Tentang Tugas Akhir Dan Skripsi

tugas akhir mahasiswa its

Sharing By Rey - Viral tentang tugas akhir salah seorang mahasiswa ITS yang sangat tebal dan berjumlah 3.045 halaman, sungguh membuat saya kagum akan mahasiswa-mahasiswa teknik, khususnya Teknik Sipil.

Yup, tentu saja kagum, karena saya juga mantan mahasiswa teknik sipil, meskipun tidak beruntung bisa kuliah di tempat impian kayak ITS, huhuhu.

Btw, saya bingung harus nulis tugas akhir atau skripsi?

Saya cari di KBBI, cuman ada keterangan skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya.

That's it! nggak ada keterangan tentang TA atau tugas akhir.
Dan setelah saya mencoba mengembalikan ingatan waktu saya kuliah (maklum mantan anak kuliah tuw eh senior hahaha), saya dulu sih familier dengan sebutan TA atau tugas akhir, tapi pas intip di transkrip nilai si papi, ternyata namanya skripsi hahaha.


Oke baiklah, abaikan..
Saya terlebih dahulu ingin membahas mahasiswa  ITS yang viral itu.

Karena kepo, saya cari tahu lebih dalam mengenai beritanya.
Ternyata...

Si mahasiswa tersebut bernama Muharom Gani Irwanda, seorang mahasiswa program sarjana terapan ITS Departemen Tehnik Infrastruktur Sipil, dari fakultas VOKASI.

Heh apaan tuh?
Kalau temans juga bingung, fakultas apaan tuh, sini kita berpelukan (yang mahrom aja yak, lol), itu tandanya kita cuman berkutat dengan dapur aja, sampai kudet dengan perkembangan dunia perkuliahan khususnya di bagian teknik, huhuhu *pukpuk panci dan ompol anak :D :D

Jadi ternyata, ITS sekarang punya 9 bidang ilmu strategis yaitu: Sains; Teknologi Industri; Teknologi Elektro; Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian ; Aritektur, Disain dan Perencanaan ; Teknologi Kelautan ; Matematika, Komputasi dan Sains Data ; Teknologi Informasi dan Komunikasi ; serta Bisnis dan Manajemen Teknologi.

Ke-9 bidang ilmu strategis tersebut, berada di bawah naungan 10 fakultas yaitu : Sains; Teknologi Industri; Teknologi Elektro; Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian ; Aritektur, Disain dan Perencanaan ; Teknologi Kelautan ; Matematika, Komputasi dan Sains Data ; Teknologi Informasi dan Komunikasi ; Bisnis dan Manajemen Teknologi ; serta Vokasi.

Nah, si Muharom Gani Irwanda tersebut merupakan mahasiswa dari fakultas VOKASI, yang mana ternyata bedanya ada di program studinya, yang berupa Diploma III dan Diploma IV.

Baru deh ketahuan, apa bedanya skripsi dan tugas akhir.
Jadi, skripsi itu biasanya untuk para lulusan program studi S1, sedang tugas akhir adalah tugas buat para lulusan diploma.

Duh cerdasnya mamak Rey ini ya, plis kasih stand applaus buat mamak-mamak yang dulunya keliling perpus ITS buat cari data skripsi, begadang tiap hari mencari rumus analisa sambungan Baja yang dipilih untuk materi skripsinya, yang mana saking nggak jelasnya tuh skripsi, si mamak Rey ini lulus dengan nilai terbaik, karena dosen pengujinya pun, bingung mau nanya apa, terlebih si empunya skripsi, lololololol.

Terus si mamak Rey ini, udahlah begadang hitung analisa sambungan baja sampai stres, mata jadi minus, pelototin semua buku baja yang ada di beberapa perpus, sampai-sampai rela cari buku di pasar buku bekas di dekat Stasiun Pasar Turi sono, hanya demi menjawab ketidak jelasan skripsi saya, sementara dosbing saya juga gaje pula.


Terus kerjanya di proyek jalan, yang mana amat sangat tidak nyambung dengan skripsinya, dan sekarang tinggal di rumah berkutat dengan panci dan EHH STOOPPP STOOPP REY!
NYINYIRIN HIDUP SENDIRI AJAH!
lololololol.

Oke, balik ke tugas akhir yang viral tersebut.

