Cerita 31 Desember Di Masa Itu

akhir tahun 2018

31 Desember setiap tahunnya, punya makna dan cerita yang kadang sama, kadang juga berbeda. 

Btw, tidak terasa, iya sekarang bilang tidak terasa, padahal juga tiap hari terasa banget hahaha, kita sudah sampai di penghujung tahun 2018.

 Sedih ya.
Saya baper...
Karena saya baru punya 1 kalender 2019, lol.

Eh tapi beneran loh, gak punya kalender banyak itu bikin saya baper.
Sama dengan kalau di rumah cuman ada 1 jam dinding, ribet banget mau liat jam kudu ke ruangan yang ada jamnya.

Padahal ye, di handphone juga ada jamnya hahaha
Juga ada tanggalannya, lol.

Sebenarnya, postingan ini saya buat bukan untuk membahas kalender.
Apalagi jam dinding.

Terlebih lagi, sebenarnya ini kan hari Senin, waktunya #MondayBusiness.
Tapi sungguh otak saya mampet, lagi gak ada ide bisnis buat ditulis.

Kemarin sudah mau share tentang Perilaku Pebisnis Oriflame (lagi), ye kan saya pengalamannya bisnis Oriflame, dan saya cuman mau menulis pengalaman sendiri, bukan teori doang :D

Tapi ternyata, otak mampet banget.
Kirain cuman hidung yang bisa mampet, ternyata otak juga bisa ya, hahaha

Oke Rey, serius dikit dong.

Berhubung, blog ini milik saya sendiri, gak ada yang suply dana buat blog ini.
Jadi bebas dong kalau seandainya saya melanggar tema hari ini.

Saya jadi pengen bercerita saja, tentang kenangan tahun-tahun terdahulu saat melewati tanggal 31 Desember.


31 Desember Di Masa Kecil Hingga Sekolah


Terlahir dari keluarga yang mainstream membuat saya gak pernah menjalani hal yang bikin saya ingat selalu akan tanggal paling bontot di tahun Masehi ini.

Yang paling diingat mungkin kenangan masa kecil, ketika masih tinggal di Sulawesi Utara dulu.
Akhir tahun begini kami pasti makan enak, karena dapat banyak kue-kue dari tetangga yang merayakan Natal dan tahun baru.

Namun, selain dari makanan enak yang pedas yaitu ayam rica-rica, kue kacang (saya gak tau namanya apa.

Yang saya ingat kue tersebut semacam cookies biasa yang dibalur gula merah lalu digulingkan ke kacang yang dicacah kasar, tidak ada hal lain lagi yang membekas di hati.

Setelah berusia 5 tahun dan kami pindah ke Buton, saya lalu masuk sekolah.
Namun selama SD hingga SMP, tidak pernah sama sekali ada kenangan tanggal 31 Desember yang membekas di ingatan.

Tentu saja, orang tanggal tersebut kami lewati dengan biasa saja.
Tidak ada yang namanya liat kembang api, atau juga bunyi petasan.

Setelah STM, saya mulai menikmati tanggal 31 Desember malam dengan melihat kembang api.
Namun tidak semeriah di daerah lainnya.

Pun juga saya hanya bisa melihatnya dari kejauhan, karena hal yang mustahil saya bisa keluar malam hahaha.


31 Desember Di Masa Kuliah Hingga Sekarang


Boleh dikatakan, masa kuliah adalah masa kebebasan pertama saya.
Setelah merayu-rayu dengan tangisan, akhirnya mama menyetujui permintaan saya untuk tinggal di indekos dekat kampus.

Sebelumnya saya tinggal di rumah om saya (adik mama), yang memang sejak lama sudah ada di Surabaya dan menjadi seorang Provost AL yang bertugas di Surabaya.

Bukan main senangnya saya bisa ngekos, that's mean saya boleh begadang, boleh bangun sesukanya, boleh keluar malam, boleh pacaran dan cinta-cintaan, hahaha.

