Ask And Believe

ask and believe

Sharing By Rey - Ask and believe itu, maksudnya seberapa sering kita bertanya langsung pada orang lain dan seberapa langsung percayanya kita terhadap jawabannya.

Jadi, sejak hari Senin, hingga hari ini, saya mendapatkan banyak chat WA, inbox FB, DM twitter dan instagram, bahkan email.

Tentang sebuah postingan sponsored yang pernah saya tayangkan di blog ini.
Dan rata-rata bertanya tentang apa dan berapa yang saya dapatkan, hehehe.

Bahkan, pas nulis ini jadi ingat, masih ada beberapa chat yang belum saya jawab kayaknya, hahaha.
Maafin ya, semoga habis ini saya nggak lupa untuk jawabin satu-satu lagi.

Btw, sebenarnya ini bukan kali pertama saya dapat pertanyaan dari teman-teman blogger, dan lucunya bukan hanya teman blogger yang baru mulai monetize blog, bahkan blogger yang bisa dibilang udah jauh lebih senior dari sayapun sering bertanya tentang hal serupa ke saya.

Tapi memang, kali ini adalah hal terbanyak yang ditanyain teman-teman sepanjang sejarah ngeblog saya, hahaha.


Ask For Information Or Kepo 

 
Lucunya adalah, sebenarnya saya bukanlah satu-satunya blogger yang mendapatkan penawaran tersebut, sebelumnya bahkan sejak awal tahun ini, beberapa blogger udah dapetin duluan.

Dan saya penasaran, apakah teman-teman yang udah dapat duluan tersebut, juga kebanjiran pertanyaan yang sama seperti saya?

Ask For Information Or Kepo

Di sisi lain, papinya anak-anak juga bertanya tentang sekolah si kakak, dia bingung mengikuti tugas-tugasnya yang seabrek (baru tahu dia!, hahaha).

Hasilnya, si kakak banyak ketinggalan pelajaran, tugas-tugasnya banyak yang missing, entahlah tentang sholatnya dan waktu istrahatnya.

Saya intip tingkah lakunya saat mengikuti zoom, dia banyak kena tegur mulu oleh ustadzahnya, dari yang sengaja nggak fokus malah ngobrol dengan adik sepupunya, hingga mainan coret-coretan di zoom.

Berkali-kali juga dia terlihat menguap.
Entah dia kurang tidur atau dia baru bangun.

Btw, si eyangnya memang punya kebiasaan bertolak belakang dari saya.
Di mana bahkan beliau akan marah kalau liat anak-anak dipaksa bangun, even buat hal yang penting.

Sementara saya, mau si kakak merayap saking ngantuknya, sholat is a must!
Sadis, tapi memangnya kalau ninggalin sholat nggak pake dosa?
Dan good habbit itu memang penuh perjuangan.

Sekali membiasakan nggak sholat, seterusnya nggak ada perasaan menyesal saat meninggalkan sholat.
Eh kok malah bahas itu sih!

Si papinya mengeluh, dia nggak bisa buka beberapa link yang diberikan, dan dia nanya gimana caranya?
Saya udah jelasin, ternyata masih ada masalah, dia nggak bisa akses link tersebut di ponselnya.

Yayaya...
Dan begitulah, dia bertanya dan berharap dijelasin dengan detail.

Saya nggak tahu ya, apa cuman sayakah manusia yang jarang bertanya kepada orang lain?
Seperti penawaran job misalnya, even sejak awal saya ngeblog, saya nggak tahu dan asli kebingungan saat ditanya rate card, tapi saya sama sekali nggak berani nanya langsung ke blogger lainnya.

Saya googling, meski ya di google belum nemu yang membahas mengenai nilai rate card secara mendetail, kebanyakan hanya mengacu ke orang lain aja.
That's why saya bertekad membagikan pengalaman saya tentang rate card di blog.

Bagi saya pribadi, bertanya hal-hal umum saja, udah bikin saya sungkan.
Apalagi bertanya hal-hal yang pribadi.
Biar kata jalur pribadi, saya sungkan menanyakan hal tersebut.

