Belajar Dari Kisah Steve Jobs, Jangan Terlalu Terjebak Passion

kisah steve jobs tidak selalu mengikuti passion

Sharing By Rey - Rasanya tidak banyak yang menceritakan kisah seorang Steve Jobs sebelum dia membangun Apple Inc.

Saya mencoba googling, khususnya dalam artikel bahasa Indonesia, dan semua fokus pada kehidupannya setelah membangun perusahaan raksasa tersebut.




Dari Buku Don't Follow Your Passion


Saya lupa tepatnya (seperti biasa, lupa mulu, lol) kapan saya mulai mencintai buku-buku pengembangan diri maupun psikolog.

Karena seingat saya, dulu saya benci banget kalimat-kalimat motivator, dan menganggap semua tulisan Mario Teguh adalah 'kalau ngomong mah gampang' hahaha.
Bahkan saya sempat setuju dengan banyak meme beredar bahwa,
'Hidup ini tidak semudah c**otnya Mario Teguh", lol.
Tapi, kalau nggak salah semua itu berubah setelah saya mengikuti bisnis MLM Oriflame.
Bukan semata hanya disuruh jualan kosmetik atau merekrut member.
Dalm bisnis Oriflame itu kami digembleng menjadi seorang pebisnis sejati.

Salah satunya, juga harus sering menjaga pikiran positif dengan rajin membaca buku motivasi.
Dan iyes, setiap 3 bulanan kalau nggak salah, kami mengikuti beberapa kelas yang salah satu materinya adalah, harus membaca dan mengulas isi buku motivasi tersebut.

That's why saya jadi mulai suka buku-buku motivasi, dan mengubah alur lorong buku yang saya datangi di Gramedia, yaitu di buku-buku pengembangan diri.

Dan begitulah, suatu hari saya tertarik membeli buku dari Cal Newport yang berjudul sedikit 'aneh' untuk hal-hal pengembangan diri, yaitu 'DON'T FOLLOW YOUR PASSION'

Aneh kan?
Di saat kebanyakan buku pengembangan diri sangat dekat dengan kampanye follow your passion, lah dia malah nyuruh untuk jangan mengikuti passion.

Tapi justru karena keanehannya itu saya kepo, secara kalau yang nggak aneh kan udah terlalu mainstream, hahaha.

Dan karena saya jujur udah kehabisan ide nulis tentang tema bisnis, secara saya tahunya bisnis Oriflame doang.
Saya rasa, membahas tentang pengembangan diri dari buku-buku yang saya baca juga asyik kali ya.
Siapa tahu ada yang tertarik baca dan jadi lebih bersemangat, iya nggak?


Tentang Hipotesis Passion Dari Kisah Steve Jobs Sebelum Sukses


Jadi buku tersebut ditulis berdasarkan pengamatan dan penelitian Cal Newport dari kisah hidup Steve Jobs, khususnya saat Steve Jobs belum sukses.

jangan terjebak passion

Beberapa tahun sebelum mendirikan Apple Inc, Steve Jobs bukanlah seorang pemuda yang penuh gairah dan semangat mendalami teknologi.

Alih-alih menyukai teknologi, Jobs malah kuliah di sebuah institusi seni liberal yang bergengsi di Oregon, Reed College.

Dia tampil bagai seniman sejati, memanjangkan rambutnya, berjalan tanpa alas kaki, khas seniman banget deh.
Amat sangat bertolak belakang dengan para visioner teknologi pada zaman tersebut.

Kebayang nggak sih, jika seniman tersebut malah akan menjadi seorang pendiri perusahaan teknologi yang mendunia?

Jobs bahkan amat sangat tidak tertarik dengan dunia bisnis maupun elektronik, dan justru mendalami sejarah barat, tarian serta mistisisme timur.

Sayangnya, Jobs hanya bertahan kuliah selama setahun, lalu memutuskan berhenti kuliah, namun tetap berada di kampus tersebut dan hidup layaknya gelandangan.
Entah memang terlalu mendalami sebagai seniman sehingga kebablasan kayak gelandangan.

Yang jelas, Jobs memang tidur di ubin kampus, makan dari hasil mengais makanan gratis di kuil terdekat.

Hidup sebagai gelandangan memang keras, dan Jobs akhirnya lelah sehingga memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di California pada tahun 1970an.

