Anak Saya Bermain Gadget

anak bermain gadget

Sharing By Rey - Anak bermain gadget, wah jangan berani-berani deh diperlihatkan sama ibu lainnya, kalau mental kita nggak kuat, dijamin kita baper.

Tidak jauh berbeda dengan problem moms war lainnya, saya rasa gadget juga ikutan menambah daftar panjang problem moms war.

Hal ini sebenarnya ada benarnya juga, karena kita semua tahu dengan pasti dampak buruk gadget terhadap anak, baik secara fisik maupun mentalnya.

Akan tetapi, akan terasa salah, jika kita hanya menilai sesuatu dari sekali pandangan saja, sekali screening, langsung panik dan sibuk men-judge orang lain.
"Anaknya jangan dikasih gadget melulu Bu, nggak baik"
Etdah, seolah ibu yang ngasih anaknya main gadget ini nggak tahu masalah itu.
Dan saya juga pernah dapat teguran basa basi yang basi kayak gitu, dan biasanya saya kasih senyum mesem yang bermakna,
"Do i look like mamak oon like you?"
lolololololol.


Dampak Negatif Anak Bermain Gadget


Iya, saya juga tahu banget, kalau anak bermain gadget tuh ada dampak negatifnya, baik secara fisik maupun mental.

Dampak negatif dalam segi fisik, bisa seperti :

  • Beresiko gangguan mata, seperti mata lelah bahkan miopia, jika anak bermain gadget dalam durasi yang lama.
  • Beresiko pada kurang fokus dan kurang tidur.
  • Beresiko mengalami keterlambatan bicara.
  • Beresiko mengalami hal fisik lainnya, seperti kurang bergerak, sakit kepala hingga nutrisi yang buruk
Bahkan dampak negatif anak bermain gadget bisa menyerang mentalnya, seperti :
  • Perubahan perilaku, temperamental
  • Agresif dan mudah tersinggung
  • Kesepian hingga depresi
Serem banget ya dampak negatifnya, nggak salah juga banyak ibu atau calon ibu yang hebih banget saat melihat anak-anak bermain gadget.

Padahal ya, semua dampak negatif anak bermain gadget di atas berlaku pada anak yang terlalu lama bermain gadget dalam sekali waktu, atau bisa juga anak yang kecanduan bermain gadget.


Anak Bermain Gadget Kadang Semacam Anak Bermain Bersama Nanny


Satu hal yang bikin saya nggak pernah banyak cingcong saat melihat anak orang lain bermain gadget adalah, karena saya tahu dan juga mengalami, bahwa gadget adalah the best nanny ever buat beberapa orang ibu.

Terutama bagi saya.


Cerita Si kakak bersama gadget


Dulunya ketika si kakak masih kecil, Alhamdulillah dia nggak pernah kecanduan gadget, mungkin karena dia nggak familier ama gadget kali ya.
Atau mungkin karena gadget dulu tuh masih kuno banget, lol.

Saya dulunya punya blackberry waktu si kakak masih bayi, lalu beberapa lama kemudian, game Angry Bird tiba-tiba booming.

Ketika kami ngumpul di rumah mertua, saya sedih melihat si kakak yang saat itu berusia dua tahunan, dan nggak dipinjamin sama sekali game Angry Bird oleh lainnya.

Karena kasian, kamipun membelikannya tablet Mito yang gede banget dan ada keyboard-nya dulu.
Setelah itu kami ajarin dia main Angry Bird dong.
Dan apa yang terjadi.

Si kakak nggak suka, dia malah membanting, menginjak dan sebagainya, si tablet itu, lololol.

Tapi siapa nyana?
Si kakak malah mulai keranjingan main gadget setelah dia sekolah TK, bertepatan dengan saya titipin dia di daycare.

Dan jadinya? dia nggak fokus dong, huhuhu.
Beruntung, saya mamak galak, jadi meskipun dia keranjingan saya tetap menerapkan jam main gadget, setidaknya setiap weekend dan dibatasin jamnya.

