Muhasabah Cinta - Ketika Pernikahan Terasa Begitu Melelahkan

muhasabah cinta

Sharing By Rey - Menikah, sebenarnya hal yang paling saya takutkan dulu.

Dan sepertinya, bahkan dalam angan masa kecil, hanya ada angan berjumpa dengan lelaki yang baik, tapi tidak pernah ada angan menikah.



Entahlah, mungkin karena saya melihat pernikahan kedua orang tua saya yang diwarnai drama dan tangisan mama serta ketidakbahagiaan bapak.

Namun, manusia pada akhirnya akan bertemu dengan jodohnya (insha Allah), dan menikah serta menjalani hidup bersama seumur hidup.

Begitulah saya.

Yang awalnya, sama sekali tidak pernah berani memikirkan hal pernikahan, tiba-tiba setelah menjalani lebih lama hubungan dengan lelaki yang dulunya begitu memanjakan saya.
Tiba-tiba, setiap doa saya dipenuhi oleh permintaan agar berjodoh dengan lelaki tersebut.

Yup, 8 tahun setelah menjalani hubungan yang pasang surut, kami akhirnya bisa menikah meskipun dengan sejuta drama, yang bahkan saya masih tidak percaya, bagaimana bisa kami melewati drama yang begitu mengalahkan sinetron terfavorit sekalipun, lol.

Setelah menikah, tahun pertama kami lewati dengan banyak pertengkaran, meski juga tak sedikit kebahagiaan.
Tahun kedua kami lewati dengan belajar menjadi orang tua.

Demikianlah, tahun-tahun berikutnya hingga ke-5 tahun, adalah tahun yang penuh bahagia buat saya, meskipun tak sedikit pula air mata menghiasinya.

Puncaknya, di tahun ke-5 pernikahan kami, cobaan terbesar khususnya buat saya, begitu membekas sulit dihilangkan hingga saat ini, ketika suami mencoba melupakan hubungan kami dengan sengaja.

Entahlah, Allah ternyata masih memberikan waktu perpanjangan bagi jodoh kami, pernikahan kami terselamatkan, meski sejujurnya luka tak bisa mengering dengan baik di hati.

Kata orang, pernikahan akan selalu diuji setiap mencapai kelipatan 5 tahun.
Saya berusaha tidak mempercayai hal itu, tapi entah mengapa, setiap usia tersebut saya merasa di ujung asa dari lelah dengan pernikahan ini.

Diam-diam, saya mulai merindukan masa lalu, masa saya belum menikah, atau minimal masa saya belum punya anak.

Masa di mana saya tidak perlu terlalu pusing memikirkan dan memaksakan hal-hal yang benar, namun jadi salah karena kebiasaan.

Dulu, saya lebih suka memilih pergi jika memang kami tidak mencapai sebuah kesepakatan.
Saya akui, saya memang seseorang yang amat sangat idealis.
Namun, satu hal yang membuat saya tidak merasa harus bersalah untuk itu, karena sebelum menikahpun, saya sudah berulang kali menjelaskan kepada sang pacar, bahwa saya beginilah orangnya.

Saya idealis.
Saya disiplin.
Saya terencana.
Saya cengeng.
Saya kurang dalam hal pekerjaan fisik.

Dan saya sudah wanti-wanti berulang kali, kalau seandainya sang pacar tidak kuat menghadapi saya, sebaiknya mundurlah saja.

Saya terlalu takut menikah.
Saya nggak mau terperangkap dalam kehidupan seperti mama saya yang selalu menangis.

Tapi sang pacar tidak mau mundur, yang saya yakini bahwa dia siap menerima semua 'kekurangan' saya yang sebenarnya bukanlah hal yang benar-benar kurang, hanya saja kebanyakan orang tidak terbiasa dengan hidup seperti itu.

Begitulah, ternyata setelah menikah, si pacar memilih menyerah di tahun ke-5 pernikahan kami, dan sedihnya lagi, beliau memilih saat yang tidak mungkin bisa saya aamiin kan, karena sudah ada anak.

