Drama Persiapan Family Gathering Yang Dipaksakan

Family Gathering, Proyek LOTT

Sharing By Rey Awal bulan Februari lalu, kami mengikuti acara family gathering kantor si papi.

Sebenarnya ikutannya juga secara terpaksa, karena saat itu baru saja pasca 3 hari selang si papi kecelakaan.

Si papi maksain ikut karena udah janji ama si kakak mau ke Batu dan nginap 2 hari, berpetualangan di beberapa tempat.

Maka, dengan berbekalkan luka lecet lebar yang ditutup perban di pipinya, yang sebenarnya lebih baik jangan ditutup biar luka tersebut cepat kering dan sembuh, tapi ngeri juga kalau dilihat orang, selain gak asyik dipandang, pun juga bisa merusak mood orang lagi makan hahaha.

Long story short, dengan berbagai pertimbangan dan persiapan, kami memutuskan jadi berangkat di hari Jumat pagi ,1 Februari 2019.


Drama Persiapan Berangkat


Sebenarnya, semua gak bakal terjadi drama berkepanjangan, kalau si papi gak sakit.
Sejak hari Selasa, Rabu dan Kamis, si papi hanya bisa berbaring saja, istrahat sepenuhnya di ranjang demi memulihkan keadaannya.

Terlebih beliau mengkonsumsi obat analgesik yang ada kandungan diazepam yang sudah pasti dijamin bakal tidur dengan amat sangat nyenyak.

Karenanya, sudah bisa ditebak, segala keperluan sudah pasti jatuh ke tanggung jawab saya.
Rasanya? gak usah ditanya deh.

Sudahlah si bayi rewel mulu gegara ada bapake, si kakakpun demikian, dan saya kudu ke sana ke mari menyiapkan ini itu.

Dari menyiapkan pakaian yang dibuat seringkas mungkin agar bawaan kami jangan banyak, mengingat si papi belum kuat geret-geret bawaan berat.

Juga nyiapin obat-obatan yang dicari di apotik serta snack yang harus dibawa karena rencananya kami naik bus bareng semua teman-teman si papi.

Dengan keadaan yang lelah, saya harus wara wiri ke sana ke mari sendirian, naik motor hujan-hujanan.

Ahhh, baru kerasa betapa si papi demikian sangat berusaha meringankan beban saya selama ini.
Karena sebelumnya, segala hal yang riwa riwi itu, diselesaikan oleh si papi.


Drama keberangkatan


Jumat pagi, saya sudah bangun sejak pukul 03.30, beberes segalanya, bikinin sarapan biar pada gak lapar di jalan.
Setelah siap, semuanya saya bangunin, sarapan, lalu bersiap mandi dan ganti baju.

Ekspektasinya sih bakal berjalan lancar, terlebih si papi sudah mulai maksain bisa bantuin ini itu, minimal suapin si bayi udah bisa, meskipun mandiin tetap jadi tanggung jawab saya.

Realitanya?
Ya ampun, si kakak yang slow motion, si bayi yang gak membiarkan emaknya dandan, maunya nempel mulu, alhasil kami siap berangkat di pukul 7.15, sedang janjian sama lainnya pukul 8 udah berangkat.


Pas mau order gocar, eh saldo gopay gak cukup, isi dulu lagi.
Udah keisi, orderlah kami si gocar, dan Alhamdulillah dapat cepat dan lokasinya dekat ama kami.

Eh tapi, ditunggu-tunggu gak gerak-gerak, pas saya chat, drivernya yang seorang ibu minta ditunggu, katanya mau keluarin mobil dulu.
Oke..
Dan akhirnya penantian kami berakhir setelah si driver muncul di depan rumah kami 5 menit sebelum keberangkatan.

Beruntung, si driver yang ternyata seorang ibu-ibu, begitu ramah meminta maaf dan mau turun dari mobil untuk membantu membuka pintu belakang mobil buat memasukan koper dan barang bawaan kami yang akhirnya lumayan seabrek juga, hehehe.

Setelah selesai, kamipun berangkat, dan karena si ibu driver merasa bersalah membuat kami menunggu lama, si ibupun membayar rasa bersalah itu dengannnnn NGEBUUTTT SODARA!
Ya ampuunn, deg-degan saya gak henti merapal doa, minta keselamatan.

Emang sih saya juga gak enak membuat teman-teman si papi menunggu kami kelamaan, tapi juga bukan dengan cara ngebut sedang kalau diperhatikan tangan si ibu driver tersebut agak kaku entah karena ybs sakit.

Dan Alhamdulillah, kami bisa sampai di tempat berkumpul di Masjid Al Akbar Surabaya dengan cepat, lalu setelah turun, si papi segera mengecek bus mana yang bakal kami naiki.

Setelahnya si papi menggeret koper kami yang segambreng itu ke samping bagasi bus.

Lucky us, bus yang digunakan adalah bus rentalan dari trac, sebuah rental yang namanya lumayan terkenal, dan ternyata berimbas ke pelayanan supir dan kondekturnya, semuanya ramah-ramah dan dengan sigap membantu si papi yang aslinya masih dalam tahap pemulihan setelah kecelakaan itu.

Setelah koper kami masuk dengan aman di bagasi bus, kami pun naik.
Ternyata bus nya sudah hampir penuh, kami mendapatkan kursi di agak tengah, yang mana kursinya terlihat mewah, tapi keras huhuhu.

Selain keras, saya tersiksa dengan letak kursinya yang dibuat terlalu ke belakang, sungguh menyiksa bagi kami yang berlutut panjang huhuhu.

