, segera mengadu agar bisa dibantu orang tua.
  • Berantem oleh suatu masalah serius dan tidak pernah ada solusinya serta terjadi berulang kali, seperti, masalah komunikasi yang selalu tidak bisa terjalin dengan baik.
Lalu hal tersebut menjadikan masalah yang selalu terjadi berulang kali, menyebabkan hubungan yang sangat tidak sehat.
Diajak ke konseling nggak mau, kalau sudah gitu, daripada nunggu stres hingga depresi dan kita bunuh diri, mending minta pertolongan orang tua deh, lol.


Hanya saja, sebelum memutuskan mengadu kepada orang tua, pertimbangkan baik-baik resikonya.
Karena, amat sangat jarang ada orang tua yang bisa bertindak bijak.

Maksudnya, siapa sih yang rela melihat anaknya disakiti oleh orang lain?
Even itu suaminya sendiri.

Anak yang mereka sayang-sayang sejak kecil, disekolahin, didoakan siang dan malam.
Ujung-ujungnya dikasarin anaknya orang yang seharusnya melindunginya.

Karenanya, bisa dipastikan, saat kita mengadu ke orang tua, hubungan pasangan kita dengan orang tua kita akan renggang.
Apalagi kalau pasangan kita cuek, nggak mau minta maaf sama orang tua.
Jadinya ya makin runyam.

So pertimbangkan baik-baik saat ingin mengadu pada orang tua.
Kalau mertua?
Hmm... kita bahas di postingan berikut saja ya.

Kalau temans, ada yang suka mengadu ke orang tua nggak kalau lagi berantem? :D
Share yuk.


Sidoarjo, 20 Maret 2020

@reyneraea untuk #FridayMarriage 

Gambar : Canva edit by Rey

42 komentar :

  1. Kalau aku boleh ikutan menjawab (soalnya aku belum ngerasain jadi pasutri hi hi hi 😁), jawabannya adalah ... , No ⛔

    Karena apa,meski namanya ortu kalau seseorang udah nikah itu ya seharusnya masalah apapun diselesaikannya hanya berdua dengan pasangannya.

    Kalau pihak lain/ortu dilibatkan, yang ada hanya kisruh.
    Dan bukan tak mungkin, malah jadi korban kesalahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ciiieeee uuhuuyyy...😁😁 Bilang sama kak Rey...Boleh pinjam kacamatanya nggak.?

      Buat mejeng topi udah ada tinggal kacamatanya doang yang belum..🤣🤣

      Hapus
    2. eeee...ada Mas Hino Himawan , :) selamat bergabung kembali di dunia persilatan Mas. Sekarang pakai blog baru yah,,,,, :)

      Hapus
    3. Waahhh welcome back travel blogger bertopi kesayangan, we all soo misssss youuu!!!
      Senang bertemu lagi di kancah perbloggeran :D

      @Satria : Jangan, itu kacamata 20ribuan hahahahaa

      Hapus
    4. @ Semuanya =

      Howaaaaaa ..., Wwwkkkkkkk 🤣🤣
      Ngga nyangkaaa lah kok komenku direspon 'keroyokan' rame begini oleh para master blogger kondaaaang ....

      Malulah saiaaaaa .. 😂🤭

      Hapus
    5. hahahaha dirimu terlalu lama dirindukan haha

      Hapus
  2. Waahh masalah ini saya seminggu bisa dua kali.🤣🤣 Tapi cuma sehari besok baikkan lagi...Udah kaya anak Tk.🤣🤣🤣

    Masalah ngadu ke orang tua, Atau mertua. Depan mertua aja kalau lagi berantem cuek saya..Malah dijulukin sama mertua kaya Kentut sama Tai..Tahu yang jadi Tainya siapa...🤣🤣🤣🤣🤣🤣


    Kalau ribut Fisik cuma cubit2tan doang. Paling sering ribut omongan itu sudah jadi trend dirumah saya..🤣🤣

    Penyebabnya macem2 seperti cucian kotor menumpuk, Rumah berantakan, Anak sakit, Lupa jemput anak disekolah.Dll..🤯🤯🤯


    Intinya yaa kaga ada orang berumah tangga Bahagia dan romantis melulu...Huuhuuuu Ngimpi.🤣🤣🤣


