Usia Ideal Untuk Menikah

Usia Ideal Untuk Menikah

Sharing By Rey - Saya mendapatkan pertanyaan melalui DM akun instagram saya, di mana ada seorang gadis remaja (sepertinya), menanyakan sebenarnya bagi perempuan usia ideal untuk menikah tuh berapa ya?.

Wow, pertanyaan yang sedikit sulit sih menurut saya.

Etapi, setelah saya coba buka-buka tema #FridayMarriage yang saya tulis, ternyata saya udah pernah membahas hal tentang kapan waktu yang tepat untuk menikah

Akan tetapi, di beberapa post tersebut, saya hanya menyebutkan secara umum, untuk usia ideal seorang wanita untuk menikah.

Dan saya jadi tergelitik ingin menjawab pertanyaan itu, versi saya.
Lalu usia ideal untuk menikah bagi perempuan itu adalahh...


Usia Ideal Untuk Menikah Bagi Perempuan Adalah 23-25 Tahun  


Iya, kalau saya diberi waktu dan tempat buat menghayal dan balik ke masa lalu, serta boleh memilih usia yang tepat.
Saya memilih akan menikah di usia 23-25 tahun.

Usia Ideal Untuk Menikah

Ini sangat bertolak belakang dengan saya di masa lampau, saya bahkan malas memikirkan yang namanya menikah, kalau bukan karena mama yang udah ribut aja nanya, kapan nikah?

Tapi setelah saya menikah hingga 11 tahun lamanya, dan ditanya usia ideal bagi wanita menikah?
Ya 23-25 tahun itu.

Mengapa?

Karena saya rasa itu waktu yang paling tepat untuk wanita memulai kehidupan yang penuh dengan pengorbanan.

Misal, seorang anak masuk sekolah di usia 6 tahun, lulus SD,SMP dan SMU sudah di usia 18 tahun, tambah kuliah 4 tahun, jadinya 22 tahun.
Setelah lulus, bisa mengenal dunia kerja selama setahun aja.

Lalu menikah deh.

Terserah, setelah menikah akan tetap bekerja atau enggak, yang jelas udah harus dipersiapkan.
Setelah menikah mungkin maksimal setahun kemudian udah bisa hamil, dan punya anak 2 tahun kemudian, punya anak kedua setelah 7 tahun kemudian.

Dan anak akan lebih mandiri saat berusia 8-10 tahunan.
Di saat anak mandiri, usia pernikahan sudah sekitar 11-12 tahunan.
Persis seperti usia pernikahan saya sekarang.

Akan tetapi, usia sang wanita adalah 33-35 tahun.
Sebuah usia yang sudah terbilang matang banget sih ya, tapi kalau punya kemampuan lebih, usia segitu masih sangat bisa kembali masuk ke dalam dunia karir yang penuh persaingan.

Saya jadi ingat, punya teman waktu kuliah, yang menikah saat semester 4 kalau nggak salah.
Sekarang, anak keduanya udah SD dong, dan dia udah bebas ke mana-mana untuk berkarir.

Lalu dia menertawakan saya.
"Rasain Rey, dulu kalian tertawain saya, katanya masih kuliah malah urus bayi, sekarang anak saya udah gede, kalian masih urus bayi"
Hahaha.


Alasan Usia Ideal Untuk Menikah Bagi Perempuan Adalah 23-25 Tahun 


Apa sih alasan, mengapa sebaiknya perempuan menikah di usia ideal yaitu 23-25 tahun?
Ada beberapa alasan sih, di antaranya: 

Usia Ideal Untuk Menikah


Mengantisipasi pasangan yang berubah


Ih niat nikah yang kayak apa itu Rey?
Pakai acara mengantisipasi seperti itu?
Yang namanya menikah kan sekali seumur hidup, susah senang selalu bersama, berjuang bersama, saling membersamai.

Iya betul.
Harusnya sih gitu.

