Jaga Aib Diri, Ajari Dan Bantu Pasangan Menjaga Aib Kita

Jaga Aib Diri

Sharing By Rey - Menurut saya, sebagai seorang manusia, kita bertanggung jawab penuh dengan diri kita sendiri, demikian juga dengan aib kita.

Sama dengan kebahagiaan, tak bisalah kita hidup di dunia ini, dengan menggantungkan bahagia ke orang lain, termasuk pasangan sendiri.

Karena kadang, keadaan membuat kita atau pasangan saling berubah satu sama lainnya.

Oh ya, sebelumnya, menghindari pembaca yang baru datang ke blog saya, dan shock membaca kisah ini, saya tekankan terlebih dahulu.
Di tema 'marriage' yang tayang setiap Jumat ini, memang berisi tentang pesan dan hikmah yang mungkin bisa diambil.
Akan tetapi saya menulis dengan story telling, which is menceritakan pengalaman diri ofkors!
So ini mungkin bisa terbaca vulgar bagi orang awam, dan bagi yang nggak kuat, silahkan skip, ada banyak tulisan lain yang lebih manfaat di blog ini, bukan curcolan saya semata.

Btw, rasa-rasanya saya menyerah mengikuti tema harian yang saya bikin sendiri bulan lalu, abisnya ternyata tema yang saya rencanakan, sudah pernah saya bahas dulunya, yaitu tentang pasangan berubah.

Karenanya, saya mencari tema lain, dan memikirkan tentang sesuatu yang selalu dipegang banyak orang di depan umum, yaitu menjaga aib atau sesuatu yang kekurangan kita yang memalukan.

Yang mana tabu dibicarakan di depan umum, tapi rasanya banyak juga yang membicarakan di sebuah forum tertutup, yang isinya banyak orang, lalu orang-orang tersebut membicarakan lagi di tempat lain, hingga tanpa disadari, semua orang juga jadi tahu masalah tersebut.

Jadi sebenarnya, cuman tabu ditulis dan dibicarakan terang-terangan, tapi sebenarnya ya dibicarakan mulut ke mulut, bahahaha *plak, si Rey nyinyir.


Jaga Aib Diri


Entah ya, kadang saya nggak mengerti, ketika ada orang yang dengan sadar melakukan kesalahan, dan tahu kalau itu salah, tapi tetap dilakukan.
Dan tahu ada jalan lain, tapi terlalu malas dilakukan.

Jaga Aib Diri

Lalu saat orang lain merasa dirugikan dengan tindakannya tersebut, lalu ditegurlah dia.
Namun tetap saja cuek, menganggap bahwa "this is me!"

Lalu, saat orang yang dirugikan itu akhirnya mengeluhkan pada orang lain tentang kerugian yang dia rasakan, si pelaku yang merasa "this is me!" meski salah, tetap merasa kalau itu sebaiknya jangan dibicarakan ke orang lain, karena itu adalah aibnya.

Uwowww...
Lantas maunya apa?
Berselancar di atas penderitaan orang dari semua yang dia timbulkan?

I mean, kalau merasa itu aib, TERUS KENAPA DILAKUKAN TERUS BWAMBANG!!!
Eh betewe ada yang namanya Bwambang nggak ya? semoga enggak ya? hahaha.
Lebih parahnya lagi BERULANG KALI DILAKUKAN!

Kalau merasa itu aib, please lah jaga aib diri dulu, sebelum meminta orang menjaga aib kita, kecuali memang sesuatu yang tidak bisa diubah, yang sudah menjadi takdir yang menempel padanya.
Misal cacat atau semacamnya.

Saya rasa itu bukan salah dia kan, dan alangkah berdosanya jika ada orang yang membuka aib tentang cacat atau hal yang nggak bisa sama sekali diubah oleh yang bersangkutan.

Jaga Aib Diri

Aib yang kita timbulkan atas dasar keegoisan diri kita, seharusnya bukan menjadi tanggung jawab orang lain, termasuk orang-orang terdekat kita.
Bahkan justru kita sebaiknya melindungi orang terdekat kita, dari aib yang kita lakukan karena kita merasa bahagia dan senang melakukan itu, meski itu merugikan orang lain.

