Solar Urticaria, Penjelasan Untuk Si Alergi Sinar Matahari

solar urticaria yaitu alergi matahari

Sharing By Rey - Solar urticaria adalah sebuah penjelasan yang masuk akal tentang seseorang yang alergi sinar matahari.

Loh memangnya ada Rey, orang yang alergi sama sinar matahari?

Adalah!
Si Rey ini contohnya.

Saya lupa sejak kapan tepatnya, kalau nggak salah sih sejak lulus kuliah, atau sejak kuliah ya.
Tiba-tiba, saya jadi tidak bisa sebebas dulu dalam bersahabat dengan sinar matahari.

Padahal, meskipun saya lahir di daerah yang sejuk cenderung dingin di Minahasa, Sulawesi Utara. Akan tetapi, sejak usia 5 tahun saya sudah tinggal dan tumbuh besar serta bersekolah di pulau Buton, yang mana di sana itu panas banget, saking panasnya saya jadi gotshong nan eksotik, lol.

Dan waktu kecil, saya sekolah SD dan SMP dengan berjalan kaki di tengah terik matahari, meskipun kadang dipaksa pakai payung sih, soalnya seingat saya dulu bisa demam hanya karena terlalu lama kena paparan sinar matahari.

Sungguh anak yang rentan banget ya, mungkin pengaruh nggak divaksin nih semasa kecil, *eh :D


Muncul Ruam Bintik Merah Saat Terkena Sinar Matahari


Begitulah, seperti yang saya katakan, saya lupa tepatnya dimulai, tiba-tiba saja saya mendapatkan kulit saya muncul bintik merah berair dan gatalnya minta ampun, saat terpapar sinar matahari terik.
Dan biasanya terjadi di punggung tangan.

solar urticaria yaitu biduran kena sinar matahari
Ini ilustrasi aja betewe, saya nggak menemukan lagi foto keadaan tangan saya saat kena
alergi tersebut

Yang paling saya ingat tuh, pertama kalinya waktu saya kerja di proyek jalan tol, hampir tiap hari saya iseng maupun memang ditugaskan, untuk keliling ke proyek.
Dan tentu saja kena terik sinar matahari.

Sepulang dari proyek, mulai deh kegiatan garuk menggaruk.
Dan kesalnya, semakin digaruk, semakin gatal dan mungkin karena kena air bintik yang pecah, ruam bintik tersebut makin melebar dan makin ngeri kelihatannya.

Saya sampai malu banget karena sekilas terlihat saya kayak orang korengan huhuhu.

Sampai akhirnya suatu saat saya mudik ke Buton, dan melihat keadaan kakak saya yang juga aneh.
Nggak tahu si kakak kena penyakit apa, setiap kali merasa stress, kulitnya melepuh dan gatal.
Sampai-sampai dicurigai gejala lupus.

Dan akhirnya saya ditawari make salep yang dia pakai yang katanya ampuh.
Dan ternyata salep itu menjadi pertolongan pertama saat saya kena ruam mengerikan tersebut hingga sekarang.


Solar Urticaria, Penjelasan Untuk Si Alergi Sinar Matahari


Seperti biasa, saya kepo dong, dan mencari tahu sebenarnya apa sih penyakit yang sering saya alami tersebut?
Kan nggak lucu, masa saya kayak vampir yang nggak bisa kena sinar matahari?

Lebih sedih lagi, bahkan make sunscreen yang buat wajahpun nggak mempan.
Akan tetapi lucunya, mengapa coba cuman terjadi di punggung tangan saya, dan menyebar hingga pergelangan tangan, khususnya kalau saya telat obati dan menggaruknya secara terus menerus.

Dan ternyata begini penjelasannya.
Oh ya disclaimer dulu, ke depannya sepertinya tema beauty bakal saya hilangkan dari blog ini, berganti dengan tema kesehatan yang ringan.

Saya tetap menulis tema beauty, tapi di blog lain.
Iya kan saya pengen punya blog dengan niche khusus, dan sebagai permulaan, saya rasa tema beauty itu yang paling nggak nyambung dengan kebanyakan tema di blog ini hahaha.