Tapi, itulah mengapa saya tuliskan di atas, kalau JIKA INI ADALAH VERSI SAYA. Bukan versi umum, hahaha.

Dalam versi saya, saya menikah di usia lebih dari 25 tahun.
Sebelum menikah, saya sudah memikirkan dan mengetes pasangan saya, apakah dia sanggup menghadapi saya?
Meskipun saya lupa mengetes diri saya, apakah saya sanggup menghadapi dia?
Hahaha.

Eh bentar, enggak ding, dulu kan dia persis seperti lelaki yang saya butuhkan, dan selalu menomor satukan saya di atas segala hal di dunia ini.

Setelah menikah?
Astagaaaa, baru juga 5 tahun dia udah mau menyerah.
Bayangin, pacaran 8 tahun, menikah cuman 5 tahun udah mau menyerah dengan cara pengecut pula.

Waktu itu sebenarnya usia saya masih bisalah kembali ke dunia karir, bahkan sebenarnya masihlah bisa mengejar ketertinggalan saya.
Tapi lagi-lagi saya kalah karena anak.

Iya, waktu itu si kakak masih berusia 4 tahun, dan dia begitu terpukul atas perpisahan kami.
Mau nggak mau deh saya kembali memperjuangkan papi buat anak saya.

Siapa sangka?
Di usia pernikahan kami yang ke-10 hingga hari ini, perubahannya udah semakin parah.
Dan saya?
Saya nggak bisa ke mana-mana, karena punya anak yang masih batita.

Jujur ya, saya ingiiiiinnn sekali kembali bekerja, meski mungkin udah nggak memungkinkan, setidaknya saya ingin mencoba lebih keras mencari uang, agar setidaknya bisa mandiri, dan memutus rantai sakit hati berkepanjangan ini.

Tapi nggak ada jalan.
Saya seolah stuck nggak tahu mau ke mana?
Mau maju sulit, mundur juga sulit.

Andai saya menikah lebih cepat, saya akan menunggu 2 tahun lagi, setelahnya saya akan kembali ke dunia kerja, dan anak-anak akan lebih tega saya titipkan entah ke siapa.

Tapi, saya 2 tahun lagi udah makin tuw eh senior, meskipun mantan atasan saya selalu nggak kenal lelah menyemangati saya bahwa, 
"Jangan sedih Rey, saya yang kamu liat hebat ini, juga bisa settle karirnya di usia 42 tahun loh!"
Lalu hati kecil saya menjawab,
"Iya, tapi Mba kan memang pinter, plus nggak pernah nganggur lama kayak saya", hiks.
Saya ingin melepaskan semua beban saya.
Dan saya rasa memang caranya adalah dengan menjadi wanita yang mandiri.
Terlalu sulit bagi saya untuk berdamai dengan pasangan lagi.

Karena sudah terlalu dalam jurang di antara kami, dan saya udah coba bertahun-tahun mengembalikannya, tapi gagal.
Dan saya memutuskan untuk, ah entahlah..

Mengapa seperti itu?

Sesungguhnya, masalah dia suka pergi tanpa kabar, memutus komunikasi, lalu akhirnya kembali dan tetap menolak komunikasi itu masih permukaan saja.
Masih ada hal lain yang jauh lebih parah, yang sangat mengancam masa depan anak-anak dan saya tentunya.

Sayangnya, bagi saya itulah aib sesungguhnya, dan saya nggak bisa bagikan hal apa itu.

Menerima.

Seperti nasihat banyak orang itu begitu sulit dilakukan, karena sesungguhnya bukan hanya sikapnya yang memutus komunikasi.
Tapi ketambahan hal tersebut, dan masih ada beberapa kerikil, yang selalu saja bikin saya tersengal untuk coba menerimanya.

Saya jadi ingat ucapan seorang psikolog, bahwa..
Ketika menikah memang kita harus menerima kekurangan pasangan, tapi jangan lupa dengan batas toleransinya.