Dan saya melewati 31 Desember malam dengan penuh cerita sejak saat itu.


31 Desember 2000, saya melewati malam tersebut dengan menikmati kembang api dari balkon sebuah kos sederhana di sudut Surabaya Timur.


31 Desember 2001, saya melewati malam tersebut dengan deg-degan bagai anak kecil yang diajak bapaknya ketemu teman-temannya.

Iya, saat itu saya sudah punya pacar, oleh si pacar, sejak siang saya udah diizinkan ke ibu kos (ibu kosnya galak) kalau saya ingin diajak keluar pas tanggal 31 Desember malam.

Dan malamnya berangkatlah saya dengan dandan heboh (katanya dandan heboh, padahal output-nya beasaaahhh ajah, lol)

Oleh sang pacar saya diajak di rumah temannya, ternyata di sana sudah menunggu banyak orang. Cewek-cewek yang cantik dan modis, saya beneran berasa kayak Betty Lafea (yang seusia saya pasti tau siapa Betty Lafea ini hahaha) di tengah klien bosnya huhuhu.

Di tengah kecanggungan dan salah tingkah saya, seorang teman si pacar bertanya banyak hal ke saya. Apa saya suka menggambar? apa saya anak STM? kalau saya hebat ya jadi cewek tapi masuk STM.
Saya menjawab sambil tersipu malu, persis anak kecil yang malu-malu saat ditanya teman ayahnya.

Belakangan saya baru tahu, ternyata cewek itu mantan pacar si pacar saya waktu SMU, makanya waktu itu sang pacar kayak salah tingkah di depan cewek itu.
Seketika ada rasa perih diujung hati saya, konyolnya, saya gak tahu itu rasa apa.

Atuh mahhhhh...
Si Rey terlalu polos dulunya.
Pertama kalinya punya pacar di usia 19 tahun, dan sungguh gak mengerti ternyata punya pacar itu bahagia sepaket juga dengan rasa sakit macem-macem di hati *eeeaaaaa lol.

Setelah, berkumpul ramai-ramai di rumah teman si pacar, dan selama itu juga saya kayak kambing congek bingung mau ngapain.
Menjelang pukul 11 malam, saya diajak keluar naik motor.

Masha Allaaahhhh...
Saya hampir pingsan.
Jalanan Surabaya waktu itu penuuhhhh...padaaattt....

Dari jalan Dharmawangsa hingga menuju Balai Kota kami hanya bisa maju perlahan-lahan.
Gerimis turun menyelimuti bumi tidak menyurutkan langkah kami.
Meskipun terus terang saya nyaris gak tahan, karena sudahlah macet, berisiiikkkkk pulaaa.

Bunyi klakson yang sengaja dibunyikan berulang, bunyi knalpot motor yang masha Allaaahhh, kek motor senso buat nebang pohon, lol.
Belum lagi ditimpali bunyi terompet, dan segala macam bunyi lainnya.

Tiba-tiba saya bertanya dalam hati, ini mana letak asyiknya ya? hahaha

Kami akhirnya bisa mencapai Balai Kota Surabaya persis di pukul 12 malam.
menyaksikan kembang api yang meriah, disusul dentuman petasan silih berganti.

Si pacar mengucapkan selamat tahun baru.
Dan saya cuman nganga saja karena bingung gak pernah tahun baruan kayak gitu hahaha.


31 Desember 2002, 2003, 2004

Sejak saat itu, kami melewati tanggal 31 malam di tempat yang sama setiap tahunnya.
Di dekat balai kota Surabaya, menyaksikan berbagai atraksi kembang api dan petasan silih berganti memenuhi langit.

Berkali gerimis bahkan hujan menyapa, bukan masalah bagi kami.


31 Desember 2005, 2006, 2007, 2008, 2009

Saya akhirnya lulus kuliah, sehingga kami sudah jarang berkumpul dengan teman , janjian menikmati malam 31 Desember di balai kota Surabaya.

