Rey Dan Dunia Micro Influencers Indonesia

Micro influencer adalah

Sharing By Rey - Dunia micro influencers Indonesia adalah sebuah profesi yang masih diminati banyak orang di zaman now, baik pihak brand, maupun orang awam.

Saking terlihat menarik dan menggiurkan.
Bayangin aja, upload foto, dapat duit.

Ngomong 15 detik di insta story, dapat duit.
Siapaaa coba yang nggak ngiler.
Kerjaan yang mudah banget kan ye.

MUDAH...
TAPI KELIATANNYA DOANG, hahaha.

Btw, gimana kabarnya temans?
Kangen banget dong saya, nggak buka laptop sejak Sabtu kemaren, untungnya saya udah sempat ngisi blogpost siap tayang di schedulle, jadi tetap update tiap hari.

Padahal mah, orangnya lagi sibuk ngerjain hal lain, hahaha.

Iya, maaf banget nih buat temans yang belum saya balas komentar dan kunjungannya.
Sejak Jumat kemaren sebenarnya saya lagi ada beberapa hutang kerjaan.

Bikin video dan foto pulak, nampilin wajah sendiri pulak, which is saya kudu benar-benar nggak boleh ngantuk dan lelah, karena kantung mata saya sangat mengerikan di kamera kalau saya lagi capek atau ngantuk.

Jadinya, sebisanya saya menghindari begadang.
Terlebih, di hari Minggu kemaren, saya dapat undangan untuk datang ke acara pre launching Kidzania Surabaya.

Parno dan malas sebenarnya, tapi mengingat anak-anak bakalan senang banget, terlebih kapan lagi bisa masuk Kidzania gratis *plak, mental gratisan, hahaha.

So, begitulah, ceritanya si Rey beberapa hari belakangan ini lagi sibuk dengan dunia yang agak beda dari blogger, yaitu influencer *ecieeehhh inpluser, hahaha.


Cerita Terjebak Dunia Micro Influencers Adalah A la A La


Btw, saya rasa semua temans udah pada tahu kan dunia influencer itu kayak gimana?
Zaman now memang dunia influencer, lebih banyak menggunakan platform instagram

Influencer Indonesia

Dan tentu saja, kebanyakan influencer a la a la yang digenjot hahaha.

To be honnest, awalnya, eh bahkan sampai sekarang, saya sama sekali nggak berpikir akan masuk dunia influencers, biar kata hanya micro influencers alias yang masih kecil banget.
Saya mulai bikin akun instagram itu lupa ya, kayaknya tahun 2013 atau 2012 ya?

Meskipun demikian, saya punya akun tersebut, cuman punya-punya aja, sama sekali nggak ngerti cara monetized-nya atau dimanfaatkan buat keperluan lainnya.

Nantilah ketika di tahun 2018, seiring saya serius ngeblog.
Saya jadi ngeh, kalau blogger itu juga butuh akun instagram, buat mem-back up, branding diri sebagai blogger.

Karena itulah, saya mulai aktif di instagram, sering upload konten yang tentu saja lebih fokus di caption, saya kan memang sukanya nulis, bukan foto-foto, hahaha.

Dan siapa sangka, suatu hari saya dapat tawaran dari mana ya, kalau nggak salah dari Hiip, dulu namanya blogger perempuan, tawaran upload foto, bayarannya ratusan ribu.
Uwowwww...

Waktu itu, follower saya cuman sekitar 1900 atau 2000an ya?
Langsung ijo dong mata, ternyata... selain di blog, instagram juga bisa menghasilkan duit dong.
Terlebih mulai berdatangan job lainnya, bahkan ada yang cuman upload konten yang udah disediakan, dibayar ratusan ribu juga.

Siapa yang nggak shock-shock bergembira gitu loh!, hahaha.

Setelah itu, saya jadi semangat naikin follower, dengan cara meng-follow banyak blogger, banyak yang balas follow, tapi banyak juga yang cuek aja, hahaha.