So, aneh banget kan, kalau menuntut orang lain kudu menjaga aib kita?
Sementara mungkin orang lain tidak sama sekali bermaksud menyebarkan aib kita dan mempermalukan kita, hanya saja orang tersebut butuh ruang untuk bernafas dari sesaknya perlakuan aib yang dilakukan orang tersebut?


Ajari Pasangan Menjaga Aib Kita


Kata orang, perempuan kebanyakan jadi ahli neraka, saking sukanya bergunjing menyebarkan aib orang, even aib pasangan sendiri.

Jaga Aib Diri

Tapi percayalah, bukan hanya perempuan yang seperti itu, laki-laki juga iya.
Meski kadarnya nggak se ekstrim perempuan (seperti Yuk siapa ya yang di film Tilik, yang nyeritain suaminya nggak bisa Attahiyat itu? lali dirikuh, hahaha), atau mungkin saja para lelaki tidak membahasnya di depan saya.
Tapi mereka juga sedikit banyaknya bergunjing tentang istrinya.

Termasuk saya.
Bagaimana tidak, suami yang seharusnya menjaga nama baik saya, yang memang saya nggak pernah merugikan orang lain.

Akan tetapi rekan-rekan kerjanya menilai saya dengan buruk.
Padahal saya bisa dibilang nggak pernah ketemu rekan kerjanya.

Bukan hanya itu, bahkan di depan keluarganya.
Di mana seharusnya suami bisa menjembatani istri dan keluarganya.
Yang ada persis kek cerita di grup KBM, di mana istrinya dimusuhin keluarga suaminya karena dianggap jahat.

Dan mirisnya, saya bahkan rela berbohong ke keluarga saya dulunya, menceritakan hal-hal yang baik-baik tentang dia, membelikan mama dan bapak hadiah, pakai duit sendiri dan bilang dari si pacar, demi dia bisa diterima orang tua dan keluarga saya. 

Ah saya memang kategori bucin-bucin lebay yak. hahaha.

Jaga Aib Diri

Lalu setelah bertahun kemudian dia berubah, menjadi sosok yang benar-benar tidak saya kenali, dan dia marah karena saya menuliskan isi hati saya di media sosial.

Iya, dia marah karena saya menuliskan isi hati saya di media sosial, itu terungkap saat lebaran lalu, kami ke rumah orang tuanya dan bapaknya jadi penengah.
Bahkan kakak iparnya sendiri bilang.

"KALAU KAMU NGGAK MAU ISTRIMU NGOMONG DI MEDIA SOSIAL, JANGAN KABUR TANPA KABAR DAN TANPA DUIT BERMINGGU-MINGGU, DONG!, EMANGNYA DIA MAU NGOMONG KE SIAPA LAGI AGAR PESANNYA TERSAMPAIKAN, SEMENTARA KEDUA BELAH PIHAK KELUARGA UDAH BANTUIN NGOMONG, TAPI KAMU TETAP DIAM AJA?"
So, khususnya para suami nih ya, kalau kalian kabur dari rumah karena stres di rumah?
Coba tanya ke dirimu sendiri,
"EMANGNYA SITU AJA YANG MANUSIA? YANG KENAL STRES? SAMPAI KABUR BERSEMBUNYI?
Para istri juga mau dong kayak gitu, serius!
Saya pengennya tuh mau nyewa kos-kosan, kalau stres saya kabur dulu di kos-kosan saya berhari-hari untuk mendinginkan kepala dan hati.

MASALAHNYA KAN ANAK-ANAK INI BUKAN TAMAGOCHI YANG BISA DI PAUSE, BWAMBANG!

Jaga Aib Diri

Saya nggak bunuh diri bersama anak-anak saja udah syukur-syukur tauk, karena saya udah sering berpikir untuk itu, dan saya bahkan udah pernah lakukan hal itu, hiks.

Tidak semua orang punya iman yang kuat, tauk!
Tergantung pola asuh masa kecil yang membentuk mental dan spiritualnya.
Itulah mengapa banyak orang yang bunuh diri.

Kalau laki aja stres kabur berhari-hari, lalu apa yang bisa dilakukan wanita untuk bertahan?
Mengurus 2 anak dengan hati gembira aja masih terasa berat, APALAGI MENGURUS ANAK 2 ORANG SAMBIL CARI DUIT SEORANG DIRI DENGAN HATI GALAU.