    Eehh kacamatanya bagus mak Rey....Tuh ada yang mau pinjam diatas orang bertopi hitam.🤣🤣🏃🏃🏃🏃🏃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, pasti si lakinya kan? hahahaha
      Lagian ih, parah banget, kok bisa sih lupa jemput anak di sekolah, kan kasian atuh udah nungguin, hahaha. Untung nggak ketambahan diomelin anaknya :D

      Etapi ternyata memang wanita itu hampir sama semua ya, hal-hal sepele (di mata laki) kadang jadi luar biasa, kalau rumah berantakan, anak sakit.
      Saya juga tuh suka ngomel kalau rumah berantakan, soalnya anak-anak pada alergian, makanya rumah kudu bersih dari debu terus hahaha

      Trus saya jadi mikir, kayaknya memang berantem itu udah bikin bukti bahwa rumah tangga itu ada, ketimbang diam aja, kayak nggak ada orangnya.

      Jangan pinjam ah, itu kacamata kesayangan harga 20rebo hahaha

      Hapus
    2. @ Satria =

      Hahaahaa ..., Ituuuu .. kok ..,ada julukan kentut dan t**, siih 🤣 ?.

      Sumpaah, dari dulu tuh yaa .. setiapkali baca balas-balasan komen dari tiga serangkai blogger kondang : mister Satria - mister Nata - misses Reyne ..., perutku kayak diaduk-aduk karena spontan ngakak lama berhentinya 🤣 !!

      Hapus
    3. hahaha saking mereka selalu kayak gitu kayaknya ya qiqiqiq, tapi berantem sebenarnya hal biasa, asal masalahnya kecil-kecil aja :D

      Hapus
  3. Alhamdulillah aku jarang bertengkar dengan istri mbak, selalu rukun bahagia dalam keluarga. Istri saya nurut kalo disuruh saya, orangnya pengertian dan baik sekali, jadinya ya ngga ada pertengkaran itu, apalagi sampai ngadu orang tua, tak ada dalam kamus itu.

    Istri saya ya begitu, karena keluarga aman tentram ngga pernah mengadu ke orang tuanya. Kok tahu, lha kalo ke rumah mertua kan aku ikut, tapi sekali dua kali ngga sih, tapi aku bilang begitu karena orang tuanya tidak pernah menegur aku.

    Bahagia kan, tentu sajalah, tidak kalah sama keluarga Cendana eh Cemara.😁

    Jangan seperti atas saya,🙄

    anaknya main hp terus, bapaknya yang disalahkan, tuh kan meniru kelakuan bapaknya.

    Anaknya suka jajan terus, tuh kan mirip bapaknya yang suka jajan di lampu merah.

    Giliran anak juara kelas dan pintar mengaji, siapa dulu emaknya.🤣

    Kasihan ya.😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eaaallaaa Suuueeee loh..🤪🤪

      Hapus
    2. Alhamdulillah ya, disayang istrinya, nyari wanita nurut sekarang susah :D
      Etapi memang sih, kalau suaminya lembut dan perhatian, istrinya bakal jadi auto soleha dan nurut yak :D

      Hapus
    3. Wow, berarti itu atasnya mbak Rey suka mangkal gitu ya, makanya istrinya suka ngambek begitu.😱

      Hapus
    4. hahaha mangkal di mana nih? mangkal di taman janjian ketemu ciwiciwi ? :D

      Hapus
  4. Kalau selagi bisa diselesaikan sendiri sama pasangan sih aku gak perlu ngadu ke orang tua sih, Mbak. Takutnya kalau ngadu, malah orang tua gak suka sama suami. Aku sama suami udah baikan, eh orang tua bisa jadi masih gak suka suamiku. Hehehe.

    Kalau memang ada masalah yang gak bisa diselesaikan sendiri, nah baru deh curhat sama orang tua. Tapi kalau selama ini masih belum pernah ngaduin suami ke ortu sih, Mbak. Semoga aja setiap masalah bisa diselesaikan berdua saja supaya orang tua dan mertua taunya anak-anaknya bahagia terus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, orang tua sudah susah mendidik dan mencari makan buat kita waktu kecil, udah besar jangan malah tambah beban.😃

      Hapus
    2. Aamiin.. aamiin..

