Mengejar Follower Instagram, Yay Or Nay ?

follower instagram

Sharing By Rey - Follower instagram, akhir-akhir ini sungguh jadi bahasan yang sensitif, khususnya di kalangan para blogger.

Mungkin karena disebabkan oleh perbedaan pendapat bagi masing-masing blogger, ada yang berpendapat bahwa follower itu sebaiknya organic.



Atau menunggu di follow dan follow orang sesuka hati, ada pula yang mengejar follower baik dengan cara instan seperti beli follower langsung, maupun ikut follow loop kayak saya.




Karena perbedaan tersebutlah, yang kadang memicu kebaperan setiap kali ada pembahasan mengenai follower instagram di tengah-tengah komunitas blogger khususnya.

Yang mana, para barisan pemuja follower organic berpendapat bahwa mengejar follower itu malah berakibat buruk bagi akunnya, bikin nggak nyaman dan para brand atau agency sekarang lebih pandai, mereka mencari influencer yang bisa meng-influence, bukan sekadar angka follower bejibun tapi hasil dipaksakan.

Di sisi lain, para pengejar follower instagram lebih banyak memilih diam saja, malas berdebat, lalu tersenyum saat melihat banyak yang ngomel saat melihat syarat job IG selalu mencari akun dengan follower yang di atas rata-rata.

Entahlah, apakah si agency atau brand itu beneran nggak cerdas seperti perkataan para pemuja follower organic (kan katanya cerdas milih nggak makai angka follower mestinya ya), atau karena sebab lainnya?

Padahal...
Semua itu bukan karena masalah organic atau enggaknya.
Tapi tergantung niat personal si pemilik akun IG, yang menilai media sosial itu dengan beragam kebutuhan.

Iya..
Sebelum kita saling berdebat, mana yang bagus, sebenarnya kita kudu tahu dulu, minimal kudu dengarin, apa maksud si empunya IG memperlakukan media sosialnya, khususnya akun instagramnya.

follower instagram

Kalau bagi saya..

Akun instagram saya @reyneraea itu adalah sebagai pendukung profesi utama saya, yaitu blogger pada blog reyneraea.com.


Jadi, saya mengejar follower instagram itu bukan untuk agar saya menjadi influencer, atuh maaaahhhh...
Saya masih jauuuhhhh banget untuk menjadi influencer, memang sih, saya juga kepengen bisa meng-influence orang, tapi melalui tulisan blog saya.

Bukan melalui akun instagram kayak para selebgram ituh, BUKANNNN...

Bagi seorang introvert kayak saya, terus terang saya sedikit tertekan untuk menampilkan diri lewat foto terlebih video, mungkin karena saya merasa minder kali ya.

Saya merasa tidak memiliki hal-hal untuk bisa meng-influence orang melalui akun instagram, seperti:

  • Cantik, udah jadi rahasia umum kali ya, cara mudah mendapatkan follower organic secara cepat ya dengan cara menampilkan foto kita yang cantik. Dan kategori cantik ala instagram itu bukan saya banget, huhuhu.
  • Berbakat, atuh mah apa sih bakat saya selain bisa makan selusin cokelat atau seliter es krim dalam sekali makan? hahaha. Sedang bakat yang paling mudah mendapatkan follower di instagram ya pastinya yang punya bakat kece, seperti bakat menulis yang wao, bakat melukis, bakat fotografi, bakat apa saja yang jelas lebih profesional, bukan abal-abal kayak saya.
  • Menginspirasi, entah karena kisah hidupnya yang dramatis, kisah hidup yang luar biasa, atau kisah-kisah lainnya. Sementara saya? duh kisah apa sih yang bisa menginspirasi, selain kisah curcol yang saya rasa semua orang pernah punya, meski dalam sudut pandang yang beda.


Nah, seorang influencer sejati, setidaknya punya salah satu hal tersebut di atas, kalau enggak ya akan sulit banget mendapatkan follower yang banyak.

Maka dari itu arti follower instagram bagi saya adalah, untuk mendukung blog saya, dan seperti yang sudah saya tulis di postingan saya terdahulu, bahwa sejak awal saya memang mengejar follower 10K agar bisa memaksimalkan fitur swipe up buat traffic ke blog saya.

