Memanfaatkan Akun Media Sosial Sebagai Sumber Penghasilan A La Rey

memanfaatkan media sosial


Sharing By Rey - Zaman sekarang, kadang kalau buka media sosial itu rasanya gerah banget.

Bukan karena matahari bocor di media sosial sih, lol. Tapi karena media sosial isinya ajang pamer doang.



Ada yang ngerasa begitu?


Saya kadang berpikir demikian.
Kadang juga geli sendiri, dengan pamer seseorang yang to much sehingga jadinya (terkesan) norak.
Jadi ingat dakwah ustadz Abdul Somad, bahwa segala sesuatu yang norak itu jadinya haram.

Tapi itu kan masih terkesan Rey!
Toh juga itu kesanmu, belum pasti mewakili kesan banyak orang!

Meskipun tidak dipungkiri, sejak awal saya membuat akun media sosial, yaitu facebook di tahun 2008 lalu. Selain untuk menemukan banyak teman lama, atau mungkin make new friends.
Di balik itu, tersimpan kelanjutan buat pamer ke teman-teman tersebut.
Hahahahahaha.

Meskipun dulu jujur saya lebih suka pamer dengan tulisan, ye kan... koneksi internet zaman dulu belum semudah sekarang brosis!
Pun juga ponsel yang support media sosial dalam genggaman masih sangat jarang dan mahalnya bikin pengen jual diri *eh lol.

Jadilah saya cuman bisa pamer dengan update status yang kadang sehari bisa lebih banyak dari jadwal minum obat.
Itupun isinya alay sumpaaahhh, bikin merinding, lol.
"Alhamdulillah finn1sh lunch di restoran 4gis, sambil m33ting bersama boss"
Jijay tralala nggak sih, berasa keren sendiri lunch-nya di restoran sambil meeting, hiiii, lololololol.

Eh siapa sangka? hobi saya update status tersebut berlanjut hingga kini, meskipuunnnn...
saat ini sudah mengalami banyak kemajuan dalam bidang penulisan yang anti 4l4y serta tentunya seringnya, aktifitas tersebut malah menghasilkan uang di rekening saya.

Berbeda banget dengan 11 tahun lalu, yang mana pulsa saya jadi makin boros, gara-gara dulu paket internet mihil!!! Tapi kenorakan saya sangat tidak bisa dibendung, lolololol.

Sejak tahun 2014, postingan saya di media sosial, khususnya facebook, mengalami peningkatan.
Alay ditinggalkan, nyinyir ditulis sehaluuuusss mungkin.

Update status bukan hanya sekadar menulis isi pikiran saja, tapi bagaimana menghasilkan feedback yang positif buat saya, sehingga pundi-pundi rupiah mengalir ke rekening saya yang kerontang, gara-gara memutuskan jadi IRT, lol.

Iya, sejak tahun 2014 silam, Alhamdulillah kegiatan 'pamer' saya di media sosial menjadi lebih berfaedah, karena menghasilkan sesuatu yang positif baik untuk saya pribadi maupun beberapa friendlist akun saya.


Pengalaman Memanfaatkan Akun Media Sosial Sebagai Sumber Penghasilan A la Rey


Setidaknya sejak tahun 2013, ada beberapa pengalaman saya dalam memanfaatkan akun media sosial sebagai sumber penghasilan saya, yaitu :


1. Jualan frozen brownies eMDes Freznies di twitter


Di tahun 2013, saya menekuni profesi baru, sesuatu yang mendobrak kelemahan saya banget yang benci dapur apalagi masak memasak.

Yup, saya bisnis jualan frozen brownies yang dibikin sendiri serta dipasarkan sendiri melalui twitter.

Di tahun itu, kebetulan dunia twitter sedang booming banget, dengan berbekalkan ATM yaitu amati, tiru dan modifikasi, Alhamdulillah, saya bisa memasarkan dagangan saya melalui akun twitter @emdesfreznies.

memanfaatkan media sosial

Meskipun demikian, saya belum terlalu mendalami metode marketing online by twitter, semua yang saya lakukan, murni cuman contek dan modifikasi para pebisnis lainnya, lol.
Maklum, saya sama sekali nggak punya background ilmu bisnis, apalagi marketing, i hate so much about marketing (dulunya).