Solar Urticaria, penyebab dan gejalanya


Dan tahu nggak temans, setelah saya browsing, ternyata penyakit aneh yang saya alami itu, sangat dekat kesamaannya dengan yang bernama Solar Urticaria.

Apa si Solar Urticaria itu?

alergi matahari hingga timbul ruam pada kulit

Urticaria atau urtikaria, di Indonesia biasa dikenal dengan nama biduran atau kaligata, yang merupakan reaksi yang ditimbulkan pembuluh darah pada kulit, dan menyebabkan timbulnya bidur yang bengkak, kemerahan, timbul dan menghilang secara perlahan-lahan. 

Umumnya, kondisi kulit ini muncul disertai rasa gatal teramat sangat, dengan sensasi seperti tersengat atau tertusuk
Sedangkan Solar Urticaria adalah alergi terhadap sinar matahari yang menyebabkan penderitanya tidak bisa terkena paparan sinar matahari langsung.

Solar urticaria bisa juga dikatakan sebagai sebuah kondisi langka di mana paparan radiasi ultraviolet atau UV, atau kadang-kadang bahkan cahaya tampak, menginduksi kasus urtikaria atau gatal-gatal yang dapat muncul di area kulit yang tertutup dan tidak tertutup

Yup, kadang bahkan terkena sinar yang tidak terikpun, bisa membuat kulit punggung tangan saya muncul bintik gatal tersebut, meskipun biasanya jika sinarnya kurang terik, bintik yang muncul lebih sedikit.

Penyebab Solar Urticaria

Penyebab munculnya solar urticaria belum diketahui secara pasti. Namun yang jelas, kondisi ini muncul sebagai reaksi alergi terhadap paparan sinar matahari. Respon dari sistem kekebalan tubuh seseorang terhadap sinar mataharilah, yang menyebabkan munculnya sejumlah gejala pada kulit.

Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko orang mengalami solar urticaria:

  • Menderita penyakit kulit tertentu, seperti dermatitis.
  • Menggunakan parfum, disinfektan, dan bahan kimia tertentu, dan melakukan aktivitas di bawah sinar matahari, ini saya banget. Ada beberapa kondisi yang saya perhatikan, justru kalau saya pakai body lotion atau sunscreen wajah, malah bikin makin gatal, lol.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Ada jenis obat yang bisa menyebabkan kulit lebih cepat terbakar sinar matahari, seperti antibiotik golongan tetrasiklin dan obat antinyeri ketoprofen.
  • Memiliki keluarga yang menderita solar urticaria. Kalau keluarga saya kayaknya sih enggak ya, kakak saya muncul ruam untuk kondisi lain, bukan sinar matahari. 


Gejala Solar Urticaria

Saat mengalami solar urticaria, akan muncul ruam kemerahan, biduran, bentol, gatal dan nyeri pada area kulitnya yang terpapar sinar matahari. Akan tetapi, gejala ini bervariasi, tidak sama di setiap orang.

Kalau pada kasus saya, biasanya akan dimulai dengan munculnya bintik-bintik kecil yang agak berjauhan. Biasanya nggak langsung berair, akan tetapi karena gatal, secara tidak sengaja saya garuk dan bintiknya pecah, langsung deh menyebar dan gatalnya ikut menggila.

Selain kelainan di kulit, beberapa gejala berikut juga bisa muncul saat seseorang mengalami solar urticaria:

  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Sulit bernapas
  • Tekanan darah rendah

Untuk keadaan seperti di atas, di saya kayaknya cuman sakit kepala dan mual, hanya saja kadang saya nggak sadar penyebabnya adalah alergi tersebut, saya pikir karena saya memang nggak kuat kena matahari, sejak kecilpun demikian.


Cara Mencegah Solar Urticaria


Jujur, saya sendiri nggak tahu cara mencegahnya, selain ya menghindari kena sinar matahari itu sendiri.

That's why i hate naik motor kalau panas-panas, kalaupun harus, terpaksa rempong minta ampun.
Mulai dari pakai jaket yang lengannya panjang yang mana saya jarang punya, soalnya tangan saya juga panjang, bukan panjang tangan ya, lol.