Jadi, kalau ada yang masih bingung, tuh mahasiswa ITS yang viral itu jurusan apa?
Jawaban termudahnya adalah, mahasiswa tehnik sipil yang kampusnya ada di kampus ITS Manyar, depannya RSJ menur itu loh, lolololol.

Udah pada ngeh belom?
Orang Surabaya pasti ngeh deh, kalau nggak ngeh, siniin KTPnya, jangan-jangan KTP Surabaya tempelan tuh, lolololol.

Jadi, si Muharom Gani Irwanda (saya singkat jadi Muharom GI ya, mudah-mudahan namanya Muharom, bukan Gani, lol) ini mengambil tugas akhir dengan judul "PENJADWALAN WAKTU PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN DENVER APARTEMENT, KOMPLEKS CITRALAND CBD - KOTA SURABAYA"

tugas akhir
source : https://www.its.ac.id/

Oke, kalau boleh saran nih ya, meskipun kita di bagian teknik, tapi minimal penulisan juga bisa lebih kece ye kan...
Tuh judulnya ada 2 kata 'PELAKSANAAN' dalam 1 kalimat tanpa jeda tanda baca, kalau kata pak Isa Alamsyah, itu mah serangan 'pelaksanaan'

*plak!
*mamak nyinyir ditabok cover TA, lolololol.

Mungkin lebih kece kalau judulnya, "PENJADWALAN WAKTU DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN DENVER APARTEMENT, KOMPLEKS CITRALAND CBD - KOTA SURABAYA"

Gimana? lebih nggak ngos-ngosan kan bacanya?
*PlakPlak!
*Mamak nyinyir jatuhin tugas akhir seberat 4 kg itu, terus kaboooorrrr, lolololol.

Oke, maaf, fokus Rey!

Setelah membaca judulnya, saya yang tadinya ter'nganga' melihat skripsi setebal itu, langsung nutup 'nganga'nya lol, dan berkata,
"Ooooo.. ya pantes!"
 Iya, sebenarnya skripsi dengan setebal gaban gitu bukan hal yang luar biasa buat mahasiswa teknik khususnya teknik Sipil, eh teknik Informatika juga ding, dulu saya punya teman kos, dia ngerjakan skripsi bikin pemrograman data makan sederhana, dan lampirannya? UWOOOWWWWW hahahahaha.

Apalagi mahasiswa teknik Sipil yang mengambil tema 'pelaksanaan bangunan gedung' dan di zaman sekarang, yang mana gedung yang dibangun pencakar langit semua dan dengan waktu yang amat sebentar. Tahu-tahu aja, gedungnya udah berdiri tinggi gitu.


Terlebih setelah membaca lebih jelas apa saja yang dibahasnya, dan uwowwww, saya kagum lagi.
Si Muharom GI tersebut membahas tentang:

  • Perhitungan volume, padahal bentuk gedung tersebut bikin pusing anak teknik sipil yang ngitung, lol.
  • Kapasitas produksi dan tenaga kerja.
  • Jumlah alat.
  • Durasi pekerjaan
  • Estimasi harga yang berbeda.
Setelah baca materinya, saya jadi mengangguk-angguk banget.
Makanyaaaa... terlalu 'serakah' sih, semua diborong, lolol.
But, i mean 'serakah' yang kereeennn...

Menurut info dari beberapa media online, isi dari tugas akhir tersebut sebenarnya lebih tepat diberi judul analisa, yang mana si Muharom GI ini, mencoba memberikan alternatif penekanan biaya sebuah proyek dengan mengatur time schedulle pelaksanaan proyek yang efisien serta pemilihan material yang lebih terjangkau namun tetap kuat.

Hmm... fell like i am back to the work again, hahaha.
Itu yang dulu saya kerjakan terakhir kali bekerja.


Oh iya, dulu, teman-teman seangkatan saya juga mengambil tema pelaksaan proyek untuk skripsinya, namun rata-rata hanya membahas perhitungan volume saja.
Itupun, lampirannya sudah tebal banget, meskipun nggak setebal tugas akhir si Muharom GI ini sih.

Ye kan, zaman dulu gedung yang ada paling tinggi 4 atau 6 lantai.
Sekarang? paling rendah 10 lantai hahaha.


Tugas Akhir / Skripsi Yang Kadang Tidak Sesuai Pelaksaan Proyek


Saya nggak tahu sih sekarang, tapi rasanya, dulu itu antara materi kuliah yang saya dapatkan sama sekali tidak sama dengan apa yang saya kerjakan di proyek.