      Semoga selalu diberi kekuatan untuk mau menyelesaikan bersama :)

      Hapus
  5. Kalo saya, misal masalah udah gak bisa diselesain berdua, saya curhatnya ke kk ipar atau mertua mba �� soalnyo kalo ke ortu, masalah tmbah jadi besar bukannya beres

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, kadang memang lebih nyaman ama orang lain dulu ya :D

      Hapus
  6. Kalau menurut saya, Curhat Dengan Allah SWT saja, Bukankah Allah SWT adalah pencifta pasangan kita. Dan DIAlah yang MAHA membolak - balikan hati seseorang.Termasuk hati pasangan kita. :)

    Perubahan terjadi biasanya ada yang " memancing dan ada yang terpancing " .So pengendalian diri adalah hal penting.

    Eeee..koment saya kok rada sok - sok gitu ya, hahah....Maaf sedang belajar serius nih.hahah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, cieeehh si Kang Nata makin bijak, efek lama honeymoon nih *kabooorrr :D

      Hapus
  7. kalau saya sebagai lelaki "selalu mengalah" dah aman ada masalah saya selalu mengalah, karena damai itu indah he...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iyaaa, lagian biasanya para istri itu cuman ingin didengarkan kok, meski caranya nggak asyik gitu :D

      Hapus
  8. Mba, ini beneran? i can feel you hmm. Gimana rasanya saat kita udah hampir mnyerah dan suami lbh menyerah dari kita.
    tmn saya mengalami juga :)
    emang ga memungkiri, sejatinya wanita itu cukup diyakinkan saja masalah dapur.
    stay strong mba, kapan kapan ngopi deh hehe deketan sby sama sda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha exactly! ayooo kapan, etapi nanti, insha Allah setelah virus ini berlalu :)

      Hapus
    2. hehe siap mba, ini lagi wabah corona. surabaya juga lock down ini :D setelah wabah aja, sambil ngopi santai hehe

      Hapus
  9. Saya so far belum pernah mengadu mba, karena hubungan dalam keadaan baik-baik saja dan nggak ada pertengkaran yang parah kecuali debat kecil yang bisa diselesaikan dalam waktu lima menit ehehe. Tapi kalau situasinya cukup serius dan saya rasa saya memang nggak bisa menghadapinya seorang diri, maka saya akan bilang ke orang tua :D

    Karena dulu ibu saya pernah bilang, mau saya setua apapun dan punya anak sebanyak apapun alias sudah jadi ibu untuk anak-anak saya, di mata ibu saya, saya tetap anak ibu saya jadi ibu saya ingin saya tetap pergi ke pelukan ibu saya apabila saya ada masalah dengan pasangan yang terlalu berat untuk dihadapi sendirian. Bukan untuk membuat ibu benci dengan pasangan saya, tapi sometimes, ketika kita ada masalah, kita nggak bisa berpikir dengan tenang, dan tempat teraman untuk bercerita tentunya pada orang tua (selama orang tua kita bukan tipikal toxic yang nggak peduli anaknya) :"""D

    Ini juga yang mau saya terapkan ke anak-anak saya, agar anak-anak kelak mau terbuka dan merasa aman dalam lindungan saya dan pasangan. Dan ingin belajar jadi orang tua bijak seandainya bisa :D hehe. Semangat mbaaaa, apapun masalahnya semoga kita bisa menyelesaikannya dengan bijak <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampuunnn, saya bacanya nggak sadar sampai berlinangan air mata loh, so sweet banget sih ibunya :)

      Ortu saya bukan tipe orang yang bisa mengekspresikan perasaannya sih, tapi mereka memang akan sedih kalau liat saya tidak bahagia.
      Dan saya berpikir, kadang kalau memang benar-benar tidak bisa menyelesaikan sendiri, kita sangat butuh support keluarga yang bijak tentunya :)

      Hapus
  10. Saya salah satu yg suka mendam dan gengsian ngadu apalagi ke ortu mbak. Tapi alhamdulillah suami orangnya baik dan pernah marah juga tapi masih batas wajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allah memang selalu memberikan semua secara seimbang ya :)
      Kadang kalau pasangan kita cuek, ada ortu yang baik, demikian sebaliknya :)

      Hapus
  11. mungkin kalau aku sudah nikah , kalau ada masalah ya diselesain dulu berdua. Kalau masalahnya level besar kasusnya dan butuh masukan para orangtua ya gapap didiskusiin sama keluarga besar

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah betul banget, intinya jangan diam aja kalau memang butuh pertolongan :)

