Pilih Dicintai Atau Mencintai ?

pilih dicintai atau mencintai

Sharing By Rey - Pilih dicintai atau mencintai?

Sebuah pilihan yang sulit ya.
Sejak dulu, saya selalu menolak jawab kalau ada teman yang menanyakan hal ini.



Saya ingat banget, pertanyaan ini selalu saja dilontarkan oleh orang yang sama, seorang sahabat yang baik hati, yang begitu kenal sifat dan karakter saya.
Dan orang tersebut, ingin sekali saya bisa menjadi saudaranya.

Begitulah.

Si sahabat saya tersebut punya dua orang saudara yang suka sama saya.
Dan di antara keduanya, seorang bahkan menyukai saya seperti orang yang sedang dipelet, hahaha.

Kedua orang lelaki tersebut yang membuat saya pertama kali merasakan, perasaan campur aduk ketika disukai oleh seorang lelaki.

Iya, campur aduk, karena kata orang jatuh cinta itu indah, tapi entah mengapa, saya merasa ada yang aneh, semacam perasaan risih.
Sedang di sudut hati lain ada rasa bahagia karena disukai lawan jenis.

Biar bagaimanapun saya wanita normal, dan tentunya menginginkan disukai oleh lawan jenis.

Usia saya masih tergolong muda, sekitar 16 tahun.
Ketika lelaki itu, yang masih menjadi saudara sepupu sahabat karib saya, akhirnya menatap saya dengan tatapan yang lain.

Padahal sebelumnya kami adalah sekelompok sahabat biasa.
Karena saya memang sahabatan karib dengan saudaranya, entah mengapa tiba-tiba si lelaki itu menjadi ingin lebih dekat dengan saya.

Dia adalah lelaki yang manis, cerdas dan amat sangat peduli dengan wanita.
Karena memang adiknya 2 orang perempuan semua.

Namun entah mengapa saya nggak suka dengan dia.
Karena entahlah, sejak kapan saya menerapkan idealis sendiri.
Saya nggak bakal suka sama lelaki yang sepantaran kelasnya.
Dan tidak lebih tinggi dari saya.

pilih dicintai atau mencintai

Saya suka kakak kelas.
Itu sudah mendarah daging sejak dulu.
Saya berharap mendapatkan jodoh lelaki yang bijak, yang dewasa, yang bisa membimbing saya yang mentalnya down karena masa kecil yang kurang baik.

Saya tidak pernah menolak lelaki tersebut, tapi saya terang-terangan menjauhi dia.
Dan akhirnya, si lelaki itu berhenti menggoda saya sejak dia akhirnya menikah dan punya anak.

Iya.. kisah cinta sejak STM hingga akhirnya kami tumbuh dewasa, hahaha.

Berbeda dengan si teman STM beda jurusan itu.
Seorang saudara sahabat karib saya yang lain tiba-tiba naksir saya dengan lebay.

Iya, lebay!
Karena si lelaki itu ngotot mengirimi saya surat, foto-foto, dan bahkan memaksa ingin bertemu bapak saya.
Dan tahu nggak sih?

Waktu itu usia saya baru 17 tahun, dan dia berani sekali mau datang ke rumah, sementara kami amat sangat dilarang keras untuk pacaran, apalagi menikah, hahaha.
Si lelaki tersebut akhirnya berhenti mengharapkan saya, setelah dia menikahi kakak saya, hahahaha.

Kedua lelaki itu adalah lelaki-lelaki yang pernah memberikan saya perhatian penuh dan tak berujung.
Tidak pernah menyerah meski saya akhirnya memutuskan kuliah jauh dan menyembunyikan kontak saya.

Sungguh, sebuah pengalaman dicintai yang aneh.

Dan dari mereka, saya mengenal rasanya dicintai ituuu...



  • Bahagia!
Siapa coba wanita yang nggak bahagia dicintai? khususnya wanita yang seperti saya, yang tumbuh besar dalam haus kasih sayang.
Yup, saya adalah anak perempuan kedua dari 3 bersaudara yang selalu jadi paling akhir diperhatikan. tentu saja merasakan diperhatikan orang terutama lawan jenis itu sungguh membahagiakan. 

  • Risih!
Ya ampuuunnn, sungguh risih dan nggak nyaman! Sewaktu sekolah, saya sering banget mengusir si lelaki STM itu dengan ancaman akan nangis kalau dia ikutin saya terus.
Ampun deh, saya jadi berasa diikutin meong ke mana-mana, entahlah..
Hati memang sulit dipaksakan, dia manis dan jadi rebutan adik kelas, tapi entah mengapa bahkan sampai detik ini saya menuliskan ini, saya masih merasa risih mengingatnya hahaha.


Mencintai Itu...


Saya hanya jatuh cinta 3 kali selama hidup hingga sekarang.
Yang pertama pada kakak kelas yang ganteng hahaha

Yang ternyata, cinta itu akhirnya luntur juga seiring menemukan yang lain hahaha.

pilih dicintai atau mencintai orang

Yang kedua adalah pada si pacar pertama dan satu-satunya, si pak suami.
Yang ketiga, seorang lelaki manis, rekan kerja saya dulu.

Namun, saya tahu artinya mencintai itu, ya kepada si pak suami.

Kisah kami sebenarnya tidak seromantis kisah drama Korea meski semua teman kami saat kuliah menjuluki kami Kaka Ade Rey.
Iya, di antara teman-teman kuliah, kamilah yang seolah membuktikan bahwa cinta itu selalu bertahan.

Iya, itu yang dilihat orang.
Tapi hanya sedikit yang percaya, kalau sebenarnya awalnya, saya yang berjuang untuk hubungan kami.