Jadinya, follower saya tuh mentok aja di 2000an.
Pas zamannya kampanye presiden, mupeng banget dong liat teman-teman yang follower-nya banyak, bisa ikutan campaign tersebut dengan fee yang bikin ngiler.

Bahkan diundang di beberapa kampanye kandidat, dengan dikasih uang transport.
Jadinya berasa jalan-jalan ama para blogger kan ye.

Sejak saat itu, saya jadi bertekad pengen naikin follower, karena ternyata dengan follower banyak, even follower-nya, nggak datang sendiri, semua kesempatan jadi semakin luas.

Tak lama kemudian, saya kenal yang namanya follow loop, di mana kegiatan saling follow, yang dipandu oleh sebuah akun admin.
Bukan Rey namanya, kalau enggak dimaksimalin, seketika saya ikutan dong, biar kata berkali di blokir akun saya, saking terlalu lebay, hahaha.

Sampai begadang mulu, karena adminnya dari Amerika atau lainnya.
Which is, kita udah ngorok, mereka masih siang.

Dan saya lupa sih, berapa lamanya, kayaknya sih sebulanan lebih ya, akhirnya follower saya mencapai 10K sodarah!
Meskipun kacau banget, karena sebagian besar follower ya dari Amerika, hahaha.

Happy banget rasanya, akhirnya menapaki 10K, di mana follower tersebut, idaman banget karena bisa pakai fitur swipe up, yang juga membuka banyak peluang job.

Biar kata penuh dengan nyinyiran, samping kanan kiri, muka, belakang.
Di mana banyak yang bilang, follower fake lah, beli follower lah dan semacamnya.
Saya mah cuek aja.

Rey Dan Dunia Micro Influencers

Mau follower fake atau fakir atau fukur, bahahaha!, menurut saya insha Allah nggak salah.
Karena saya dapetin follower tersebut bukan sekadar dapat dong, saya kudu begadang, berhari-hari, mengikuti semua perintah akun admin.

Pokoknya berat deh, biar kata terdengar fake.
Buktinya, tidak banyak orang yang bisa bertahan dengan ikutan follow loop.
Biasanya, baru 2 sampai 3 kali ikutan udah nyerah.

Bukan hanya begadang, tapi juga kudu tahan mental dimarahin ama admin, kalau kita telat posting banner, atau lupa follow admin maupun sponsored mereka.

Setelah era follow loop berlalu, datang era sponsored give away.
Ini sih sebenarnya mirip beli follower sih, bedanya di sini, follower yang kita dapatkan bukan boot, dan berasal dari Indonesia.

Dan begitulah, hingga saat ini, saya mempertahankan follower 10K saya, (terlalu jujur, hahaha).
Etapi, jujur juga nggak masalah kan? why not memang kalau saya ikutan follow loop dan sponsored give away?  

Karena sesungguhnya, di zaman sekarang, sudah jarang ada influencer dengan follower banyak asli.
Jangankan yang wajah dan kreatifitas pas-pasan kek mamak Rey ini.
Bahkan yang super cantik dan sekseh aja, kudu ikutan hal-hal tambahan, buat nge-boost follower hingga Engangement Rate (ER).

Hampir semua melakukan hal demikian, karenanya yang idealis bertahan meningkatkan follower asli dari kreatifitasnya, tapi bikin konten sebulan sekali *eh, hahahaha, ya semakin tertinggal di belakang.

Meskipun demikian, kadang banyaknya orang yang idealis, terlebih kalau dia adalah blogger, menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi saya, karena jadinya saya keangkat, karena jarang blogger dengan follower banyak, bahahahaha.

Di Surabaya sendiri, dulu tuh sulit banget mendapatkan blogger dengan follower banyak.
Cuman ada Grensy, Artha dan Ade Uny yang dari blogger (setahu saya).
Itupun dulunya Ade Uny belum mencapai 10K.