Untuk apa fitur swipe up jika ER anjlok?

Mungkin ada temans yang heran, buat apa coba fitur swipe up jika ER atau Engangement Rate turun?
Oh ya, buat yang masih bingung apa itu ER atau Engangement Rate , adalah sebuah indikator besar kecilnya interaksi sebuah akun media sosial dengan penggemarnya.


Engangement Rate biasanya dihitung dari total likes dan komen beberapa postingan dan dibagi dengan jumlah follower-nya.

Itulah mengapa, semakin tinggi follower kita, semakin rendah ER yang kita punya, itupun untuk follower hasil kejar kayak saya, kudu banget kerja keras untuk menaikan ER.

Nah, tentunya mungkin ada yang bertanya, buat apa coba fitur swipe up instagram jika ER turun alias interaksi di akun kita sedikit??

Jawabnya :
Tentu saja agar mempermudah masuknya traffic blog dari instagram, terlebih sekarang orang lebih senang mengintip story instagram, ketimbang scroll timeline IG.

Jadi jelas ya, bahwa apapun itu, penafsiran orang terhadap follower instagram itu berbeda-beda.

Yang tetap idealis buat dapetin follower organic ya monggo, mungkin memang tujuan si idealis bahwa IG hanya sekadar having fun, jadi maininnya juga kudu fun, nggak mau berkutat dengan drama medsos yang sering terjadi pada instagram, seperti follow unfol akun, atau eneg liat postingan di feed orang lain.

Demikian pula yang mengejar follower itu, bukan selamanya 'sebegitunya' ngejar job instagram.
Ada juga yang tujuannya kayak saya, hanya buat swipe up.
Kalaupun ada job nyangkut, itu mah bonus, dan pastinya fee-nya tentunya sesuai hati nurani masing-masing.


Mengejar Follower Instagram Itu Salah?


Saya tuh sering banget cuman senyum-senyum aja menyaksikan perdebatan orang-orang mengenai follower instagram ini.


Di manapun, baik di WAG, status FB, atau instagram story itu sendiri, sering banget ada beberapa orang yang membahas tentang (seolah-olah) para pengejar follower instagram itu semacam aib, semacam gak berkah, berat pertanggung-jawabannya, etc.

Oke, mungkin maksud perdebatan ini adalah bagi orang-orang yang beli follower instagram dari para penjual follower akun bodong.
Meskipun sebenarnya menurut saya mereka itu nggak nipu, toh ada kan website buat ngecek follower-nya asli atau bukan.

Kalaupun mereka akhirnya dapat job berdasarkan jumlah follower-nya, saya rasa itu karena rezekinya kan ya.
Meskipun jujur, saya juga nggak bakal beli follower dengan cara tersebut, karena selain rugi dengan duitnya, pun juga saya takut terjadi sesuatu pada akun IG saya, karena diikuti ribuan follower bodong.

Tapi, bukan berarti semua cara beli follower itu salah ya, bisa kok beli follower yang akun asli, caranya dengan menjadi ghost pada acara-acara follow loop, namun memang sayangnya sepertinya di Indonesia belum ada nih, kali aja besok-besok ada yang jadiin ide buat cari duit dengan cara jualan follower melalui ghost.

Yang menjadi masalah adalah, ada juga para empunya IG yang idealis, semacam memukul rata orang yang punya follower dengan cara di 'boost' itu adalah salah.
Bahkan masuk kategori nggak berkah, berat pertanggung jawabannya.

Padahal, patokannya dari mana tuh ya?
Serta, mengejar follower itu tidak melulu negatif loh, eh memang nggak negatif sih menurut saya, karena :

1. Sebagai strategi atau trik marketing


Did you know?
Kapan hari di IG Story saya sempat membuat pertanyaan melalui polling gitu, dan Alhamdulillah ada beberapa puluh teman yang ikutan berpartisipasi.

follower instagram

Pernah nggak kita melihat atau mengalami, orang yang pinter justru nggak seberhasil orang biasa dalam karir?


Ternyata ada 94% mengatakan 'sering' .
Dan tahu nggak sih, kata orang bijak salah satu penyebab terbesar masalah tersebut adalah karena kebanyakan orang pinter itu kurang pandai menjual 'kepinteran'nya.