Tapi sudahlah, kami sepakat tidak terlalu banyak mengeluh, agar bisa menikmati liburan gratis eh silaturahmi tersebut.

Setelah naik, kami excited banget dong, tadinya kan katanya cuman kami yang ditunggu, semua udah lengkap.
Ternyata sodara, kami kudu menanti nyaris sejam lagi huhuhu!!!
Sia-sia sudah kami deg-degan akibat driver gocar yang ngebut tadi.

Setelah yang dinanti gak kunjung datang, bus akhirnya berangkat, setelah janjian bakal menunggu rombongan lain di rest area tol Waru Sidoarjo.

Dan bener saja, kami menghabiskan waktu lumayan lama juga di rest area menanti rombongan lain, yang ternyata banyak yang membawa kendaraan pribadi, alhasil ada satu bus yang isinya kosong melompong hahaha.

Setelah siap semua, kamipun berangkat.
Semua bergembira, sambil mengunyah snack ciki-cikian yang dibagikan oleh panitia.
Betapa bahagianya si mami Rey dan si kakak Darrell dapat bagian snack tersebut hahaha.

Menjelang pukul 11.45 kami sampai di masjid Cheng Ho Pandaan, rombongan bus berhenti sejenak agar semua bisa mengikuti sholat Jumat di sana.

Setelah sholat Jumat, panitia membagikan makan siang berupa nasi kotak.
Awalnya, mereka sepakat bakal berangkat setelah sholat Ashar, tapi mengingat akses ke Batu yang macet di daerah Lawang, akhirnya setelah sholat Jumat bus kembali bertolak.

Semuanya lancar, kami bahagia dan gembira.
Sampai akhirnya tersendat nyaris sejam di daerah Malang (lupa tepatnya, yang jelas sebelum belok kanan ke arah Batu).
Bukan main tantangannya, migrain saya kambuh, si bayi lumayan rewel gegara macet tersebut.

Kami akhirnya bisa lolos kemacetan dan sampai di tempat penginapan yang sudah di pesan yaitu di Jambuluwuk Resort & Convention Hall, Batu, pada sekitar pukul 4 sore.

Super excited semuanya, namun excited-nya hilang setelah si bayi memandikan saya dengan muntahannya huhuhu.
Gagal sudah deh acara foto-foto pakai baju busui yang warnanya kece favorit saya dari Favita

Meskipun mandi muntahan si bayi, saya tetap bersyukur karena si bayi muntahnya pas udah di depan Villa, jadi tetangga kursi kami gak ikutan mual cium baunya hahaha.

Buspun berhenti, dan kami semua turun, tidak lupa mengambil koper dan barang bawaan kami di bagasi bus.

Selanjutnya semua mengikuti intruksi yang ada, dan mulai memisahkan diri berdasarkan lokasi villa yang ditempati.
Dan kami menempati vila Manado, sebuah villa yang luas berlantai 2 dengan 3 buah kamar.

Bagaimana review tentang villa yang kami tempati?
Nantikan di postingan saya selanjutnya ya :)

Semoga curcol receh ini ada manfaatnya :)

Sidoarjo, 02 Maret 2019

Reyne Raea

4 komentar :

  1. wOWWW.... ternyata acara jalan - jalannya terlaksana juga... pasti buanyak oleh - oleh yach ?.... bagiin dong!!!....hahahah*tapi oleh - oleh capeknya yang dibagi,hihihihi*

    Tapi ngak di mintai " uang bensin yach Mbak, oleh sopirnya ? kayak waktu itu tuuuu...!!!

    saya kirain Mbaklah yang akan "mabuk' perjalanan,,,,eee ternyata si Bungsu yang muntah..hmmm.... hmmmm.... baju Andalan-nya jadi berwarna dan berbau wangi.hahahah....jangan2 sebelum berangkat ada niat pamer yach,,,hahahha*bercanda*kwkwkwkwk....

    Ditunggu yach artikel lainnya...terutama perihal'nginap-nya' siapa tahu ada DRAMA ROMANTIS kayak di filem INDIA. atau *Pakai acara tarian ULAR, ketika sedang bobok* Hahahahah.....pasti seruuu...!!!



    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwkwk, iya juga ya, biasanya drama itu kayak drama korea, drama film yang romantis, wakakaka
      Sip deh, siapin semangat begadang buat nulis, atuh maaahhh, mamak ini ditempelin bayi mulu gak bisa buka laptop hiks

      Hapus
  2. Seru acara keberangkatannya. Memang demikainlah adanya, akan selalu ada drama bagi keluarga muda dengan anak-amak yang masih kecil. Nikmati saja karena kelak akan jadi kenangan. Suatu saat kelak kaua bepergian bareng lagi kala anak-anak sudah ABG, akan beda lagi situasinya.
    Saya akan ngeri kalau naik kendaraan yang ngebut da jantung melemah sejak tahun 2014 gara-gara syok berat. Syukurnya Mbak rey dan kelaurga selamat meski deg-degan. Kalau saya mungkin akan jejeritan nyuruh pelan-pelan, ha ha.
    Biasanya kalau anak kecil berada dalam perjalanan lama dan dikasih makanan yang membuatnya mual, maka akan muntah. Selain lelah juga barangkali masuk angin kalau busnya ber-AC. Apa pakai baju hangat? Saya akan kedinginan jika naik bus ber-AC.
    Hindari juga makanan yang bisa merangsang anak untuk muntah kala harus lalui perjalanan panjang, mana pusing jika jalannya berkelak-kelok. Sebaiknya ajak tidur saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, kayaknya kemaren tuh kebanyakan minum air putih hehehe

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)