Dan untuk masalah kami, sikap dan kelakuannya udah melewati batas toleransi saya, dan saya pikir semua istri juga akan memilih menyerah kalau jadi saya.

Sayangnya, karena menikah di atas usia ideal yang saya katakan di atas, jadilah saya terombang-ambing.
Bingung mau ngapain.

Mau pergi, setidaknya saya butuh kerja, siapa yang akan menjaga anak-anak ini?
Daycare?
Mihil brosis...
Saya belum tentu mampu membayarnya, terlebih anak dua dong, hahaha. 

Apalagi, saya masih di posisi berjuang lagi kembali serius dengan karir, dengan usia yang amat sangat tidak muda lagi pula.

Mau berdamai dan menerimanya?
Sulit brosis, karena memang sikapnya itu amat sangat merugikan anak-anak.
Dan dia menutup telinga dan hati rapat-rapat untuk semua nasihat orang untuk itu.
SEMUAAAAA NYAAAA!

Even bapaknya yang sebelumnya sangat dihormatinya.
Dan saya nggak tahu juga sih ya, orang tuanya terlalu santuy dengannya.
Terlalu berpikiran positif.

Meskipun, .... ah sudahlah, cepat atau lambat juga orang tuanya juga akan sadar dengan sikap santuynya menghadapi anaknya.
Karena saya rasa, orang tuanya pun bisa jadi dirugikan oleh sikap egoisnya itu.

Ah pokoknya begitulah, intinya, kita semua menikah dengan harapan akan selalu sama-sama saling berpegangan hingga kita tua nanti.
Sayangnya, kita menikah dengan manusia, bukan malaikat, di mana manusia tempatnya salah dan khilaf.

Jadi, mengantisipasi itu amat sangat penting menurut saya, toh juga demi masa depan anak-anak.


Usia produktif mengasuh anak adalah di bawah 30 tahun


Saya punya anak pertama tuh saat masih berusia 20an tahun, dan anak kedua? udah 30an tahun dong.
Perbedaannya amat sangat mencolok.
Terutama dalam segi fisik.

Waktu anak pertama dulu, saya masih kuat gendongin si kakak bayi meski dia rewel semalaman.
Saya juga kuat menggendongnya sampai usianya 5 tahunan, untuk keliling mall sambil dia ketiduran, dan gendongnya nggak pakai gendongan pula.

Anak kedua?
Astagaaaaa...
Ya entah mungkin memang dari sononya fisik saya nggak se fit orang-orang kali ya.
Dari yang habis menyusui, langsung kram separuh pundak saya, sampai ketika jalan-jalan ke mall sambil gendong si bayi, bahkan usianya di bawah 1 tahun saja, sampai rumah saya kudu tempel koyo cabe di mana-mana, hahaha.

Dan saya rasa, itu juga alasannya mengapa saya jadi uring-uringan, kena baby blues dan postpartum depression.
Ya karena capek dan badan sakit semua, ketambahan migrain yang setia banget pula nangkring kalau saya udah capek dikit.
Etdaaahhh..

So, iyesss...
Menikah ideal di usia 23-25 tahun itu amat sangat bermanfaat untuk kita bisa mengandung, melahirkan dan menyusui hingga mengasuh anak dengan penuh perhatian dan semangat.

Itu juga termasuk, dengan adanya banyak indikasi berbahaya bagi wanita yang hamil di atas 30tahunan.

  

Bagaimana Cara Agar Bisa Menikah Di Usia Ideal Bagi Wanita? 


Iya, i know, kalau masalah jodoh itu, mau kita jungkir balik juga kalau Tuhan belum bilang iya, ya enggak mungkin bakal terjadi kan ye.

Usia Ideal Untuk Menikah

Tapi, manusia itu tugasnya berusaha.
Dan untuk bisa menikah di usia ideal tersebut, ya setidaknya telah dipersiapkan sejak awal.
Minimal, sejak masih kuliah.