Kalau untuk si kakak sebenarnya, nggak ada alasan dia bermain gadget, toh kalau nggak dikasih gadget dia bisa melakukan hal lain, seperti baca komik, main mobil-mobilan, mewarnai dan semacamnya.


Cerita si adik bersama gadget


Tantangan sebenarnya dengan gadget ada di si adik.
Entahlah, mungkin karena dia lahir di era kekinian, sehingga jadinya dia jauh lebih ngeh sama gadget dibanding kakaknya.

Bahkan sekarang, hape saya yang memang digunakan buat anak-anak, dikuasain oleh si adik.
Bahkan di weekend pun kakaknya enggak kebagian main hape.

Sebenarnya salah saya juga sih, karena ternyata anak kedua itu beda ama anak pertama.
I mean, kalau anak pertama kan yang saya urusin tuh cuman 1 anak saja, terlebih dulu saya tinggal sama pak suami, setidaknya kami masih bisa berbagi tugas mengasuh atau bermain dengan si kakak.

Lah setelah anak kedua?
Saya shock banget ternyata tidak semudah keliatannya.
Apalagi anak kedua full ASI sampai sekarang malah, lol.

Sementara si kakak dulunya baby botol wanna be, yang mana kalau saya sedang mengerjakan yang lain, saya hanya perlu bikinin susu di botol, lalu kasihin dan si kakak bakal cari bantal sendiri untuk rebahan dengan nyamannya, bahkan dia kurang tertarik nonton TV, hahaha.

Lah anak kedua?
Ampun daaahhh..
Saya sering banget dong menyusui sambil masak sarapan, huhuhu.

Bayangin aja, mulut nggak berhenti mengingatkan si kakak biar sarapan dengan fokus dan cepat, mandi dengan bersih dan cepat, ngecekin ini itunya sebelum berangkat, kejar-kejaran dengan waktu karena si kakak dijemput pukul 6 pagi, sementara si adik juga rewel minta nyusu.

Yang terjadi?
Ya pakai bantuan best nanny ever lah!
Si gadget, lolololol.

Yang ada, saya mau masak? kasih gadget yang jagain.
Saya mau mandi? kasih gadget yang jagain.
Saya mau kerja? kasih gadget yang jagain

Jangan kerja makanya Rey! fokus ke anak!
Ya udah, ini nomor rekening saya, tolong transfer duit ya, soalnya saya butuh duit, hahaha.
Jadi begitulah, si adik sungguh lebih banyak terpapar gadget banget dibanding kakaknya.


Dampak Nyata Gadget Terhadap Si Kakak Dan Si Adik


Lalu, apakah dampak gadget terhadap kedua anak saya?
Ada dong.

Kalau si kakak sih jadi kurang fokus, akan tetapi sepertinya mungkin hal tersebut bukan karena masalah gadget semata, tapi memang karena sifatnya yang suka ngelamun dari kecil.

Kalau saya lihat persis kayak saya, sering ngelamun karena nggak ada teman bicara.
Dia cereweeeettt banget by the way, dan sejak ada adiknya, saya sungguh pengen membeli waktu 2 jam tambahan setiap hari, biar punya waktu ngobrol bareng kayak dulu sebelum ada adiknya.

Selain itu, si kakak juga memang terlalu lebay mendalami sesuatu.
Persis kayak saya juga sih.
Maksudnya, dia bisa loh ngakak sendiri saat membaca buku, lalu saya panggil-panggil dia nggak dengar, ckckck.

Saya jadi teringat masa kecil saya dulu, ketika mama saya kesal karena setiap kali saya baca buku cerita, saya kayak orang yang berada di dunia lain, nggak peduli sekitarnya lagi.

Itu buku, apalagi kalau game gadget.


Sementara adiknya, agak lebih serius, karena dia jadi tantrum.
Saya kurang ngeh sih, apa mungkin tantrumnya karena fase terrible two yang biasa dialami anak-anak di usia 2 tahunan.

Saat ini tuh ampun deh si baby not so baby anymore nan gondrong ini, saya malu rasanya kalau ngajak dia ke mana-mana, soalnya kalau udah marah, jerit-jerit nggak karuan dengan suara melengkingnya yang sukses bikin kuping saya makin trouble.