Dulunya saya berpikir, mungkin hal itu terjadi karena skripsi saya yang gaje, dan saya malah kerja di bagian yang berbeda dengan apa yang saya kerjakan sewaktu skripsi.

Tapi, saat kerja di proyek pelebaran jalan Tol di tahun 2007 lalu (iyaaa udah lama hahaha), ada sebuah item sederhana yang mana pihak owner (Jasa marga) meminta harus dikerjakan oleh sebuah departemen yang ahli, dalam hal ini salah satunya adalah pihak lab di ITS.

Maka setelah saya mengorbankan diri berpanas-panasan di tengah jalan tol sampai pingsan demi mengetahui keakuratan ukuran existing (ukuran jembatan lama) tersebut, saya gambar lalu bawa ke ITS.


Setelah beberapa hari, saya kembali ke ITS dan mengambil hasil hitungan disain tersebut, lalu pulang ke proyek sambil ternganga-nganga.

Ampuuunnnn, kenapa jumlah baut sambungannya banyak amat?
Kalau diterapkan dalam gambar, sisi jembatan existing tersebut, jadi kayak parutan kelapa, lol.
Penasaran, saya buka buku-buku pelajaran waktu kuliah, untuk mengecek perhitungannya.
Iya, bener, tidak ada satupun perhitungan yang salah.

Akhirnya, dengan konsultasi dengan analisis struktur dari pihak kontraktor, si bapak Almarhum Bayu Prasetyo, kami memutuskan mengurangi sedikit jumlah titik sambungan tersebut.

Syukurlah, tuh jembatan sampai sekarang baik-baik saja, hahaha.

tugas akhir mahasiswa its viral
kenangan sewaktu di proyek, nggak usah ditanya mengapa saya pakai sepatu boot plastik,
ye kan yang bener aja saya kudu pakai sepatu safety yang ada besinya itu, berat bookk..

Ada banyak pelajaran yang susah payah saya kerjakan sewaktu kuliah, ternyata beda dengan pelaksanaan di lapangan.
That ways, sebenarnya kalau ingin mencetak para lulusan sarjana terbaik, lupakan hanya meneliti di lab saja.

Kirim semua ke proyek langsung, dan lakukan selama 2 semester.
Saya dulu kuliah ada yang namanya KP atau Kerja praktek.
Kalau nggak salah sih, selama 3 atau 4 bulan ya? Atau kurang? saya lali aka forget!

Duh ya, selama itu, kami cuman datang ke proyek, nongkrong liatin pekerjaan bored pile.
Abis itu kagak tau apaan tuh yang dikerjakan hahahaaha.

Coba tugaskan kepada mahasiswa, untuk beneran magang di sebuah proyek.
Kerjasama dengan beberapa proyek, kasih tempat sebagai assisten sesuai bidang yang dipilihnya.

Misal, dia mau pilih bidang perhitungan volume dan time schedulling kayak si Muharom GI tersebut. Kasih posisi sebagai asisten quantity engineer , dengan waktu setahun mengikuti progress pelaksanaan proyek, dijamin dia bisa ngerjakan tugas akhir sambil tutup mata dan menjawab dengan lugas semua pertanyaan dosen penguji.

Karena dunia kuliah itu, amat sangat beda dengan dunia kerja dan penerapan langsung.
Tapi itu sih dulu ya.
Semoga sekarang sudah lebih baik.

Saya ingat, dulu waktu kerja di proyek, ada seorang karyawan baru lulusan PTN ternama, nilainya bagus, tapi pas di proyek, dia bingung mau ngerjain apa, lol.

Dan sama juga, membaca lebih detail apa yang dibahas si Muharom GI di dalam tugas akhirnya, yang mana katanya, demi efisiensi biaya, maka balok yang digunakan digedung tersebut kudu dipakai yang seefisien mungkin, maksudnya dihitung sekecil mungkin asalkan kuat menopang bentangnya.
Karena ukuran sebuah balok amat sangat mempengaruhi biaya.

IYA SIH DEK!
Dalam segi biaya volume emang efisien.
Tapi, dalam segi biaya pelaksanaan bisa jadi lebih bengkak lagi.
Loe pikir bikin bekisting balok dengan ukuran beda-beda itu semudah bikin balok lego? hahahaha.