Bayangin aja sendiri.
Saya rasa, even seorang psikolog akan mengatakan bahwa itu , BERAT!

Karenanya, ajarilah pasangan kita untuk menjaga aib kita, dengan mencontohkan apa yang seharusnya pasangan lakukan?


Bantu Pasangan Menjaga Aib Kita


Tak perlu mengambil contoh lain ya.
Saya misalnya.

Menurut temans, apa yang harus saya lakukan, saat saya tidak bisa berkomunikasi dengan pasangan, sementara banyak hal yang ingin saya sampaikan dan butuhkan, terutama menyangkut kebutuhan anak-anak.

Pasangan nggak ada kabar sekian lama, dan terjadi berulang kali, setiap kali ada masalah, kabur tanpa kabar sama sekali.
Kaburlah yang jauh, asal penuhi rekening saya, sehingga saya bisa menghibur diri dengan bersenang-senang bareng anak-anak, lol.

Saya tidak akan memaksanya untuk mengikuti dan mendengarkan keluhan saya, asal dia bisa meringankan beban saya, sebagai seorang wanita dan ibu yang mengurus anak-anak seorang diri.

Coba minta tolong keluarga aja, Rey!
SUDAH!

Jaga Aib Diri

Baik keluarga saya, kakak saya, kakak ipar saya, semua sudah menasihati dia.
Sampai yang awalnya masih punya sopan santun terhadap kakak-kakak saya, lama-lama hilang sopannya sama sekali.

Bahkan terhadap orang tua saya.
Sampai-sampai, mama saya tega membiarkan saya menjalani operasi sesar seorang diri sewaktu saya melahirkan anak kedua dulu.

Bayangkan, waktu kuliah saya pernah operasi kulit kecil di bagian lengan, mama saya udah nggak karuan khawatirnya.
Waktu mama dengar saya harus sesar untuk melahirkan si kakak dulunya, kayak orang gila beliau cari tiket pesawat saat itu juga, bahkan dia sadar kalau dia ditipu orang pun nggak masalah, saking kami memang nggak pernah menjalani perawatan besar seperti operasi caesar.

Tapi, saking sakit hatinya sama papinya anak-anak, mama rela menahan was-wasnya dari sana, hanya berdoa dan berharap saya selamat melahirkan meski sesar, ketimbang harus ketemu papinya anak-anak.
Sedalam itu dia menyakiti hati mama saya.

KALAU GITU, KELUARGANYA SAJA?
Sudah!
Setiap kali bermasalah dan kabur, saya selalu merecoki kakaknya yang biasanya dia hormati.
Tapi tetap juga nggak dihiraukan.

Terakhir malah kakaknya menyerahkan masalahnya ke bapaknya, dan lagi-lagi, semuanya kandas.
Hatinya terlalu keras, entah apa yang dia kejar.
Padahal ya, semakin dia kabur, semakin terperosok dia ke jurang.

Lalu saya harus gimana?
Diam saja, lalu bunuh diri?

Tidak!
Saya tidak mau menyerah!
Kalau saya bunuh diri, sama aja tetap masuk neraka, dan anak-anak saya akan sengsara nggak ada yang ngurus.

Mending saya milih berdosa dengan menyebarkan aib yang sebenarnya bukan aib seperti yang dilarang keras.
Saya cuman ingin bertahan hidup.
Saya cuman ingin bernafas.
Saya cuman ingin didengarkan, kalau saya ini ada loh.
Saya manusia.
Saya punya hati dan perasaan, dan saya sedang terluka plus capek dengan semua ini. 

Dengan menulis, perasaan saya terasa lebih plong sedikit, setidaknya saya mengeluarkan semua ganjalan di hati saya, bisa di baca orang, syukur-syukur dibaca papinya anak-anak.

Terlebih, jika direspon oleh beberapa teman, diberi masukan, tak mengapa sebenarnya, saya berani menulis, karena saya sudah menyediakan mental menerima masukan.

So, demikianlah, saya akan terus menulis, biar saya nggak menyerah dan memilih jalan pintas.

Dan jadinya, mungkin terbaca menyebarkan aib buat sebagian orang.
Terbaca menyebarkan aib juga bagi keluarga papinya anak-anak, maupun dianya sendiri.