      Hapus
  12. Secara gak langsung bisa jadi pelajaran nih cerita ini. Ya karena aku belum menikah juga sih, Teh..hehe

    Komen-komen diatas sepertinya memang banyak yang sudah berkeluarga ya :D
    Tapi semua aku baca buat pelajaran gimana nantinya setelah berkeluarga. Komunikasi memang penting ya, Teh. Terlebih disaat ada masalah dan ingin segera memecahkannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betull, komunikasi itu kunci, tentu saja komunikasi yang sehat :)

      Hapus
  13. So far aku masih Nehi ngadu ke ortu kalo berantem :p. Itu Krn masalah2 yg bikin kami berantem blm yg berat. Cm masalah sepele yg sbnrnya Krn ego masing2 aja ato miscomm. Jd aku emoh kalo hrs ngadu. Maluku juga laaah :D.

    Tp aku ga bakal nyembunyiin dr ortu kalo si suami udh menyimpang jauh. Amit amit sih jgn sampe, tapi kalo memang udh membahayakan diri kita dan anak2, udh pasti aku laporin, ke polisi kalo perlu ..

    Banyak pasangan yg blm bisa bedaain, mana hal2 yg sbnrnya perlu kita tutup dan hanya pasangan yg tahu, mana yg bisa kita laporkan ke orang tua. Kalo anaknya terlalu manja, dan SGT tergantung Ama ortu, kemungkinan besar dia pasti slalu ngadu. Itulah kenapa aku ga mau manjain anak sampe gimana banget. Takut mereka ga bisa mandiri nantinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener Mba, kayak kasus-kasus KDRT yang biasanya setelah itu istrinya luluh lagi karena suaminya minta maaf, lama-lama makin parah karena kebiasaan, nanti udah parah baru ketahuan kan kasian keluarganya juga, anak-anaknya.

      Tapi kalau yang biasa aja mah selesaikan sendiri juga ok hahaha

      Hapus
  14. Dari Mba Unknown :
    "Slam kenal semuanya assalamualaikum mba Rey🙂 bgus bnget tulisannya membuat hati sy yg hancur perlhan bisa bangkit dr kterpurukan,,😭😭 sy gak tau gimna lgi menghdapi suami yg ringan tangan sy jg sudah menikah jalan 8 thn Juni nnti tp sampe sekrng pernikahan yg kita jalani sejauh ini tidak ada perubahan. klo dr ortu sy sifat suami jg udh tau krna suami jg gak malu marah di depn ortu sy waktu msih tinggal di rumah mertua pdhal sy baru hbis lhiran sc lg..hnya ego nya dia malah kcil jd besar krna salah nama ank di RS. smpe skrng sy sudah pisah dr rumh mertua sifat kelkuan suami tidk berubah.. sy sudh di tmpar Pd saat anak msih bayi krna dia nangis secepat itu tangannya menampar pipi sya, baru anak satu aj dia udh gak sabar.., hari trus berjlan hingga anak sy skrng sudh 5 thn tetap aj dia tidak bisa mengendalikan diri kalap tangan kaki bisa pindah ke paha saya kepala sy ke tembok smpe benjol di ludahin hancur sudah hatiku mba Rey kdng sy nangis hnya nangis sholat baik tahjjud hanya PadaNya smpe mata sy bengkak keesokan harinya sy menata hati sy kembali, biasnya sy Googling eh ketemu mba Rey yg membuat hati sy tegar etapi gak tau sampai kpn sy mending meninggal dripada meninggalkan ank sya, sy berthan diatas pernikahan yg tidak sehat, hanya anak sy yg bisa membuat hati sy kuat."


    Answer :
    Makasih banyak udah sharing Mba, Alhamdulillah, akhirnya tulisan saya bisa menghibur juga.

    Sebenarnya saya jadi suka menulis masalah rumah tangga, yang kata orang adalah 'aib' itu, semata selain untuk healing, juga untuk menyemangati wanita-wanita yang sedang butuh semangat.

    Saya juga sering banget browsing saat sedang galau, makanya saya pikir, sebaiknya saya juga membagikan kisah nyata agar semangatnya sampai, minimal teman-teman merasa tidak sendiri ada di posisi tersebut.

    Btw Mba, sesungguhnya kalau sudah KDRT fisik, bahkan mental juga sih.
    Tapi setidaknya fisik, apalagi kalau sering terjadi dan di depan anak.
    Mungkin lebih baik berpikir untuk memilih.