*mamak nyinyir lagi :D

Btw, kenyinyiran saya ini berdasarkan apa yang dikerjakan si Muharom ini, sama persis dengan apa yang saya kerjakan dulu sewaktu bekerja, menghitung dengan setengah mati biar efisien, ujung-ujungnya di lapangan tetep dikerjakan semudahnya.

Ya mungkin saja bisa diterapkan untuk perusahaan yang punya modal gede kali ya, minimal mereka kudu kerja sama dengan perusahaan bekisting yang menyediakan bekisting otomatis bisa di setel gitu ukurannya, jadi lebih mudah.


Tentang Tugas Akhir eh Skripsi Yang Pernah Saya Kerjakan


Meskipun saya cuman lulusan sarjana S1, tapi saya pernah 2 kali mengerjakan skripsi loh.
IYA, 2 KALI!

Bukan karena ngulang sih, hanya karena bantuin si pacar, hahaha.
Jadi terhitung saya mengerjakan skripsi dengan 2 tema.
Yang pertama punya saya sendiri mengenai analisa perhitungan sambungan baja berdasarkan PPBBI dan SKSNI.
Sedang satunya mengenai manajemen pelaksanaan proyek milik sang pacar.

Dulunya saya sedikit kesal, mengapa kok malah saya yang bantuin pacar dalam berbagai tugas.
Hingga skripsi, eh setelah kerja saya baru tahu kalau itu yang terbaik, sebab ternyata pas kerja, saya lebih banyak berkutat di manajemen proyek.


Mengerjakan tugas akhir eh skripsi itu amat sangat menantang bagi kami para lulusan teknik jaman dulu. Secaraaaa... zaman sekarang mah, bahkan kita duduk manis di rumah sudah bisa dapat banyak ide buat tema skripsi.

Sedang kami dulu?
Internet belum semudah sekarang aksesnya.
Alhasil saya kudu menjadikan si pacar sebagai ojek yang bolak balik antar saya bergerilya mencari buku pedoman dari teman nggak jelas yang saya kerjakan dulu.

Dari perpustakaan ITS, hingga toko buku satu ke toko buku lainnya.
Sampai akhirnya, terbit kesimpulan yang gaje menurut saya, hahaha.

Masih mending mah skripsi si pacar, manajemen proyek itu, masih bisa dipikir secara logika, karena intinya bagai sebuah program komputer yang saling berhubungan satu sama lainnya.

Jadi, kalian para generasi muda, jangan malas-malasan dong ah ngerjakan tugas akhir ataupun skripsi.

Yang pertama, ingat atuh, semakin lama menunda skripsi atau tugas akhir, semakin ngos-ngosan orang tua yang bayar SPP, iya gitu kalau murah!

Yang kedua, oh plis lahh..
Di zaman milenial kayak sekarang, banyak informasi yang bisa diakses secara mudah, gunakan internet buat itu, jangan cuman balesin ngetwiit yang nggak penting *eh. lolol.

Jadi, semangat yaaa...
Kalau teman-teman, share dong tentang pengerjaan skripsi atau tugas akhir masing-masing?

Sidoarjo, 21 Juli 2019

Reyne Raea

Sumber : website ITS [https://www.its.ac.id]

52 komentar :

  1. jadi inget dulu almarhum bapak kan dosen sipil. mahasiswanya kalo bikin TA dan skripsi suka pada tebel-tebel, lumayan bisa buat nggebug maling. hahhaha
    tapi kalo sipil kan isinya banyakan gambar sama hitungan angka-tabel gitu yak. kalo isinya tulisan semua ya mabok kalo tebel-tebel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, iyaaa... itu tebal biasanya karena lampiran perhitungannya seabrek :)

      Hapus
  2. 3000 lembar, gilak mantap abiss.. saya 100 halaman saja sudah ngeos ngosan haha

    BalasHapus
  3. mantap banget sih bisa banyak banget gitu halamannya :')
    aahh skripsi masih jauh buat semester 3 walau gada salahnya mulai persiapan juga mwehehe

    BalasHapus
  4. Tebal sekali skripsinya saya jadi pusing membayangkannya mbak. Saya dulu kan jurusannya sosial jadi kalau disuruh hitung-hitungan seringnya telat mikir hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaa, iyaaa..
      Kalau sosial biasanya kayak nulis penelitian atau survey gitu ya :)

      Hapus
  5. wOW...Akhirnya pengalaman Mbak tentang dunia Proyek di tulis juga.