Di California, Jobs bekerja malam hari di sebuah perusahaan bernama Atari yang mana dia tertarik bekerja di situ hanya karena iklan "bersenang-senang sambil menghasilkan uang"

Demikianlah, kehidupan Jobs nyaris tidak terarah, hingga akhirnya dia bertemu dengan Steve Wozniak yang merupakan ahli elektronik sejati dan begitu terobsesi dengan teknologi.
Wozniak mempelajari semuanya secara formal di kampus, namun sayangnya dia tidak pandai berbisnis. Karena itulah, Wozniak membiarkan Jobs menangani semua detail pengaturannya.

Namun usaha suksesnya belum dimulai di situ, setelah bekerja sama dengan Wozniak dalam sebuah project, Jobs malah pergi begitu saja, tanpa kabar.


Steve Jobs Memulai Kesuksesan Bukan Dari Passion Sejak Kecil


Maksud dari buku tersebut adalah, menceritakan bahwa tidak semua orang bisa sukses hanya karena dia mengikuti passion masa kecilnya.

Passion steve jobs bukan teknologi

Seperti Jobs yang awalnya malah mengira passionnya sebagai seorang seniman, dia mendalami hal tersebut, namun akhirnya berhenti karena dia tidak melihat adanya sebuah kesempatan untuk sukses dari passion seniman tersebut.

Jobs juga sempat bergonta ganti pekerjaan dan usaha, mencoba hal yang bahkan sama sekali tidak dia sukai sejak awal.
Yang dia cari hanyalah bisa menghasilkan uang dengan cepat.

UANG!

Passionnya adalah mengejar uang, mencoba segala cara, sehingga akhirnya menemukan kesempatan sukses dari hal yang sama sekali tidak dia bayangkan sejak kecil.

Diceritakan juga, sebelum mendirikan perusahaan Apple Inc, Jobs pernah ke India untuk melakukan perjalanan spritual, dan pulang menjadi guru di Zen, sebuah pusat meditasi yang berada di Los Atos, California dan dia bahagia dengan itu.

Bayangkan, jika Steve Jobs mengikuti kata hati dan kepuasan batinnya, yaitu mengejar pekerjaan yang dia cintai, sepertinya Apple Inc tidak akan pernah ada hingga sekarang.

Apple Inc lahir bukan dari sebuah passion, meski pendirinya selalu mendengungkan bahwa kunci pekerjaan yang menyenangkan adalah bekerja dengan passion.

Mungkin maksudnya adalah, bekerjalah dengan penuh gairah, sampai kita mencintai pekerjaan itu dan akhirnya menjadi passion kita.


Jangan Terjebak Dengan Mengikuti Passion, Tapi Bagaimana Kita Menemukan Passion Tersebut


Setidaknya buku dan teori tersebut membuat saya jadi lebih bersemangat.
Bayangkan, di usia segini dan saya hanya terkungkung di sini, dan kadang merasa tidak memiliki masa depan.

Jangan terjebak passion

Kalau melihat dari orang-orang yang sukses, biasanya mereka menekuni apa yang mereka sukai sejak kecil, suka melukis, ituuu saja yang dijalani dengan ngotot.

Bagus sih, tapi kalau kita nggak memberi jangka waktu untuk itu, sadar-sadar kita sudah tua, atau waktu kita di dunia ini selesai sudah.

Itu juga prinsip saya dalam menjalani bisnis Oriflame dulu, banyak yang mengatakan, konsisten, tapi konsisten tanpa evaluasi akan sia-sia.

Kesuksesan kadang adalah sebuah kejelian kita dalam menangkap sebuah kesempatan dan membuat keputusan.
Punya goal atau tujuan dalam hidup.
Dan passion serta konsisten hanyalah kendaraan untuk menuju goal tersebut.

Seperti Steve Jobs yang mencintai dunia seni maupun meditasi, akan tetapi dia punya tujuan lain dalam hidupnya yaitu uang.
Demikianlah dia membangun semuanya dengan uang, sehingga dia bisa melakukan kembali passion masa mudanya setelah goal-nya tercapai.

So, apa goal temans?
Tentukan, dan kejarlah, meski harus meninggalkan hal yang kita pikir itu adalah passion kita.
Jangan terlalu terjebak oleh passion, karena hidup terlalu singkat untuk hanya peduli pada diri kita sendiri.

How about you temans?