Kalau di rumah sih saya cuek aja, palingan saya tinggalin aja, terus dia capek nangis dan mengalah, berhenti dan ndusel-ndusel minta peluk.

Lah kalau di luar, dia benar-benar sukses belajar cari perhatian.
Dia nggak mau kalah dong sodara.
Beberapa waktu lalu, saya pernah ke mall ngajak dia, dan dia ngamuk jerit-jerit sampai hampir 10 menit.

oooo eeeemm jiii..

Pengen saya cubit rasanya, eh minimal bentak, tapi takut viral di videoin orang-orang, lololol.
Dasar ya mamak galak!

Dan itu terjadi, karena kakaknya main hape, terus dia minta, dan sayanya nggak bolehin siapapun main hape di mall, hahaha.

Lebih parah lagi, sekarang papinya lebih sering di rumah, daaaannnn.. dasar papi-papi ye, ada dia di rumah, bukannya ngajak anak main, malah dikasih deh ponselnya ke anak.

Alhasil?
Si adik mah bukan cuman game lagi mainannya, tapi juga youtube, padahal saya amat sangat membatasi yang namanya youtube.


Cara Mengatasi Agar Anak Bermain Gadget Tanpa Kecanduan


Sesungguhnya saya bukanlah seorang ibu yang cuek terhadap dampak buruk gadget pada anak. Justru aslinya saya itu termasuk mamak paling parno terhadap gadget.

Salah satu bentuk keparnoan saya adalah, dengan tidak sama sekali memberikan akses internet kepada anak-anak, kecuali saya dampingi!

Itulah alasan saya belum mau memasang wifi di rumah, karena saya belum siap mendampingi anak-anak full 24 jam, emangnya saya nggak ada kerjaan lain apa? 

Karena sering terjadi anak-anak main hape, saat saya sedang kerja, atau sedang masak, di saat seperti itu, sudah pasti koneksi internet saya aman, tidak bisa diakses oleh anak-anak.

Secara garis besar, ini dia hal yang saya lakukan, sehingga saya berani mempercayakan gadget bagai best nanny ever sesekali.


1. Sounding, sounding dan sounding


Tahu nggak sih? i think tugas mamak itu adalah wajib banget cerewet, lol.
Iya, meski jujur saya malas cerewet bahkan sering bosan dengar omelan sendiri, tapi memang saya sadari, seorang ibu itu wajib untuk tidak mengenal lelah dalam sounding, sounding and sounding.

Dan begitulah, saya selalu memberikan sounding kepada anak sebelum memberinya gadget, bahwa ada waktunya, kalau udah habis waktunya mau nggak mau kudu selesai.

Meskipun ini hanya bisa dimengerti sama si kakak, kalau sia dik mah, boro-boro, pokoknya sampai dia bosan atau sampai baterai gadgetnya habis.


2. Tegas dan tega


Mengasuh anak itu wajib tegas dan tega, karena anak akan mempelajari sifat dan sikap kita.
Mereka itu monster kecil lucu yang cerdas tauk!

Sekali mereka mengenal kelemahan kita, bakal dipakai untuk menyerang kita untuk mengamini permintaan berlebihannya, hahaha.

Kalau masalah ini sih sudah dipahami dengan benar oleh kakak.
Jadi untuk si kakak, hanya butuh tegas saja.

Sementara buat si adik, tegas dan tega harus dilakukan.
Sering banget dia ngamuk, kalau gadgetnya diambil karena waktunya sudah lewat, meskipun kadang juga dengan rela dia berikan ketika waktunya habis.

Intinya apapun yang terjadi, peraturan adalah untuk ditepati.


3. Batasi koneksi internet


Kalau saya, maksud batasi ini adalah, hanya bisa mereka akses jika saya bisa dampingin, atau sesuatu yang urgent. Misal, saya kebelet pup dan si adik nggak mau ditinggal, terpaksa deh disogok pakai youtube Tayo, hihihi.

Akan tetapi, untuk keadaan yang biasa, saya hanya membolehkan mereka bermain game yang ada di gadget saja. Itupun game yang sederhana saja.