Karenanya, bisnis yang saya kelola, tdiak bertahan lama dan berhenti.


2. Berbisnis Oriflame di facebook


Bisa dibilang, bisnis Oriflame sebagai pembuka wawasan saya mengenai bisnis dan marketing.
Bagaimana tidak, ada banyak banget ilmu yang saya dapatkan mengenai itu di dalam bisnis ini.

Makanya, saya kadang geli banget melihat orang yang sudah alergi duluan mendengar kata MLM.
Padahal, MLM itu cara termudah dan termurah untuk belajar bisnis dan marketing.

Kadang juga geli melihat orang kabur mendengar Oriflame, atau sekadar mengatakan,
"Mbak Rey penjual Oriflame ya?"
Padahal, saya bahkan jarang menjual sewaktu berbisnis Oriflame, saya lebih fokus ke bisnisnya, memperbesar jaringan.

Belajar memaksimalkan media sosial, belajar personal branding.
Dan iyes!
Kalau bukan passion memang sulit bertahan.

Saya nggak suka atau nggak terbiasa jualan sejak kecil, jadi sejujurnya saya hanya menikmati personal branding melalui tulisan status di facebook atau memperlajari beragam ilmu dan strategi bisnis dan marketing yang diberikan secara GRATIS kepada pebisnis Oriflame, seperti saya dulunya.

Karenanya?
Sekitar 70% saya merekrut member Oriflame melalui status facebook saya.
Sangat teramat jarang, saya mengejar orang lain buat diprospek.
Selain saya nggak suka bikin orang lain nggak nyaman dikejar prospek, pun juga saya sejujurnya pemalu hahaha.


3. Jadi buzzer dan influencer di instagram


Sesungguhnya, karena ilmu yang saya tekuni di bisnis Oriflame, saya akhirnya bisa melihat peluang yang sesuai dengan passion saya, yaitu menulis.

Saya mencoba menarik perhatian orang dengan menulis di media sosial, termasuk di akun instagram, yang mana meskipun instagram berbasic pamer foto, namun ciri khas saya suka menulis panjang, selalu saya lakukan, meski di akun instagram yang penulisan caption-nya terbatas.

Selain itu, akun instagram saya gunakan buat personal branding profesi saya sebagai blogger, sehingga perlahan namun pasti, saya akhirnya mulai dikenal orang, meskipun masih amat sangat norak jika disebut selebgram, hahhaha.

Iya, perlahan saya jadi bisa sesekali disebut influencer, karena basic saya sebagai seorang blogger yang mana selalu gencar melakukan personal branding, dengan cara menemukan keunikan yang tersisa sehingga 'terlihat' di antara banyaknya para blogger di Indonesia, salah satunya dengan rajin posting di blog atau yang biasa disebut ODOP (One Day One Posting-an)

memanfaatkan media sosial

Selain itu, saya juga melihat peluang lain, yaitu angka follower yang berpotensi lebih, sehingga saya mengejar angka follower dengan cara mengikuti banyak follow loop, sehingga mencapai angka follower 10K.

Siapa sangka? angka follower yang saya dapatkan dengan follow loop tersebut, awalnya hanya diperuntukan agar bisa support share link blogpost saya melalui swipe up, malah mendatangkan kesempatan lainnya dalam meraup penghasilan uang.

Yaitu dengan cara menerima kerjasama sebagai buzzer maupun influencer dengan cara pamer di postingan instagram doang.

Iya...
Saya akhirnya bisa pamer berfaedah di media sosial, karena saya pamer karena dibayar hahaha.
Jadi, nggak usah kesal liat postingan orang yang selalu (terlihat) pamer melulu.

Kali aja memang kerjaan dia kayak gitu, ye kan.

Btw, gimana sih cara menjadi buzzer atau influencer dan mendapatkan uang melalui akun instagram? saya akan bahas di postingan mendatang ya.