Meskipun mereka kerap mendapat 'cap' nggak asyik dari beberapa yang nyinyir.
Terlebih jika mereka masih menerima job dengan fee yang receh.
Tapi mereka cuek aja.

Alhasil, mereka paling terkenal loh dulunya di Surabaya.
Setidaknya buat blogger influencer.

Nantilah di tahun 2020, saya jadi ikutan naik, biar kata....
SAYA SUNGGUH PENGEN NGAKAK AGAK MUAL, KALAU DENGAR SAYA DISEBUT INFLUENCER, hahaha.


Dunia Micro Influencers Adalah Yang Bukan Rey Banget


Beneran.
Sesungguhnya, dunia influencer itu bukan saya banget.

Rey Dan Dunia Micro Influencers

Selain dunianya lebih keras dari dunia blogger.
Pun juga saya capek tampil sempurna di mana saja, hahaha.

Itu juga yang bikin saya sering merinding, kalau disebut influencer.
Kayak Minggu kemaren, saya diundang di pre launching Kidzania tersebut.
Sesampainya di sana, ternyata tempatnya belum buka semua dong, mallnya belum selesai dibangun.

Alhasil, di sana sepi banget.
Daaann saat kami ke sana pun, undangan nggak banyak, karena mengingat protokol Covid-19.
Bayangin deh, bangunan belum jadi, cuman sedikit yang datang.

Alhasil, petugasnya nganggur semua kan, jadinya satu keluarga undangan, dilayani banyak petugas.
Can you imagine that? hahaha.

Sungguh saya nggak nyaman digitukan, maklum sejak lahir saya bahkan nggak pernah dilayani pembokat, apalagi dijemput petugas, diarahkan sambil bungkuk-bungkuk kayak hormat banget.
Etdaaahh, berasa saya horang terkenallll wakakakak.

Lebih lucu lagi, ketika ditanya, saya undangan dari mana?
Bingung kan saya.
Jika biasanya, saya bakalan dengan bahagia dan mantap menyebut, dari Blogger.

Nah, masalahnya, kali ini undangannya bukan atas nama blogger, terpaksa deh saya bilang influencer, dan demikian juga saat disambut di pintu masuknya,
"Dengan ibu influencer Reyne Raea ya?"
Saya mendengarnya agak-agak mual ya jadinya, hahaha.
Padahal saya pakai masker sampai ke bawah mata, wakakakak.

Nasib ya, jadi seseorang yang invisible sejak kecil, jadinya ketika terlihat, jadinya nggak nyamaaann banget.

Kalau nggak nyaman kenapa dilakonin Rey?
Ih pake nanya juga!
Kan duit mengalahkan ketidaknyamanan, wakakakakaka.

Mungkin bahasa positifnya, dunia micro influencers ini, membuat saya harus keluar dari zona nyaman.
Dan tentunya, membawa banyak hal positif juga, selain duit.
Salah satunya, melatih mental dan belajar jadi pribadi yang lebih baik.


Kelebihan Dan Kekurangan Dunia Micro Influencers Indonesia Bagi Blogger


Saya tuh lebih suka jik dikenal sebagai blogger ketimbang influencer.
Karena menurut saya, blogger itu boleh tampil apa adanya, sementara influencer kudu cantik mulu, hahaha.

Iya sih, banyak juga influencer yang punya kreatifitas lain, sehingga masalah tampang nggak masalah.
Tapi sekali lagi, bagi saya yang semuanya serba pas-pasan gini, mau nggak mau kudu lebih berusaha, biar bisa profesional.

Rey Dan Dunia Micro Influencers

Karenanya, agar saya masih bisa enjoy menjalani sebagai blogger influencer, saya punya batas-batas, yang mana tidak membuat saya melupakan dunia blogger.
Karena saya adalah blogger, dan itu yang sulit diubah.

