Tips Mengatasi Baper Akan Tulisan Tak Bernada

tulisan tak bernada


Sharing By Rey - Saya sering banget menuliskan tentang hal ini, bahwa 'tulisan itu tak bernada' khususnya di banyak status facebook saya.

Tulisan itu lebih bergaung sejak tahun 2014, yang mana saya semakin gencar membuka facebook, karena saya menggunakan media sosial tersebut buat berbisnis.

Hal yang saya lakukan sebenarnya sangat sederhana, dan jadi favorit saya, yaitu update status.
Tak heran para pebisnis MLM yang saya tekuni dulu selalu berkoar-koar bahwa bisnis tersebut simple, update status saja, bisa dapat duit.

Etdaahh, padahal tidak sesederhana hal itu, hehehe.


Bijak Menulis Candaan, Karena Tulisan Tak Bernada


Kenyataannya, alih-alih update status membuat rekening gendut, yang ada mah malah jadi masalah, ujung-ujungnya kita dijauhin orang-orang, bahkan teman dekat dan keluarga sendiri.


Ya gara-gara update status tersebut.

Bukan hanya pebisnis MLM yang notabene kalau berbisnis cenderung 'ngegas', bahkan bukan pebisnis pun, tidak menutup kemungkinan mendapatkan masalah dari status media sosial.

Bukan hanya media sosial ding, aplikasi chat juga!

Salah satunya, karena banyak yang nekat bercanda dengan berlebihan, tanpa mereka sadari bahwa tulisan itu tidak bernada, pun tidak diberi embel-embel yang menjelaskan bahwa dia sedang bercanda.

Tulisan itu tidak bernada, temans..


Coba saja kita bercanda di depan teman yang paling akrab dan paling mengerti kita, bahkan dengan candaan cenderung body shamming pun tidak akan menjadikan konflik dalam sekejap.
Misal,
"Ya ampun, kamu kok cantik sih, kalau dilihat dari sedotan mini"
Diucapkan dengan mimik senyum dan mata mencerminkan bahwa kita sedang bercanda, saya yakin, teman tersebut hanya akan tertawa ngakak bersama atau mungkin balas bercanda juga.

tulisan tak bernada

Tapi coba kirim ucapan tersebut melalui text tanpa embel-embel apapun.
Dijamin teman yang baca langsung baper maksimal.

Iya, kalimat di atas, saat diucapkan secara langsung sambil bercanda akan terdengan berbeda, lain jika dikirim, nggak ada nada atau senyum yang mencerminkan bahwa itu candaan.
Yang baca sudah sewajarnya baper.

Karenanya, plis, bijaklah dalam bercanda melalui tulisan, terutama tulisan di komen postingan media sosial orang, terlebih lagi orang tersebut tidak kenal dekat dengan kita.


Tips Mengatasi Baper Akan Tulisan Tak Bernada


Sesungguhnya, tidak ada cara pasti yang bisa menjamin bahwa tulisan kita tidak akan menyakiti perasaan orang, karena semuanya juga tergantung pada tingkat kebaperan orang.

Ada yang biasa saja membaca tulisan yang bahkan terkesan 'menyentil' banget. Ada pula yang baperan kelas berat, baca tulisan motivasi saja sudah nangis-nangis merasa kesindir, eaaaa.. hahaha.


Namun setidaknya, ada beberapa cara yang sering saya gunakan dalam menulis, sehingga bisa meminimaliskan konflik karena media sosial atau tulisan, di antaranya :

1. Selalu menggunakan emoticon saat komen atau chat.


Sadar karena tulisan tak bernada, saya selalu menggunakan bantuan emoticon untuk menjelaskan mimik saya saat menuliskan hal tersebut.
Misal saya sedang bercanda, saya pakai emoticon senyum atau tertawa.

Etapi, bahkan enggak bercanda pun, saya sering menggunakan emoticon senyum sih.
Saya rasa emoticon senyum itu benar-benar mempersentasikan bahwa kita tuh ramah, enggak jutek.

Jadi, sebagaimana kalau kita berkomunikasi dengan orang ramah, pastinya apapun yang disampaikan bisa dengan baik kita terima kan, even harus menyampaikan sesuatu yang kurang baik.