Ya makanya...
Bantulah pasangan untuk menjaga aib kita.
Dengan mengubah kebiasaan aib kita.

Ya kali, udah tahu kelakuan aib kita merugikan orang lain, tapi tersebar jadi marah.
Atau kalau memang nggak ada jalan keluar, diselesaikanlah sebaik mungkin, karena ada 2 orang anak yang akan jadi korbannya.

Intinya, jangan kabur, biar aib kita nggak keluar rumah juga.

Sumpah deh, saya gregetan dengan orang-orang yang egois tapi oon.
Nyuruh orang lain jangan suka nyebar aibnya, tapi tiap hari dia melakukan aib tersebut.
Kalau nggak menganggap apa yang dia lakukan adalah aib, lalu mengapa marah kalau tersebar dan menganggapnya aib?

Iya juga ya, bener kata orang-orang.
Saya itu tipe wanita pemberontak.
Saya beneran nggak bisa atau belum menemukan celah, bagaimana bisa berdamai dengan ketidak adilan.

Iya kan?
Can you tell me? apa yang sebaiknya saya lakukan?
Justru saya menulis karena saya tidak tahu harus bagaimana mendamaikan hati.
Harus bagaimana merayu hati agar melembut.

Hingga akhirnya, di ujungnya, perasaan saya jadi lebih baik, saya pun bisa lebih berpikir waras.
Bisa belajar menerima keadaan ini dan berdamai dengannya.
Tentunya dengan melibatkan Allah di dalamnya.

Demikianlah.
Hikmah dan pesannya adalah..
  • Sesungguhnya ada aib yang benar-benar merupakan dosa besar bila disebarkan, yaitu sesuatu kondisi yang tidak bisa orang ubah dengan sendirinya. Misal, hal yang cacat, hingga hal 'ranjang'. Saya suka frontal menulis, tapi sampai detik ini, saya belum berani membahas hal itu, takut orang mengira-ngira yang enggak-enggak, hahaha.
  • Kesalahan berulang yang kita lakukan, lalu disebar karena kita menutup diri, bukan sepenuhnya aib, dan hal itu bisa banget dihindari agar tidak tersebar dan terlihat sebagai aib, caranya? HINDARI BAMBWANG!.
  • Jangan kabur dari masalah, menenangkan diri boleh, tapi jangan lama-lama, terlebih kalau kita adalah orang tua, bukan bocah yang pacaran!
  • Semua masalah, seberat apapun, akan selesai kalau dibahas (dikomunikasikan) dan diusahakan jalan keluarnya. 
  • Know your limit, even menjadi lelaki, kalau tidak sanggup jangan merajuk untuk minta dibantu, KOMUNIKASIKAN! agar bisa dibantu, dan terima keadaan itu.  
  • Bukan hanya pria yang stres dan butuh menyendiri, wanita juga. Jangan tinggalkan wanita mengurus anak-anaknya seorang diri tanpa duit, apalagi dengan dalih menghukum, NGACA DULU OIII, SEBERHAK APAKAH KITA MENGHUKUM ORANG? gemes!

Jagalah aib diri kita, serta ajari dan bantu pasangan untuk menjaga aib kita! 

Jaga Aib Diri

Sudah ah.
Udah ngantuk.

Semoga manfaat, jangan suka kabur ya brooo...
Atau jangan lama-lama kaburnya.
Itu nggak keren tauk!


Sidoarjo, 4 September 2020


Sumber : pengalaman dan opini pribadi
Gambar : Canva edit by Rey

16 komentar :

  1. Semangat, Mbak. Ih! Anda tuh tanggguuuhh.

    BalasHapus
  2. Yu Sam mbak.hahaha...masih ngakak kalau ingat filmnya. Sabar ya mbak...semoga bisa ketemu solusinya dan bisa jalankan..

    Iya.Siapa bilang laki2 nggak suka gossip? �� Laki beneran ya bukan yang tanda kutip.

    Mohon maaf. Kalau suatu saat yang membaca tulisan di dunia maya anak2mu mbak Rey bagaimana cara dirimu mempersiapkan mereka dari sekarang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laki juga manusia Neng Phebie...wakakakakak..