Dan sebagai blogger yang menekuni dunia micro influencers, terdapat kelebihannya yaitu:


Jadi lebih dikenal as a blogger


Kelebihan jadi influencer itu, adalah lebih mudah terkenal, even nggak seterkenal artis ya, minimal terkenal di kalangan influencer, dan merambah ke pihak agency atau brand

Biasanya, saat agency merekrut para influencer, mereka bakal melihat dulu bio dan feed instagram.
Saat itulah banyak yang jadi kenal saya, kalau ternyata saya bukan semata mamak-mamak pengejar job, tapi memang saya ya berkecimpung di dunia marketing online, sebagai blogger.

Karenanya, ketika ada job buat daerah, udah nggak jaman lagi kita dapat job dari leader blogger daerah, kebanyakan langsung masuk lewat pribadi, dan tentu saja bisa bebas nego sesuka kita.

Bukan hanya itu, profesi kita sebagai blogger juga lebih mudah dan cepat dikenal orang, karena influencer kan kerjaannya nyari insight atau memperluas insight akunnya.


Jadi punya modal buat netapin rate card blogger


Nah ini!
Sebenarnya tujuan utama saya naikin follower instagram, berbuah saya masuk ke golongan micro influencers itu ya untuk mendongkrak rate card blogger saya.

Ye kan, saya udah bosan juga rasanya kalau liat orang ngasih fee nggak kira-kira.
 Udahlah syaratnya angka DA/PA yang jadi bikin blogger makin individualisme.
Pun juga tetap fee-nya nggak memenuhi juga (menurut saya).

Karenanya, sering banget, ketika penawaran masuk, saya gunakan include medsos instagram, yang membuat klien setuju dengan rate card yang saya ajukan

That's why akhir-akhir ini, saya udah nggak seberapa peduli dengan DA/PA maupun Alexa.
Karena yang punya DA/PA tinggi udah banyak, tapi yang follower medsosnya lumayan, plus blognya update terus, ya masih jarang, hahaha.

Ye kan, mamak-mamak nggak punya kreatifitas unik banget kayak saya, mau nggak mau hanya menggunakan keuletan buat bersaing :D


Meskipun demikian, tetap juga ada kekurangannya, yaitu:


Mau pengsan atur waktu


Waktu lagiii....
Waktu lagiii... hahahaha.

Iyaaa..
Jangan dikira, jadi micro influencers itu hanya semata beli follower, lalu udah.
Enggak yaa temans!

Follower banyak, engangement rate harus tinggi juga penting!
Masalahnya adalah, semakin tinggi follower, semakin butuh interaksi yang lebih banyak di setiap postingan kita.

So, setelah usaha naikin follower, pun juga kudu usaha agar like komen yang ada jadi banyak, bahahaha.
Kagak ada yang gretong di dunia ini brosis! 

Demikianlah, beberapa orang yang dulunya idealis, terpaksa merontokan idealisnya, dan ikutan 'beli' follower.

Sayangnya, belum juga rasa bahagia menikmati angka follower banyak, datang lagi kenyataan yang harus dihadapi, di mana kudu ngumpulin like lebih banyak.
Dan kebanyakan memilih angkat bendera putih dulu, hahaha.

Dan si Rey?
Sekuat tenaga menjalani semua itu, beruntung saya udah punya modal ulet atau nggak mau setengah-setengah sih sejak kecil.

Jadi, apapun yang saya lakukan, selalu saya tuntaskan sampai di batas kemampuan saya yang benar-benar membuat saya udah nggak bisa gerak lagi, baru deh stop.

So, saya ikutin juga semua cara, yang dibutuhkan dunia micro influencers.
Biar kata, rasanya mau pengsan, hahaha.


Butuh modal mental lebih kuat, dunia influencers itu lebih keras


Duh ye, dunia influencer itu sungguh kezam.
Sikut menyikutnya jauh lebih mengerikan.

