Impian Yang Masih Selalu Diperjuangkan

Keinginan yang belum tercapai dalam hidup

Sharing By Rey - Keinginan yang belum tercapai dalam hidup ini banyak.
Di usia 30++ ini, rasanya saya sudah terlalu lama hidup di dunia ini.

Terlebih dengan status saya sekarang yang sudah punya 2 anak, karir tidak sesemerlang yang orang tua impikan.



Kadang ingin berhenti bermimpi, dan pasrah menerima apa yang bakal terjadi.

Namun, setiap kali saya memutuskan untuk pasrah, dalam artian gak mau lagi sibuk berusaha dengan bersusah payah, hanya berusaha hidup senormalnya saja.

Bangun pagi, mengurus anak, urus rumah, temani anak main, layani suami dan tidur, lalu repeat.
kalau sedih ya nangis, marah ya marah, senang ya tertawa. Sebagaimana mestinya saja.

Sebuah ingatan selalu mencolek saya, mengingatkan akan banyak hal yang ingin saya  wujudkan dalam hidup ini.

Impian-impian yang sudah saya ubah menjadi lebih sederhana. Namun meski demikian, tetap saja butuh perjuangan besar dalam meraihnya.

Impian-impian tersebut adalah :


1. Bisa jadi ibu yang sedikit lebih sabar


Saya jadi ingat, sejak kecil, bahkan saat saya belum kenal sholat itu wajib (iya, orang tua saya sangat awam terhadap agama, tidak ada perintah khusus untuk sholat wajib), saya sudah rajin berdoa.
Dan doa saya dulu adalah,
"ya Allah, izinkan saya sekolah di kota besar, jauh dari orang tua"
Subhanallah, Allah mengabulkan doa tersebut, dan di sinilah saya, jauh dari orang tua.
Baca : Happy Birthday Rey! Jadilah Wanita Yang Ikhlas - Ingat Masa Lalu Agar Berdamai dengannya
Setelah di Surabaya, doa saya berganti,
"ya Allah, mohon jodohkan saya dengan kak Ade Kurniawan"
Subhanallah, walhamdulillah, doa tersebut dikabulkanNya pula.
Lalu setelahnya doa-doa lainnya terkabul pula, menyusul doa yang akhir-akhir ini saya panjatkan.
"Ya Allah, mohon jadikan saya istri dan ibu yang sabar"
Yup, saya ingin dan butuh banget menjadi ibu yang lebih sabar, eh sabar ding. Sungguh sabar itu adalah sesuatu yang saya impikan banget.

Rasanya ingin banget, saat anak rewel, rumah berantakan, perut lapar, tapi saya masih bisa senyum manis dan membelai anak dengan penuh kasih.
*plak!
Oke jangan terlalu lebay mimpinya, Rey! hahaha

Iya, minimal saat keadaan di atas, anak rewel, si bayi nangis jejeritan sambil guling-guling di lantai (dia udah pinter loh ngambek guling-guling di lantai), si kakak lompat sana lompat sini lalu jatuh dan nangis dengan mulut dibuka selebar ember gede, rumah berantakan, cari sempak gak ketemu gegara nyempil di kotak mainan adek, saking berantakannya, lol.

Dan saya masih bisa melenggang manis, meninggalkan semua kerumitan tersebut, ke dapur, dengan pintu tengah ditutup biar si bayi kagak ikutan, lalu saya seduh kopi, makan camilan, sambil scroll timeline medsos, muahahaha.

Karena saat ini, jika berada di kenyataan seperti itu, dijamin suara membahana bakal ada di ruangan tersebut.
"DARRRREEEELLLLLLLLLL, JANGAN LOMPAT-LOMPAAAAATTT!!!!"
Lalu disusul dengan omelan yang gak bakal berhenti kalau gak capek hahaha.

YA Allah, ampuni hambaMu ini, kuatkanlah agar bisa lebih slow, lebih sabar ya Allah.

Thats way, menjadi ibu yang sabar, masih menjadi impian yang terus saya perjuangkan, semoga dimampukan, aamiin.


2. Bisa jadi istri yang sedikit lebih sabar


Selain selalu gagal menjadi ibu yang sabar, saya juga sering gagal menjadi istri yang sabar.
Secaraaaa, sifat suami saya itu nyebelin banget buat saya.
Ditambah dengan sifat gak sabaran saya.
Baca : Suami Nyebelin Tapi Ngangenin
Bersyukur, setelah saya menekuni dunia blogger dan rajin blog walking, Alhamdulillah banyak membaca tulisan-tulisan teman-teman yang berbagi kisah hidupnya, pengalamannya, dan segala hal, yang perlahan tapi pasti, saya bisa berdamai dengan sikap perfeksionis dan gak sabaran saya, untuk memahami karakter suami dan semoga dengan hal itu saya bisa lebih sabar dalam menghadapi papydady yang manis itu.

Sesungguhnya, doa menjadi istri sholeha dan sabar, setara dengan doa menjadi ibu yang lebih sabar :)
Semoga ya Allah.


3. Punya tabungan sehingga bisa menjenguk orang tua setiap tahun


Huwaaaa...
Saya kangen mama, kangeeennn sekali..
Kangen bapak, meski gak kangen rokoknya hahaha.
Tapiiii, biaya mudik selalu bikin saya sedih hiks.