Atau dalam bahasa sederhananya, orang-orang pintar itu hanya fokus terhadap kepintarannya, tanpa merasa perlu mengatakan ke banyak orang tentang kepintarannya.

Mereka (eh saya juga dulu seperti ini sih, lol) cenderung berpikir,
"Ah, saya kan pinter, ngapain harus sibuk pamerin kepinteran, orang pinter mah kayak berlian, bakal bersinar di manapun"
Padahal saya lupa, bahwa zaman now yang pinternya kayak berlian itu banyaaaakkk banget, saking banyaknya, berlianpun udah nggak ada harganya, hanya berlian yang mampu bersinar dengan 'beda' yang bisa menarik perhatian lebih banyak.

Hal tersebut, sama saja dengan akun instagram, mungkin kita merasa kita pengennya dapat follower organic, kita bakal berjuang mencari follower dengan cara memaksimalkan isi feed kita.

Tapi kita lupa,
"Emangnya nggak ada akun lain yang lebih hebat dan bisa di follow orang dengan ikhlas?"

What i'm trying to say adalah, mengejar follower instagram itu sebenarnya sama saja dengan strategi marketing.

Dan untuk itu beragam caranya.
Coba liat akun instagram resmi sebuah brand.

Memangnya mereka kurang hebat apa sampai sulit juga mendapatkan follower?
Padahal ada orang-orang hebat yang menjadi pakar, yang biasanya ada di balik akun tersebut.

Tapi kebanyakan akun brand tersebut masih juga harus melakukan banyak cara demi menjaring follower instagram.

Entah dengan cara membayar iklan agar ditayangkan lebih luas pada instagram, atau juga dengan cara mengadakan giveaway yang zaman sekarang bahkan butuh jasa banyak buzzer untuk mensukseskan giveaway tersebut.

Bahkan nih ya, saya liat sekarang banyak banget akun bisnis perorangan yang ikut follow loop, meskipun caranya masih salah.

Demikian juga dengan saya!

Salah satu alasan saya mengejar follower instagram itu adalah sebagai trik marketing agar akun saya lebih banyak dikenal orang.

Dengan saya dikenal orang meski cuman sekilas, minimal saya bisa mengenalkan blog saya melalui akun instagram saya.
Jadi bukan melulu tentang rebutan job instagram mantemans :D

2. Usaha yang tidak merugikan orang lain


Saya rasa, orang-orang yang getol mengejar follower instagram dengan berbagai cara itu (selama cara yang baik) adalah bukan hal yang salah atau dosa.

Selama, ybs tidak merugikan orang lain.

Misal ikutan follow loop, ya kan follow loop itu saling follow, saling support.
Justru malah bagus, saling dukung meski kadang nggak kenal.

Asal komit saja sih, jangan follow untuk unfollow, yang ada akun kita bakalan di blacklist sama semua penyelenggara follow loop.

Mungkin ada yang berpikir, gara-gara orang yang punya follower dengan cara instan termasuk ikut follow loop, orang-orang dengan akun yang follower-nya organic malah sulit mendapatkan job.


Lah, kata siapa?
Bukankah job itu rezeki dari Allah?
Bukankah para agency itu cerdas?

Lalu mengapa mengkambing hitamkan orang-orang yang semangat mengejar pengembangan dirinya dengan cara mengejar follower ?


Diam Menanti Follower Organic Adalah Salah?


Off course 'tydac' ya!
Setidaknya itu menurut saya.
Sekali lagi, semuanya kembali lagi pada tujuan masing-masing.

follower instagram

Kalau memang tujuan seseorang memiliki akun instagram hanyalah buat having fun, ya nggak ada salahnya sama sekali dia diam saja menanti datangnya follower organic dengan cara fokus memperindah feed-nya.

Sesuka hatinya pula dia mau follow back orang sesuai yang menarik hatinya.

Daaannn,
Seharusnyalah, orang-orang yang cuman having fun di instagram itu nggak mempermasalahkan atau nyinyirin syarat follower yang sering diminta brand buat job instagram bahkan job sponsored post pada blog.