That's why saya kadang merasa sangat lucu, kalau iseng buka inbox di facebook, banyaaaaakkk banget ternyata inbox yang masuk, mostly dari friendlist yang jujur nggak saya kenal sama sekali.
Dan tebak apa pertanyaannya?
"Mbak Rey, saya penasaran, memangnya suami Mbak Rey kalau pergi nggak pamit itu ke mana?"
"Mbak Rey, suaminya itu nggak mau kasih uang atau nggak punya uang?"
Daaann semacamnya, hal-hal yang amat sangat pribadi, dan lucunya bahkan teman dekat sayapun nggak pernah nanya sedetail itu.
Sungguh ye, mamak-mamak itu keponya minta ampun, nafsu bertanyanya nggak kira-kira, hahaha.

Kalau nanya buat memberikan solusi sih nggak masalah kali ya, pernah beberapa kali saya jawab dengan biasa, eh abis itu di-read doang dong, hahaha.
Jadi memang cuman niat mau kepoin aja, semoga bukan buat bahan gibah buat tetangga, kasian ikan yang dia goreng jadi gosong, saking semangat ngegibah terooosss, hahaha.

I mean, di luar mamak-mamak yang kepo itu ya, orang-orang, yang apa-apa itu memilih bertanya langsung, kadang bikin saya iri.
Mengapa saya nggak bisa kayak mereka?
Mengapa saya selalu menyusahkan diri, untuk mencari tahu sendiri dengan rempong?


About Believe


Sampai saya menyadari suatu hal, mungkin alasan mengapa saya jarang bertanya ke orang lain adalah, karena saya sulit percaya begitu saja dengan ucapan orang, jika benar-benar belum membuktikan sendiri, hahaha.

About Believe

Selain juga sungkan sih ya.
Saya lebih suka mencari sendiri jawabannya, apalagi di zaman seperti sekarang, selama ada koneksi internet, jawaban dengan beragam bisa kita temukan.

Itu juga yang membuat saya, bisa menaklukan semua masalah pembelajaran daring si kakak sendirian.
Papinya mah mana pernah mau tau?
Bagaimana konek ke zoom, bagaimana memperbaiki masalah koneksi, gimana kalau nggak bisa buka link pembelajaran dari hape.

Etdah kalau saya nanya mulu, kapan selesainya? hahaha.

Selain itu, kadang nanya pun, jawaban orang lain tidak serta merta memuaskan saya.
Apalagi kalau jawabannya terlalu bersemangat, dan kesannya mendikte.
Nggak diikutin jadi nggak enak.
Diikutin juga kalau nggak sesuai hati nurani ya jadi tertekan sendiri.

Bentar..
Kayaknya memang sayanya yang ribet sendiri.
Nggak enakan.
Sungkanan.
Nggak percayaan..
Makanya lebih suka mencari tahu sendiri, apa yang saya butuhkan.

Dan belajar dari pengalaman itu jauh lebih asyik.

Misal, menentukan rate card job, saking dari awal saya nggak pernah nanya orang lain.
Jadinya saya terbiasa dengan mudah ngasih rate jika ada yang nanya.

Terlepas mungkin itu beda dengan yang lain.
Entah lebih murah, atau lebih mahal.
Kembali lagi, saya percaya tentang rezeki.

Kalau udah rezeki, ya pasti akan saya dapatnya.

Udah ah, nulis apa sih saya ini? hahaha.
Saking lagi beneran malas ngeblog dong.
Tapi kalau nggak nulis, kek ada yang kurang aja di hidup, saking udah nyandu ODOP, hahaha.
Udah gitu, nulis hal remeh gini, selesai 4 jam dong, saking nulis separagraf, disambi buka supih liat diskonan (liat doang tapinya, wakakakakaka)

Demikianlah.
How about you, temans?
Lebih suka nanya? atau usaha sendiri karena lebih percaya diri?