Jadi, temans..
Sudahkah pamer berfaedah hari ini?

Sidoarjo, 15 Oktober 2019

Sumber : pengalaman pribadi
Pic : dokumen pribadi, unsplash

18 komentar :

  1. Alhamdulillah yah.. pamernya bermanfaat..
    biarin dibilang pamer yang penting pundi2 rupiah ngalir terus. hahaha..

    Selamat 10K follower btw.. hihi.. :D

    ku tunggu postingan mendatangnya yaa.. hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha, Alhamdulillahh, mari kita pamer berfaedah :D

      Hapus
  2. bermanfaat sekali ya kak, paling tidak kita sudah berusaha memanfaatkan dengan bijak. Kalau saya sukanya cuma lihat-lihat aja hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget, hihihi, melihat-lihat juga berfaedah kok :)

      Hapus
  3. Nyoalnga medsos, segala ada matahari bocor ga kebayang kalau beneran bocor, coba... Pindah hobi bikin status alay dan berubah udah ngga alay lagi (pdhal mamang masih alay tragis jeh)
    Ujungnya jadi kompor mledug ngajak bisnis.... Huh dasar blogger alay

    Ape luh... Ape luh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloooo, are you OK?
      Saya bisa bantu loh mendapatkan kontak psikiater :)

      Hapus
  4. Suka berbagi macam macam waktu pertama setelah itu usia bertambah jadi malu hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi kenapa malu? asal nggak merugikan orang sih menurut saya sah-sah aja :D

      Hapus
  5. Klo menurut aku itu keren memanfaatkan medsos sebagai sumber penghasilan. Mengapa tidak kak?

    BalasHapus
  6. nah ini, segala sesuatu bisa dimaksimalkan ya fungsinya, kya sosmed ini. sambil santai2 main sosmed bisa dapet uang, hihi..

    BalasHapus
  7. Wah keren Mba Rey, follower 10k.. smoga makin sukses di bisnis influencer nya ya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha, agak geli sebenarnya saya menyebut diri influencer, saya tetap blogger aja deh, blogger dengan follower 10k hasil kejar follower buahahahahahahah

      Hapus
  8. Mbak Rey personal branding-nya memang kuat. Penjenamaan diri alias personal branding itu penting dilakukan narablog asal dengan cara yang elegan. Pamer elegan ala Mbak Rey, bukan pamer yang konyol ala teman FB saya yang masih ada gitu, hi hi.
    Bagi saya pemanfaatan media sosial memang penting, butuh strategi dari hasil belajar dan pengalaman. Biarlah yang lalu usai. Saya sedang minum air dan air masih di mulut, nyaris tersedak baca kalimat alay, uhuk.
    Selamat sudah beroleh follower sampai 10K dan beroleh banyak job sebagai influencer dan pendengung (buzzer). Semoga kian sukses, ya.
    Penjenamaan diri saya masih payah. Orang di balok layar yang sibuk kerja amal jadi admin dan pendiri Indonesia Saling Follow, hi hi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbaaa... Sebenarnya mba Rohyati itu punya sesuatu yang jauh lebih berbobot ketimbang saya mba.
      Seriussss..

      Hanya saja mba Roh kudu memperkaya sedikit pengetahuan marketing lagi.

      Kalau saya, sama sekali nggak punya keahlian yang lebih detail loh, liat aja blog saya nih aja gado-gado banget hahaha.

      Yang saya lakukan adalah, memaksimalkan ilmu marketing, sehingga orang-orang bisa kenal saya, meskipun saya nggak punya keahlian seperti lainnya hehehe

      Ayo semangaaattt :)

      Hapus
  9. heheh hari ini blum ada materi yg bisa dipamerin, semoga besok ada :D
    posting berfaedah di sosmed apalagi sampe berbayar, itu masuk kategori luar biasa, bener yg dibilang mb rey, "nggak usah kesel liat postingan orang lain yg pamer, mungkin karena kerjaannya dari situ & dibayar". Kalao mereka bisa, kita juga bisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih pamerin jalan-jalannya mba, branding pakai itu :D

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)