Oh i know, saya bakalan akan diserang habis-habisan dengan menuliskan ini.
Hah?
Masih kuliah bukannya disuruh mikirin masa depannya, karirnya dst dst, kamu kok kek mengkhianati Ibu Kartini sih Rey?

Ye...
Makanya, dari atas kan saya udah bilang, ini versi sayah, bukan versi umum, hahaha.
Kalau versi umum mah, lain lagi ceritanya.
Karena ini berkaca dari pengalaman saya, ofkors penilaiannya ya berdasarkan sayah, begituh, hahaha.

Jadi, menurut saya, tidak masalah mendorong anak perempuan untuk lebih memperhatikan karirnya, tapi jangan lupa selipkan kodratnya sebagai seorang wanita yang nantinya bakal jadi istri dan ibu.

Seperti yang saya katakan di atas, sehebat apapun saya memilih pasangan, toh di perjalanan ternyata berubah juga, dan itu sungguh bikin kehidupan saya, bahkan kami sekeluarga porak poranda.
Baik dalam kebahagiaan, apalagi keuangan, udah kayak di jurang deh.

That's why, memikirkan pernikahan itu penting, biar lebih mempersiapkan diri lagi, salah satunya ya dengan menikah di usia ideal seperti yang menurut saya tersebut.

Sebenarnya sih kalau menurut saya, sejak dari kecil sih, akan lebih baik jika kita mempersiapkan anak perempuan untuk menjadi istri dan ibu.
Tentunya, bukan hanya diajarin tentang patuh kepada suami, tapi juga diajari sebagai wanita yang kuat, yang tahu kapan harus tunduk, dan kapan harus tegakan kepala.
Begituh...

Dan untuk bisa menikah di usia ideal tersebut, setidaknya setelah lulus kuliah, udah lebih intens dalam mencari jodoh.
Biar kate Allah yang ACC, tapi berusaha juga penting kan ye..
Hasilnya, serahkan ke Allah.


Akan tetapi...

Di balik semua tulisan saya di atas, sekali lagi saya tekankan.
Tulisan ini tercipta berdasarkan pengalaman saya.
Di mana, tentunya amat sangat berbeda dengan pengalaman temans lainnya.

Ada yang udah menikah sampai 20 tahun, tapi tetap kompak dan saling menghormati antara keduanya.
So, mungkin tulisan ini sama sekali nggak related dengan mereka. 

Atau juga, ada yang udah menikah di usia ideal seperti yang saya tuliskan di atas, tapi tetap juga nggak bisa mendapatkan hal-hal yang membuat mereka bisa punya pilihan lain, selain bertahan dan menderita.

Nah gimana tuh Rey?
Ya balik ke personal sih ya.
Intinya namanya juga usaha kan ye.
Makanya, saya tekankan, setidaknya selepas kuliah, atau sejak kuliah, cobalah untuk bekerja atau mencari uang.

Jadi, sebelum menikah udah punya pengalaman tentang dunia cari uang, kalaupun nanti setelah menikah dilarang suami untuk cari uang, akan tetapi, pengalaman yang pernah dilalui tersebut, bisa diasah sedikit demi sedikit di rumah, dan mungkin bisa jadi penyelamat di kemudian hari.

Who knows kan ye?
Namanya juga usaha.

Meskipun, usia ideal menikah itu sebenarnya nggak ada, karena Allah lah yang maha tahu, apa yang terbaik untuk kita-kita semuanya ini.