    Tepuk tangan dulu dong buat mamak Rey... " prokkk.prok...prok....".

    Saya suka membaca artikel yang berbau pengalaman kayak gini, saya seperti mendapat pengalaman dan Ilmu baru.

    Ohy....yang pakai sepatu Bot, seriusss bangetzz yah, hahaha. " sedang Mandorin orang makan yah Mbak...? hahahha... # peace :)



    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwwkwkwkwkwk, mengumpulkan ingatan saat kerja :D

      Iyaaaa.. sepatunya kek sepatu petugas angkut sampah hahaha
      Abisnya sepatu safety beraadddd bingit, ada besinya.

      Itu lagi mau rebutan makan, tapi pas tahu kudu pakai tangan saja, jadi ogah hahaha

      Hapus
  6. Wah... Keren ya mbk rey, wanita tangguh yang kerja di proyek.
    Nggak bisa bayangain gimana susahnya ngerjain skripsi dulu....
    Mana punya pacar juga dikerjain...
    Tapi tetep ada berkahnya.

    Dan skripsi yang tebel buanget itu, kira-kira apa dibaca semua?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, asyik juga jadi banyak pengetahuan :D

      Nggak bakalan, dan sedihnya lagi, kalau tugas akhir dikerjakan dalam waktu cepat, materinya itu nggak bisa digunakan buat sebuah proyek.

      Jadilah TA setebal itu teronggok begitu saja

      Hapus
  7. Dan ternyata namanya Gani :)))
    Tapi beda banget lah ya sama Gani yang Onoh

    Upssss *bergunjing*

    Haha iya mbak bener
    Diploma : Tugas Akhir
    Sarjana : Skripsi
    Magister: Tesis
    Soktoral: Disertasi

    Salut sih, doi bisa ngetik lampiran sepanjang itu
    Plus kalau menurutku sih lampirannya mending sebenernya dibikiin jadi Pdf aja sih terus link nya dishare, biar nggak membuang terlalu banyak kertas.

    Kebayang nggak mbak itu habis berapa puluh ribu halaman utk seminar proposal + seminar hasil + sidang, yang dicetak berkali-kali sebanyak jumlah pembimbing dan penguji, plus versi hardcover untuk versi wisuda -________-

    Sayang banget kertasnyaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakakakaa, beneran ya namanya Gani? :D
      Semoga komen kita bisa keindex google, jadi kalau dia search namanya, gani yang tugas akhirnya tebal banget, bakalan nemu artikel ini hahaha

      Iya juga sih, sebenarnya bisa dibuat pdf terus saat sidang, bisa ditampilkan dilayar gitu saja ya, zaman now kan udah canggih kan ye :D

      Hapus
  8. Setuju banget sama mamak Rey, ngerjain skripsi jaman dulu nggak semudah zaman now, dulu aku masih bolak-balik perpus buat cari sumber dari buku & CD. Skrg mah, browsing sambil tidur2an aja bisa, jaman udah canggih, harusnya nggak ada alsan skripsi molor2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betoolll, dulu harus offline ya, mondar mandir cari data dan referensi, sekarang mah semua ada di genggaman

      Hapus
  9. Gile, itu skripsi apa LPJ organisasi? tebel bangeeett mak..
    ngeliatnya aja pingin pengsan akuu, gimana ngerjainnya, Masyaalloh kereeennn..
    tapi ku pusing baca judulnya.. hahaha..

    kalo aku dulu skripsi nya tipis-tipis aja.. gak nyampe 100 halaman kayaknya. tapi proses nya yang lama. penelitian di lab sampai 1 tahun kalo gak salah, terus baru deh nyusun skripsinya yg bab 4 dan 5 itu..

    huhu.. kalo inget masa2 skripsi itu syedihh banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya gitu kok, mengenai proyek juga, nggak bisa langsung ambil data dan dikerjakan pakai teori.
      Kudu mengerti banyak hal mengenai itu.
      Emang minimal setahunanlah :D

      Hapus
  10. omg, aku kyakal lgs amnesia gitu inget skripsi Rey wkwkwkwk... Sistem di Malaysia itu beda antara negeri dan swasta. aku kuliah di kampus international swasta, sementara adekku di univ negeri di malaysia.

