Cara Mengajari Anak Belajar Berbagi Di Bulan Ramadan A La Rey

jangan takut berzakat dengan dompet dhuafa

Sharing by Rey - Mengajari anak belajar berbagi menjadi suatu target tersendiri buat saya, khususnya di bulan Ramadan ini.

Karena punya anak gemar berbagi tentunya menjadi impian semua orang tua, termasuk pula saya tentunya.


Sayangnya, ternyata kesalahan pola asuh orang tua sejak anak lahir membuat anak tumbuh jadi anak yang cuek terutama dalam hal berbagi.

Termasuk pula si kakak Darrell.


Si Sulung Yang Lama Jadi Anak Tunggal


Pernah ada di suatu masa, di mana saya pikir hanya bakalan beruntung mengasuh anak seorang saja, setelah bertahun-tahun mendambakan hadirnya anak kedua dan tidak pernah terealisasi.

Lalu, tiba-tiba Allah menambahkan lagi satu rezeki kepada kami, yaitu hadirnya anak kedua yang sungguh terjadi saat kami, terutama saya, sudah mulai belajar ikhlas menerima bahwa mungkin anak saya cukup satu saja.

Yup, jarak antara si kakak dan adiknya nyaris 7 tahun.
Dan itu sontak saja membuat si kakak bagaikan menjadi anak tunggal selama itu.

Dan seperti kebanyakan orang tua lainnya di awal mempunyai anak tunggal, tentunya diperlakukan jauh lebih spesial, di bandingkan punya anak lebih dari satu.

Terlebih si kakak adalah anak pertama, yang mana menjadikan kami sebagai orang tua yang baru punya anak. Sudah pasti perlakuan kami a little bit lebay ke anak, hahaha.

Karenanya, si kakak tumbuh jadi anak yang sedikit egois, dan pelit berbagi.
Ya kan, dia gak punya saudara buat berbagi, khususnya berbagi mainan, berbagi mami dan papinya.

Kalau berbagi makanan atau camilan mah, selalu wajib dilakukan.
Soalnya maminya juga doyan ngemil, hahaha.

Semakin beranjak gede, si kakak semakin terlihat sisi ke egois annya, merasa tak perlu berbagi, sudah tentu membuatnya jadi sedikit pelit.

Lalu kami jadi sedih sendiri melihat si kakak seperti itu.


Cara Mengajari Anak Belajar Berbagi Di Bulan Ramadhan


Tidak mau si kakak tumbuh jadi anak yang takut berbagi, saya dan pak suami sepakat untuk mengajarinya bahwa berbagi itu indah.

Terlebih setelah kehadiran adiknya, perlahan namun pasti si kakak mulai mengerti, bahwa berbagi itu lebih membahagiakan, ketimbang jadi anak egois dan pelit.

cara mengajari anak belajar
hepi punya adik :)

Perlahan juga, si kakak menjadi kakak yang bijak dan sabar buat adiknya, legowo dalam berbagi mainannya, secara maminya berpikir hemat (bilang aja pelit, Rey!, lol), dan hingga sekarang amat sangat jarang membelikan mainan buat adiknya.

Dan akhirnya adiknya bermain dengan semua mainan milik kakaknya, dan Alhamdulillah kakaknya mau mengalah untuk itu.

Untuk lebih mengasah karakternya agar si kakak lebih sadar akan indahnya berbagi, dan kebetulan sekarang adalah masa bulan Ramadhan, saya begitu excited untuk terus mendukung dan menerapkan beberapa hal yang harapannya, semoga si kakak semakin peduli dengan sesama.

Di antaranya, :



1. Mendukung program sekolah "infak setiap hari selama Ramadhan"


Syukur Alhamdulillah, si kakak bisa bersekolah di sekolah Islam yang kurikulumnya lebih menitik beratkan dalam pemahaman agama Islam.

zakat di bulan ramadhan
Bersama teman-teman sekelas

Jadi, bulan Ramadhan ini, banyak banget hal-hal positif yang dilakukan pihak sekolah demi membiasakan hal positif pada anak.

