Nggak Apa-Apa Kan Ya Umur 40an Belum Punya Apa-Apa?

 nggak apa-apa kan
Menemukan sebuah trend yang baru saya ketahui di medsos, yaitu: 

'Nggak apa-apa kan ya umur 40'

'Nggak apa-apa kan ya umur 34'

Dan nggak tahan rasanya, untuk tidak menuliskan sesuatu tentang itu, hahaha.

Mumpung banget nih, saya belum nyetor tulisan di KLIP, meskipun udah ada sih tulisan baru hari ini. Tapi kok rasanya nggak sreg nyetor tulisan yang terlalu teoritis, *uhuk.

Lucunya nih ya, saya tuh sebenarnya udah janji ke diri sendiri, untuk mengurangi tulisan yang nggak terlalu penting buat orang lain kek gini, hahaha.

You know, gegara nulis hal-hal begini, emang sih bounce rate blog mungkin bagus, karena jadi ada beberapa yang betah membaca tulisan kek gini ketimbang tulisan teoritis apalagi iklan.

Tapi nggak dipungkiri juga sih, atuh maaahh, page view blog makin menyedihkan.

Pengen cuek sebenarnya, tapi kan akoh butuh uang dari ngeblog ini kan ye.

Tapi sudahlah, mari kita memulai bahasan tentang, 'nggak apa-apa kan ya umur....'.


Fenomena Trend 'Nggak Apa-Apa Kan Ya Umur...'

Sebenarnya nggak ada yang salah sih dengan trend apapun yang ada di media sosial, salah satunya TikTok. Namanya juga media sosial kan, hal-hal trending akan selalu ada dan terus berganti seiring waktu.

Dan jujur sih, di antara beberapa trend tersebut, ada beberapa yang mencuri ketukan di hati, setidaknya untuk membahasnya.

Kayak trend 'seumur hidup itu terlalu lama', yang masih saja bergaung hingga kini. Lalu yang terbaru adalah trend yang kebanyakan ber'nada' pesimis dan seolah gagal memaknai hidup dengan baik.

I know, nggak semua konten yang dibikin orang-orang itu benar, sebagian hanya biar nggak ketinggalan trend kekinian aja.

Tapi, saya yakin sih, ada banyak orang yang benar-benar mengalami hal tersebut. You know lah di masa sekarang tuh, banyak orang yang hidup dalam overthinking-nya. 

Bahkan, yang dulunya kebanyakan OT atau overthinking itu hanya diidap oleh wanita. Sekarang para lelaki juga mengalaminya loh.

Salah satunya beberapa konten dari lelaki yang 'mengeluhkan' usianya sudah 40an lebih, tapi nggak punya apa-apa.

Wowww, entah itu beneran, atau cuman konten, tapi saya jadi teringat akan tulisan saya beberapa hari lalu, tentang 'sudah kerja lama tapi nggak punya tabungan'.


Umur 40an Belum Punya Apa-Apa?

Menurut saya, orang yang mengeluhkan usianya yang udah 40an tahun, tapi merasa nggak punya apa-apa itu adalah seseorang yang lupa, kalau dia masih hidup aja, itu udah 'apa-apa' loh!.

I mean, selama 40an tahun, masa iya sih hidupnya datar aja, nggak pernah ada naik turunnya dalam kehidupannya. Nggak pernah sakit, nggak pernah kecewa, nggak pernah bahagia?.

Enggak mungkin kan!.

Selama 40tahunan hidup, apalagi jika di tahun ini berusia 40an tahun. Saya yakin banget sudah pernah mengalami seribu tiga cerita dan pengalaman hidupnya.

Sudah melewati masa kecil yang berwarna, bahkan jika seandainya masa kecilnya dikatakan tidak seindah masa kecil Rafatar di mata orang awam, hahaha. Tapi saya berani bertaruh, bahwa semua orang pasti pernah berbahagia dan menikmati masa kecilnya.

Kayak saya dulu, yang setelah kami ke Buton, kondisi ekonomi ortu jadi merosot, dan saya mulai terlupakan kalau masih hidup.

Kenyataanya, saya juga pernah loh tertawa bahagia di masa kecil. Pernah gembira bermain bersama teman-teman di sekolah.

Pernah bahagia, karena dapat juara kelas.

Saya juga pernah bahagia karena jatuh cinta, pernah bahagia ketika menemukan orang yang bisa membalas perasaan cinta saya juga.

Pernah bahagia ketika lulus kuliah, wisuda, menikah, hamil punya anak.

Masa iya sih, orang lain yang berusia 40an kayak saya, tidak pernah mengalami hal-hal indah seperti itu juga?  

Bahkan, jika ada yang belum pernah mengalaminya, tapi di usia 40an tahun dia sehat, masih bisa jalan dengan normal, masih bisa mandi, tidur, berpakaian rapi.

Lah, emangnya itu 'bukan apa-apa?'

Tubuh sehat yang kita tempati, wajah dan senyum manis yang kita punyai, kehidupan penuh warna selama 40an tahun itu. Masa iya sih semua itu 'bukan apa-apa?"

Saya tidak akan menyinggung masalah bersyukur atau kufur nikmat. Karena saya pun nggak suka jika ada orang yang menyuruh saya untuk bersyukur. Berasa saya manusia atheis yang nggak kenal Tuhannya, hahaha.