Sidoarjo, 30 Maret 2020

@ReyneRaea untuk #MondayBusiness

Sumber : Buku Don't Follow Your Passion oleh Cal Newport
Gambar : Canva edit by Rey

25 komentar :

  1. How about your artinya apa sih, kalo temans ya tahu, teman teman maksudnya kan.🤔

    Kadang banyak teman blogger menyisipkan bahasa Inggris jadinya bingung.😂

    Bekerja mengikuti sesuai minat sendiri memang enak, misalnya dari kecil suka menggambar maka menjadi pelukis atau desainer grafis tentu menyenangkan.

    Begitu juga misalnya dari kecil suka menghayal, lalu bekerja menjadi novelis yang terkenal dan banyak uang serta fans yang ganteng atau cantik, itu adalah impian.

    Tapi kadang hidup memang tidak harus keinginan, misalnya kita suka dengan cewek cakep atau cowok ganteng, kan tidak mungkin kita menjadi pelakor atau pebinor, kawin cerai kawin cerai juga jelas berat, seberat saat kita mau melamar kamu karena kita masih pengangguran.

    Jadi memang betul Steve Jobs, bahwa hidup itu butuh uang dan kita harus bekerja untuk mendapatkan uang, bukan cuma ngayal dapat duit jatuh dari langit.

    Seperti saya, biarpun hobi menulis cerpen tapi tetap berangkat kuli tiap hari karena cerpen ngga menghasilkan duit sama sekali, ada sih dari adsense tapi sehari tidak dapat 1000, itu mah buat beli gorengan satu doang.😱

    So, setidaknya mending jadi kuli daripada jaga lilin malam hari.🤣

    Jadi pesan dari artikel ini adalah: motivator, mengikuti seminar atau penulis buku tidak akan membuatmu rajin bekerja. Hanya cicilan dan tagihan lah yang membuat hidupmu semangat.😁😁😁

    Salam olah raga jari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luar biasa Teguh Mario Agus ini...😬😬

      Salam Suuueee selalu..😬😬

      Hapus
    2. Yaampun, aku gak kepikiran lho mas, kalau suka cewek cantik atau cowok ganteng bisa memunculkan suatu profesi bernama pelakor dan juga pebinor. Jadi mereka-mereka ini kemungkinan sejak kecil sudah terlalu suka sama yang cantik-cantik atau yang ganteng-ganteng gitu ya? 😂

      Hapus
    3. Hahahahaha, temans itu artinya teman-teman hahahaha.
      Etapi bener banget ya, jika kata-kata motivator kurang membuat kita jadi semangat, biarkanlah tagihan yang akan menyemangati hahahaha

      Jadi pelakor enak nggak ya?
      Enak tapi menakutkan sih, takut disiram air raksa ama istrinya orang, eh saya ada loh cerita tentang itu, saya kenal juga, dan akhir hidupnya mirip di sinetron Indosiar :D

      Hapus
    4. Eh, berarti kayaknya besok nanti postingannya tentang pelakor atau pebinor nih? 😂

      Hapus
    5. Eh iya ya, boleh juga tuh buat hari Minggu, hari Sabtu udah ada tersendiri soalnya hahaha

      Hapus
  2. Bagaimana cara menemukan passion kita?

    Waktu jadi senior trs ngospek mahasiswa baru, 2 tahun berturut saya mendapat gelar senior tergalak dan senior terlucu.

    Yang mana saya sebenarnya? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pake keduanya bang..😂😂😂

      Hapus
    2. Mungkin bang day memang dua-duanya 😂

      Hapus
    3. labil dong Bang, hahahaha.
      tapi bisa gitu ya, orang dinilai galak padahal lucu :D

      Hapus
  3. Betul sekali Uni Rey ini...Singkatnya gini Uni..Intinya sukses itu modal yang diperhitungkan, Kerja keras dan konsisten serta keseriusan yang tinggi.


