Jajanan Pasar Khas Buton Yang Dirindukan

jajanan pasar khas Buton

Sharing By Rey - Jajanan pasar khas Buton selalu jadi sesuatu yang saya idamkan setiap kali mudik.

Rasanya, tidak sabar menanti mama pulang dari pasar, karena mama selalu saja memborong beberapa jajanan pasar khas Buton yang bisa disebut dengan kuliner khas Buton.

Oh ya, di Buton mungkin orang menyebutnya dengan kue khas Buton, di sana mah nggak ada jajanan, adanya kue (dulunya sih, nggak tahu sekarang), lol.

Sebenarnya ada banyak banget macam jajanan pasar yang sering mama beli di pasar, dan memang sejak kecil yang namanya beli jajanan pasar itu wajib mama yang lakukan.
Loh kenapa? soalnya mama tahu riwayat kesehatan si penjualnya, hahaha.

Iya, karena mama bertugas di sebuah desa yang nggak terlalu besar, sejak saya kecil di mana kesehatan masih menjadi momok yang dihindari masyarakat.
Jadilah mama harus selalu mengobati pasien dengan mengunjungi rumahnya.

Asyik banget yak.

Ada yang melahirkan, manggil mama ke rumahnya.
Ada yang luka, manggil mama ke rumahnya.
Ada yang sakit demam, manggil mama ke rumahnya.

Apalagi kalau udah ada embel-embel,
"Mama Yuke*, itu sepupu 5 kalinya mamata**  dia sakit, kita dipanggil obati ke rumahnya"
*Mama Yuke = panggilan buat wanita yang sudah menikah dan punya anak, anak pertama selalu jadi patokan, Yuke adalah nama kakak saya yang tulisannya Jouke.
 **mamata = mamanya kita atau mamanya kamu, kita means kamu dalam panggilan sopan bagi orang di Buton.
Okeh, pergilah mama yang kadang harus jalan kaki berkilo meter demi ke rumah 'sepupu lain kalinya mamanya itu', lalu ternyata sampai di sana si pasien cuman batuk pilek dan demam sedikit *tepok pipi dah, hahaha.

Oh ya, usut punya usut, si pasien itu sebenarnya nggak ada kaitan keluarga sama sekali dengan mama, hanya saja kenal orang tuanya mama, (The power of nepotisme!)hahahaha

Meskipun pengobatan itu gratis, tapi sisi positifnya adalah, mama jadi melihat isi rumah si pasien, melihat dapurnya, melihat riwayat kesehatannya, dan dijadikan notice buat kami, mana yang boleh kami beli jajanannya, mana yang nggak boleh, hahaha.

Jadi mama tahu, jika yang jual punya riwayat kesehatan kayak penyakit menular seperti TBC, atau mungkin dapurnya jorok, mama selalu melarang kami  membelinya.
Iya, sekarang tahu kan alasannya, mengapa saya tumbuh jadi orang yang super jijikan, dan lebay bersihan, lololol.

Okeh, kembali ke jajanan pasar yang sering mama belikan dan menjadi favorit saya adalah,


1. Taripang

Sebenarnya saya menyebutnya kue teripang, nggak tahu kenapa kok dikasih nama taripang, mungkin karena bentuknya kayak teripang yang di laut itu kali ya.

jajanan khas Buton taripang
Kalau yang dijual biasanya bentuknya lebih lonjong memanjang,
mirip Teripang. Sumber : Kumparan
Jajanan ini terbuat dari tepung ketan baik ketan putih maupun ketan merah eh bahkan ketan hitam sih, yang digoreng lalu dibaluri gula merah atau gula aren 

Yang paling enak itu biasanya yang teksturnya nggak terlalu keras, tapi juga nggak terlalu lembut dan gulanya kering.
Saya lupa sih berapa harganya, setahu saya dulu sih seribuan rupiah, nggak tahu deh sekarang.

Oh ya, jajanan ini sebenarnya bukan hanya ada di Buton saja, bahkan menyebar di seluruh Sulawesi, hanya setahu saya di Sulawesi Utara sepertinya nggak pernah tahu ada jajanan khas Buton ini.


2. Nasi bambu

Jajanan khas Buton ini sebenarnya nggak bisa disebut khas banget, orang sebelum di Buton, saya sudah kenal jajanan ini di Sulawesi Utara.

jajanan khas buton nasi bambu
Kalau di Buton, biasanya dijual dengan potongan bambunya yang sudah
dikupas setengahnya. sumber : merahputih

Di sana namanya Nasi Ja atau Nasi Jaha.
Di Buton namanya nasi bambu, soalnya dibakar di dalam bambu, sebagian menyebutnya luluta.