Entahlah, mungkin saya yang tidak mau belajar dari pengalaman, atau memang takdir Allah (ya emang takdir Allah, Rey!), sehingga saya malah dititipin anak satu lagi.

Lengkap sudah pasung di kaki saya.
Saya tidak bisa bergerak lagi, apapun yang terjadi, setidaknya sampai mungkin jika jodoh kami selesai.

Jujur, saya lelah dengan pernikahan ini.
Saya ingin menyerah, tapi saya tidak tega melihat anak-anak kehilangan senyum karena orang tuanya berpisah. hiks.


Muhasabah Cinta Demi Anak


Ah wanita!
Sebagaimanapun keras hatinya, akan takluk dengan keberadaan anak.
Yup, dua anak ini benar-benar dikirim Allah untuk menjadikan saya pribadi yang lebih baik lagi.

Dua anak ini memaksa saya untuk belajar yang namanya sabar.
Dan sabar itu yang membuat saya tiba-tiba terbersit akan kata MUHASABAH.

muhasabah cinta dengan suami

Dan saya ingat kalau dulu saya pernah beli buku Asma Nadia yang berjudul Muhasabah Cinta Seorang Istri.

Seketika saya langsung mengubek deretan buku yang selama ini hanya jadi pajangan dan menemukan buku tersebut.
Saya membuka daftar isinya, dan mencari kisah yang related dengan pernikahan saya yang terasa melelahkan ini.

Saya terkejut, hampir semua judul daftar isi tersebut serupa dengan pernikahan saya, setidaknya serupa dengan apa yang saya rasakan kepada suami.

Namun dari semuanya, ada satu judul yang begitu menarik untuk saya baca, yaitu "Kalau punya suami yang membosankan".

Seketika saya membuka halaman yang dimaksud dan mendapatkan tips menyebalkan, tapi juga menenangkan, yaitu :

Kalau punya suami membosankan :


  • Bagaimanapun suami adalah pangeran yang selama ini yang menjadi mimpi kita, jadi saat sikapnya yang membosankan pikirkanlah bahwa itu hanya sesaat dan tidak berlangsung seumur hidup kita.
wow, benar juga!
Saya jadi ingat bagaimana doa saya pada Allah sejak saya menjalin hubungan dengan si pacar.
"Ya Allah, mohon jodohkan saya dengan 'nama pacar', dan berikan kemudahan bagi kami untuk bisa bersatu"
Ya ampun, seketika saya sedikit geli mengingat doa tersebut.
Bayangkan, doa itu menggeser doa prioritas saya dulu, yaitu ingin agar mama selalu diberi kesehatan dan umur panjang.

Yup, saya rela menggeser doa untuk mama, digantikan dengan nama lelaki tersebut.
Lalu sekarang berpikir dia begitu membosankan?

Astagfirullah!!
Ampuni hamba ya Allah.
Begitu saya sudah mendustai nikmatMu, hiks.


Saya jadi berpikir jernih.
Iya, pak suami tidak melulu membosankan, dia hanya tidak pandai mengekspresikan maksudnya, bahkan cenderung tidak pandai berkomunikasi.

Karenanya, seharusnya saya yang mengalah mencoba memahami hal itu.
MESKI ITU BERAT! huhuhu.

TAPI INGAT DOAMU DULU, REY!

Baiklah.....


  • Jika sikapnya yang membosankan muncul, bayangkan bahwa di dunia ini hanya berisi perempuan dan tak ada seorangpun laki-laki selain dia.
Oke, ini benar juga!
Saya menolak beberapa laki-laki yang mapan dan sesungguhnya kalau dipikir-pikir, jauh lebih mencintai saya ketimbang si pacar dulu.

muhasabah cinta agar tidak lelah

Saya seolah buta karenanya, karena perhatiannya, meskipun [*plak no meskipun-meskipun Rey! lol].
Yang harus saya lakukan adalah membuat saya buta juga seperti dulu.

Toh tidak ada ruginya buta cinta kepada suami sendiri.
Demi anak-anak tersenyum lagi, ye kan!