So, kalau mau tetap bertahan, butuh banget mental yang lebih kuat.
Dari yang nyinyir-nyinyiran masalah copas caption ketika ada campaign.
Hingga masalah sok ngartis di grup saling support

Sok ngartis di sini maksudnya, pengennya disupport, tapi nggak mau balas support.
Kalau udah gitu, saling nyinyir, mulai menghinggapi.

Dan lebih amannya sih, mending milih netral saja deh, hahaha.


Demikianlah, secuil cerita si Rey dan dunia micro influencers.
Dunia yang sejujurnya bukan Rey banget, tapi tetap dilakonin dan mendapatkan hal-hal positif.

Ada yang ikutan di dunia micro influencers juga kah?
Share yuk.


Sidoarjo, 1 Desember 2020

Sumber : pengalaman pribadi
Gambar : Canva edit by Rey

16 komentar :

  1. Nggak salah kok untuk ikutan follow loop dan giveaway, itu memang salah satu cara untuk boost follower dan nggak fake menurutku hahahaha.
    Kalau beli follower barulah itu fake 😂
    Aku salut sama Kak Rey karena benar-benar niat sampai begadang untuk ikutan follow loop dan naikkin follower hingga bertambah 8rb++. Saluttt 😍

    Sejauh ini aku belum kepikiran untuk merambah ke daerah medsos lainnya selain blog 😂 belum kepikiran ingin jadi influencer karena aku masih lebih nyaman bekerja tanpa terlihat 🤣

    Btw, kidzania seru sekali, Kak! Kak Darrell dan adik pasti akan suka main di sana 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Lia, sejujurnya, saya lebih suka tanpa terlihat, meski lebih aneh sih, karena saya suka upload foto sendiri, tapi sejujurnya saya kurang nyaman kalau terlihat langsung hahahaha.

      Aneh dah, tapi tetep juga dilakoni :D

      Hapus
  2. Untuk saat ini saya masih bertahan sebagai youtuber dan blogger
    Punya IG paling hanya untuk punya-punyaan dong, soal follower, saya orangnya masak bodo
    Demi duit ,lakuni saja yang penting cair

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih saya salut dong ama youtuber, menurut saya itu perlu effort penuh, ngedit vidio itu loh sumpah bikin esmosi hahaha

      Hapus
  3. OMG, dedikasi yang ruarrrrrr biasa sekali mba Rey. Semoga apa yang mba Rey lakukan dapat membuahkan hasil maksimal 😍💕 hehehe.

    Memang kalau dari luar, orang akan berpikir, enak ya jadi influencer dapat uangnya gampang. Padahal yang dia yang nggak tau, ada banyak hal telah dikorbankan, dari segi waktu, tenaga juga pikiran. Seperti cerita yang mba Rey bagikan 🙈

    That's why, being an influencer especially di sosial media bukan untuk semua orang. Karena butuh komitmen dan konsisten serta tebal kuping menghadapi ucapan kiri dan kanan 😆 Well, thanks for sharing mba, semoga mba Rey semakin sukses ke depannya! 😍💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. bahahahahahaha.
      Enoooo....







      Ku lalu melipir di sudut meja, hahahahaha

      Hapus
  4. Luar biasa perjuangan mbak Rey untuk mencapai 10k followers, sampai ikut follow loop dan sponsored give away biar rasanya mau pingsan.

    Tapi memang enak kalo followernya banyak, jadinya rate card bisa sesuai keinginan kita ya mbak. Ibaratnya ada senjata ampuh gitu biar fee ngga kecil.

    Semoga mbak Rey makin sukses, sehingga nantinya bisa jadi influencers terkenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Allah :D

      Hahahaha bisa aja Mas, dibilang luar biasa, padahal ya cuman pengen memaksimalkan backingan blog, ternyata mengejar follower itu uwow hahahaha

      Hapus
  5. Aku bisa bayangin itu kayak apa rasanya :p. Terbiasa ga terlihat, tapi mau ga mau hrs dilihat kalo sudah mutusin jd influencer :D.