Sampai akhirnya kudu make kain atau sesuatu yang pasti seluruh permukaan tangan harus tertutup, kalau enggak mau disiksa oleh rasa gatal yang menyiksa.

Untuk suncreen, saya jarang menggunakan di punggung tangan, karena selain nggak ngaruh, bahkan kadang saya merasa sunscreen membuat reaksi yang lebih cepat alergi saat kena matahari, padahal ya saya gunakan di wajah nggak kenapa-kenapa tuh.

Dan sebisa mungkin terpaksa membatasi banget terkena paparan sinar matahari saat sedang mengkonsumsi obat yang berpotensi menyebabkan alergi seperti antibiotik.

Saya sendiri terus terang belum pernah sama sekali ke dokter, maklum Rey dan dokter itu kayak bikin alerginya makin canggih, lol.
Bukan alergi ama dokternya sih, tapi alergi ama antri dan bayarnya, lololol.

Saya jadi teringat salah satu dorama Jepang yang dulu dipinjamkan oleh rekan kantor saya, tentang seorang gadis yang alergi sinar matahari.
Tapi dia mah benar-benar parah alerginya, bisa sampai sesak napas dan berakibat fatal.

Kalau udah sedih si ruam muncul, saya biasanya menghibur diri dengan mengingat dorama tersebut.
Ye kan, saya mah masih beruntung, setidaknya cuman punggung tangan yang alergi.

Kalau temans, ada yang pernah menderita hal yang serupa?
Biasanya menyembuhkannya pakai apa?
Dan mencegahnya pakai apa?
Share yuk :)


Sidoarjo, 26 Maret 2020

@reyneraea untuk #Healthy

Sumber :
  • Pengalaman pribadi
  • https://www.alodokter.com/solar-urticaria-penyebab-gejala-pengobatan-dan-cara-mencegahnya, diakses Maret 2020
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Solar_urticaria, diakses Maret 2020
Gambar : Canva edit by Rey

21 komentar :

  1. Loh loh kok sama,

    e ga ding samanya urticaria alias biduren atau kalogatanya, tapi penyebabnya yang kita berseberangan kitub kak rey.

    Klo kak rey solar yakni panas matahari, kalau aku justru udara yang dingiiiiiiiiin banget kalau ga udara kotor, iya aku tuh kalau kena udara yang dingin banget n kotor langsung dalam sekejap alergi, ya bentol bentol gini, mulanya kan bentolnya kecil tuh tapi gatellllll banget, serasa pengen garuk, lama lama ntar menyebar gede gede sampai merata ke seluruh tubuh, tapi tar berangsur2 bakal ilang sendiri, walaupun agak lama sih, sehingga biar ga menderita menderita amat dokter pada waktu itu kasih resep ctm atau incidal


    Ampun deh aku kalau lagi apes alergi gini ya bener langsung lemeeeeees banget, muntah muntah, mual, sesek napas, dan pusing, bahkan sakit perut. Kalau pas apes banget bisa seluruh tubuh...klo pas ga bisa di beberapa bagian tubuh aja alerginya. Biasanya kudu kubawa tidur dulu ahak lamaan biar sembuh ketika bangun, tapi emang bangun bangun kadang masih sesak nafas. Pas kuliah nih sering kumat alerginya. Sekarang udah jarang sih. Mungkin karena kosannya ya begitu deh kualitas udaranya..

    Kupikir dulu karena abis makan kepiting soalnya kejadian pertama yaitu pas abis ke pantai dan pulangnya makan kepiting, e ternyata di lain hari bgitu lagi dan sebelumnya ga makan apa apa. Cuma pas kebetulan kena udara dingin dan kotor,

    Klo yang beneran solar urticarianya, aku cuma pernah bacanya di sebuah komik aja, jadi ceritanya dia kan pelati, nah tapi ga bisa kena sinar matahari karena alergi, lalu akhirnya pas ada pertandingan dia dipakaikan kostum yang membalut seluruh tubuhnya kecuali bagian mata..