Nggak heran si kakak jadi cepat bosan ama gadget lol.
Bukan hanya si kakak, si adikpun sering cepat bosan mainin game offline sederhana kayak angry bird dan semacamnya itu.

Kalau saya perhatikan, sebenarnya kebanyakan anak-anak kecanduan gadget itu karena game atau tontonan yang mereka lihat di gadget menarik dan berkesinambungan.

Salah satunya, game online atau kartun di youtube yang pilihannya seabrek itu.
Selain itu, duh saya mah memang merasa seram sendiri dengan internet itu.

Gambar tidak senonoh, yang bukan gambar porno saja, akan tetapi juga gambar-gambar sadis, yang sungguh bikin saya ketakutan kalau anak lihat.


Demikianlah.
Itu mengapa saya belum terlalu bereaksi berlebihan terhadap anak bermain gadget.
Selama saya masih bisa mengontrolnya, insha Allah semua bakal baik-baik saja.

Meskipun demikian, jika memang ada waktunya, akan lebih baik jika anak sama sekali tidak dikenalkan pada gadget.

Saya melihat beberapa anak teman saya yang betul-betul kurang suka bermain gadget, karena sejak kecil memang dia sama sekali nggak pernah terpapar gadget.

Namun, untuk melakukan hal itu memang butuh modal dan kemauan yang kuat.
Kalau enggak?

Ya anaknya sih bebas gadget, tapi mamaknya masuk RSJ bahahahaha.
Atau dengan kata lain, mamaknya yang terkena dampak gadget, saking idealisnya nggak mau minta tolong pada apapun untuk dia bisa punya waktu sejenak, lama-lama mamaknya depresi bahkan gila sendiri, lolololol.

Jadi, siapa nih yang anaknya bermain gadget juga?
Eh ganti deh pertanyaannya,
Siapa nih yang meminta gadget untuk jadi best nanny ever sesekali? hihihi


Sidoarjo, 11 maret 2020

@reyneraea untuk #RabuParenting

Sumber :

  • Pengalaman pribadi
  • https://id.theasianparent.com/bahaya-gadget-bagi-anak diakses Maret 2020
Gambar : Canva edit by Rey

31 komentar :

  1. Anakku juga main gadget, Mbak. Memang kadang ada hal yang enggak bisa sama kayak teori, tahulah kalau gadget enggak baik buat anak, tapi kan bisa dikondisikan. Anakku juga suka nonton tv. Aku enggak larang juga. Semua kadang enggak sesuai teori, it's okay sih buatku. Yang penting ibunya tetap happy menemani anak, coz irt itu full time loh bareng anak dari pagi sampai Malam, eh ketemu pagi lagi. Setuju dengan pembatasan waktu untuk main gadget atau nonton tv.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, gadget mah membantu banget ya, asal kita bisa batasi sih, saya rasa semua ibu pasti tahu apa yang terbaik buat anaknya :)

      Hapus
  2. klo di pegangi gadget pasti ketagihan, jadi mendng engg usah di kasih gadget dulu


    www.rajaunik.co.id

    BalasHapus
    Balasan
    1. Judulnya sih gitu, tapi isinya nggak gitu banget kok hihihi

      Hapus
  3. Jangankan anak, gw aja kalo nonton youtube kelamaan bini langsung berkicau mbak, wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, i told you, marriage is about tahan kena omelan qiqiqiqiqi.
      Tapi tenang saja, itu tandanya istri cintaaaa mati ama dirimu :D

      Hapus
  4. Kalau bagi saya batasannya kembali lagi ke prinsip ini Mbak "Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik". Jadi sekali2 dan didampingi, tidak ada salahnya. Karena yang bikin dampak buruk itu adalah tidak adanya dampingan ketika anak mengeksplor sendiri dunia yang baru baginya. Jadi dia akan mengartikan sendiri semua yang baru dia lihat tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah benerrr banget nih, iyaa, kudu didampingi, cuman kan kalau saya ngasih gadget buat gantiin saya jaga dia, terpaksa nggak didampingi melulu, karenanya saya matikan koneksi internet, dia cuman bisa akses game yang itu-itu saja sampai bosan :D