Sidoarjo, 10 Oktober 2020

Sumber : pengalaman dan opini pribadi
Gambar : Canva edit by Rey



17 komentar :

  1. Iya yah, shopih lagi diskonan, memang enakan lihat itu apalagi ini tanggal 10 10 jadinya gratis ongkir. Eh, kenapa malah bahas itu.😂

    Saya juga kadang kepo sebenarnya tentang keluarga mbak Rey, tapi ngga pernah tanya lewat chat langsung karena apa?

    Karena tanpa bertanya nanti juga mbak Rey jelasin dengan sendirinya di postingan blog ini, yang penting mah sabar menunggu artikel di blog ini terutama hari Jumat.😁

    Btw, tapi enak ada yang bertanya, saya mah jarang sekali ada yang bertanya karena memang ngga ada yang bisa ditanya untuk saya sih. Sekali ada yang bertanya malah nawarin barang mau beli ngga.😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhaa, diskonannya bikin menguras dompet, barang yang dibutuhkan jadi menggoda.
      Hahaha, justru yang sering berinteraksi di sini lebih ngerti deh, mungkin sering baca tulisan saya, jadi lebih ngerti karakter saya :D

      Kalau saya terlalu banyak yang nanya bahkan, dan kadang saya lupa jawab, apalagi kalau yang sebenarnya pertanyaannya nggak terlalu privat, maksudnya, kenapa nggak nanya di blog saja cobak, hahahaha

      Hapus
  2. Wah mba lagi malas blogging saja bisa jadi satu tulisan 🤣 kalau saya malas blogging yang ada vakum berhari-hari entah sampai kapan 🙈

    By the way, saya tipe moderate. Kadang tanya, kadang cari sendiri jawabannya. Mungkin karena masih percaya malu bertanya sesat di jalan, alhasil untuk hal-hal yang saya buta dan sekiranya bisa ditanya pasti akan saya tanya (paling sering saya bertanya di kolom komentar blog mas Anton) 😂

    Nah, kalau soal privacy, sebetulnya saya pilih diam, nggak mau sampai kepo banget sama hidup teman-teman. However sometimes ada kalanya saya tanya hanya untuk makesure teman-teman saya dalam keadaan baik-baik saja. Paling tanya, how's life atau how's going dan sejenisnya 😆

    Ohya, saya beberapa kali email mba Rey untuk tanya kabar mba juga 🙈 maaf ya mba kalau itu ternyata bisa buat mba nggak nyaman 😁💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Eno, kok kita samaan sih 🙈
      Aku juga tipe yang moderate, kadang bertanya, kadang cari sendiri. Beberapa pertanyaan, ada yang tidak bisa terjawab tanpa bertanya dan entah kenapa rasanya kalau dijelasin langsung, lebih enak dan lebih cepat paham gitu 😂

      Btw, Kak Rey, salut euy sama Kakak! Lagi malas nulis aja jadi 1 postingan. Kerennya 🤩

      Hapus
    2. Hahahaha, saya cuman buka blog buat nulis say, rasanya kayak ada yang kurang kalau enggak nulis atau memastikan besok kudu ada yang tayang :D

      Eh maksudnya buat teman-teman yang jarang berinteraksi say, bahkan yang sama sekali nggak pernah berinteraksi, jujur saya nggak nyaman kalau ada yang nanya hal yang privat, kayak masalah saya, atau bahkan rate saya ahhaaha.

      Gimana ya, aneh aja.
      Apalagi nanyanya to the point gitu, nggak nyaman banget pokoknya.

      Mbok ya basa basi sebentar, setidaknya melemaskan suasana (halah, suasana dilemaskan, qiqiqiqiqi)

      Kalau teman-teman yang sering hadir di kolom komentar ini, terlebih Eno.
      Dapat emailnya aja tuh ibarat notif medsos atau chat yang bikin berbunga-bunga, yang bikin semangat.

      karena bayangin aja, nggak cukup di kolom komentar, sampai sedemikia perhatiannya Eno, selalu khawatir dengan keadaan teman-teman, padahal ya cuman kenal di blog aja huhuhu.