Tapu sejujurnya, ada begitu banyak hal yang membawa kita ke usia 40an tahun dengan baik bahkan luar biasa. Buktinya, masih hidup dan sehat.

Apalagi, jika seseorang yang sudah punya keluarga, waooo itu mah, 'apa-apa'nya udah luar biasa banget. Terlebih di zaman sekarang yang mana, orang bertahan dalam pernikahan itu, semakin jarang!.


Apa-Apa itu Tidak Selalu Rumah dan Mobil

I know, kebanyakan orang menganggap kalau dirinya belum punya apa-apa itu, karena belum punya rumah dan mobil.

Iya sih, tolok ukur kesuksesan dan punya apa-apa bagi kebanyakan orang, masih berada di bagian punya rumah dan mobil.

Ye kan, harga rumah dan mobil itu besar banget, ratusan juta, bahkan rumah sederhana di kota besar, sudah menginjak angka milyaran.

Nggak heran, punya rumah sudah semacam otomatis jadi orang yang sudah sukses, yang punya apa-apa. Sementara yang belum bisa punya rumah sendiri, menganggap atau dianggap belum sukses dan belum punya apa-apa.

Tapi, bukankah memang tidak mudah mengumpulkan uang milyaran itu?. 

Apalagi, jika memang kita terlahir dari keluarga biasa, yang tidak tumbuh dengan warisan orang tua?.

I know banget rasanya itu! 

Tanpa mengabaikan betapa saya beruntung sudah dikuliahkan oleh ortu hingga sarjana. Tapi saya memang termasuk dalam golongan anak yang sudah benar-benar dilepas sesaat setelah wisuda dan dibantu biaya nikahan.

Setelah itu, saya harus berusaha sendiri.

Boro-boro dikasih modal yak, bahkan duit angpau nikahan saya, diambil mama, wakakakakak.

Jadi, saya memulai pernikaha dengan modal nol rupiah, bahkan si paksu memulai dengan modal minus, hahaha.

Bukan hanya nggak dimodali setelah menikah, bahkan untuk karir pun harus usaha sendiri. Ortu berharap saya kerja, tapi nggak ada yang mau kasih solusi, pegimana ini anak akoh!. 

Lalu, dengan adanya anak, terus tanpa modal, teros akoh harus gimana, biar bisa menghasilkan uang milyaran, biar dibilang punya apa-apa.

Saya pikir, bukan saya satu-satunya manusia yang mengalami hal ini. Di luar sana pasti ada bahkan banyak yang mengalami. Menjadi generasi perintis, tanpa adanya warisan itu berat beibeh.

Apalagi, kayak si Rey, yang menikah dengan lelaki yang pada akhirnya 'menipunya' karena mengubah semua alur hubungan kami yang sebenarnya.

Tapi, saya terlalu bodoh, jika hanya terus meratapi nasib. Toh semua bukan semata kesalahan saya. Semua adalah hal-hal di luar kendali saya.

Karenanya, meski berusia 40an tahun, dan belum punya 'apa-apa' kayak yang dibilang orang lain 'punya apa-apa' itu. Bukan berarti, saya beneran 'nggak atau belum punya apa-apa' juga.

Nyatanya, untuk saya pribadi, punya banyak hal dalam kehidupan ini.

Punya diri dan senyum sendiri.

Punya semangat yang kadang di luar batas kemampuan diri.

Punya keuletan yang bisa menjadi sebuah kelebihan unik di masa sekarang.

Punya anak-anak.

Punya waktu bersama anak-anak.

Punya waktu untuk kerja, punya waktu untuk mengatur diri sendiri.

Punya kebebasan sendiri.

Duh, rasanya nggak bakal cukup list-nya kalau saya jabarkan satu persatu, apa-apa saja yang saya punya di usia 40an tahun.

Dan saya yakin, bukan hanya saya yang mempunyai banyak hal seperti itu. Semua orang punya hal banyak juga. 

Hanya saja, kadang kita melupakannya karena obsesi pada pola pikir, bahwa 'apa-apa' itu adalah rumah dan mobil.

So, mengapa hars mengingkari 'apa-apa' yang ada, untuk hal yang belum ada?

Karena sesungguhnya, 'nggak apa-apa kan ya umur 40an tahun, toh sudah banyak hal yang saya punyai dan lewati.


Surabaya, 06 Maret 2024

1 komentar :

  1. Susah yaa kalo patokannya barang2 fisik duniawi 😁. Jadi hal2 yang sebenarnya juga suatu prestasi , hanya saja bersifat intangible, jadi ga dianggab. Kalo kata ustad, terlalu mikirin dunia. Padahal sejatinya, yg begitu ga akan dihitung.

    Aku sendiri ga munafik pernah di fase itu. membandingkan diri ama temen2 sebaya yg kerjanya di dubai, qatar, canada, punya rumah mewah, mobil mewah, nasabah prioritas di banyak bank, dan aku belum mencapai itu .

    Tapi setelah dipikirin mendalam, capek juga mikirin hal yg duniawi gini. Ga abis2 pencapaiannya 😄.

    Lagian kalopun temen2 ku punya semua itu, tapi blm dikaruniakan anak, atau rumah mewah tapi pasangan ga setia, emang bahagia? Jadi aku belajar utk ga mikirin begituan lagi rey. Udahlaah, nikmatin hidup aja dengan apa yg ada. 😊

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)