      Hapus
    2. Hahaha. Sudah saya duga pasti ada yang komentar......Sipp mas.XD XD

      Hapus
    3. wkwkwkwkw iya ya, betul juga itu, laki juga manusia, sering begosip, bedanya intensif dan pilih-pilih orang kali yak, beda ama perempuan, kadang begosipnya ga liat orang, hahahaha.

      Btw si kakak setiap hari baca tulisan saya kok, ya memang kudu didampingi, diajak ngobrol, jadi dia nggak berpikir dan menyimpulkan sendiri :D

      Hapus
  3. true ~ i believe that we shouldn't update details about our lfe in social media

    BalasHapus
  4. Lhoo kok Bambang disalahkan....😲 Heii! Bambang tunggu! Tak usah kau kejar si Aib, Biarkanlah Aib itu berlalu.🙄 😲 Ngomong ape gw ini...🤣🤣🤣

    Bicara soal Aib mungkin beda kali yee! Trend aib zaman dulu dan sekarang. Atau ini hanya perasaan saya saja.😲 Baik suami atau Istri memang sudah Sewajibnya saling menjaga serta menunupi aib serta kekurangannya masing2. Tetapi terkadang dalam berumah tangga tidak semua pasangan selamanya seiring sejalan. Terlebih bila sudah saling bersebrangan, Bukan tidak mungkin aib sekecil apapun akan mudah untuk diumbar baik sengaja atau pun tanpa sengaja. Jika salah satu pasangan berjiwa kuat mungkin tetap akan bisa bertahan meski serasa hambar dan akan bercampur aduk kesan negatip serta positif dalam keseharian. Yang tidak kuat mungkin akan berakhir dengan yang namanya perceraian.

    Solusinya seperti apa? Saling berembuk dengan keluarga, Baik keluarga suami dan istri. Namun terkadang hal ini juga tidak bisa jadi jaminan. Karena pada umumnya menyatukan 2 keluarga belum tentu semuanya punya pola pikir yang sama. Pilihan terakhir yang antara diri kita dan pasanganlah yang harus tetap tahan mental untuk memupuk suatu komunikasi agar tercapai jalan keluar yang baik demi keluarga serta anak2 kita dimasa mendatang. Meski terkadang hal itu terasa berat enak tidak enak jika sudah berumah tangga harus menerima aib masing2 kedua belah pihak dan saling menjaganya untuk tidak diumbar2kan.

    Yaa pada intinya Tidak ada seorang pun di dunia yang luput dari aib. Namun terkadang, Kita tidak jujur terhadap diri kita. Kita tidak siap mental menerima aib kita, Sering terkesan membela-bela diri dan tidak mau menerima aib kita yang terungkap. Seandainya energi yang kita pergunakan untuk membela diri itu kita alihkan untuk melaksanakan ketaatan, maka perlahan namun pasti, aib-aib kita itu akan terlihat oleh kita. Kita akan bisa mengetahui aib yang kita miliki, Apalagi jika kita memiliki teman yang baik, Yang selalu mengingatkan kita kepada dzikrullah dan mengingatkan kita terhadap aib kita tanpa bermaksud mencela ataupun menyiarkannya dikhalayak ramai.😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sumuhun Kang Ustadz Ntong Satria Salju Yang Haus Kasih Sayang...:-D

      Biarpun kita selalu berantem ya Ntong, saya cuma bisa bilang ternyata elo bisa bijak juga ya Tong..

      #angkat topi untuk versi Ustadz Ntong

      Hapus
  5. Smillllleeee Rey.. yang lebar..............

    Pinter Rey.. tahu gue mau jahil, dia keluarin post ini, jadinya niat jahil langsung menguap entah kemana.. hahahahaha...

    Bahkan, si Ntong Satria yang biasa agak gelo karena cacingan dan telat minum obat cacing ajah bisa tiba tiba berubah menjadi ustadz karena terkesima.

    Saya tidak bisa memberi saran karena saya tidak berada di posisi Rey. Makanya cuma mau ngajak Rey tersenyum saja.

    Seberat apapun masalah yang dihadapi, jangan sampai senyum lepas dari wajah ya Rey. Bukan buat kamu dan tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi senyum untuk anak-anak kamu.

    Berat pasti, tetapi bagaimanapun, para krucil itu harus tetap dilindungi sampai suatu waktu mereka cukup bisa mengerti.

    Keep on fighting Rey...