So, how about you, temans?
Usia ideal menikah bagi temans, berapa?
Share yuk :)


Sidoarjo, 2 Oktober 2020

#FridayMarriage

Sumber : opini dan pengalaman pribadi
Gambar : Canva edit by Rey

17 komentar :

  1. Duluuu banget, saya punya cita-cita menikah usia 24 mba 😂 hehehehe. Tapi ternyata saya termasuk kategori telat karena baru ketemu garis jodoh jelang 30 dan settle down setelah 30 😄

    Setelah bertahun-tahun, saya sadar akhirnya usia ideal untuk menikah versi saya adalah usia 29 ke atas. Sebab pada usia itu, kebanyakan dari kita termasuk saya dulunya sudah melewati quarter life crisis, sudah paham tanggung jawab secara penuh, ibaratnya proses peralihan dari masa remaja di bawah ketek orang tua, sampai masuk ke masa hidup di realita semakin jelas which is membantu saya dalam mengambil keputusan serta berpikir lebih bijaksana 😬

    Memang idealnya di kita 23-25 itu mba, seperti kata ortu, usia segitu adalah usia perempuan sedang glowing-glowingnya 😂 untung sekarang banyak skincare bagus, jadi usia 30 / 40 bahkan 50 masih bisa tetap kelihatan seperti 20 *eh* hahahahahaha. On a serious note, saya pribadi pernah punya pikiran untuk menikah muda, punya anak cepat dan saat anak besar, saya bisa kembali berkarir di usia 30an. However, semua itu berubah karena saya lebih memilih punya karir mapan terlebih dahulu, punya semua yang saya inginkan, baru settle down dan bangun keluarga sebab dengan begitu apa yang saya punya bisa menunjang keluarga saya. Dan ketika one day saya punya anak lalu vacum kerja, seenggaknya saat ingin comeback ke dunia kerja, saya sudah nggak perlu mulai dari bawah 🙈 tapi memang kelemahan dari usia ideal menikah versi saya adalah kita jadi sangat berjarak usianya dari anak dan bisa jadi lelah mengurus anak sebab kita sudah nggak muda 😁 hehehehehehehe.

    Semua ada plus minusnya memang. Tinggal dicari yang paling pas untuk adik yang bertanya ke mba Rey. Semoga bisa dapat jodoh diwaktu yang tepat. Yang terpenting jangan sampai merasa gundah hanya karena telat. Karena setiap dari kita pasti punya timing personal. Dan untuk mba Rey, tetap semangat mba sayang. Akan selalu ada jalan untuk kita yang mau usaha dan saya yakin, akan ada pelangi untuk mba setelah hujan badai datang 😍

    Fighting mba! 💕

    BalasHapus
  2. masalah usia menikah, terutama bagi wanita ini memang cukup sensitif ya mbak
    apalagi kalau sudah mau masuk kepala 3
    berbeda dengan pria yang bisa saja menunda usia pernikahannya untuk menggapai karirnya dulu


    yang penting tiap orang memiliki jalan yang berbeda dan itu harus kita hormati

    BalasHapus
  3. Yaa betul sekali tulisan diatas tentang ideal menikah bagi seorang wanita, Antara 23 sampai 25 tahun. Kalau untuk pria antara 25 dan 30. Akan tetapi menikah diusia muda dan tua, Yaa tetap ada kelebihan serta kekurangannya.

    Contohnya bila kita menikah diusia muda, Tentunya kita dan pasangan memang belum cukup matang dalam perjalanan hidup. Namun, Kita dan pasangan juga bisa membentuk kematangan tersebut satu sama lain seiring berjalannya waktu. Dalam artian masih banyak waktu, kesempatan untuk diraih.

    Namun bila menikah diusia senja. Kita sudah sama2 matang dalam perjalanan hidup, Akan tetapi yaa waktu kita sangat terbatas, Terlebih jika sudah mempunyai anak, Anak2 kita masih butuh biaya untuk sekolah usia kita sudah sangat tua renta untuk bekerja, Dan bagi wanita menikah diusia senja banyak kendala jika melahirkan atau punya anak. Tetapi inti dari semua itu tuhanlah yang menentukan umur serta jodoh, Kita sebagai manusia yaa harus tetap berusaha mencari yang terbaik dalam hidup ini.😊😊