Ye kaaannn...


2. Selalu menggunakan bahasa Indonesia


Khususnya buat komentar di media sosial, sebijaknyalah pakai bahasa Indonesia, karena tidak semua orang paham bahasa daerah yang kita pahami.

Pun dengan bahasa Indonesia, kita bisa menghindari kebaperan akibat dari salah paham arti bahasanya.


3. Menghindari kata 'kamu' 


Baik komen maupun menulis status, saya selalu berusaha menghindari penyebutan 'kamu'.
Mengapa?
Entahlah, saya pribadi merasa penyebutan kata 'kamu' itu kurang sopan aja.


Dalam menulis sebuah status misalnya, penggunaan kata 'kamu' itu seolah menuduh orang lain salah dan kita benar.

tulisan tak bernada

Misal, "kamu harus paham antri ya!"
Bukankah lebih baik jika "kita harus paham antri ya!"

Kesannya lebih ke 'mengajak'
Bukan 'menyalahkan' atau 'mendikte'

Pun juga dalam berkomentar, sebijaknya saya menggunakan kata 'mbak/mas' sebagai pengganti kata 'kamu', karena saya sungguh tidak tahu berapa usia teman-teman semuanya, bisa jadi kan teman kita lebih tua dari kita, dan sangat tidak sopan rasanya menyebutnya dengan kata 'kamu'


4. Memahami media sosial itu dunia yang luas, presepsi orang bisa beragam


Hal yang paling mengerikan dari asal komen kita adalah, salah pahamnya orang lain yang membaca tulisan kita, lalu asal berspekulasi tentang kita yang nulis, maupun teman kita yang kita komenin.


Bisa jadi orang menanggap kita orang nggak bener, gampangan, lalu kurang ajar terhadap kita.
Well, tulisan kita adalah cerminan diri kita kan ye..


Begitulah..
Semoga kita semua bisa menulis dengan bijak, agar tak ada lagi baper karena tulisan tak bernada.
Iya nggak sih?

Sidoarjo, 20 Oktober 2019

Sumber : pengalaman pribadi
Gambar : unsplash

18 komentar :

  1. Bahasa adalah hal yang paling berharga dalam kebudayaan manusia. Mungkin karena terbiasa dengan mesin dan pikiran matematis, saya hanya menekankan arti pentingnya "aku mengerti kamu, dan kamu mengerti aku" dalam konteks saling memahami dan mendapatkan manfaat dari informasi apa yang kita sampaikan.

    Sy tidak baperan, paling tidak begitu penilaian orang orang terdekat, bahkan terkesan dingin dan kejam. Tapi hati saya sebenarnya baik lho.... Paling tidak itu menurut saya sendiri... Hhhh...

    Saya juga tidak mempersoalkan kritik dan saran dalam bentuk apapun, saya bahkan memandang cuap cuap di facebook menambah ramainya wall, walau tidak ikutan namun tetap saya baca sambil ikutan senyum senyum, tandanya hidup berwarna dan penuh perbedaan... Sama seperti variabel matimatika dan bahasa programming 😁😁😁

    BalasHapus
  2. Saya Orangnya " BAPERAN " = " Bapak Perhatian " Maksudnya,hahahayyy...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai hai baiklah kang Nata. 😂😂😂

      Hapus
    2. Eaaaa...eaaaa....
      Kang Nata perhatian ama siapa tuh? :D

      Hapus
  3. Wkwk tapi beneran loh mbk, meski tulisan itu tak bernada tapi cukup efektif untuk bikin pembacanya ekspresif. Ada yg sampai ketawa terjungkal jungkal. Nangis tersedu sedu. Heran sambil melogo. Dan sebagainya

    Intinya ajaib saja, dari hanya sebuah tulisan tapi bisa bikin orang lain macam macam ekspresinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia, bagi penulis yang sudah pengalaman, mereka pinter banget mengaduk hati pembaca, meski hanya melalui tulisan, hehehe