    #masukin niat jahil ke dalam koper dan kabur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wooiii Tunggu luh jangan kabuurrr!!...Celanamu ketinggalan kong..🤪🤪

      Hapus
  6. Semangat mba, siapa kemarin yang komen di blog saya kalau pada setiap ujian yang datang, pasti disertakan solusinya secara bersamaan. Jadi solusinya bukan setelah, melainkan bersama datang dengan ujiannya. Tinggal bagaimana kita mencari solusi tersebut di-antara permasalahan yang ada :D begitchu kata komentatornya, mba <3

    Mba Rey apa mungkin pasangan mba Rey difokuskan jadi bapak rumah tangga while mba Rey yang kerja? Memungkinkan nggak yaaah. Sebab pernah baca di salah satu post mba kalau pasangan mba Rey senang saat mba kerja, dan sikapnya berubah jadi lebih manis dan hangat. Apa mungkin buat kesepakatan bersama, mungkin pasangan mba sedang kesulitan (dalam hal ini nggak punya pekerjaan dan nggak tau mau cari uang dari jalur mana), jadi daripada kabur-kaburan, mungkin bisa diskusi dengan minta beliau bantu mba Rey urus anak-anak dan rumah while mba bisa fokus blogging cari pemasukan :D *maaf kalau sarannya nggak makesense mba, sebab saya hanya membaca dari yang mba tuliskan dan berusaha kasih saran sebisa saya* :3

    Ps: setuju sama mas Anton, jangan lupa tersenyum ya mba <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pernah baca blog letthebeastin.com dan ada cerita tentang Bapak rumah tangga d sana.

      Baguuusss bgt!!

      Hapus
  7. baca post ini jadi keinget beberapa temen sendiri yang mungkin bisa dibilang "sok suci", di depan kita dia baikk diem,nggak akan cerita cerita ke orang lain ngomongnya, ehh sapa tau ternyata dia nyebarin ini itu ke orang lain, yang mungkin kadang belum tentu dia tau kebenaran beritanya
    justru orang ini yang sebenernya adalah menutupi aibnya sendiri dengan mengkambinghitamkan orang lain

    aku copas dari pak anton, "smileeeee mba reyyyyy"
    memang seharusnya suami istri ini harus saling mendukung satu sama lain ya
    semoga masalah ini bisa nemuin titik terang yang baik

    BalasHapus
  8. Rey, #virtualhug dululaaaahhh biar tenang dan ngerasa kamu ga sendiri :).

    Aku sedih baca bagian mamamu sampe segitu terlukanya dan milih utk ga ketemu dia. Aku cuma inget, walopun mertua, tp kan tetep dia orangtua suamimu juga, yg hrs sama dihormati seperti orang tua sendiri. Doa orangtua yg sakit hati biasanya makbul :(. Aku sebenernya penasaran apa yg bikin suamimu kabur2an gini. Kenapa ya ga mau bicarain masalahnya. Apa ga kasian dengan anak2. Padahal kulihat anak2 kalian lucu, dan baik juga. Didikan kamu setidaknya berhasil Rey :).

    Ntah berapa kali aku tulis untuk "sabar ya Rey", Krn jujur aku jg belum bisa melihat solusi apa yg terbaik utk kalian berdua. Cm bisa berdoa Tuhan mau melembutkan hati suamimu supaya sadar dan inget keluarga :(.

    BalasHapus
  9. Aku permah baca sebuah puisi;

    JALAN PULANG...

    Jalan pulang itu lurus,
    kita saja yang membuatnya berkelok-kelok

    Kalan pulang itu sejatinya lapang,
    kita saja yang membuatnya sempit

    Jalan pulang itu mulus, dan luas,
    kita saja yang membuatnya beronak duri,

    Jalan pulang itu terang menderang sebelum
    kereta waktu menurunkan kita di ujung
    jalan pulang... [Hasan Aspahani]

    Ibaratnya, dia tahu jln pulang ke rumah,
    n menyadari sesungguhnya dia sedang di
    tunggu... tapi gak mau lekas sampai.
    Entahlah, apa yg ada dlm hati n pikirannya.. semoga Tuhan beri jalan
    keluar yang baik.

    Aku yakin dirimu kuat,
    Dirimu gak sendirian.
    Allah bersamamu.

    Slm sahabat, big hug.





    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)