      Terimakasih ya Eno, btw saya malah sedang maju mundur pengen curcol sebenarnya ama Eno, pengen nanya pendapat, karena jujur, saya selalu suka sudut pandang Eno dalam melihat sebuah masalah, dari yang saya baca-baca di blognya, lebih luas tapi juga masuk akal :)

      Lia : kalau saya bahkan udah dijelasin, saya cari tahu lagi dong pembandingnya *plak.
      Atau setidaknya saya praktik dulu, nanti bisa baru percaya *plak lagi! wakakakakak

      Hapus
  3. hahahhaa mbakkkk aku nulis beberapa kata yang ga sampe 1000 aja bisa berhari-hari, mana yang buka yutub lah kok keterusan wkwkwkwk
    nih aja mau nulis malah ngeyutub, plus BW- an :D

    mungkin sama dengan malu bertanya sesat di jalan, tapi kalau banyak nanya dan nggak dipraktikkan juga ga bakal pinter pinter ya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah iyaaa, kalau diriku nyekrol IG, mana ketambahan supih pulak astagaaa :D

      Nah iyaaa, memang kuncinya kudu langsung dipraktikan :D

      Hapus
  4. Mba Rey memang warbiasak, nggak mood ngeblog tapi tetap jadi satu tulisan berfaedah hahahaha

    Kalo soal bertanya, jujur aku juga masih memegang prinsip "malu bertanya sesat di jalan", jadi kalau beneran nggak tau aku akan cari tau dan kalau bisa tanya sama yang berpengalaman. Waktu pertama kali dapet sponsored job dan diminta rate card aku juga bingung, Mba. Alhasil aku email salah satu blogger senior panutan dan dibalas lho sama doi hihi seneng banget dijelaskan bener-bener, padahal aku udah pasrah kalo nggak dibalas yaudah 😂

    Tapi kalo bersangkutan dengan hal-hal privacy orang lain, aku juga lebih baik diam. Apalagi dengan yang dikenal sebatas lewat blog gini, cukup tau aja dengan apa yang di-share teman-teman di blog pribadi. Karena aku percaya apa yang disampaikan di blog itulah yang manteman putuskan sendiri untuk dipublikasikan ☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, padahal ini curcolan aja saayy :D

      Eh itu dikasih tahu nominalnya kah?
      Saya dulu mau nanya sungkan (sungkan terooosssss!)
      Jadinya pakai kira-kira gitu, sambil diamati dengan beberapa job dari luaran yang fee nya udah ditentukan :D

      Nah bener jane, salah satu alasan mengapa saya lebih suka menutup diri, saya sebenarnya masih memilah milih apa yang akan saya bagikan.

      Kalau secara privacy nanyanya, kadang yang nanya tuh nggak pakai rem, sampe yang sebenarnya mau kita keep sendiri, eh ikut dikorek, hal-hal begitu yang saya hindari, makanya saya lebih suka menulis di blog, ketimbang curhat privat gitu.

      Mungkin juga karena sifat saya, tidak mudah percaya orang kali ya, apa yang saya bagikan ke satu orang, saya pesimis hanya di ketahui 1 orang aja, karena biasanya sih jadi mulut ke mulut.

      Mana kalau dari mulut ke mulut gitu, apa yang saya sampaikan di A, cuman 1 kata, bisa jadi sampai ke z jadi 40 kata hahahaha.

      daripada gitu, mending saya tulis langsung di blog, saya bebas membatasi apa saja yang saya bagikan, daaaannnn... saya tidak perlu didera dengan penghakiman setiap orang yang mungkin salah mendengar cerita tentang saya, karena dari mulut ke mulut gitu.

