Caesar? Optimalkan Imunitas Anak dengan Mikrobiota Sehat

Persalinan caesar

Persalinan caesar, merupakan sebuah pengalaman yang sejak awal hamil, sama sekali nggak pernah terbayangkan di benak saya.

Biar kata, semua orang bilang, lahiran normal atau per vaginam itu nggak sakit, tapi sakiiiiiittttt bangeeetttt ngeeetttt...hehehe.
Saya nggak peduli.

Sejak kecil, saya semacam trauma oleh darah dan luka, manalah mungkin saya membayangkan perut saya bakalan disayat.
Mendengarkan cerita teman-teman yang akhirnya menjalani persalinan caesar, di mana perutnya dibelah, saya udah auto ngilu dan pengen pingsan.

Karenanya, apapun yang terjadi, saya bertekat untuk melahirkan secara normal.
Biar kata sakit, ditahan aja deh, ketimbang pakai acara dibelah-belah.

Namun, siapa sangka?
Semua usaha dan niat yang sudah saya persiapkan sejak awal kehamilan, tak bisa dilakukan.
Ujung-ujungnya saya berada juga di meja operasi, meski sukses bikin ranjang operasi bergetar, saking saya takutnya setengah mati.

Si kakak, akhirnya bisa lahir ke dunia dengan selamat, meski dalam keadaan kelilit tali pusar dan terlahir secara caesar.

Anak keduapun sama, meskipun kisahnya beda.
Jika anak pertama saya sama sekali nggak mau operasi, anak kedua terpaksa saya persiapkan operasi.


Persalinan Caesar Itu Tak Mengapa, Asal Tahu Resiko Dan Penanganannya


Kalau ditanya, apakah saya sedih anak-anak terlahir melalui operasi?
Ya enggak sih, yang penting lahir selamat dan sehat, Alhamdulillah udah bersyukur banget. Saya percaya banget, apapun jalan kelahiran sang anak yang penting demi keselamatan saya dan si kecil.

Optimalkan imunitas anak

Sayangnya, ilmu saya dulu masih sangat cetek.
Saya sama sekali nggak membekali diri dengan ilmu tentang resiko persalinan caesar.

Hasilnya?
Si kecil ternyata mudah sakit dan rentan banget terhadap alergi. Namun setelah diberikan ASI secara eksklusif maka kondisinya perlahan membaik.

Hal itu membuktikan, sesungguhnya persalinan lewat manapun tak mengapa. Asal tahu faktor resikonya terhadap anak dan cara penanganannya terutama terhadap imunitasnya selama tumbuh kembang anak.

  

Optimalkan Imunitas Anak Kelahiran Caesar dengan Mikrobiota Sehat


Kamis, 27 Agustus 2020 lalu, saya berkesempatan mengikuti seminar digital “Optimalkan Imunitas Anak Kelahiran Caesar dengan Mikrobiota Sehat” yang diselenggarakan oleh Nutriclub.

seminar digital

Pada kesempatan tersebut dihadiri oleh berbagai narasumber menarik yaitu, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal DR. dr. Ali Sungkar, SpOG(K) , Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi  Prof. Dr. Moh. Juffrie, SpA(K), PhD , serta Celebrity Mama, Cynthia Lamusu.


Penjelasan Kelahiran Caesar Oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal DR. dr. Ali Sungkar


DR. dr. Ali Sungkar, SpOG(K) menyatakan bahwa, setiap ibu pada dasarnya punya alasan tersendiri sehingga harus menjalani persalinan bukan pervaginam, dan tidak ada yang salah tentang itu.
Di dunia sendiri, persalinan secara bedah terjadi di hampir seluruh negara.

DR. dr. Ali Sungkar, SpOG(K)


Apa sih persalinan caesar itu?

Biasa disebut caesarean sectio adalah kondisi melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus, dan merupakan salah satu pembedahan mayor yang sering dilakukan.

Tindakan caesarean sectio juga merupakan hal yang efektif menekan angka kematian ibu dan si kecil, jika dilakukan secara indikasi medis.