    Bicara soal pernikahan Jadi ingat dulu baru lulus sekolah stm berkhayal kepingin menikah dan punya anak dan saya bicara itu didepan ibu dan saudara2 saya kala itu. Dan sontak saja semuanya pada tertawa terbahak2 dan berkata....."Pacaran putus melulu yaa harapan nikah jaauuhhh!"...🤣 🤣 🤣 🤣

    Mungkin gara2 disumpahin Ibu dan saudara kali gw gonta-ganti pacar sampai 1000 X 😲😲, Bahkan sempat hampir tak punya teman, Mereka sudah pada nikah gw mah masih sibuk galau menggalau dalam hal cinta wuueeehhheee!!..🤣 🤣

    Hingga diusia 30 gw ketemu si Vina, Bosan pacaran dan takut diputus2 terus yaa gw bilang ke dia...."Kita nikah saja, Kamu tenang saja gw nggak bakal numpang sama emak kamu, gw punya tempat tersendiri untuk kita berdua nanti"..

    Akhirnya gw dan Vina menikah dan punya anak....Naahloooo!!! Kok malah curhat disini gw...Haaahaaaa!...Kaaboorr!..🏃🏃🏃🏃

    BalasHapus
  4. Usia ideal untuk menikah ya menurut ku sama seperti mbak Rey yaitu 23-25 tahun, karena menurutku wanita sudah matang untuk berumahtangga. Kalo misalnya dibawah 20 tahun bisa sih, asal jangan dibawah 15 tahun saja.😂

    Tapi di kampung halaman saya masih ada yang menikah usia 17 tahun mbak, katanya takut jadi perawan tua, jika ada yang melamar maka diterima padahal anaknya masih belum puas bermain. Akhirnya kadang ribut rumah tangganya.

    Tapi menikah di usia 25 tahun juga belum jaminan bisa awet pernikahannya, jadi tergantung kondisi rumah tangga mereka.

    Untuk mbak Rey, tetap semangat demi anak ya.🙂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di kampung gitu kayaknya banyak yaa mas pernikahan dini. Sedih atau bangga nih melihat anak anak muda kita di Indonesia banyak yg kek gitu *eh

      Hapus
  5. Wah menarik nih, siapa tau dapat jodoh disini, aku komen duluan ah heheee...

    Kak Rey kalau usia ideal laki-laki untuk menikah usia berapa tahun ya?

    Desember 2020 saya tembus usia 25 nih, tapi belum ada modal untuk nikahnya, apakah gak ketuaan, kalo semisal nikah di usia lebih dari 25?

    BalasHapus
  6. 1) Ideal menurut siapa? Masalahnya manusia itu ada milyaran di dunia dan masing-masing punya nilai ideal sendiri-sendiri. Jadi, mau menurut siapa idealnya.

    Yang nanya kurang jauh mainnya karena kok bisa mengajukan pertanyaan yang sebenarnya bakalan dapat jawaban yang subyektif saja... Kalau saya ditanya begitu, saya suruh yang nanya maen jauhan, bergaul, baca banyak buku, dan kemudian mikir sendiri.. hahahahaha

    2. Usia bukan jaminan kelanggengan sebuah rumah tangga

    Ada yang nikah lebih muda dari itu bisa langgeng, ada yang pas usia segitu juga baik-baik saja. Ada yang sudah lebih tua dari itu juga langgeng dan berantakan juga ada.

    Bukan usia yang menentukan langgeng tidaknya sebuah perkawinan. Tetapi usaha dua orang di dalamnya yang menentukan semua itu.

    Makanya saya bilang, yang nanya sebaiknya baca lebih banyak, main lebih jauh, dan tambah pengetahuan terus..

    3. Saya menikah di usia 30 tahun dan istri 29 tahun.. Alhamdulillah sudah hampir 20 tahun berjalan dan masih terus berjalan. Kami masih tetap bersama dan masih berjalan ke arah yang sama.. terus berjuang demi si Kribo yang beranjak dewasa

    Bukan tanpa hambatan, tetapi karena kami menjalaninya bersama..