    Contohnya pengen punya usaha toko kosmetik besar, Modal nggak ada yaa sama aja bohong.😂😂😂


    Modal ada... kemauan nggak ada, Konsisten juga kaga yee sama bae...😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya bener.
      Bahkan yang bilang bisa sukses tanpa modal, juga lupa, kalau awalnya pun mereka perlu modal, nggak bisa langsung ada gitu aja usahanya :D

      Hapus
  4. Intinya hobi atau gelar itu terkadang belum tentu memberi banyak kesuksesan untuk diri kita.😂😂😂


    Justru yang kita remehkan terkadang membawa rejeki untuk kita.😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Exactly Kang, bener banget tuh.
      Kadang malah rezeki kita dari sesuatu yang awalnya sama sekali nggak kita sukai.
      Sesuatu yang kita anggap passion malah nggak bawa rezeki.
      pandai-pandai memilah aja sih :)

      Hapus
  5. Kalau ngikutin passion tapi ga bisa cuan mah lebih ke hobi biasa kali ya, mba
    Masalahnya klo udah berrumah tangga tu ga bisa semena-mena ngikutin passion doang tapi keluarga malah dapet confusion alias bingung besok mau makan pake apa

    Saya pernah baca di storynya jouska, ada suami yang nekad resign buat ngejar passion tapi istrinya jadi bingung karena ada pemasukan. Ini kan malah zolim, heuu...

    Tapi ada kakak kelas saya yang penghasilan dari hobi passion-nya lebih cuan dari pada gaji bulanannya, hahaha... Jadi hobinya membayar hobi dia yang lain. Sebut aja deh hobi fotografernya bisa ngebiayain hobi mancingnya dia. Mancing di laut loh yang berhari-hari di atas kapal. Satu syaratnya: keluarga udah tercukupi semua kebutuhannya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah betul sekali, jangan sampai deh seumuran cuman kejar passion, tanpa sadar status terkini :D
      Bahkan mungkin dapat istri yang mapan, setidaknya pastikan istri ridha :)

      Hapus
  6. passion saya ga tahu apa, termotivasi ngelog tapi ga bisa buat artikel, dijalani saja dan menjadi enjoy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang expert awalnya juga dari sama sekali nggak expert kok, semangat :)

      Hapus
  7. passion aku dari jaman kuliah jadi jurnalis atau kerja diperusahaan majalah. Ya karena suka nulis itu tadi, perusahaan incaran ada di Jakarta semacam Femina Group, waktu itu siapa yang tidak mengetahui perusahaan segede Femina Group.

    Mau jadi artis juga nggak kesampaian hahaha

    ternyata jadi jurnalis pun juga bisa dikejar lewat blog, nulis nulis dan kasih berita atau cerita ke pembaca. Anggap seperti itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik banget Mba, sejak dulu malah udah tahu passionnya, saya malah baru ngeh akhir-akhir ini hahaha

      Hapus
  8. Saya punya prinsip, mau idealis boleh (kejar passion dan lain sebagainya) tapi sebelum jadi idealis, saya harus realistis :D means, saya harus punya uang, hidup cukup dan layak, sebelum akhirnya mengejar passion saya :)

    Cuma, dari pengalaman yang ada, berjalannya dengan waktu, apa yang saya kerjakan karena saya realistis, akhirnya jadi sebuah pekerjaan yang idealis. Yang artinya, saya bekerja lalu kemudian saya jatuh cinta dengan pekerjaan saya itu karena saya mengerjakannya dengan sepenuh hati :))

    Menurut saya mau kejar passion itu nggak salah, yang penting tau kemampuan diri kita sendiri ~ karena kadang, banyak juga yang dibutakan passion sampai lupa kalau kita butuh survive dalam hidup ini :D dan nggak ada salahnya menjalankan hidup seperti Steve Jobs, yaitu kerja dulu kumpul uang yang banyak, baru deh nanti uang yang terkumpul digunakan untuk kejar passion yang diinginkan <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener, kadang pekerjaan yang awalnya kita nggak suka, merasa bukan passion, tapi karena kita terus mencintainya, lama-lama malah jadi passion, dan terlebih kalau memang yang mendatangkan uang :)

      Hapus
  9. Jadi kalau passion nya gak menghasilkan uang mending gak usah turuti passion dulu ya, Mbak Rey. Bagaimanapun kan kita semua butuh uang untuk hidup. Sekarang ini kan gak ada yang gratis. Buang air aja bayar. Cuma kentut doang yang gratis. 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kentut juga ngga gratis mbak, misalnya kita buang angin sembarangan di dalam angkot, sementara angkotnya penuh dengan orang yang badannya bertato kayak preman, habis kita digebukin. Keluar duit juga buat berobat kan.😱

      Hapus
    2. Hahaha iya, kalau memang ada kebutuhan mendesak, sebaiknya cintai dulu yang menghasilkan, ketimbang mengejar passion yang belum jelas :D

      Si Mas Agus mah, terbiasa kentut di angkot, makanya digebukin perman tuh :D

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)