Salah satunya dengan program infak setiap hari.

Jika biasanya mereka hanya diwajibkan infak setiap hari Jumat saja, selama Ramadhan ini, mereka dibiasakan untuk membawa uang untuk infak setiap harinya.


2. Memintanya selalu berinfak di masjid setiap malam saat sholat Tarawih


Alhamdulillah, karena program infak setiap hari di sekolah tersebut, si kakak jadi semangat banget infak di manapun.

Meskipun awal-awalnya saya yang meminta dan mengingatkannya, namun beberapa kali kemudian, malah si kakak yang mengingatkan saya dengan meminta duit buat infak.

Sholat Magrib di masjid bawa infak, sholat Isha dan Tarawih di masjid juga infak lagi, Subuh pun di Masjid dan infak juga.

Masha Allah..
Saya hanya perlu untuk meng-upgrade kebiasaan si kakak untuk rajin nabung buat infak,
ye kaaannn.. rajin infak doang tapi tinggal nadah tangan minta duit aja juga kurang merasuk deh manfaatnya, hehehe.



3. Mengajaknya berbagi langsung pada yang membutuhkan


Kegiatan ini sebenarnya sudah pernah kami lakukan sejak sebelum adiknya lahir, sederhana sih.
Cukup memintanya memberikan uang kepada yang membutuhkan di pinggir jalan atau di pasar-pasar.

Selain melatih si kakak untuk mengerti arti dan mencintai berbagi, pun juga karena maminya agak parno dekat-dekat orang yang minta-minta, apalagi nenek-nenek, hahaha.

Gak tahu kenapa, yang jelas saya takut dan parno aja, jadi si kakak selalu kebagian berinfak pada orang langsung hahaha.

Selain itu, saya dan pak suami juga membiasakan untuk berbagi di panti asuhan untuk merayakan sesuatu.

Misal, ulang tahun, daripada traktir teman sekolahnya yang udah lumayan berada itu, hehehe. Saya lebih mengajarinya untuk berbagi pada yang lebih membutuhkan.



4. Membacakan cerita tentang kebaikan berbagi dalam bentuk zakat dan lainnya khususnya di bulan Ramadhan


Sejak kecil, si sulung sering banget saya ajak membaca bersama.
Ye kan, dulu mah saya ngurusnya satu anak doang, jadi sesibuk apapun masih ada waktu untuk membaca dongeng maupun buku bacaan bersama.

Ada beragam buku yang kami baca, salah satunya tentang agama dan tentunya zakat.
Karena itu di kakak tumbuh jadi anak yang suka membaca, meskipun dia lebih tertarik pada komik yang ada gambarnya, tapi rasa penasarannya selalu membuat si kakak membaca apapun yang ditemukannya.

Ketika sekolah, banyak cerita yang dia baca mengenai zakat, maka semakin bertambahlah pengetahuan dan kecintaannya dalam berbagi, terutama dalam hal zakat.


Membiasakan Anak Untuk Jangan Takut Berzakat


Setelah menanamkan sikap gemar berbagi dengan infak pada si kakak, saya ingin dia lebih mengerti lagi tentang berbagi yang lebih mendalam, salah satunya adalah zakat.

Mengapa harus zakat?

Karena zakat berbeda secara hukum dengan infaq maupun sedekah yang si kakak sering lakukan selama ini.

Jika infaq dan sedekah bisa dilakukan di manapun dan berapapun seikhlas hati.
Tidak demikian dengan yang namanya ZAKAT.

Zakat adalah mengambil sebagian harta dengan ketentuan tertentu untuk diberikan kepada kelompok tertentu.

Dan zakat hukumnya adalah wajib.

Juga zakat hanya boleh diberikan kepada 8 golongan masyarakat yang diperbolehkan menerima zakat tersebut, seperti : fakir miskin, pengurus zakat, mualaf, memerdekakan budak, musafir, serta orang-orang yang berhutang di jalan Allah.