Nasi bambu terbuat dari ketan yang dicampur dengan santan, garam dan bumbu-bumbu (saya lupa, soalnya terakhir kali mama bikin waktu kami masih SD), bisa dari beras ketan putih, ataupun merah.

Beras ketan tersebut dimasukan ke dalam bambu yang terlebih dahulu sudah dimasukin daun pisang, lalu diberi santan dan dipanggang di atas api yang panas.

Penampakan nasi bambu yang sedang dipanggang
sumber : resepdanmakanan

Biasanya, nasi bambu yang dijual di pasar Buton, bambunya hanya dikupas sedikit, lalu dipotong-potong sama panjang dan dijual, entah sekarang berapa ya harganya.
Dulu sih bisa seribuan hingga 2500an.


3. Kambewe

Selain taripang, kambewe adalah jajanan khas Buton yang jadi favorit saya.
Di beberapa daerah sih mereka menyebutnya kambewe gola, kalau saya sejak kecil tahunya ya kambewe, mau yang pakai gula merah kek, enggak kek, pokoknya ya Kambewe, hahaha.

jajanan khas buton kambewe
Kambewe dengan gula merah, sumber : kompas
Kambewe adalah jajanan pasar khas Buton yang terbuat dari jagung muda yang dihaluskan dan biasanya dicampur dengan kelapa muda parut, yang dibungkus kembali di daun jagung muda, dan dikukus hingga matang.

Rasanya gimana? enak tentunya dengan rasa mostly jagung muda yang manis dan enak.
Nggak usah nanya harganya berapa deh, nasib jarang ke pasar ya kayak gini, hahaha.


4. Baruasa

Kalau ini sebenarnya bukan jajanan pasar, karena baruasa adalah kue khas Buton yang awet seperti cookies lainnya.
Saya nggak tahu jelas, apakah jajanan ini memang khas banget di Buton, yang jelas seingat saya kue ini adalah kue wajib yang harus ada di setiap perayaan adat Buton.

Seperti haroa (di jawa namanya banca'an), baik acara nikahan, keagamaan, maupun kematian.

jajanan khas Buton Baruasa
Penampakan jajanan Baruasa, sumber craftlog

Meskipun, kalau browsing-browsing, baruasa adalah kue khas Makassar.
Ah biarin aja ya, Makassar kan juga masih se pulau Sulawesi dengan Buton, ya meskipun terpisah pulau sih hahaha.

Jajanan baruasa adalah kue yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan kelapa sangrai yang dihaluskan, lalu dipanggang hingga jadi seperti cookies.

Karena kue ini lebih awet, kita bisa temukan sebagai oleh-oleh khas dari Buton, juga dari beberapa daerah di Sulawesi, seperti kendari, Makassar, entah deh kalau palu (soalnya belum pernah ke sana).


5. Tuli-tuli

Waaahh, i miss tuli-tuli sooo much!
Jajanan ini sungguh historis banget buat saya.

Masih ingat banget, waktu SD kami diberi uang jajan 25perak dan bisa jajan tuli-tuli ini, lengkap dengan sambalnya yang yummieee..

jajanan pasar khas Buton tuli-tuli
Tuli-tuli beserta sambalnya, sumber : luvinary
Tuli-tuli dibuat dari singkong yang dihaluskan dan dikeringkan dengan cara di-press dalam sebuah kain. Orang Buton menamainya kaopi.
Kaopi tersebut dihancurkan, dan diberi air secukupnya, garam dan bawang, lalu dibentuk angka delapan dan di goreng.

Paling enak jika dimakan saat masih hangat dengan cocolan sambal bajak.
Kalau dipikir-pikir, mirip cireng sih ya, hahaha.


Demikianlah jajanan pasar khas Buton yang selalu saya rindukan, sebenarnya masih banyak lainnya seperti sanggara banda, panada, dan banyak yang namanya sudah saya lupa.
Duh, kangen kan jadi pengen pulang.
Mau fotoin jajanan tersebut satu-satu biar jadi postingan, hahaha.

Kalau temans, ada yang familier dengan jajanan pasar khas Buton di atas? share yuk.


Sidoarjo, 28 Maret 2020

@ReyneRaea untuk #SabtuKuliner

Sumber : Pengalaman pribadi
Gambar : Kumparan, Merahputih, Resepdanmakanan, Kompas, Craftlog, Luvinary, Canva edit by Rey

31 komentar :

  1. Oh em jiiiiiii, ini mah postingan yang sangat menggugah selera banget #monmaap kalimatnya ga efektif blas ya mbul hohoho

    Betewe, sebenarnya kalau antar daerah agak agak mirip sih kalau dari segi rasa dan bentuk, cuma mungkin lain penamaan kali ya,
    Soalnya pas ngeliat taripang, di Sunda pun ada tapi namanya gemblong atau getas, dia itu ketan juga dibulet2 kasih gula merah, ntar gulanya mengering sendiri di permukaan kuenya, pake gula putih juga bisa sih...