Kami hanya bisa melewati tanggal 31 malam di tempat beragam, kadang di rumah si pacar, main game PS sepanjang malam, bakar-bakar jagung, kadang juga keliling berdua.


31 Desember 2010

Saya masih ingat banget, saat itu kami menikmati tanggal 31 Desember malam di depan TV bertiga.
Iyaaa, saat itu kakak Darrell baru berusia 1 bulanan.

Dan kami bahagia sekali menikmati dentuman suara petasan karena bisa begadang menjaga si bayi kakak Darrell hahaha.


31 Desember 2011, 2012, 2013, 2014

Kakak Darrell sudah mulai bisa diajak bepergian, dan kami melewati tanggal 31 Desember malam dengan berbagai hal, pernah juga kejebak macet di depan Plaza Surabaya persis pukul 12 malam, dan si kakak ketakutan banget mendengar dentuman berbagai bunyi-bunyian.

Pernah juga kami lewati dengan santai di jalanan kota Surabaya, jalanan Surabaya sudah tidak seramai dulu, jika saat kami masih pacaran, semua jalanan Surabaya tumpah ruah dengan manusia, mulai tahun 2012 kalau gak salah, oleh pemkot diadakan satu acara yang berpusat di jalan Darmo atau sekitaran Taman Bungkul.

Karenanya semua manusia tumpah di sana, sehingga di daerah lainnya lebih lengang.

Pernah juga kami lewatin dengan menjelajah Bromo, dan sayangnya kami nggak sempat turun ke kawah pasir, karena ogah sewa jeep, hahaha.


31 Desember 2015, 2016, 2017

Kami sudah merasa cukup bosan berpetualangan di malam hari, jadi kami melewati malam tersebut di rumah saja.

Kadang bertiga menonton TV, kadang saya di depan laptop, bahkan tahun 2017 lalu, kami lewati bersama ber-4 di depan TV.
Menghabiskan malam sambil nonton film yang keren-keren hahaha.


31 Desember 2018

Nanti malam kami gak punya acara apa-apa, saya mungkin akan tetap menulis, atau bisa jadi lagi blog walking, mengingat hari Senin list blog walking seabrek hahaha.

Tapi saya sudah pesan agar si papi beli jajan, kami bakalan melewati malam ini dengan kruntelan di kamar, ngemil dan nonton film yang bagus-bagus.

***

Waktu terus berlalu, meninggalkan kenangan dari masa ke masa.
Teruslah mengukir kenangan indah, karena hanya itulah yang akan selalu dikenang sepanjang masa.

Dan jika takut kenangan itu dirampas usia, tulislah..
Agar kenangan itu abadi setidaknya di dunia ini.

Selamat ganti Kalender 2019 temans, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa Kalender baru ini.

Selamat tinggal Kalender 2018.
Terimakasih telah menemani kami setahun ini.

Semoga manfaat :)


Sidoarjo, 30 Desember 2018

Wassalam

Reyne Raea

20 komentar :

  1. Duh, sama mbak.. saya tuh juga paling maless kalau tahun baruan di luar rumah... Macetnya... Dan berisiknya... Beneran gak tahan😂 saya lebih enjoy tahun baruan di rmh... Ngumpulin cemilan lalu nonton film2 yg diputar nonstop di TV🤗

    Selamat Tahun Baru....😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, iya mbaaa..
      Tahun baruan di rumah asyik banget :D

      Hapus
  2. wah ibu saya banget galau kalau kalender cuma 1 padahal lebih dari satu pun di pasangnya jejeran wkwk

    Keren mbak rey masih inget kegiatan setiap akhir tahun, saya ndlalah lupa apa aja yg dikerjakan akhir tahun, yang saya ingat tuh pernah bakaran soalnya sekalian ulangtahun temen, pernah juga cari diskonan baju karena sale akhir tahun atau pernah juga ke taman mini liat kembang api, semua berujung dengan maceeeeeeeeeeet total. Kapok deh sekarang lebih sering di rumah hehehe

    malam ini bakalan kayak mbak rey kruntelan sambil internetan hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakaka, ngakak mbaaa baca ibunya pasang kalender jejeran.
      kalau saya disebar mba, biar gak bingung pas butuh liat tanggalan, sekaligus bisa dilingkarin biar gak lupa.
      Padahal adaaa di hape hahaha