Bahasa sederhananya adalah..

Kalau infak dan sedekah hukumnya sunah, bebas nilainya berapapun dan bebas kita berikan ke siapapun yang menurut kita berhak.

Namun, zakat hukumnya wajib, ada perhitungan nilainya berdasarkan harta yang kita punyai, serta tidak boleh diberikan kepada sembarang orang selain yang berhak menerima zakat tersebut.

Bingung kaaann..

Maka dari itu kami lebih suka berzakat melalui lembaga amil zakat terpercaya seperti Dompet Dhuafa.


Jangan takut Berzakat Di Bulan Ramadhan Bersama Dompet Dhuafa


Di bulan Ramadhan seperti ini, rasanya excited banget untuk mengumpulkan amal ibadah yang berkah sebanyak-banyaknya.

Salah satunya dengan berzakat.
Namun, karena keterbatasan waktu, saya lebih memilih berzakat secara online saja.

Tentunya tidak lupa melibatkan si kakak dalam transaksinya, agar si kakak lebih mengerti dan tahu bahwa jangan takut berbagi serta tidak perlu menunggu lebih untuk berbagi.

Membayar zakat secara online itu mudah banget.
Cukup buka website dompet dhuafa untuk membayar zakat.


Apa itu Dompet Duafa ?


Dompet Dhuafa adalah sebuah lembaga filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf atau yang biasa disingkat ZISWAF, serta dana halal lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik.

Ada berbagai program yang menjadi titik berat lembaga amil zakat ini, di antaranya :

  • Kesehatan, meliputi : layanan kesehatan cuma-cuma serta rumah sehat terpadu
  • Pendidikan, yaitu memberikan pendidikan gratis melalui beasiswa bagi anak-anak Indonesia yang tidak mampu.
  • Ekonomi, yaitu memutus lingkaran kemiskinan di Indonesia dengan program pemberdayaan enterpreneur dan lapangan kerja baru.
  • Pengembangan sosial, yaitu membantu orang-orang yang tertimpa musibah dan semacamnya.



Berzakat mudah melalui Dompet Dhuafa


Selain terpana dengan program-programnya yang insha Allah amanah, berzakat melalui Dompet Dhuafa juga anti ribet, seakan memudahkan semua orang untuk jangan takut berzakat.

Sangat pas buat saya mamak rempong berbayi namun harus juga mendampingi si kakak yang sudah SD serta mengurusi rumah sekaligus mengingat pembayaran zakat.

Agar sekali action bisa bermacam manfaat, saya cukup membayar zakat via online saja di Dompet Dhuafa.

Si kakak pun bisa sekalian saya ajak untuk mengetahui cara berzakat online.
Bahkan si kakak sendiri yang meng klik semua pilihan yang ada di kolom halaman donasi zakat tersebut, tentunya dengan pengawasan dan arahan saya.

cara mengajari anak belajar berbagi
cukup pilih jenis zakat yang akan kita bayar, masukan keterangan dan jumlahnya, isi profil kita,
lalu pembayarannya pun dengan banyak pilihan baik transfer bank maupun online payment

Dengan melibatkan si kakak dalam berzakat online melalui Dompet Dhuafa, si kakak lebih mengerti lagi jenis-jenis zakat dan manfaatnya.

Insha Allah, kakak Darrell akan terus tumbuh menjadi anak yang gemar berbagi, selalu merasa tidak perlu menunggu lebih untuk berbagi, serta jangan takut berzakat, karena zakat itu wajib dan indah layaknya berbagi.

Dan insha Allah, si bayi adiknya, bakalan juga tumbuh menjadi anak gemar berbagi karena mencontoh kakaknya.

Semoga, insha Allah, aamiin.

Jadi, moms lainnya punya cara khusus gak, mengenai cara mengajari anak belajar berbagi khususnya di bulan Ramadhan ini?

Share yuk.