Kalau enggak, kan semacam pengen balas komen nyinyirnya,
"Makanya usaha naikin follower dong kaka!"
 "Sudah... tapi masih sulit naik followernya"
"Cobain cara lain dong kaka, ikut acara saling support gitu kayak follow loop"
"Males ah, udah ribet, kita jadi sering diomelin akun bule karena nggak mau follow, saya kan males follow orang yang feed-nya nggak jelas"
"Ya udah kaka, di bisukan aja akun bule-nya kaka, kan kita yang sama-sama butuh kaka!" 
"Ih males ah, kalau harus dibisukan, untuk apa follow akunnya?"
"Ya kan memang butuh kaka, butuh saling support, belum tentu juga orang yang follow akun kaka itu suka feed kaka, kan semua itu balik ke selera kaka.."
 "Ga mau ah, saya kan maunya main IG buat fun, nggak didikte kayak gitu!"
"Ya udin kaka, gak usah banyak bac*t kalau liat syarat follower job gede kaka!" (itu versi kasar dan cuman membatin saja sih, lololololol.

Lucu kan ya, dia maunya sesuka hatinya, tapi kalau ada job dengan syarat follower banyak jadinya baper.
Ih, suka-sukanya yang bikin job kan yaaa.. :D


Kesimpulan Mengejar Follower Yay Or Nay?


Off course menurut saya kembali kepada tujuan masing-masing.
Kalau bagi saya yang memang tujuannya untuk mendukung blog saya, tentu saja YAY bingit!

Tapi kalau bagi orang-orang yang memang buat having fun saja, tentu saja NAY.
Ye kan, mengejar follower itu berad!
Bahkan lebih berat dari sekadar fokus memperbaiki feed.

Karena kebanyakan, orang yang mengejar folower itu biasanya melakukan semua hal yang harus dilakukan.
Ya saling support untuk mendapatkan follower, dan juga bagaimana caranya agar follower tetap setia meng-follow akun kita, tentu saja termasuk di dalamnya memberikan isi feed yang lebih baik lagi.

So, itu bagi saya sih.
Kalau temans, masuk team Yay or Nay nih?
Mengapa?
Share yuk :)

Sidoarjo, 03 September 2019

@reyneraea

23 komentar :

  1. Saya yay karena pengen bisa memenuhi syarat pemberi job. Lagian cara organik atau alami itu masih bisa disiasati, makanya saya bikin konsep lambat ala Indonesia Saling Follow agar terlihat wajar.
    Kita punya tujuan masing-masing. Cara yang kita pilih dengan ikut follow loop gak salah, kok.
    Omong-omong soal blokir, ya sudah beberapa akun terpaksa diblokir admin. Main unfollow adalah perpishan tidak sopan jadi kami terima saja dengan selamat tinggal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener ya mba, udah pas banget tuh mba, ada saling follow, saling like dan komen, jadinya terkesan organic juga meski aslinya janjian hehehe

      Unfol itu sering terjadi ya mba, apalagi kalau akunnya udah mulai penuh kayak saya, biasanya saya terpaksa milah satu2, akun bule yang ga aktif terpaksa saya unfol

      Hapus
    2. He he, janjian pakai niat karena itu dalam komuitas jadi wajib patuhi aturan agar tertib dan tidak ada yang dirugikan.
      Gak mudah banget dan harus diperjuangkan.

      Hapus
    3. Kalau konsisten nanti akan ada hasil kok mba, semangat :)

      Hapus
  2. saya gak banyak waktu mbak buat kejar follower hehe

    tapi dapat berkah dari murid saya dulu dan emaknya yang auto follow IG saya padahal ya otomatis gak aku folbek (heheh jahat ya)

    tergantung tujuan juga, yang butuh banget follower untuk kerjaan sih gak masalah. tapi kalau saya yang buat IG just for fun kok sepertinya males hehe

    BalasHapus
  3. Kalau saya sendiri memang butuh followers untuk kepentingan promosi blog, apalagi ada fitur swipe up itu emang pengen sih punya di akun ig ku. Aku emang belum pernah beli followers, dan memang ngarep followers organik itu beratt hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah beli follower juga kudu liat2, kalau enggak beli hari ini 2-3 hari hilang semua :D

      Hapus
  4. Saya lagi kejar follower organic juga ni, namun tetap pilih2 biasanya yang sesama blogger lokal, dan akunnya gak diprivate,mencoba menantang diri sendiri aja bisa apa gak dapatin follower organic ribuan dengan cara tidak membeli , baru jalan 5 hari, targetnya sebulan ini mau liat berapa banyak yang follback, semoga sesuai harapan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bagus juga tuh, saya juga dulu pakai cara ini, meski banyak juga yang ga folbek tapi ada juga beberapa yang folbek :)

      Hapus
  5. Saya baru tahu fungsi swipe up selain langsung nyambung ke blog ada hubungannya sama ER.