      Hapus
  4. Kadang saya ikut gimana gitu ada yang terjung di MLM terlalu ngegas, dan seakan akan menyudutkan atau menerendahkan orang.
    Tapi ya gimana lagi, emang harus gitu. kadang saya hanya bisa memaklumi.
    soal status, memang harus hati hati, kadang kita tak tahu pembacanya lagi gimana, kadang ada yang mudah sensi.
    Semua harus punya selera humor ,biar tidak mudah marah saat membaca status di dunia maya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya nggak boleh gitu :D
      Dalam bisnis MLM, semua pesertanya itu sudah dikasih bimbingan, diajarin bagaimana branding dengan elegan.
      Sayangnya tekanan marketing itu keras, beberapa orang nggak kuat dan jadilah nulis ngegas gitu :D

      Hapus
  5. agak aneh sih kalo belum terlalu kenal dekat tapi bercanda berlebihan, apalagi melalui tulisan. secara kita kan gak tau sifat orang tersebut kayak gimana.

    sepakat sih, lebih baik pakai emoticon utk mengekspresikan tulisan.. atau diakhir tulisan dikasi tau gitu "monmaap becanda" biar gak ada ketersinggungan diantara kita :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener, bahkan teman akrab juga kadang bisa salah paham ya, kalau saya seringnya pakai emoticon, dan memang lebih baik dikasih keterangan kalau bercanda :)

      Hapus
  6. Baru tahu bahwa tulisan tak bernada, karena itu dalam chat saya sering pakai emoticon, itu jika tidak lupa. Cum,a sejak reset ponsel, jadi kesulitan langsung klik emoticon. Sepertinya harus ubah setelan pengetik di ponsel. Kalau di komputer mah pakai tanda baca campuran saja. :D
    Bercanda boleh tetapi kangan berkesan sarkas atau vulgar, saya kadang bercanda dengan teman juga masih diupayakan dengan cara sopan. Bagaimanapun, jangan sampai kita ngajak apalagi diajak perang gara-gara candaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iya kan mba, kalau bercanda yang kita ucapkan pasti ada penekanan intonasi disertai mimik wajah yang bikin orang tahu kalau kita sedang bercanda.

      Nah kalau tulisan kan datar gitu, apalagi kalau kita belum kenal dekat, kan bingung nih maksudnya gimana? :)

      Hapus
  7. Wah kalo bahas ini mah bisa panjang. Orang bisa salah mengartikan kalo tanda bacanya gak bener. Makanya gw selalu hati-hati kalo nulis. Usahakan semua tanda bacanya jelas. Jadi gak salah persepsi yang baca.

    BalasHapus
  8. Pernah juga saya berhadapan dengan orang yang pemakaian emoticonnya overload :D Pemakaian tanda baca pun overload. Misalnya begini: ????, !!!!

    Kesannya yang terbaca seperti orang yang sedang emosi atau marah. Nah kalau emoticon overload, kesannya seperti: ini saya sedang berbicara dengan orang dewasa atau ABG alay ya. Hahaha.

    Itulah sebenarnya pentingnya pelajaran Bahasa Indonesia, agar kita pun beradab dalam bahasa di aplikasi perpesanan. Dalam hal ini termasuk penggunaan tanda baca, emoticon, pemilihan diksi, serta rasa bahasa.

    :)

    Salam.

    BalasHapus
  9. Setuju sama beberapa poin di atas, karena saya juga menerapkannya dalam keseharian. Seperti selalu pakai emoticon untuk mengekspresikan tulisan saya termasuk di blog juga hehehehehe dan saya memang paling menghindari berkata 'kamu' ke lawan bicara :D karena seperti pointing finger ke orang tersebut, dan rasanya kurang sopan :>

    Terakhir, sebisa mungkin nggak terlalu banyak bercanda kalau lewat text karena takutnya jadi membuat si penerima text tersinggung hihi. That's why, saya selalu kelihatan serius kalau lagi membalas pesan / menuliskan komentar. Dan biasanya sebelum kirim atau publish, pasti saya baca ulang lagi apa yang mau saya kirimkan :D

    Karena memang tulisan itu nggak ada nadanya, jadi si penerima bebas menggunakan intonasi nada sesuai imajinasinya. Semoga semakin banyak orang yang aware perihal etika menulis pesan, atau komentar dan lain sebagainya ya mba :D

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)