      Kalau di blog kan semua orang bisa baca, dan paham, bisa komen pula, bahkan sering loh saya dapat komen pedas anonim, yang saya yakin itu sahabat-sahabat atau yang kenal dekat saya wakakakakak

      Hapus
  5. Rey gajimu berapa? Daripada kepo lewat jalur rahasia..enakan nanya langsung di depan umum 🤣🤣🤣🤣

    btw, urusan pribadi mah saya ga mau nanya nanya..hahahaha abis kalau tau juga tuk apa..lebih pada pemuasan ego semata..kata blogger zaman sekarang unfaedah 😁😁

    Kalau soal mencari info dan nggak tahu, 90% saya akan cari dulu krn internet menyediakan itu, baru kalau bener2 sudah mentok dan nggak ada, saya coba tanya

    Sebisa mungkin dan semaksimal mungkin saya coba cari tau sendiri dulu ..sampe mentok 🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya bapak!
      Saya lebih suka jelasin di sini, wakakakakak.
      Gaji saya senilai mercy Pak, mercy boongnya tapinya wakakakak.

      Absolutely Pak!
      Pemuasan ego.
      Kalau kitanya lebih gede, entar yang nanya sedih.
      Kalau dianya lebih gede, entar kita dongkol wakakakakak.

      Makanya, gaji itu sebenarnya sangat privasi menurut saya :D

      Betul juga bapak!
      Maksudnya cari tahu dulu, jadi kan nanyanya bisa langsung diskusi, jangan nanya aja, abis itu cari tahu, trus semacam diadu gitu kan nggak asyik hiks

      Hapus
  6. Aku sungkan kalo nanya hal2 pribadi gitu, even ke sahabat sendiri. Buatku hal2 pribadi ga usahlah ditanyakan, kecualiiiiiii si pemilik privacy mau sendiri utk cerita ato curhat ma kita. Tp kalo cuma kepoin, ga deh.. buatku ga sopan juga yg begitu.

    Kalo utk bertanya ttg hal2 yg aku blm bisa ngerti, pastinya aku cari sendiri dulu. Baru setelah itu bertanya kalo jawabannya ga ada

    Ini kebawa kebiasaan pas aku msh 1 kantor Ama suami :p. Dulu aku tugasnya di kantor cabang, dan pak suami salah satu penyusun SOP di kantor. Jd kalo soal aturan, dia apal , kan salah yg bikin dan periksain :p. Nah pernah tuh, ada temen yg nanya ke dia, dan jawaban pak suami rada sadis walopun baik2. Intinya, lu baca dulu baru nanya. Jelas2 di SOP ada. Berartikan lu ga baca

    Wkwkwkwkwkkw, ya Allah, kalo dia jawab gitu ke aku, bisa2 aku suruh tidur di luar #eh... 😂

    Tapi sjk itu, aku lgs terbiasa, cari tau dulu, baru nanyaaaaaa :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akoohhh banget Mba!
      Kadang kebawa sih ya, ke dunia nyata.
      Maksudnya gini, secara nggak sadar atau bahkan sadar, apa yang biasa kita lakukan itu jadinya pengen kita terapkan ke orang.
      Kayak misalnya, ada sop kan, saya juga baca kan, lah trus ada orang malas baca cuman modal nanya doang, kan bete hahahaha.

      lagian, kalau udah baca, jadinya bisa diskusi, baik yang nanya maupun yang ditanya, dapat insight lebih, jadi lebih asyik juga :D

      Hapus
  7. Aku tipe orang yang dari dulu bersahabat baik itu di dumai, pun dunyat, gak pernah akan menanyakan hal2 pribadi. Gak pernah memaksakan org itu harus cerita.

    Pada kenyataan, kebanyakan dari sahabat2ku mereka cerita sendiri.

    Daaan, jika sahabat kita udah mau cerita tentang hal2 pribadinya, kita harus pegang utk diri sendiri [gak diobral ke yg lain], karena, gak gampang seseorang bisa bagikan hal2 pribadi ke org lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah sama Mba, lebih suka menunggu dia cerita, lagian kalau dia merasa nyaman, pasti bakal cerita sendiri ya :)

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)