      Hapus
  5. Urusan yang begini, nih saya sedikit apa yaa dibilang plin-plan yaa nggak juga sih.🤣🤣. Terkadang kasihan juga sama anak jika nggak dikasih gadget.😥

    Terus terkadang bisa perang omongan dirumah sama istri kalau sudah urusan gadget.🤣🤣 Lhaa gimana nggak perang mulut. Setiap anak main gadget berlebihan pasti istri ngomel ke gw.
    "Sama kaya bapaknya sih, susah dibilangin.🤯🤯

    "Eala bujug gw dibawa2"..😲😲

    Giliran anak juara kelas emak2nya yang dibangga-banggakan.🤯🤯

    Jadi sekarang urusan gadget saya pake waktu, kalau sudah belajar atau mengaji baru main gadget. Meski terkadang kecolongan juga sih..🤣🤣🤣 terus trik satu lagi yaa paket saya tidak isi banyak. Jadi kalau habis saya bisa alesan uangnya habis buat biaya kamu sekolah ngerti.🤣
    Soalnya anak saya gadget tanpa paket data nggak lama maininnya. Hobinya youtube kalau game nggak terlalu anak saya.😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kayak bapaknya kalo begitu, hobinya nonton YouTube bukan konten rongdo.🤣

      Hapus
    2. Sebenarnya nggak melulu negatif kok, asal dibatasi :D
      Dibatasi itu yang penting.
      Dan harus ada komunikasi sebelumnya, meskipun buat anak bayi, sounding aja, terus tegas ambil saat waktunya habis.

      Terus kalau youtube memang asal pakai youtube kid boleh ditinggal sesekali, cuman saya memang agak parno, jadi selalu usahain ada di sampingnya kalau buka yutub, atau saya donload video, terus matikan koneksi internet :D

      Hapus
  6. resiko dri gadget yg mengalami keterlambatan bicara spertinya bener mba, aanak tmn saya gtu nih jadinya. tapi smga bisa segera karna kurang baik jga kalau sering mainngadget

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau kebanyakan iya sih, kalau dijadwalin malah bagus hihihi :D

      Hapus
  7. Anakku juga main gadget mbaa.. terutama kalo lagi nyusu sih. susu abis ya langsung dilempar gadgetnya.

    Aku dulunya sih ga mau ngasi gadget ke anak sblm usianya diatas 3 tahun. namun, namanya realita gak selalu sesuai sama ekspektasi. wkwk..

    anakku sekarang makin urakan banget. gak bisa ditinggal meleng dikit. tau-tau melakukan hal membahayakan. entah itu pegang pisau sambil praktekin emaknya potong2 bawang, kadang mainan colokan listrik, naik atas meja, berantakin baju yg habis disetrika. Ampuuunnn pusyiingg.. haha..

    Alhasil, kalo mau aku tinggal sebentar, entah itu ke kamar mandi, nyuci baju atau nyapu ya ku kasih gadget biar anteng dari pada bahaya.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha itu mah kayak si kakak dulu, kalau bosan dilempar, atau dipencet-pencet, bosan ya diinjak.
      ampun dah :D

      Justru gadget kadang jadi nanny ye kan, nanny yang lebih kalem malah.
      Ye kan, kalau ada yang larang anak kita main gadget terus dia mau ke rumah bantuin masak dan cuci setrika sih its ok hahahahahaha

      Hapus
  8. Anak memang rentan kalo dikasih internet di hape kalo tidak ada yang mengawasi, takutnya nanti bisa lihat hal yang tidak boleh seperti video 18+.😱

    Belum lagi viral tuh di tv, seorang siswi 15 tahun tega membunuh seorang bocah 5 tahun karena banyak nonton film sadis, apa ngga ngeri ya.😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya kudu didampingi, dan disetting gadgetnya :D
      Meskipun disetting tetep sih kudu didampingi.
      Kalau enggak mending jangan kasih internet :D

      Hapus
  9. saya juga merasakan itu, dan menyikapinya hanya berasa pusing puyeng ini kepala, mikir harus bagaimana, anak yang sudah sayang sekali sama gadgetnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau udah sayang sekali, mungkin bisa dicoba cara tega banget hihihi.
      Asal tetep diperhatikan, kalau anak nangis tantrum diliat takutnya dia jatuh atau gimana.