    Ideal? Kalau menurut teori di atas tidak ideal, tetapi kenyataannya berjalan dan kami berdua bahagia.

    Umur hanya angka.. yang terpenting adalah sikap mentalnya. Banyak orang tua yang sikap mental kayak anak-anak dan begitu juga sebaliknya.

    Jadi sekali lagi, bilangin Rey sama yang nanya tadi... dah pergi bermain sana, belajar yang banyak, dan kemudian ikuti kata hati dengan pengimbang logika.

    Perkawinan atau pernikahan bukan teori... bullshit kalau ada yang bilang teori supaya pernikahan langgeng harus begini dan begitu.

    Perkawinan itu adalah sebuah perjalanan tentang belajar.. Belajar memahami, belajar bekerjasama, belejar menerima, belajar memberi, dan berbagai jenis belajar lainnya.

    Yang pasti bukan cuma tentang nelen teori orang lain..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naahloo Engkong ngomel2...🤣 🤣 Haahaaaa yaa memang umur cuma angka dan bukan jaminan untuk langgeng dalam hal berumah tangga.😊😊 Benar sekali apa yang dikau katakan kong.😊

      Namun secara teori umumnya orang banyak yang bilang begitu antara 23 dan 25 Meski itu tidak jaminan dan setiap orang juga pastinya berbeda2 menyikapinya..😊😊

      Eehh kita senasib dong nikah umur 30,an ....Telat nggak tuh kong....Nggak ngaruh yaa Haahaaa. 🤣 🤣

      Hapus
    2. Itu kan teori orang laen..teori gue.. maen yang jauh, belajar yang banyak, terus bergaul ang banyak. Bukan ngejar angka..

      Kepala diisi teori ini teori itu. Pas disuruh praktek yang ada bengong karena kepalanya penuh ma teori doang..

      Buat yg bikin teori..gue cuma bilang eta mah bukan teori..cuma omong kosong doang..

      Egp..kalo ada yg bilang telat, gue bilang makan tuh teori. 😂😂😂

      Hapus
    3. Mantap Kak Anton! Hahaha. Apa yang ingin aku sampaikan, udah diutarakan semua oleh Kak Anton, jadi aku nimbrung di sini aja untuk bilang bahwa aku sepemikiran dengan Kak Anton :p
      Yang terpenting mentalnya. Kalau tidak siap tapi dipaksakan, yang ada malah nggak kuat nanti menghadapi biduk rumah tangga yang berat banget itu katanya. Pakai "katanya" soalnya aku sendiri belum ngalamin, hanya melihat dan mendengar dari cerita orang-orang aja yang membuatku terpikir bahwa mental benar-benar harus siap dan kuat saat nanti dilamar #eh

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Kalau saya masalah imam sih saya serahkan bunda, maksudnya memilih untuk dijodohkan ya moga imam terbaik yang di siapkan bundaku ini adalah yang terbaik dan moga aja dia segera silaturahmi ke rumah. Amin

    BalasHapus
  9. wahh saya masih 20th belum siap nikah wkwk.. tpi rata rata temen saya dah pada nikah, bahkan rumah tangga yg sering berantem pun ada..

    BalasHapus
  10. aku sendiri ga ada patokan mbak, kalau jodohnya tepat dan tepat ya nikah, apalagi kalau udah cocok. nah nyari yang sejalan visi misi ini butuh waktu juga.
    keluargaku sendiri nggak pernah menyinggung soal kapan aku nikah, tapi kalo keluarga besar beda lagi.
    dikata nikah tinggal comot cowok dipinggir jalan kali ya

    BalasHapus
  11. Usia ideal itu, sebenarnya tergantung kesiapan kedua calon. Mulai dari kesiapan mental, fisik, kesehatan dan finansial. Terutama untuk calon istri, penting sekali mempersiapkan finansial sendiri, untuk berjaga-jaga kemungkinan terburuk yang bisa terjadi dalam perkawinan. Bahkan, secara hukum disarankan membuat perjanjian pra-nikah.