Dalam pelaksanaannya, tindakan persalinan ini terdiri dari 2 macam. Yaitu secara terencana, di mana sejak awal kehamilan atau seiring berjalannya kehamilan, sudah ada indikasi harus operasi, atau karena alasan lain sehingga diputuskan harus lahir lewat bedah.

Adapula persalinan dikarenakan emergency atau tidak terencana.
Keduanya tentu memiliki kekurangan maupun kelebihan masing-masing.

Persalinan dengan bedah seperti ini sendiri biasanya harus dilakukan, karena beberapa indikasi, seperti:
  • Persalinan yang tidak maju. 
  • Si kecil mengalami distress.
  • Posisi janin yang tidak sesuai.
  • Persalinan dengan kembar hingga triplet dan semacamnya.
  • Kelainan letak plasenta.
  • Prolaps tali pusar.
  • Masalah kesehatan ibu dan anak.
  • Hambatan yang terjadi pada jalan lahir.
  • Hingga riwayat operasi caesar sebelumnya.

Indikasi-indikasi tersebut di atas harus dilakukan persalinan dengan bedah, karena dapat menimbulkan resiko yang tidak diinginkan, jika memaksa lahiran normal, seperti :
Keadaan ibu yang bisa mengalami infeksi dan pendarahan pasca persalinan, reaksi anestesi, pembekuan darah, luka dan cedera operasi, hingga berisiko untuk kehamilan selanjutnya.

Pun juga dapat berisiko pada si kecil, yaitu mengganggu pernafasan si kecil hingga cedera operasi.

Dari penjelasan tersebut, bisa kita ketahui, bahwa persalinan seperti ini kadang malah sangat dibutuhkan demi keselamatan ibu dan anak.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus diketahui oleh para orang tua, yaitu anak yang terlahir melalui persalinan caesar, dapat mempengaruhi sistem imunisasi anak tersebut.

persalinan caesar

Hal ini dikarenakan, anak yang terlahir tidak lewat vagina, tidak berkesempatan mendapatkan mikrobiota bakteri baik yang ada di jalur lahir (vagina) sang ibu.

Metode lahir, sangat mempengaruhi mikrobiota saluran cerna si kecil, karena si kecil yang lahir secara normal atau per vaginam mikrobiota dari jalan lahir, di mana ada begitu banyak jumlah bakteri baik di jalan lahir.
Anak yang lahir secara pervaginam akan dikolonisasi oleh bakteri vagina dan feses Ibu, termasuk Lactobacillus dan Bifidobacterium.

Sementara, si kecil yang lahir dengan persalinan c-section, mendapatkan mikrobiota lebih sedikit, dan berpotensi mengalami disbiosis.

Proses kolonisasi mikrobiotanya akan terpengaruh faktor eksternal, sehingga terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus. 
Padahal, kolonisasi mikrobiota usus merupakan hal yang krusial dalam menjaga kesehatan anak. 

Paparan pertama dengan komunitas mikrobiota maternal (vagina, feses, ASI, mulut dan kulit) akan menentukan kematangan usus, perkembangan metabolik dan imunologi serta konsekuensi status kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.


Penjelasan pengaruh perbedaan mikrobiota usus terhadap kesehatan anak Oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi  Prof. Dr. Moh. Juffrie, SpA(K), PhD 


Berkenaan dengan hal di atas, Prof. Dr. Moh. Juffrie, SpA(K), PhD menjelaskan mengenai pengaruh perbedaan mikrobiota usus terhadap kesehatan anak.

Prof. Dr. Moh. Juffrie, SpA(K), PhD

Karena kelahiran merupakan sebuah titik penentuan sistem kekebalan tubuh si kecil untuk kehidupannya di masa depan.

Mikrobiota saluran cerna mengandung jutaan mikroba yang dianggap penting untuk mengembangkan sistem imunitas tubuh. Sementara itu, pada persalinan caesar terjadi ketidakseimbangan mikrobiota dalam sistem gastrointestinal yang memicu risiko terjadinya gangguan imunitas, termasuk alergi terhadap makanan.

Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa anak yang lahir secara caesar, membutuhkan waktu selama enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan anak lahir normal.

Sehingga anak lahir caesar memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai gangguan sistem imunitas.

