Tentang Usia dan Ria Irawan Tutup Usia

ria irawan tutup usia

Tentang usia ini terlintas di benak, ketika melihat berita bahwa Ria Irawan tutup usia.
Innalillahi wainna ilaihi raajiun.

Sedih ya, sekaligus takut. Ketika mendengar berita kematian orang-orang terkenal.
Itu yang terpampang di berita, terlebih yang selalu berdengung dari masjid dekat tempat tinggal kami, setiap saat.
Jika mendengar suara pengeras suara dari masjid, di jam-jam bukan waktunya sholat, seketika nyali menciut.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun, ......."
Tiba-tiba saya ingin menangis, sedih dan takut.
Takut kalau saja sampai waktu saya, atau waktu orang-orang yang saya cintai, seperti ketika adik kandung berpulang, atau bapak kandung meninggal dunia.

Sesungguhnya keduanya adalah hal yang saya takuti dan menyedihkan buat saya.

Saya takut, jika nanti ujung usia saya tiba, karena saya menyadari betapa banyaknya dosa dan kesalahan saya. Sungguh, mengapa begitu sulit hidup di jalan Allah saja?

Mengapa setan selalu menang dan membuat saya semakin dekat menemani mereka di neraka nanti?
Allah, sungguh hambaMu ini tak sanggup ke nerakaMu, namun juga tidak pantas untuk surgaMu.

Lalu teringat, bagaimana jika orang-orang tersayang saya yang lebih dulu meninggalkan saya di dunia ini?
Mereka, orang yang paling berharga dalam hidup saya, namun selalu saja saya (kadang) dengan sengaja saya menyakiti mereka.

Suami saya.
Anak-anak saya.
Orang tua saya.
Keluarga saya.

Ya Allah, tidak sanggup rasanya.

Sungguh, berita kepulangan orang-orang yang kita ketahui, sesungguhnya adalah sebagai peringatan buat kita.

Sebuah reminder yang dikirimkan Allah melalui kabar tersebut.
Reminder buat kita, agar tersadarkan lagi bahwa usia kita ada ujungnya.
Bahwa dunia ini hanyalah sebuah perhentian sementara.

Reminder juga buat kita semua, untuk berhenti saling membenci.
Mulai membuang semua racun di hati, mengisinya kembali dengan cinta berbekalkan keikhlasan.

Ingatlah Rey!
Dunia hanya sementara, jangan hanya memikirkan hidup dengan bahagia.

Tapi bahagialah dengan hidup mencintai dan bisa memberikan cinta dan manfaat kepada orang-orang tercinta, bahkan orang lainnya.

Ah..
Berita meninggalnya Ria Irawan karena penyakit kanker yang dideritanya. Serta sebelumnya berita meninggalnya ibunda Rizky mantan istri Sule secara tiba-tiba, sungguh membuat saya semacam mendapatkan notifikasi dan reminder langsung dariNya.

Alhamdulillah, dan terimakasih ya Allah.
Semoga hambaMu bisa menjadi orang yang lebih baik lagi, sehingga bisa kembali dengan bersih kepadaMu, saat waktunya nanti.

Sidoarjo, 5 Januari 2020

@reyneraea

6 komentar :

  1. Kematian juga adalah hal yang paling saya takutkan mbaaaa :<

    Tapi ketika kita didekatkan dengan kematian, itu membuat kita merasa diingatkan juga untuk kembali ke jalan yang benar apabila membuat kesalahan. Semoga kita bisa hidup dengan minimal nggak menyakiti orang banyak, dan fokus untuk upgrade kualitas personal. Dan semoga mba Rey sekeluarga bisa selalu sehat, dan dijauhkan dari penyakit ya, mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih doanya yaaa :*

      Benar banget, kadang mikirin itu menakutkan tapi juga bikin kita jadi semakin semangat melakukan hal-hal yang baik saja ya :)

      Hapus
  2. Yang jelas kita semua pasti akan merasakan mati. Hanya saja kita gak tau kapan giliran kita tiba. Selagi menunggu giliran ini lah, kita bisa sebisa mungkin mempersiapkan diri untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Supaya kelak saat giliran tiba kita tidak meninggalkan kesan buruk untuk orang-orang yang kita tinggalkan. Dan tentu saja semoga kelak setelah dipanggil kita pantas untuk dapat tempat terbaik di sisi-Nya.😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hiks bener, tapi sering masih merasa belum siap, padahal kita bisa saja dipanggil kapan saja ya :(

      Hapus
  3. Saya juga sering banget merasa kayak gitu mbk. Kalau dipikir lagi, kita hidup ini sambil ngantri kematian. Tapi sering kali terlena sama apa yang ada di sekitar sampai lupa kalau mungkin antriannya udah hampir selesai.
    Sedih dan takut kalau membayangkannya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul ya, kita memang harus lebih sering mengingat kematian, biar sadar kalau kita ini sedang transit doang

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)