    Persiapan finansial itu bisa dari berbagai sumber, misalnya dari penghasilan pekerjaan, dari warisan orang tua, hadiah, termasuk pula mas kawin dari pernikahan itu sendiri. Bisa dimanfaatkan untuk sendiri, anak-anak, atau membantu suami di saat genting, yang penting jelas pembayarannya kembali bila dipakai untuk mendukung suami. Kok suami-istri hitung-hitungan? Tidak harus, tapi itu perlu juga untuk berjaga-jaga.

    Kalau dari sisi hukum sendiri, tidak ada usia ideal untuk menikah, yang penting telah melewati usia minimal 19 tahun. Jadi usia 23-25 tahun seperti yang disarankan mbak Rey, sudah aman juga secara hukum.

    Istri saya sendiri menikah di usia 26 tahun. Setahun kemudian kami punya anak. Dia sendiri tidak menyangka akan menikah di usia tersebut, karena di awal perkenalan kami, dia selalu bilang belum memikirkan untuk menikah. Tapi kemudian saya berhasil membujuknya untuk bersedia menikah dengan saya. Hehehe.

    BalasHapus
  12. Yaampun sekali lagi tulisan dengan label marriage versi Mba Rey memukau saya. Setiap orang memang punya usia ideal masing2. Mungkin bagi Mba Rey ideal adalah umur 23-25 agar bisa come back untuk produktif bekerja. Tapi mungkin bagi orang lain malah ada yg ngerasa perlu umur lebih dewasa lg buat nikah.
    Apapun itu mnurt saya, berapapun umur lnya, yg utama justru kesiapan kedua belah pihak berkomitmen dg pernikahan. Komitmen agar mau tetap berjuang sama2. Karena pernikahan kan ibadah seumur hidup, dan yg namanya ibadah ya pasti banyak aja godaan dan cobaannya..

    Aku termasuk yg nikah umur 23, dan cuma beda setahun sama suami. Aku juga ngerasa kaya Mba Rey, pas anak pertama kayaknya kuat ngegendong lamaa bisa seharian tanpa gendongan malah. Pas anak kedua, jompo bgd ngegendong klo ga pake gendongan badan pada encok. Skrng anak ke3, nyuapin dia mpasi yg bisa sejam duduk aku lngsng sakit pinggang 🤣🤣

    BalasHapus
  13. Duuuuh bicara jodoh mah, aku nyeseeel Kenapalah dulu nikah muda bangetttt . Pernikahan yg pertama, aku di umur 19 Rey, dan cuma bertahan 4 THN, trus bhaaay. Aku sempet lama ga pengen nikah lagi, walopun kmudian dpt pacar. Tp lama tuh utk akhirnya decide nikah yg kedua.

    Apalagi putus nyambung ma pak suami yg skr. Alasannya, Krn waktu itu papa mama mertuaku pas tau aku pernah nikah, mereka lgs keberatan :(. Yaiyalaah, stiap ortu pasti maunya anak dpt yg msh single, bukan yg prnh nikah. Aku sempet down banget, Krn wkt itu cinta mati Ama si pak suami hahahahahah.

    Mana 1 perusahaan kita kerja walo beda cabang, kan tiap hari bisa kepoin dia lagi apa :D. Tapi akhirnya pak suami sih yg pelan2 bujukin ortunya, dan akhirnya kami direstuin juga.

    Ada masa2 di mana aku benci kenapa dulu nikah muda saat sedang kuliah. Yg mana si cowo malah selingkuh, dan aku jd susah berhubungan LG Ama cowo lain2 setelah cerai. Tapi ya sudahlah, namanya perjalanan hidup :p. Kalo ga gitu, aku jd ga belajar salahku di mana

    Nikah yg kedua kali Ama pak suami rada telat tuh, aku udh 29 THN :D. Tp mungkin jd LBH dewasa . Itu menurutku usia yg pas sbnrnya.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)