Dulu mah masih bisa lah di usahakan pulang sewaktu lebaran, semacam mudik gitu, mudik sekaligus traveling hehehe.
Baca : Jika Diberi Uang 100 Juta
Tapi semenjak anak masuk SD, mulai ngos-ngosan juga memilah milah pemasukan, mana yang buat tabungan sekolah anak, mana buat bayar sekolah, mana buat tabungan mudik.

Thats way, saya selalu berusaha memanfaatkan waktu sesedikit apapun untuk berusaha mendapatkan pemasukan, yang semoga saja bisa membantu tabungan buat mudik, aamiin.

Meskipun berat, namun saya percaya, niat baik selalu mendapatkan pertolongan Allah, insha Allah, aamiin.


4. Punya dana khusus buat membantu mama umroh


Saya rasa ini adalah impian semilyar anak :D
Sama dengan impian semua orang tua bisa menyekolahkan anak setinggi-tingginya, impian anakpun ingin membantu orang tuanya umroh ke tanah suci.

Sayangnya, tidak semua anak diberi kemampuan bisa membantu orang tuanya.
Saya misalnya, dengan status ibu rumah tangga seperti sekarang, agak sulit bagi saya untuk bisa membantu mama mewujudkan mimpinya.

Namun, bukan berarti saya gak mau usaha sama sekali?
Menekuni dunia blogger adalah salah satu usaha saya buat mewujudkan impian mama, semoga segera dimampukan dan diizinkan Allah, insha Allah
Baca : Blogger, Profesi Atau Pelepas Lelah (?)
Semoga, dengan menekuni dunia blogger, saya bisa membantu mama mewujudkan impiannya :)


5. Bisa jadi wanita yang mandiri dan diandalkan suami


Inginnya, jadi wonder woman buat anak dan suami, tapi si suami selalu saja menawarkan bantuan, bikin godaan malas menerjang dan menggagalkan impian jadi wanita mandiri.

Ya ampun, paling enggak, saya bisa ke pasar sendiri, meskipun baru bayangin aja udah mau nangis.
Gak bisa bayangin saya gendong si bayi sendirian sambil nenteng tas belanjaan, belum lagi kedesak-desak emak lainnya yang rebutan beli lauk dan sayur.

*plak, manja kamu Rey! hahaha

Tapi serius loh, saya tuh salut banget, angkat topi, eh gak pakai topi, angkat 4 jempol deh, gak masalah saya 'ndelosor' demi angkat 4 jempol, lol, buat muji para ibu-ibu yang sering saya temukan saat antar jemput si kakak les kumon.

Saya sendiri kadang mau nangis kalau antar jemput si kakak, padahal ya jaraknya cuman sekitar PP 1 KM aja kayaknya dari tempat kami, alias cuman di blok sebelah komplek hahaha.
Apalagi kalau pas gerimis, sedang saya kudu naik motor sambil gendong si bayi pula.

Di saat saya hampir nangis, tiba-tiba melintas ibu-ibu naik motor, bonceng 2 anak di belakang, 1 anak di depan dan 1 bayi digendong biasa gitu.
Ya ampuuunn, saya jadi merasa kayak ketampar banget.

Makanya, pengen banget deh jadi wanita yang mandiri dan tangguh, agar si papi bisa kerja dengan fokus, gak kepikiran akan rumah, anak dan istrinya, hanya gegara istrinya manja dan gak bisa diandalkan..

Ah, semoga dengan tulisan ini, saya juga semakin terpacu untuk mengejar impian-impian yang aslinya sebagian receh, tapi berarti banget buat saya.

Kalau teman-teman, apa nih impian atau keinginan yang belum tercapai hingga saat ini?
Share yuk :)


Sidoarjo, 13 Desember 2018

Reyne Raea


*Artikel ini diikutsertakan dalam BPN 30 Day Blog Challenge  (Day 24)
 #BloggerPerempuan 
#BPN30dayChallenge2018

8 komentar :

  1. Saya aminkan doa dan harapan Mbak Rey agar impian di atas terwujud. Jangan lupa ikhtiar dan yakin. Sabar untuk beroleh kesabaran. Anak saya juga baru satu dan kerap bikin mamahnya mendadak galak kalau nakal atau tak disiplin. Yah, tak mudah bikin anak patuh. Kuncinya kedekatan dan kasih sayang intens yang harus diperjuangkan. Meski hasilnya patuh kadang-kadang, he he.
    Tetap melihat ke bawah agar semua tak terasa berat.
    Dengan bersyukur beban hidup jadi terasa ringan, selalu ada jalan dan ketenangan.
    Impian saya juga ingin jadi ibu dan istri yang sabar. Anak dan suami adalah pribadi unik yang istimewa. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kita saja di mata mereka bisa dianggap kurang juga, syukurnya jika mereka menghargai kelebihan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, makasih mba sayang.
      Iya banget ya.
      Betapa jadi istri dan ibu yang sabar itu berat, soalnya hadiahnya surga ya Insha Allah :)

      Hapus
  2. Aamiin mbaak. Jadi istri dan ibu yang sabar emang sesuatu banget :))) saya juga lagi berusaha untuk lebih sabar dan meredam emosi nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, bener mba, emosi ini kebangetan kadang ga bisa ditahan hiks

      Hapus
  3. Amin. Semoga doanya terkabur ditahun depan. tetap berusaha dan semangat, semoga dimudahkan oleh Allah.

    BalasHapus
  4. aamiin semiga bisa terlaksana 1 per 1 ya mbakkk terutama menjenguk orang tuanya pertahun.. sedih banget emang klo lama nggak ketemu gt

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)