Demikian juga, di awal kehidupan si kecil, hingga usia 3 tahun, merupakan jangka waktu penting pada si kecil, untuk mengembalikan profil mikrobiota menjadi seimbang.

Adapun hal yang bisa dilakukan adalah, dengan pemberian ASI eksklusif, karena ASI mengandung lebih dari 200 spesies mikroorganisme yang dikenal sebagai probiotik, dan Human Milk Oligosaccharides (HMO), atau yang dikenal sebagai prebiotik.

Kandungan ASI

Kombinasi probiotik dan prebiotik yang bekerja sinergis dan memberikan efek, yang dikenal juga dengan Sinbiotik, yang dapat membantu mempercepat kolonisasi bakteri baik dan meningkatkan jumlah bakteri baik seperti Bifidobacterium pada Si Kecil yang lahir secara caesar. 

Hal ini tentu saja dapat membantu meningkatkan sistem imun si kecil, selama dua tahun pertama kehidupan serta menurunkan risiko anak mengidap penyakit alergi.


Kisah pengalaman persalinan caesar dengan indikasi Oleh celebrity mama, Cynthia Lamusu 


Siapa yang tak kenal dengan Cynthia Lamusu? Celebrity mama satu ini ikut menceritakan kisahnya saat mengandung dan melahirkan kedua anak kembarnya, Bima dan Tatjana.

Cynthia Lamusu

Cynthia diberi rezeki mengandung 2 anak kembar melalui hasil proses IVF, pun juga saat mengandung, usia Cynthia sudah 37 tahun di mana sudah merupakan kehamilan dengan resiko tinggi.

Karena hal tersebut, sejak awal kehamilan, Cynthia sudah dihadapkan dengan pilihan persalinan caesar, terlebih saat kehamilannya, Cynthia mengalami beberapa indikasi medis tambahan, yaitu preklamsia dan kondisi janin Bima yang tidak berkembang.

Demikianlah, akhirnya Cynthia menjalani proses persalinan dengan bedah, dan kedua anak kembarnya lahir dengan selamat, meski harus menjalani perawatan terlebih dahulu.

Karena sejak awal kehamilan, mama Cynthia sudah mengetahui adanya indikasi dibedah. Dia lalu mencari tahu sebanyak-banyaknya apa yang harus dilakukan agar memaksimalkan tumbuh kembang anaknya, karena terlahir dengan melalui bedah.

Dan dengan support penuh keluarga, terutama suaminya.
Mama Cynthia berhasil memberikan ASI ekslusif kepada kedua anak kembarnya, demikian pula, saat memasuki masa MPASI, Cynthia memastikan agar kedua anak kembarnya mendapatkan makanan pendamping dengan nutrisi anak yang lengkap.


Demikianlah, seminar digital tentang Optimalkan Imunitas Anak Kelahiran Caesar dengan Mikrobiota Sehat yang sarat ilmu bermanfaat buat semua orang, dan saya khususnya.

Dalam seminar tersebut juga hadir bapak Arif Mujahidin, selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia.

Arif Mujahidin

Beliau menyampaikan bagaimana kepedulian Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia melalui Nutriclub dalam menyikapi tantangan imunitas bagi anak dengan kelahiran caesar di masa depan.

Dan melalui seminar digital seperti ini, diharapkan akan lebih banyak orang tua yang dapat mengetahui secara lengkap, informasi yang mereka perlukan dalam mempersiapkan kelahiran caesar.

Dan khusus bagi orang tua dengan anak lahir caesar dapat mendukung komposisi mikrobiota sehat untuk mengoptimalkan sistem imunitas si Kecil

Dan sebagai komitmen untuk mendukung kesehatan ibu dan anak di Indonesia, Nutriclub juga akan meluncurkan Tes Potensi Caesar, untuk membantu orang tua mengenali faktor risiko kelahiran caesar sejak awal, dan mempersiapkan hal yang terbaik untuk menyambut si Kecil. 

Tes Potensi Caesar

Berbagai informasi seputar kehamilan, persiapan dan pasca-kelahiran caesar juga dapat ditemukan di website https://www.nutriclub.co.id/  dan akun Instagram @nutriclub_id untuk mengetahui lebih lanjut terkait informasi seputar Nutrisi untuk Imunitas dan Alergi si Kecil.