    Terusnasi bambu juga agak mirip yang pelengkapnya lemang tapai, alias lemangnya yekan kalau di sumbar

    Baruasa mirip kue bangkit, tapi kalau di tempatku ada juga yang nyebutnya bolumprit atau bolu emprit, biasanya selain putih warnanya juga ada yang pink

    Terus yang tuli tuli ini kalau di tempatku disebute gembus, sama digoreng juga kayak angka delapan, rasanya kenyal kenyal gitu klo pas masi hangat

    Daaan yang paling bikin kebayang2 pingin makan adalah si jagung muda yang dihaluskan plus tambahin gula lalu dibungkus pakai klobot jagung ituh kak rey, mupeng deh gw

    Ohya mamah kak rey hampir sama kayak ibukku loh suka dipanggil panggil ama pasien sampe ke pelosok pelosok, bedanya ibuku pasiennya itu hewan alias my mother itu mantri hewan jadi pasiennya sebangsa sapi, kambing, kucing, kuda, de el el hueheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iya ya, aslinya semua jajanan itu mirip-mirip ya, hanya saja dikurangi satu dua bahannya atau diganti dengan lainnya.
      kalau yang pake gula putih, kayaknya saya pernah cobain deh, cuman lupa dulu di mana ya :D
      Itu lemang mirip dengan di Malaysia ya, kalau di Sulawesi itu isinya nasi doang, biasanya di daerah lain diisi macam-macam, kayak gula atau lauk atau daging gitu

      Kalau tuli-tuli itu di Jateng ada deh, lupa namanya apa hahaha

      Hapus
  2. Oh mbak Rey ternyata dari pulau Buton toh, kalo ngomong pulau Buton maka yang aku ingat adalah pulau penghasil aspal alami, tapi ternyata selain itu, Buton juga penghasil jajanan juga ya mbak.

    Dari lima jajanan tersebut, kue taripang sering aku makan disini tapi namanya bukan taripang tapi taripah. Eh maaf itu adalah nama tetangga sebelah saya.

    Kalo di daerah Tegal itu namanya Jalabia, nama yang agak aneh ya mbak, konon jaman dahulu kala saat kerajaan Majapahit katanya ada orang bernama Jamal dari Saudi Arabia yang bikin kue seperti itu untuk warga disana. Eh, emang ada kerajaan Saudi Arabia saat Majapahit, bukannya Saudi Arabia berdiri pada abad 19, mbuh lah, aku juga ngarangnya asal saja

    Nah, sebagai tanda terima kasih pada Jamal dari Saudi Arabia maka kue itu dinamakan Jalabia, benar tidaknya silahkan tanyakan saja pada rambut yang bergoyang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aahhh suuee bisa aja luh gus..

      Bukan Jalabia...Janda kali cuma luh samar2rin aja..🙄🙄

      Hapus
    2. hahaha serius namanya Jalabia?
      Sebenarnya semua daerah itu jajanannya sama ya, beda bahannya dikit-dikit aja hahaha

      Hapus
    3. Serius, coba saja cari di google, banyak yang jual.

      Iya sih, jajanan tiap daerah sepertinya sama, cuma namanya beda, bahannya beda tipis, setipis yang sering dipakai atasnya mbak Rey kalo lagi dapet.😁

      Hapus
    4. hahaha, dapat apa tuh? dapat duit? :D

      Hapus
  3. Gemblong itu mah mak Rey kalau di tanah Betawi nyebutnya...🤣🤣 Ada dua jenis Gemblong itu..

    1.Berwarna biru yaa rade2 coklat dikit. Tapi birunya lebih dominan.

    2. Berwarna coklat gula kaya gambar diatas.🤣🤣


    Yang kedua Nasi Bambu itu kalau dikampung istri saya Di Ranah Minang Sumatra barat. Lemang berisi gula didalamnya.😊😊 Ingat Lemang jadi ingat Vina Nurbaya...Eehh salah Siti Nurbaya.🤣🤣🤣🤣

    Dipilih2 Lemang pendek murah....Lemang Puanjang Maliang.🤣🤣🤣


    Selebihnya saya nggak pernah makan atau nyobain seperti Kambawe, Baruasa.dll. Soalnya sudah lama tidak ketanah Bugis lagi, Sudah jadi orang Betawi sekarang.🤣😋🤣🤣


    Dulu waktu kemakasar masih sering nemuin makanan seperti diatas meski asalnya dari Button.😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow, di Makassar ngapain kang, nemuin bini muda ya kang? 🤔