      Hapus
  3. Seteah nikah, sampir tiap tahun, aku selalu di rumah aja pas tgl 31 Desember. Macetnya itu bikin males. Palingan pas tengah malemnya, lihat tetangga yang duitnya segudang selalu bikin pesta kembang api. Kalah malah pesta kembang api yang dibuat Pemkot sama dia. Wkwkwkwk... aku dan anak2 kesenengan lihatnya. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaooo enak banget mba, ga perlu jauh2 liat kembang api, tapi untung bukan tetangga saya, sakit juga kuping denger kembang api hahaha

      Hapus
  4. Saya belum punya kalender 2019 satupun, sedih banget T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwwkwkwk, ayo beli, atau kayak saya, dulu suka dikasih klien atau dikasih temen yang kerja di bank :D

      Hapus
  5. 1st time coming here

    welehhh
    suroboyo timure endi mbak?
    omah ibukku ning mulyorejo
    wkwkwk

    BalasHapus
  6. hebat ih.. inget yaa 31 desember dari tahun 2000..
    berkesan soalnya yaa mbaa, pacar yg dari tahun 2001 itu jadi suami nya si mba? hehehe..

    aku juga nih, malem taun baruan paling di rumah aja. anak bayik kalo abis magrib udah ngantuk siap2 bobok, jadi nya aku nemenin anak bobok aja. abis ituu.. ngapain ya yg enak? hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wwkwkwk iya mbaaa.. makanya masih diingat dan ditulis di sini, biar kalau nanti lupa dan kesal ama pak suami, baca ini saja biar berbunga2 lagi hahaha

      Hapus
  7. Wow, tak nyangka awet pacarannya sampai sekarang. Dari zaman remaja sampai sah kala dewasa. Salut karena hubungan bisa dijaga dengan baik. Saya mah dulu punya pacar kala remaja cuma tahan 3 bulan. Bosan dan bingung, ha ha.
    Selamat gantu kalender. Semoga tahun mendatang segala kebaikan menghampiri Mbak Rey dan keluarga. Dan kenangan yang dicatat di sini akan mengabadi dalam benak anak-anak jika mereka dewasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, zaman abegeh mbaaa wwkwkw
      Aamiin ya Allah :)

      Hapus
  8. Dari jaman 2000an masih ingat ya mbak. Keren! Memang ya segala momen di kehidupan kita tuh lebih baik ditulis, didokumentasiin biar sebagai pengingat dihari tua kelak. Pasti ketawatawa sendiri kalo bacanya 😄😄

    BalasHapus
  9. Hai, Salam kenal, Mbak.
    Aku pun malam tahun baru cuma tidur aja di rumah seperti malam biasa dandan terban jam 12 malam karena mendengar suara dentuman keras Kembang api dan petasan. Abis itu tidur lagi. Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mba Dian, wkwkwkw enak banget ih bisa tidur, saya taun baru berteman list blog walking hahaha :D

      Hapus
  10. Salam kenal mbak. Kenangan tanggal 31 Desember yang paling mengesankan buat saya adalah biasanya saya dan sepupu-sepupu main ke pantai, gangguin orang pacaran karena --miris sekali-- kami sekeluarga gak ada yang punya pacar. Hahaha.... Tapi itu dulu. Sekarang udah pada tuir, yah di rumah aja deh tahun barunya. Tidur. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga mba Zuzu :)
      Hahaha, itu saya banget sebelum punya pacar, saya malah nekat merengek minta ikutan temen saya yang pacaran di malam Minggu, meskipun saya akhirnya risih sendiri liat mereka mesra2an hahaha

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)