    Tapi hrs banyak sih belajar dari kamu rey, apalagi prinsip utk ngelakuin sampai batas maksimal. Itu penting memang. Dan biasanya orang2 begitu yg bisa bertahan dan sukses nantinya :).

    Aku masih sama kayak Lia, mendingan di belakang layar aja utk skr ini hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, nah iyaaa.. Mba Fanny tuh salah satu orang cantik yang jarang munculin diri di medsos, berlawanan dengan saya wakakak.
      Tapi sejujurnya, saya nggak nyaman sering munculin diri, meski dulu pernah norak, di awal-awal kenal facebook saya suka banget upload foto sampai ribuan, tapi sekarang, saya punya banyak stok foto, tapi yang diupload hanya benar-benar buat konten mengaktifkan akun :D

      Btw aamiin buat ucapannya Mba :D

      Hapus
  6. sekarang ini tawaranku lebih banyak ke blog. kadang kujuga ikutan follow loop tapi banyak absennya hahaha
    zaman sekarang beberapa orang banyak yang ga peduli itu follower hasil beli atau yang usaha, soalnya kantorku sendiri juga mengendorse beberapa influencer, kalau aku liat bio nya, followersnya banyak, cuman aku ga sampe cek apakah itu fake atau bukan, kalau dibilang real aku ga yakin 100% :D
    pertama, yang aku cari dari segi muka, susah ya kalau udah urusan sama bawa nama perusahaan. tapiiii kalau mereka udah selesai ngerjain campaign, astagahhh aku yang periksa reportnya aja kudu ngamuk, ternyata cantik cantik juga ga "pinter". Diminta isi ini itu di report nya, malah kosong karena lupa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang udah jarang yang follower boot Mba Inun, karena IG udah semakin ketat.
      Kebanyakan ikutan sponsored give away, jadi mereka difollow peserta give away.

      Trus ada yang namanya support like, jadi likenya banyak.
      Sekilas memang susah dibedakan, kecuali sering ikutan kegiatan kayak mereka :D

      Hapus
    2. nahh acara support like ini aku belum ikutan, sering ada di WAG. Gak ikutnya karena takut nggak keburu waktu, karena #soksibuk, jadi takut nggak berhasil menyelesaikan misi tepat waktu lebih tepatnya

      Hapus
  7. mbaaa.. aku pun merasakan hal yang sama. wakakak.. beberapa kali dapet job IG, terus dibilang influencer, ih ampun dah gak pede plus malu juga. haha..

    ngomongin followers dan follow loop, ku jadi teringat klo ku menyerah di 5000 foll aja.. Ampuunn bang jago, gak kuat ngelanjutinnya.. wkwkwk..

    terjun di dunia "ini" memang kudu kuat mental yaa.. udah mah naikin followersnya butuh perjuangan, eh ngumpulin like komennya juga bikin mata sepet.. haha..

    btw, beneran tuh ada yg copas caption? ngeri amat.. ��

    BalasHapus
  8. Perjuangannya luar biasa Mba rey 😍😍
    Mnrt aku branding Mba Rey udah cakep bgd sih. Blogger konsisten setiap hari, instagram followernya udah banyak juga. Jadi ngasi rate card nya udah bs bundling yaa. Keren Mba Rey, semoga perjuangannya membuahkan rejeki2 luar biasa kedepannya yaa..

    BalasHapus
  9. Aku jadi ingat pernah ikutan follow loop juga, Mbak Reeeeeeey. Tapi cuma dua atau tiga kali aja kayaknya, mbak. Gak telaten aku ternyata. Hehehe. Jadi aku salut banget deh sama Mbak Rey, yang bisa boost follower sampai 8ribu atau bahkan lebih. 😆

    Kalau untuk micro-influencer sih aku belum menuju ke sana, Mbak. Selama ini Instagram masih aku pake buat post ringkasan review produk dari blog dan buat berburu giveaway doang. Mana post juga cuma sebulan sekali.😅

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)