    Yang pertama : sabar dan mengikuti maunya, agar dia nggak sampai main tangan.
    Saya pernah curhat dengan teman saya, suaminya keras dan kasar, tapi syukurlah nggak sampai main tangan.
    Dia bagikan tipsnya, suaminya nggak pernah main tangan, karena kalau suaminya marah, dia memilih diam, tapi tetap menyimak.

    Nantilah saat suaminya sudah tenang, baru dia jawab semua tuduhan dan kemarahan suaminya.


    Kalau saya sendiri, mungkin suami KDRT mental kali ya, selalu pergi kalau marah.
    Mungkin agar nggak sampai main tangan ke saya, dia pernah sih nampar tapi katanya nggak sengaja.

    Tapi, kalau memang sifat suami kasar, kita diampun tetap kena tampar dan semacamnya, mungkin sebaiknya ambil tindakan tegas Mba.
    Meskipuuunnn, saya tahu itu tidak mudah.

    Saya sendiri, belum berani karena memang mikirin anak.
    Karena anak ya sudah sekolah.

    Apapun pilihan kita, memang yang terbaik semoga adalah yang membahagiakan kita, dan hanya kita yang tahu apa itu.

    Semangat selalu ya Mba, semoga Allah memberikan kekuatan pada Mba, dan juga memberikan hidayah pada suami, aamiin :)

    BalasHapus
  15. Bagaimana cara menyikapi suami yg suka ngadu ke ibu ny. Dan ibu ny sll bela anak ny ntah salah maupun benar. Didepan ku tidak bela sana sini. Tapi di belakang ibu ny malah jd kompor dalam rumah tangga kami. Tapi si suami mengakui kesalahan ny didepan kita.

    BalasHapus
  16. UnknownSunday, May 02, 2021
    Aku juga bingung bun..mikirin anak😭 udh sering kena kdrt,kmren yg trkhir mulut aq d pukul bun sampe berdarah😭 suami aq gk krj bun.. Aq pny toko cm dr uang q sendiri,krn dlu wqt dia krja..pelitnya mnt ampun sm aq bun😭skrg giliran aq yg pny uang aq gk sepelit itu bun..smpe2 dlu..uang kembalian 3 reboan aj..d mnt bun..gmn gk keael cba bun..dr dlu aq udh krj sndiri..jd intinx..aq ngihidupin dri aq..sm ank2 q..sdgkn dia nghidupin dri x sndiri..dn pling cm ngsih uang ank2 sm makan cm 30rbu bun shri 😭 skrg aq bngung bun..apa mau lnjutin hubungan ini ato gak..krn aq inget ortu aq bun..gk mau bkin ortu beban bun..dn anak2 q jg..mrka pst butuh kluarg yg utuh..cuma kalau aq di tnya..aq dh gk sanggup lgi bun😭 suami ku klw ada mslah pat sring ngadu am ortu ny bun..auto pst aq yg d nasehti donk bun..wlupun aq dk slah..krn anak nya kn..ksel kli aq bun..ortu ikut cmpur urusan ank2 nya..klw rsanya gk bs ngelepasin anak ny..y udh..ambil aj lg..btw krn aq mah tgl sm ortu q bun..makanya smua aq smbunyiin bun..bunda..da sran gk..apa yg hrus aq lkuin 😭

    Reply:
    Jangan diam aja Bund, kalau udah sampai KDRT main tangan, foto aja lukanya sebagai bukti, biar bisa dijeblosin tuh laki yang berani sama perempuan :(

    BalasHapus
  17. UnknownWednesday, September 08, 2021
    Bagaimana cara menyikapi suami yg suka ngadu ke ibu ny. Dan ibu ny sll bela anak ny ntah salah maupun benar. Didepan ku tidak bela sana sini. Tapi di belakang ibu ny malah jd kompor dalam rumah tangga kami. Tapi si suami mengakui kesalahan ny didepan kita.

    Reply: mungkin bisa dengan cara bikin suami jatuh cinta paling dalam ke kita.
    Kalau udah beneran cinta, akan lebih mudah diajak komunikasi :)

    Dengan catatan, jangan diajak untuk memusuhi ibunya, kalau anak udah cinta ibunya, sampai kiamat sulit dipisahkan :)
    Terlebih, yang namanya hormat ama ortu itu, bikin rezeki mengalir deras, insha Allah :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)