Demikianlah dan semoga bermanfaat.


Sidoarjo, 9 September 2020

Sumber : Seminar digital Nutriclub
Gambar : dokumen pribadi dan website nutriclub

60 komentar :

  1. Si Kribo lahir secara cesar...Tekanan darah si Yayang sampai 180 saat hendak melahirkan , jadi terlalu beresiko.

    ASI juga tidak keluar, entah karena apa. Sejak bayi si Kribo minum susu formula.

    Alhamdulillah, sampai sekarang tumbuh sehat. Bahkan sempet endut, tapi sekarang dah jangkung banget melebihi bapaknya.

    Buat saya mah, yang penting selamat ibu dan anaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaoo preklamsia?
      Betul Pak, keselamatan itu jauh lebih penting :)

      Hapus
  2. Kedua anakku beda cara lahirnya, sulung per vaginal, bungsu sesar. Dan akupun sama dengan Mbak Rey, cetek ilmunya saat itu. Ku baru nyadar memang imunitas si Adik beda sama Kakak. Ternyata karena dia tidak berkesempatan mendapatkan mikrobiota bakteri baik yang ada di jalur lahir (vagina) sang ibu...Senang jika ada informasi dan edukasi begini sehingga nanti ibu yang melahirkan dengan sesar bisa mepersiapkan diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Mba, sungguh bahagia ya ibu zaman now, banyak ilmu bertebaran, jadinya lebih banyak yanh bisa dipersiapkan.

      Alhamdulillah sekarang anak-anak udah gede ya Mba :)

      Hapus
  3. pengetahuanku soal beginian masih minimmmmm bangetttt mbak
    taunya ya dari baca baca pengalaman temen temen seperti ini
    setuju mbak,apapun jalan kelahiran yang dipilih buat si baby, entah itu sesar atau normal, yang penting ibu dan anak selamat dan sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo dipelajari, nanti udah punya banyak ilmu dong :)

      Hapus
  4. Baru tau ternyata microba baik didapat dari anak lahir pervaginam beda sama anak yang lahir Caesar ya kak Rey.. Alhamdulillah kelima anak lahir normal. Bukan apa-apa sih kak, aku pun penakut sama meja operasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masha Allah, limaaa waooo hahahaha.
      Iya, beruntung banget anak-anak yang lahiran normal, tapi yang caesar juga bisa dikejar dengan ASIX :)

      Hapus
  5. Saya juga caesar :D. Inget banget pas operasi saya ngerasa tenang, eh lebih tepatnya lemas dan pasrah setelah sebelumnya seharian diinduksi yang sakiiiiiiiiiit banget. Btw baru tahu tentang mikrobiota ini, ternyata bermanfaat banget ya buat anak. Tapi setidaknya walau anak saya lahir caesar, saya sudah memberikan asi ekslusif dan dilanjutkan sampai 2 tahun ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pernah diinduksi kak enii... Tapi lahiran normal. Ya Allah sakit mulesnya kayak sakratul maut.

      Hapus
    2. Masha Allah, sesungguhnya saya belom pernah dong rasain mules kontraksi, kedua kali caesar, dua-duanya sebelum ada kontraksi sama sekali hehehe

      Bener, bisa dikasih ASIX biar bisa ngejar ketertinggalan bakteri baik :)

      Hapus
  6. Dulu-dulu gak kepikir ya masalah imunitas bayi dengan lahir caesar, pokoknya pengennya lahiran normal saja. Rupanya ada juga"persoalan mikrobiota" ya.
    Alhamdulillah saya melahirkan normal 3 kali tapi adik dan ipar, mereka melahirkan secara caesar. Alhamdulillah tidak ada masalah dengan daya tahan tubuh anak.