      Ya gpp kok, yang penting jangan ketemu bini orang lalu grepe grepe.🏃🏃🏃

      Hapus
    2. Eh iyaaa, tapi bentar itu warna biru pakai apa? gula diwarnain? :D

      Nah itu dia, nggak tahu asalnya dari Makassar, atau memang dari Buton ke Makassar hahaha

      Hapus
    3. Tepung ketan itam karena bercampur gula merah jadi kebiru-biruan gitu..😊😊

      Hapus
  4. no satu warnya bikin menggungah selera, jadi kebayag mukbang korea dh ckcck

    BalasHapus
  5. Ya ampp ..., perasaan baru tadi pagi aja ikutan melipir berkomentar di artikel ..., ini tau2 udah nongol postingan baru lagi cckkcckkk ...
    Lincah beneeer yaaak jari jenari kak Rey menggoyang keyboard 🔡

    Mana artikelnya penganan enak pulaak ,Kambewe .. laparlah perut saiaaa 😄

    BalasHapus
  6. Mau dong taripangnya se-kresek h3h3h3h3h3.

    BalasHapus
  7. Namanya asing2 asing banget ya...makhlum saya dari desa, mainnya kurang jauh he..he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, ini kayaknya ada di mana-mana cuman namanya beda di tiap daerah :D

      Hapus
  8. Jadi kangen ibu di kampung. Ibuku dari dulu sampai sekarang kalau ke pasar, pulang-pulang pasti bawa jajanan pasar banyak banget. Soalnya anak-anaknya pada suka njajan semua. 😭

    Tapi setelah ikut suami, setiap ke pasar aku malah gak pernah beli jajan macam-macam. Cuma kue pukis doang.😩

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, pak suami saya banget tuh, pukiiissss aja yang dibeli.
      Bener ya, ibu memang is da best!

      Hapus
  9. Aku pernah dibawain baruasa dari temen yg baru balik dr Makasar. Tp jujur aja aku ga cocok rasanya Rey. Mungkin Krn manis dan agak keras. Bisa jd Krn aku memang ga terlalu doyan yg manis.

    Tp kalo nasi bambu dan tuli2, bisa jd aku LBH cocok :D. Krn pasti gurih kan..

    Akupun bisa dibilang ga terlalu tau jg hrg jajanan pasar pas msh kecil. Krn semua mama yg beliin. Pas udh gede kyk skr, aku ttp ga tau jajanan di pasar depan rumah Krn jujur aja aku jijik masuk ke pasar :D. Apalagi yg gabung Ama los ikan dan ayam segala hahahaha.. itu urusan si mbak deh kalo udh beli jajanan. Cm aku selalu wanti2 cari yg bersih penjualnya. Ga pgn jg anak2 jd diare ntr.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baruasa oleh-oleh biasanya kurang enak Mba, sama dengan Bagea, itu biasanya oleh-oleh yang hampir sama dengan Baruasa.

      Mungkin karena pakai pengawet kali ya, jadinya keras dan kering banget plus berasa gulanya doang hahaha.

      Tapi kalau dibikin buat acara bancakan itu, lumayan enak dan renyah, nggak berasa gulanya doang.

      Iya banget tuh, tuli-tuli gurih, mirip cireng sih, tapi enakan tuli-tuli menurut saya hahaha

      Hapus
  10. aku jadi penasaran sama jajanan khas buton ya. nama jajanannya asing semua di telinga ku. haha.. kecuali taripang, itu kalo di jawa gemblong namanya. aku juga sukak banget itu. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iyaaa, kayaknya pernah liat di Jawa, tapi pakai gula putih :D

      Hapus
  11. di jawa ada yang mirip kayak taripang itu, dari ketan trus lumuran gula tapi lupa namanya hahaha, taunya makan aja pokoknya

    tuli tuli kalo mirip cireng berarti agak agak alot gitu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi iya Mba, cuman cireng lebih keras deh kayaknya :D

      Hapus
  12. Saya nggak pernah coba satupun sepertinya, namanya masih baru semua di telinga saya :D tapi yang nomor satu itu terlihat menggugah seleraaaaa dan paling penasaran sama yang mirip cookies karena saya suka cookies-cookiesan :))

    Habis baca tulisan mba Rey ini, dan juga tulisan mba Nita soal jajan pasar, saya jadi sadar kalau di Indonesia banyak banget ya mbaaa snacksnya ~ seandainya ada yang buat list daftar jajanan pasar per-daerah, mungkin bisa jadi jumlahnya sudah ratusan :"D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhaha betul banget!
      bahkan di Jawa sendiri ada banyaaakk banget, apalagi di luar Jawa :D

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)