Ya...
Saya mungkin bisa saja mendapatkan lelaki lain yang lebih baik dari suami.
Tapi, saya juga tidak bisa menampik masalah yang bakal muncul di dalam pernikahan saya.

Tidak ada pernikahan yang tanpa masalah, Rey!
Kamu hanya perlu sabar dan ikhlas.

Toh kamu bukan wanita bodoh yang memilih lelaki itu untuk menjadi suamimu hanya karena cinta buta saja.

Yup, saya memilihnya karena sebenarnya dia lelaki yang manis wajah dan sikapnya.
Semoga Allah melimpahkan kesabaran dan kekuatan buat saya, aamiin.

Sidoarjo, 27 September 2019

Reyne Raea untuk #FridayMarriage

Source pic : unsplash

20 komentar :

  1. Usia pernikahan saya juga masih 6tahun mau masuk 7tahun. Namun, ujian perniakahn kami dimulai dari awal menikah. Xixixixi. Tapi, semua ya pembelajaran untuk kematangan kami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mba, semangat selalu, karena menikah sejatinya adalah berjuang :)

      Hapus
  2. *give virtual hug for u mbak Rey ^_^*

    Bisa jadi gelombang itu ujian sebelum sampai di tempat tujuan. Semoga baik nakhoda dan ABK senantiasa memegang erat kendali kapal agar tidak oleng di tengah jalan. Namun apapun itu yang terpenting ada kebahagiaan dari kedua belah pihak.

    Semoga selalu dilindungi Allah SWT ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin aamiin aamiin ya Allah, makasih yak kesayangan :*
      Peluukkk

      Hapus
  3. Setuju banget nih,,,saya menikah baru menginjak 6 bulanan,,,adanya bertwngkar terus,,,memang penyesuaian sih katanya,,,sedang proses menyatukan dua hati yang tadinya punya visi dan misi masing masing wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangaaatt, iya bener, pas baru nikah itu ampun deh berantemnya, maklum baru bareng2 mulu, kebiasaan2 kita masih kudu disesuaikan :)

      Hapus
  4. Mau ngomgong gimana ya...gimana ya...he he he

    BalasHapus
  5. Kata teman cinta dalam pernikahan paling lama 3 tahun. Selebihnya adalah komintmen

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh 3 tahun ya, ada yang kurang dari itu bang, udah nyerah duluan, note buat kita semua, carilah pasangan yang bisa komit :)

      Hapus
  6. Dalam rumah tangga pasti tak akan selalu mulus ceritanya ya mbak.. Tapi bagaimanapun itulah impian hampir semua orang: punya keluarga. Semoga pernikahannya selalu diberkahi Allah.. Aamiin

    BalasHapus
  7. Hmmm..., sungguh banyak mutiara berharga dari tulisan ini. Betapa cinta ini perlu dijaga, sehingga indah jadinya...

    BalasHapus
  8. Hola mba Rey! :D

    Kalau kata Sadhu Vaswani, "True love is selfless. It is prepared to sacrifice." -- mungkin sekarang mba Rey ada diproses itu, jadi dijalani saja prosesnya dan dinikmati asam manisnya. Semoga bisa membuat mba Rey bertambah luas sabarnya, dan bertambah besar juga curahan kebahagiaannya.

    Saya selalu percaya kalau kita mencintai dengan iklas walau dibalas dengan hal yang menyakitkan, kelak akan ada hal baik yang datang dibelakangnya. Mungkin bukan dari orang yang sama, mungkin bisa dari anak, atau orang tua, atau kerabat lainnya. Apapun itu, saya selalu mendoakan kebahagiaan mba Rey dan keluarga yaaaaa :D

    Be strong mba, you can do it!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awww... itulah mengapa saya suka baca2 tulisan di tema 'thought' ya kalau ga salah, saya paling suka ama pemikirannya yang selalu positif lengkap dengan pemaparan pendukungnya.

      Makasih banyak yaaa :*

      Hapus
  9. Ada yg bilang pernikahan itu adalah ibadah yang tak berujung mbak..

    Semoga selalu samawa keluarganya ya

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)