    Setelah baca ini baru saya bilang "Oooh" ... karena adik ipar saya ngasih ASI eksklusif, karena ASI mengandung lebih dari 200 spesies mikroorganisme yang dikenal sebagai probiotik dan prebiotik ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, ASIX sungguh luar biasa, diciptakan Allah untuk sumber makanan pertama bayi :)

      Hapus
  7. Baru paham juga nih soal mikrobiota. Alhamdulillah tiga anakku lahir normal dan bs memberi ASI terus sampai usia 5 bulan. Itu juga berasa ga totalitas 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, perjuangan menyusui itu juga luar biasa :)

      Hapus
  8. Komplit banget penjelasannya. Jadi tercerahkan deh. Aku dulu terpaksa caesar karena 5 hari cuma bukaan 1, akhirnya lemas dan pingsan. hiks. Mau nggak mau operasi deh. Aku pikir anakku itu alergi karena faktor genetik aja, tp skg kepikir kalau cara lahirnya mgk juga punya pengaruh ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh 5 hari? luar biasa itu Mba.
      Betul Mba, ternyata jalan lahir juga ngaruh banget :)

      Hapus
  9. Persalinan dengan operasi itu ada dampaknya ya. Tentunya gak sembarangan bisa melahirkan dengan jalan operasi, karena semua itu harus ada persetujuan dokter. Untuk menyelamatkan bayi dan ibunya, misalnya. Gak sembarangan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Teh, harus konsulteasi dengan dokter dulu :)

      Hapus
  10. Anak saya 3 dan semuanya caesar. Wkwkwk. Sabodo teuing orang mau bilang apa, yg penting si kecil sehat selamat. Alhamdulillah ASI memang proteksi pertama. Terbukti Kakak Mae (4 tahun) meski caesar tapi daya tahan tubuhnya kuat banget. Jarang sakit, alhamdulillah, sebab ASI sampai usia 2 tahun 3 bulan. Nah, beda nih sama adik kembarnya yg gak full ASI. Pas 0-12 bulan itu hampir tiap bulan kena batuk flu. Huhuhu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya ya, anak saya sesar, beda ASI doang, jadinya daya tahan tubuh beda

      Hapus
  11. Memang apapun pilihan cara melahirkan, yang utama adalah keselamatan ibu dan anak. Aku juga kayak dirimu, Rey. Takut melahirkan caesar, takut nggak bangun lagi setelah dibisu. Jaman dulu tuh lahiran caesar masih resiko tinggi, nggak seperti sekarang yang lebih banyak info dan juga kemajuan dunia kedokteran udah makin bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Mba, kirain setelah dibius langsung tidur selamanya. huhuhu. serem pokoknya :D

      Hapus
  12. Waktu hamil si bungsu aku sempat mau lahir spontan.tapi karena diagnosa plasenta previa dokter menolak keras. Mengingat aku bolak-balik pendarahan selama kehamilan, apalagi anak pertamaku meninggal. Jadi dokter ga mau ambil risiko. Jadi punya pengalaman dua-duanya deh ya lahiran normal ya sesar. Maka kalau ada yang ngomong sesar begini begitu ga ngerti apa kalau ini efektif menekan angka kematian ibu dan bayi, jika dilakukan secara indikasi medis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waddduuh Mbaaa, langsung ngiluuu :D
      Saya juga sempat plasenta previa Mba.
      Alhamdulillah pas mau lahiran, plasentanya naik. tapi tetep caesar hehehe

      Hapus
  13. Hiks saya juga takut banget kalo harus ngelahirin cara caesar
    Pastilah lebih sakit dibanding melahirkan cara normal
    Eniwei nutriclub selalu berinovasi ya?
    Sekarang dengan Tes Potensi Caesarnya, agar anak Indonesia dilahirkan sehat dan terawat untuk menunjang masa depan bangsa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, serem aja mikirnya.
      Iya nih ada test potensi sesar, jadi minimal ortu udah mempersiapkan jika sesar :D

      Hapus
  14. Mau lahir caecar atau normal, yang penting anak dan ibunya selamat.
    Ini acaranya nambah wawasan banget. Makasih Mak Rey informasinya. Aku share ke temen yg anaknya disesar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, apapun itu yang penting dipersiapkan ya :)

      Hapus
  15. Dua anak saya semua lahir dengan proses Caesar. Sampai kebal nih telinga saya dengar ocehan orang-orang, mulai dari keluarga, teman, sampai yang gak kenal-kenal amat, pada nyinyirin ibu yang melahirkan dengan proses SC. Capede~ Padahal kalau kondisinya memang memungkinkan, saya ya mau mau aja kok lahiran normal. heuheuheu

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, kalau saya nyinyiran gitu nggak ngaruh Mba, kalau dibilang mengapa sesar, saya malah jawab, pengen aja hahahaha.