    Eh btw btw, aku justru paling seneng loh baca blog yang ada label ulasan pengalaman kesehatan gitu, soalnya kan pasti banyak dicari orang yang pernah ngalamanin hal yang sama, paling ga kepo ntar diobatinnya pake apa...jadi teruskan aja kak rey labelmkesehatan ini. Smangaad ! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iyaaa, aslinya hilang dengan sendirinya, tapi memang kudu tahan tangan jangan sampai garuk menggaruk, kalau saya Alhamdulillah belum pernah sampai sebadan sih, kalau sebadan dulu alergi ikan asin hahaha.

      Cuman ya gitu, mengganggu banget mana keliatannya menjijikan gitu kayak orang kurapan hahahaha.

      Saya biasanya dikasih salep sih, pakai Inerson, tapi itu asal comot dari punya kakak, nggak tahu itu kudu pakai resep dokter atau enggak, kalau kakak saya memang diresepkan dokter untuk ruam kulitnya, dan saya coba eh kok cucok :D

      Hapus
  2. Wah ngeri juga ya. Ngerinya itu alergi sama energi terbanyak dimuka bumi. Dimana dimana kan ada cahaya matahari kalo siang. Jadi gabisa keluyuran dengan nyaman. Masalah banget sama aku yang suka traveling wkwk. Btw makasih informasinya jadi bisa antisipasi 🥺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener tuh, untungnya sih masih nggak sampai parah sebadan, palingan di punggung tangan, cuman memang nggak kuat ama sinar matahari, auto sakit kepala, mual-mual dah :D

      Hapus
  3. Saya malah alergi dingin Kak. Padahal Saya bersal dari Talang, yang notabene daerah kaki gunung nan super dingin.

    Saya akhirnya Kos, di daerah hangat. Kalau Saya balik kampung maka penampilan Saya akan kontras banget dengan penduduk sekitar. 🤣 Seperti pelancong aja, pdhl penduduk asli.

    Btw baru tahu ini tentang ini alergi. Ada temen juga yg kaya gini, tp blom diperiksa hanya katanya biang keringat. Pdhl Saya hapal banget kalo dia udah panas2an pasti gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau biang keringat biasanya nggak segatal alergi sih, dan bisa berkurang gatalnya dengan bedak.
      Tapi kalau alergi biasanya kudu minum obat tertentu :D

      Hapus
    2. Iya Kak.. Dia nyetok obat...

      Saya udah yakin sih...

      Hapus
  4. Wow, ada juga ya penyakit seperti itu yang alergi sinar matahari. Mungkin Bram Stoker penulis novel dracula terinspirasi dari orang dengan penyakit itu kali ya.

    Takut juga punya penyakit seperti itu, mau jalan jalan ngga bebas, mau olah raga juga ngga bebas, tapi kalo ngemall sepertinya bebas mbak.😊

    Coba mbak, tiap pagi saat matahari belum panas, antara jam 6-7 dijemur kulitnya barang kali lama-lama jadi sembuh. Soalnya sinar matahari pagi bagus untuk kulit juga lho. Eh, tapi jam segitu lagi ngurus anak ya.😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya, bahkan saya kalau keringatan juga bikin alergi, rempong emang punya badan alergian.

      Kalau sinar matahari pagi asal ngga terik sih gapapa :D

      Hapus
  5. Baru tahu kalau ada alergi sinar matahari. Kalau aku alergi dengan debu serbuk kayu. Langsung gatal-gatal kulitku kalau terkena debu serbuk kayu dan sembuhnya lumayan lama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh ada loh yang kayak gitu, bahkan sampai bersin nggak karuan :D

      Hapus
  6. kalo alergi sampe muncul ruam ruam kemerahan atau gejala kulit muncul bintik dan berair nggak pernah selama "dijemur" dibawah matahari. Cumannn cuman nih ya, matahari sekarang lagi terik banget, aku kalo dibawah matahari / panas yang nggak ketulungan, kepala auto sakit kepala. Kayaknya kalo ini banyak juga yang mengalami hehehe
    matahari sampe segitunya bikin sakit kepala

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha kalau saya dari dulu sih, sejak kecil, dulu malah lebih parah, sampai demam berhari-hari.
      tapi kalau muncul ruam gatal gini setelah besar ini, apa karena matahari juga semakin terik ya, lapisan ozon udah makin tipis