    kita sama2 ambil ekonomi, tp dia accounting, aku business admin. naah, ternyata baru tahu, kalo swasta di sana ttp ada skripsi dan sidang2nya. sementara negri ga ada samasekali. enak bangetttttt. sebagai ganti, mereka ada magang setahun tuh, terserah mau di mana aja, termasuk beda negara. baru setelah itu ,kalo bisa seleseiin setahun, laporannya dijadiin semacam tugas akhir. tp bukan skripsi. dan ga pake sidang

    kalo aku terhitung cepet sbnrnya, tp bukan yg mulus2 aja. beruntung dpt dosen dari Al jazair yg baiiik banget dan helpful. srtidaknya fia sering ada di kampus, jd aku ga pusing nyariin orangnya :p. intinya, semua bisa selesai tepat wkt dan sesuai GPA yang diharapkan :p.

    Aku ga terlalu mudeng skripsi di mas Muharom GI ini, krn bukan bagianku juga. tp karna udh baca penjelasan kamu, plus yg kamu tulis di FB wkt itu, wajar kalo supporting data anak teknik sipil tebel, yo wiiis, aku percayaaa :D. udh anak sipil yg ngomong lgs hahahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. waahhhh sesungguhnya yang bikin degdegan itu sidang mba, enak banget mah kalau diganti dengan magang.
      Seharusnya sih gitu loh, ketimbang sidang mending terjun langsung, belajar langsung dunia kerja

      Hapus
  11. Bahas TA dan skripsi sebenarnya hampir sama hahaha cuma biasanya anak teknik or seni lebih sering sebut dan familiar dengan TA sedangkan skripsi biasa disebut sama anak jurusan lain (akademik) hehehe~ sekarang saya baru tau kalau TA itu untuk diploma hihi. By the way setuju sama mba, jaman sekarang mudah mau cari informasi bahkan untuk isi quisioner saja bisa lewat sosial media minta tolong ke influencer untuk share ke followersnya. Jaman dulu justru susah kalau mau cari informasi dan data :D semoga ke depannya para generasi muda lebih semangat menggunakan sarana yang ada untuk menggapai cita-cita ya mba~

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha saya ada temennya ternyata :D
      Nah kaaann, survey secara online juga mudah banget, seharusnya generasi muda lebih semangat lagi

      Hapus
  12. Lihat TA setebal itu, saya rasa dosen pembimbing dan penguji harus memberi nilai A. Isi TA memang penting, tapi lihat kesungguhan dan proses membuat TA ini yang luar biasa. Saya pernah baca beliau mengorbankan waktu tidur hanya 2 jam saja sehari. Kalau ga pintar2 jaga kondisi, bisa masuk rumah sakit.

    BalasHapus
  13. Eh perangkap batman ini si Rey...klo gak salah tadi aku klik CATATAN HATI MAMI YA jadinya kok dimari hehehe...
    Sy juga gak pernah kuliah cuma ikut ikut comot sana sini pengalaman. Akhirnya terdampar di dunia industri, dan kodinger dalam waktu yang tidak terlalu lama...kepingin sih tapi sudah terlanjur melangkah jadi otodidak dan single fighter...kkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha iya, kemaren utak atik malah jadi kayak gitu, belum dibenerin lagi :D

      Banyak nih kisah seperti ini, terlanjur enak mendapatkan duit jadinya udah malas kuliah hehhe.
      Tapi asyik juga sih, :D

      Hapus
  14. Panjangggnya mbak ulasannya, ngos-ngosan saya bacanya. Baru segini, blom baca tuh skripsi auto masuk rumah sakit nih🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaahhh, padahal ini udah disingkat loh, kalau dibahas detail, bisa 3000 kata hahahaha

      Hapus
  15. Mantap kaka infonya, saya mah sd aja gak lulus hehee

    BalasHapus
  16. woaaahhh segala-segala dibahas dari a-z pembangunan gedungnya dalam 1 tugas akhir jadinya 3000 halaman, gimana dosen pembimbingnya ya? ahahha

    saya juga diploma mbak, tp D1 yang cuma berkutat dengan laporan Praktik Kerja Lapangan aja, hihihi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru juga ya kalau diploma, lebih detail.
      Kalau s1 lebih umum :)

      Hapus
  17. Keren nih mbak Rey ternyata S1. Apalah dayaku yang hanya dan cuma lulusan SMK. Untungnya sekarang udah ada akses internet yang lancar ya, Mbak. Btw, aku kagum dengan para anak kuliahan jurusan teknik sipil. Keren gitu menurutku.