      Betul Mba, keselamatan itu penting :)

      Hapus
  16. Saya sempat plasenta previa saat hamil anak ke-2. Tapi alhamdulillah berkat kerja keras olga yang dianjurkan dokter kandungan, saya akhirnya bisa melahirkan normal. Prosesnya bahkan cepat banget. Pembukaannya lancar jadi hanya butuh 30 menit untuk menghadirkan si bayi di dunia.

    Saya baru tahu kalo cesar ada resiko terhadap imunitas bayi. Dulu taunya hanya masalah penyembuhan jahitan yang lama. Jadi udah gak nyaman duluan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahh sama Mba, saya shock berat pas dikasih tahu placenta previa, Alhamdulillah di usia 7 bulanan atau 8 bulanan ya, placentanya kembali naik, tapi saya udah terlanjur siapin caesar, jadinya caesar deh hehehe

      Hapus
  17. Dalam kondisi tidak memungkinkan normal, caesar adalah pilihan terbaik dan aman, demi keselamatan ibu dan bayi ya mbak. Alhamdulillah anak lahir selamat dan sehat. Mbak Rey tentunya sudah nggak takut operasi lagi ya karena sudah mengalami. Saya juga takut operasi, anak pertama kelilit tali puser, pas hamil sempat plasenta previa, udah ngira bakal susah lahirnya, taunya pas 9 bulan posisi berubah dan dibantu induksi akhirnya lahir normal.

    Semoga anak2 kita, yg lahir normal maupun caser, sama2 sehat semua. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh samaan kisahnya, tapi hamil kedua saya tetep caesar hhihihihi :D

      Aamiin, semoga anak-anak selalu tumbuh sehat :)

      Hapus
  18. Saya bukan anti persalinan caesar, tapi sangat menghindarinya. Alasannya karena tidak bisa menanggung pasca persalinan. Juga, kayaknya dokter sekarang lebih mudah memutuskan persalinan caesar ini. Saya ditawari 4x, dan selalu menolak halus.

    Kalau ada teman yang bilang mantap CS saya akan memberitahu apa saja yang harus disiapkan agar lancar. Nanti saya tambahin informasi ini kalau ada lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. HUhuhuhu, saya anti banget Mbaaa, sumpah ye, bayangin perut dibelah itu loh Mba, saya disuntik ambil darah aja, bikin 1 RS heboh karena saya jerit-jerit, kebayang nggak saya di caesar?

      Makanya pas caesar pertama itu saya gemetaran banget, saya pikir udah mau mati, membayangkan perut saya menganga hahaha.

      Nasih memang kudu caesar hahahaha

      Hapus
  19. Lahiran mau ceasar mau normal ada perjuangannya tersendiri ya mbak

    BalasHapus
  20. Sama nih, saya anak pertama sama sekali nggak ada persiapan secar, udah jauh bulan ditanamkan yakin bakal bisa lahiran normal, eh tetep bae lahir secar. Anak kedua juga harus ikut secar terpaksa karena jaraknya deketan ama si kakak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang udah jalannya lahir dengan caesar ya, saya juga ogah sesar, eh ujungnya sesar juga :D

      Hapus
  21. salut deh untuk semua perempuan yg melahirkan, dengan cara apa pun.

    sehat2 si kecilnya ya..