      Anak saya pernah juga, kalau papinya di rumah, ampuunn gadget terooossss.
      Abis itu dia tantrum, jerit-jerit nggak karuan, saya cuek aja pakai earphone hahahaha

      Hapus
  10. Saya pernah baca di salah satu journal di KR, anak dikasih gadget itu nggak apa-apa asal nggak berlebihan (tetap ada timelinenya) ~ karena anak-anak sekarang lahir di era gadget, cepat atau lambat akan terpapar gadget, jadi tinggal bagaimana orang tuanya dalam mengendalikan gadget tersebut pada hidup si anak :D

    Katanya semakin cepat anak dikenalkan, meski hanya 5 menit atau 10 menit, anak-anak akan semakin paham fungsi dan bagaimana sebaiknya menggunakan gadget yang baik dan benar. Dalam kata lain akan lebih mudah dikendalikan. Begitchu sih mba katanyaaa. Ohya, gadget itu kan nggak selalu identik dengan hape, bisa juga PSP atau game-game lain, hehehe. Jadi menurut saya, selama masih dalam pantauan, dan kurun waktu yang normal, it's okay untuk anak-anak bermain gadget :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iya bener ya, game lain itu justru yang lebih berbahaya.
      Apalagi kalau online.

      Anak-anak saya belum saya kasih koneksi internet, cuman hape gitu aja, di dalamnya memang ada bermacam-macam game, tapi nggak bisa didonlot semua, kudu satu-satu karena hapenya full hahaha.

      Jadi kadang anak bosan karena mainnya itu-itu saja

      Hapus
  11. Keponakanku juga hobi banget main game online di gadget. Padahal dulu waktu masih TK saat itu keponakanku nggak begitu suka main game online di gadget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau game online sebaiknya memang dibatasin banget, soalnya bikin candu juga tuh, saya mamak-mamak aja doyan hahahaha

      Hapus
  12. Kalau aku nggak begitu suka main game online. Lebih suka nonton drama Korea. Hehehe. Padahal dulu aku suka banget main game di komputer atau playstation.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha drakor juga bisa jadi candu tuh hahahaha *kaboorrr

      Hapus
  13. Anak jaman sekarang masih batita sudah kenal gadget. Termasuk keponakan aku. Tapi ya gitu suka panik aku tuh kalau keponakanku main game online di gadget melulu.

    BalasHapus
  14. Akuhhhhh! Aku termasuk mama (yang mungkin dijudesin mamak lain 😝) yang GAPAPA banget kasih anak main gadget, kalo di aku seringnya Youtube kadang-kadang games.

    Kalo di aku so far lebih banyak dampak positifnya sih. Anakku banyak belajar vocab Inggris justru dari Youtube, dia belajar sendiri dan aku surprise sih dia bisa nangkep sendiri.

    Buat aku sendiri main gadget itu emang nggak bisa dihindari, emang anak jaman sekarang itu dikelilingi teknologi termasuk gadget. Tapiii orangtua tetap harus take control semuaaaa yang dikonsumsi anak. Rules tetap harus ada, misalnya kalau weekdays gak boleh youtubean, weekend bebas. Video-video yang ditonton anakku pun semuanya harus lolos sensor dari emaknya hahahaha harus terkurasi 😝

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kaaann, satu hal yang para mama lupa, mereka pikir mama lainnya itu nggak pinter qiqiqiqiq.
      Semua mama pasti udah punya cara buat anaknya, jadi dikasih gadget itu bukan berarti lepas kontrol :)

      Betul banget, anak saya malah belajar ngomong dari video, dia malu saya ajak ngomong tapi kalau video kadang dia ngikutin sendiri omongannya hahaha

      Hapus
  15. Anak kalo ketemu gadget gabisa lepas hehe

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)