    Well, menurut saya setiap orang punya pendapat. Wajar saja, perbedaan biasa sih. Silakan aja berpendapat apa pun.


    Mangga yang mau Optimasi ig dengan nambah follower cara dia silakan, itu hak masing-masing orang.

    Ada yang punya pendapat lebih baik followernya oranik, silakan juga, kan itu pilihan.


    Yang jelas rezeki memang harus dijemput dengan cara yang baik tentunya. Saya sih enggak fokusin di ngeblog kerena memang saya lebih suka nulis artikel di media. Sah-sah aja, kan, tiap orang punya passion yang sama tapi penyalurannya beda. Yang penting niat nulis buat share kebaikan.

    Saya enggak pro ke sana or ke sini, sih, karena semuanya juga bergantung niar masing-masing

    BalasHapus
    Balasan
    1. keceeehh, bener banget mba, menghargai pilihan orang tuh lebih baik deh, daripada saling berdebat.

      Bahkan dari zaman beli2 follower dulu, saya tulis cuman dalam sudut pandang, tidak membenarkan maupun menyalahkan, :)

      Hapus
  6. Hemm.. saya punya blog, tapi ga melihat manfaat instagram untuk blog saya. Jadi NO banget kalau harus ngejar follower.

    Punya instagram sudah lama, tapi cuma buat iseng kalau habis hunting foto saja.. itupun ga setiap waktu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, mending waktunya dipake isi blog ya pak :D

      Hapus
  7. aku pernah ikutan loop buat naikin follower. tapi kok rasanya nggak nyaman karna harus follow random people. buatku sih, apalah artinya follower kalau tydac ada yang tertarik dengan konten yang aku bagikan di IG.

    sebetulnya sih, nggak terlalu ngejar ER juga. cuma ya suka aja kalau aku bikin story trus dibaca.

    akhirnya berhenti. it doesn't mean nggak nyari follower juga. cuma sekarang lebih selektif aja. pinginnya follow orang yang memang sesuai dengan target market.

    ribet gak sih? iyalah. wkwkwk.. makanya selow aja. kalau sempat ya follow, jalau enggak yaudah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu keren juga mba, target market itu bagus banget malah, jadi pas banget buat IG marketing.

      Justru target market malah menaikan ER dengan sendirinya :)
      Dan memang bener kan ya, semua tuh balik lagi ke tujuannya apa.
      Dan usahanya gimana.

      Kalau kayak saya yang target utamanya kejar fitur sih tentu angka follower itu penting, saya malah lebih sedih liat follower kurang dari 10K ketimbang ER turun.

      karena ya emang saya butuhnya fitur.

      Nah kalau memang butuh marketing, saya juga bisa sih.
      Setelah fitur kekejar, kejar lagi ER.

      Angka follower yang meski awalnya bukan target market kita tuh, bisa membantu kita untu menemukan target market kita secara tidak langsung.

      semangat mbaa:)

      Hapus
  8. Yay! *gubrak meja😄😄
    Kadang juga pusing ngliat banyak banget mb re, entah posting atau insta story, mau tinggalin komen atu², tangan keburu keder😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. huwaaa... *terloncat karena kaget hahahahaha

      Semangaaattt hahahahaah

      Hapus
  9. Sejauh ini aku cuma menanti followers organic aja mbak rey, tp kalau ada cara nambah folloers yg halal knp ga dicoba wkwkwk, kalau beli followers haram hukumnya, mending nunggu yg organic aja wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha beli yang halal sebenarnya ada, ikut ghost di loop-loop an.
      Bedanya, kita dapat follower real, beda kayak beli follower di luar :)

      Hapus
  10. follow ya @pedomanrakyatdotcom

    BalasHapus
  11. follow https://www.instagram.com/pedomanrakyatdotcom/

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)