    BalasHapus
  22. Iya betul, keselamatan ibu dan bayi yang terpenting. Aku salut sama ibu yang Caesar, masa pemulihan ibu caesar tuh lebih lama dan katanya setahun juga masih kerasa linu jahitannya. Ya Allah, perjuangan seorang ibu tuh ya besar banget. Keterlaluan kalau masih ada yang suka nyinyir sama ibu yang melahirkan secara caesar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, bahkan sampai sekarang masih sering kerasa Mba :D

      Hapus
  23. Semula aku nggak tahu loh kalau cara kelahiran bayi akan ikut mempengaruhi imunitas mereka. Hanya tahunya bahwa bayi dari proses kelahiran caesar lebih rentan saja. Alasannya nggak tahu persis. Ada yang bilang karena bayi di proses kelahiran per vaginam sudah ikut bergerak untuk menemukan jalan keluar, beda dari bayi kelahiran caesar yang tidak berusaha sendiri. Ini mitos jangan-jangan ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi sih, motoriknya udah mulai berfungsi sejak mencari jalan lahir, ketimbang diangkat gitu aja dari perut :D

      Hapus
  24. Walaupun aku diberikan taqdir melahirkan semua anak-anakku per-vaginam tapi aku termasuk yang paling kesel dengan statement nyinyir yang membanding-bandingkan ibu yang lahiran Caesar dan normal.
    Semua ibu terbaik di jalannya.
    Mau dengan jalan normal ataupun Caesar tetap dipanggil ibu

    BalasHapus
  25. Bener banget, persalinan caesar memang sangat berisiko. Baik buat ibu mau pun anaknya. Jadinya si ibu kudu banyak persiapan dan kekuatan untuk bisa melakukannya. Tak hanya saat operasi berlangsung ya, tapi juga setelahnya. Termasuk anaknya ketika sudah lahir. Anak yang lahir caesar riskan banget. Tapi dengan pengasuhan yang benar, serta pemberian nutrisi yang bagus, bisa tumbuh dengan optimal ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Mba, saya 2 kali merawat bayi caesar, emang penuh tantangan :D

      Hapus
  26. Kalau memang nggak bisa lahir normal ya nggak masalah kalau caesar ya Kak, asal pasca operasi harus diperhatikan bener-bener supaya tetap sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, biar sehat lahir batin, karena itu penting buat busui :)

      Hapus
  27. Wah baru tahu banget mbak kalau jalan lahir itu berpengaruh bagi imunitas bayi. Aku kebetulan sedang hamil juga. Dan kita sama banget deh mbak takut dengan hal-hal yang berbau operasi begitu.

    BalasHapus
  28. Baru tau saya mbak, kalo di jalan lahir per vagina ternyata ada bakteri baik yang berguna untuk si bayi. MasyaAllah... takjub sekali saya mendengarnya. Lahir per vagina atau caesar masing-masing ada penyebabnya. Jadi pilih yang risiko nya minimal bagi ibu dan bayi. Selanjutnya cari tau untuk memaksimalkan tumbuh kembang bayi agar tetap baik ke depannya, baik dari nutrisi maupun stimulasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, sebenarnya bagusan pervaginam, sayang nggak semua ibu bisa lahiran pervaginam

      Hapus
  29. Sejak mama mertua bilang, pas lahiran aku hrs mencontoh kakak ipar yg sukses lahiran normal tanpa harus jerit2 kesakitan dan mengandalkan pernapasan ketika menahan sakit, aku lgs bilang ke dokter kandunganku, aku hrs Cesar.

    Aku LBH milih menahan sakit bekas operasi yg aku yakin walopun sakit ga mungkin bikin aku jerit2 kesakitan. Tapi lahiran normal aku ga tau sakitnya kayak apa. Drpd ekspektasi mama mertua gagal dan aku jejeritan, mnding di awal Cesar aja :D.

    Tp alhamdulillah sih Rey, anak2 ga alergian walopun aku jg ga ASI ke mereka. Disyukurin aja :D. Tapi memang selama hamil aku rutin konsumsi semua vitamin dan suplemen yg diksh si dokter, termasuk susu dll. Jd mungkin si krucils terpenuhi juga dari situ. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha iya Mba, kalau caesar meski sakit minimal nggak bikin jerit-jerit kayak lahiran ngeden :D

      Anak pertama saya juga nggak ASI Mba, memang butuh suplemen lebih buat daya tahan tubuhnya :)

      Hapus
  30. Jika boleh memilih, aku pun juga nggak mau caesar, Mak. Tapi balik lagi, kita cuma mau yang terbaik. Doain aku, ya! Moga nanti bisa normal. Aamiin

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)