      Hapus
  7. Saya kalau kena sinar matahari, paling sering itu pusing dan berputar kepala. Belum sampai tahan ruam-ruam seperti mba, tapi ada satu teman saya yang persis kayak mba. Dia kalau kena matahari terlalu panas, atau suhu udara terlalu dingin, maka ruamnya akan muncul seketika, nah cuma kalau dia itu di sekujur badan mbaaa :(

    Setelah itu dia akan nggak enak badan, bahkan beberapa kali masuk rumah sakit saat pergantian musim dari gugur ke dingin, atau semi ke panas. Sering kasihan lihatnya, karena badannya merah semua, dan dia sampai sesak napas :"<

    Semoga mba Rey nggak sering kambuhan ya, pasti nggak enak banget rasanya. Saya gatal sedikit saja bawaannya mau garuk, nggak kebayang kalau gatal dibanyak tempat. Take care mba Rey, terima kasih atas info kesehatannya. Jadi tau istilah baru soal Solar Urticaria :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh itu parah banget tuh alerginya.
      Kalau saya hanya saat terkena sinar matahari.
      Jadi sebisa mungkin kalau keluar ya jangan sampai tangannya kena matahari.
      Bahkan sebentar aja, udah cukup memunculkan ruamnya :(

      Hapus
  8. kalau saya sendiri menyempatkan jalan-jalan tak jelas hanya agar kena di terik matahari, katanya untuk pencegahan virus corona

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, virus tersebut nggak kuat panas, etapi saya bsia kok berjemur, asal semua ketutup termasuk tangan dan kepala hahaha

      Hapus
  9. Kalau aku kena sinar matahari yang lagi terik-teriknya itu bikin pusing dan lemes, Mbak Rey. Bahkan beberapa kali pernah pingsan juga gara-gara kena sinar matahari. Tapi sepertinya bukan karena alergi, melainkan karena anemia dan kebetulan aku juga ada tekanan darah rendah. Hehehe.

    Gak bisa bayangin Mbak Rey dulu pernah kerja di proyek. Kan pas kerja itu pasti sering kena panas. Pasti gak nyaman banget, Mbak, kalau kena panas dan alerginya kumat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalau saya dulu pingsan, bukan karena matahari sih, mungkin pas mual kena matahari, terus saya berdiri di tengah jalan tol, serius loh, ternyata berdiri di tengah jalan yang ramai di siang hari itu bikin banyak bintang lewat alias berkunang-kunang trus ambruk hahaha

      Hapus
  10. Aku Ama anakku yg bungsu, ga terlalu bisa kena panas Krn biasanya lgs sakit kepala banget, dan demam. Tp gatal2 di kulit ga pernah sih Rey. Makanya aku slama ini ga menganggab itu alergi.cuma Krn ga kuat panas aja :D.

    Itu juga yg bikin aku sangaaat menghindari matahari. Ke kantor aja bela2in pergi jam 5 pagi, pulang jam 7 malam minimal, matahari udh ga ada :p. Kalo travelingpun aku slalu pilih winter dan ga bakal mau summer. Itu lah kenapa aku jrg kliling negara sendiri, ya Krn liat aja matahari di indo melimpahnya luar biasa hahahahah.. Lah si bungsu, pas aku ajak ke Aceh 2017 lalu, dia sampe step kejang saking panasnya di sana Rey. Gmn aku ga trauma ajakin dia ke tempat panas.

    Tapiiii, sejak wabah Corona ini, aku agak ngerubah sedikit kebiasaan :p. Pergi kantor jadi jam 7.30, supaya sedikit kena matahari lah :p. Kan katanya hrs banyakin berjemur biar virusnya mati. Setidaknya kalo kena matahari pagi biasanya aku msh oke sih, blm sampe pusing parah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi memang panasnya matahari zaman now ini menyakitkan kulit sih, saya beneran auto migren.
      Sama kulitnya juga.

      Tapi sekarang memang bagus menghilangkan virus, meski tetep juga saya nggak bsia berjemur terlalu lama :D

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)