Oh tidak, saya tidak sebegitu jatuh cintanya pada lelaki tinggi, kurus dan manis itu.
Saya hanya sakit hati, saat mengetahui realita, bahwa ternyata si lelaki itu hanya menjadikan saya cadangan.

Cinta karena dendam


Sesungguhnya dia masih sangat berharap pada mantannya sewaktu SMA, agar mereka bisa balik lagi.
Mereka masih sering telpon-telponan saat si lelaki itu PDKT sama saya.

Dan tahu nggak sih kenyataan yang bikin miris???

Saat si lelaki itu sibuk menelpon mantan pacarnya selama berjam-jam dan mantannya itu pula, mengapa pula kudu putus kalau masih telpon-telponan sampai berjam-jam?

Jauh di tempat lain, ada seorang wanita polos yang sedang antri di bilik wartel, memegang uang yang nggak seberapa yang seharusnya itu adalah jatah makan malamnya.
Berdiri dalam gerimis karena bilik wartel hanya 2 dan yang menelpon banyak.

Lalu saat tiba waktu antriannya, telpon rumah si cowok sibuk karena masih dipakai ngerumpi ama mantannya.

Sialnya lagi, meski nggak nyambung, pulsanya jalan karena masuk mailbox or something.
Terpaksa si cewek polos itu merelakan uangnya untuk membayar telepon yang bahkan tidak tersambung.

Begitu semuanya terungkap?
Saya sakit hati banget!
Saya tidak siap menghadapi drama percintaan kayak gitu, dan muncullah niat ingin balas dendam.
Saya harus membuat si lelaki itu jatuh cinta sama saya, sampai dia nggak bisa lepas dari saya.

Dan benar saja.
Begitulah awalnya si lelaki itu akhirnya menjadi pacar hingga menjadi ayah dari anak-anak saya.

Dan lelaki itu yang mengajari saya rasanya mencintai itu..


CAPEK!!!!

Sungguh...
Jangan pernah memulai hubungan dengan dendam, bagaimanapun caranya hasilnya kurang baik.

Si lelaki itu akhirnya jatuh cinta sama saya.
Tapi cintanya seolah mengikuti saya.

Saya cinta dia cinta..
Saya letih ingin istrahat, dia juga ikut istrahat.

Ya ampuuuunn..

Beruntunglah saya adalah orang yang nggak mudah jatuh cinta.
Sehingga, selelah apapun saya dengan mencintai.
Saya tidak mungkin menggantinya dengan yang lain.


Dicintai Atau Mencintai?


Pilih keduanya!

Iya, serius!
Dicintai tapi kitanya nggak cinta itu sungguh nggak nyaman.
Terlebih jika punya sifat sulit jatuh cinta kayak saya.

mencintai atau dicintai?

Sungguh risih rasanya, diperhatikan oleh orang yang ditolak oleh hati kita.
Namun sungguh sangat melelahkan jika hanya mencintai seorang diri.

Lalu, jika memang harus memilih salah satunya?

Entahlah, saya kayaknya ingin memilih mencintai dengan ikhlas.
Bukan mencintai dalam dendam.

Tak mengapa saya yang menjadi leader di depan dan dia jadi follower.
Selama cinta di hati masih ada, dan selama dia adalah follower yang SETIA ((((SE TI A!!!!!))))

Tak mengapalah saya menikmati lelah dalam mencintai.

Itu saya sih.
Kalau temans?
Pilih dicintai atau mencintai?
HARUS PILIH SALAH SATUNYA!
GABOLEH SERAKAH!! hahahaha

Sidoarjo, 20 September 2019

Reyne Raea untuk  #FridayRelationship

Source pic : unsplash

13 komentar :

  1. Kalau bagi saya sih, perasaan paling menyenangkan itu bisa dicintai orang yang kita cintai. Terserah siapa yang mulai duluan, yang penting berbalas. Kalau bertepuk sebelah tangan, itu menyakitkan. Hahahahiiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, ternyata enakan orang mulai duluan deh :D
      Paling nggak enak kalau kita mulai duluan, dianya ikutan, pas kita lelah, dia ikutan berhenti ckckckc

      Hapus
  2. kebanyakan orang akan milih dicintai, padahal menurut saya tidak ada artinya dicintai tanpa kita mencintai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi ternyata kalau untuk hidup bersama mending dicintai sih hahaha

      Hapus
  3. teman saya bilang ia lebih suka dicintai supaya nggak sakit hati. kalau saya,berharap bisa keduanya he..he...
    membaca kisahnya mbak rey, kayak nonton film deh. saya sedih pas adegan di wartel itu. entah mengapa jadi sebel sama suaminya mbk rey he...he...tapi untungnya berakhir dengan indah ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha kalau di filmkan kayaknya laris manis yak hahaha

      Hapus
  4. Saya milih serakah dengan memilih keduanya mbk, wkwkwk

    Karena pernah ngerasain di posisi keduanya dan gk enak.

    Maunya dicintai dan juga mencintai sama mas jodoh nanti, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, insha Allah ya, dan semoga cintanya selalu terjaga, sama-sama menjaga sampai jannah, aamiin :)

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Jujur sih?kalau aku disuruh pilih pasti aku akan memilih dicintai, karena jika aku memilih mencintai yang ada hanyalah rasa sakit hati dan yang ada aku tak mampu dan aku tak kuat jalani hidup ini . Sungguh tante hidup ini terasa begitu sempit, dikala dua hati tak mampu menyatu.

    BalasHapus
  7. Lima abjad itu tidak pernah habis dibahas. Cinta adalah hal yang suci. Begitu pun saat insan jatuh cinta. Memilih dicintai atau mencintai? Kupilih keduanya.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)