    BalasHapus
  18. Ogah ga mau sharing skripsi jaman dulu.. hahahaha.. malesia...Sudah lupa...

    Lebih bagus bahas tentang hal lain.

    Saya kok cuma mikir sayang kertasnya yah, ada berapa pohon harus ditebang hanya buat satu skripsi.. wkwkwkwwk.. Kalau di zaman dulu sih ngerti banget karena teknologi digital belum seperti sekrang, tapi apa mbok ya ga bisa pakai skripsi digital saja

    Lebih ramah lingkungan.

    Hadeuh.. ikutan nyinyir ala Rey..#kaboor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kannnn bener kan pak, alangkah baiknya kalau nggak usah di print, cukup di pdf aja, nantinya bisa ditampilkan ke layar kalau sidang ya *nyinyir kuadrat hahahaha

      Hapus
  19. Padahal skripsikan hanya salah satu syarat lulus. bukan satu2nya syarat. Tapi pada kenyataan yg salah satu ini justru kadang menghambat kelulusan.

    Mak Rey pastinya cerdas sanggup bikin 2 skripsi. keren keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha justru saya nggak cerdas bang, kalau cerdas, ngapain mau buatin skripsi orang lain, cowok pula hiks

      Hapus
  20. Cocok ni kak rey jadi dosen pembimbing skripsi, sudah bisa revisi judul juga hehehe, mungkin kalau boleh di baca oleh kak rey skripsinya gak akan sampai segitu tebelnya soalnya pakainya kalimat efektif hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, iya ya, revisi judul juga perlu :D

      Dan mungkin saja tebal karena banyak penggunaan kalimat tidak efektif hahaha

      Hapus
  21. Jadi inget Skripsi saya dulu gak sampe 60 halaman :") itupun udah pake meringis-meringis karena keluar duit lumayan untuk fotokopi dan jilid naskah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaa iya ya, lumayan loh ngeprint dan copy nya :D

      Hapus
  22. Waaduh tebel banget tuh skripsinya kira-kira berapa banyak habis uang buat biaya print.. Dulu saya hanya sampai 250 lembar saya belum termasuk revisi dan yang salah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli tinta print, copy nya, bikin hardcovernya :D

      Hapus
  23. Pernah bantu teman bikin skripsi dan kapok, Ha ha. Lieur jadinya mana sebal karena yang bersangkutan mau enaknya sendiri sedang bayaran gak memadai.
    Saya malas lagi dengan urusan skripsi atau tugas akhir. Mending ngedrakoe saja. Baca buku diktat itu bikin mata sepet karena bahasanya berkalimat panjang tanpa jeda tanda baca.
    Setuju saja dengan pilihan judul ala Rey untuk tugas akhir itu, ha ha ha. Biar gak ribet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iya mba, saya dulu setiap pulang ke Buton selalu dapat banyak job buatin skripsi orang.
      Bahkan untuk jurusan yang beda :D

      Hapus
  24. nasib nggak pernah kuliah buat makalah aja ribet palagi skripsi seperti ini

    BalasHapus
  25. Dulu saya malah dibatasi skripsinya. Maksimal 100 halaman sudah termasuk lampiran. Jadi temanya harus spesifik dan analisanya singkat padat. Itu ternyata susah lho, soalnya analisanya harus jelas dan landasan teorinya harus banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener banget itu mba, nggak usah skripsi ya, bahkan kita nulis di blog, dikasih temanya spesifik tapi dibatasi jumlah kata ituuuu rempong hahaha

      Hapus
  26. ahahaha....ga ngeeeh baca istilah2 teknis di tulisan ini..masa baca bekisting tp otakku malag nyambungnya ke bekisar. blassss ga nyambung iniah ya hahaha..dan sudah merasa berat duluuu lihat tebelnya itu TA

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakakakaka, ya ampuunnn, maafkeuunn..
      Tapi wajar sih mba.

      Masih mending mba emang awam masalah teknik sipil.
      Daripada suami saya, dia masuk teknik sipil karena dipikir teknik sipil itu sekolah untuk jadi aparatur sipil kayak pns, wakakakakakakakakakaa

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)