Semoga bermanfaat

Sidoarjo, 15 Mei 2019

Reyne Raea


Source :
  • https://www.dompetdhuafa.org/ (di akses tanggal 15 Mei 2019) 

  • https://zakat.or.id/perbedaan-zakat-infak-dan-sedekah/ (di akses tanggal 15 Mei 2019) 

107 komentar :

  1. Upgrade utk rajin menyisihkan uang utk infak/sedekah/dll agar manfaatnya lebih merasuk. Ah setuju sekali ini. Kalo adik di rumah masih nadah buat ngisi kotak, kdang saya protesin tuh. Baca ini jadi makin semangat protesin dia. Eh maksudnya dorong dia untuk infaq dg uang tabungannya sendiri.
    Baru tau nih klo Dompet Dhuafa itu laznas zakat. Kirain semacam tempat menyalurkan sedekah/infaq aja. Katrok kali ya saya. Padahal banner dan selebarannya bertebaran tp gak dibaca dg baik. Hahahha. Biasa pake yg lain soalnya. Boleh dah dicoba, gampang lagi bisa dg online...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benerrrr, anak saya sekarag Alhamdulillah udah rajin infaq, tapi masih kurang di bagian kesadaran diri.
      Hahaha, iyaaa lebih mudah tinggal klak klik selesai.

      Bahkan saya ngajarin anak saya yang ngeklik, saya bagian bayar aja :D

      Hapus
    2. Mantap, ditumbuhkan kesadarannya lewat hal yang dibiasakan.

      Hapus
  2. Bagus, Mbak Rey. Kak Darrel sudah pintar soal zakat. Saya malah belum ngajarin hal itu pada Palung, cuma tahu kala Ramadhan saja sebagai zakat fitrah.
    Yah, saya abai untuk mengajarkan bahwa di Dompet Dhuafa pun bisa berzakat selain shodaqoh dan infak. Saya belum punya internet Bandung. Kayaknya tak aman kalau ponsel dipakai Palung untuk main game yang diinstal dari Google play. Parno. Moga kelak saya bisa punya tablet agar terpisah dari permainan Palung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Palung ini bahasa mana ya teh,..saya jadi penasaran, artinya anak ya atau apa teh ?

      Hapus
    2. Kalau saya selalu didampingi mba, jadi saya buka website dompetdhuafa di laptop, biarin dia yang klik pilihannya, terus saya yang bayar melalui mobile banking.

      Kalau pembayaran emang belum saya kasih ke dia, soalnya takut banking keblokir, males banget kalau harus ngurus di bank hehehe

      @Kuanyu : itu nama anak gantengnya mba Rohyati :D

      Hapus
  3. Balasan
    1. Waktu di Aussie, saat jumatan kotak amalnya disediakan mesin gesek atm lo

      Hapus
    2. Wowwww, enakjuga tuh, ga perlu pakai uang cash ya :D

      Hapus
  4. Anak saya juga sekarang kalau mau infak nggak pernah minta uang lagi. Selalu diambilnya dari celengannya sendiri.

    Gara2nya pernah saya kasih tahu bahwa saat kita bersedekah, maka Allah akan menggantikanya berpuluh kali lipat.

    Jadi dia berharap uangnya jadi bertambah berpuluh lalu lipat, hihihi...

    Nanti seiring pertambahan usianya, akan saya tekankan ttg keiklhasan berbagi, tanpa berharap imbalan, murni karena kasih dan cinta😊

    Makasih sharingnya mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kecil-kecil udah bisa berbagi keren,..

      Hapus
    2. qiqiqiqiqiqiqiii... sama kok mbaaa, anak saya juga awalnya gitu, dia berharap imbalan.
      bahkan sekarang pun kadang masih ebrharap imbalan, misal dikabulkan doanya hahaha

      Insha Allah, kalau kita konsisten, bakalan lebih merasuk arti dari berbagi sesungguhnya :)

      Hapus
  5. Caranya mengena banget teh,...lengkap ulasannya, dengan cara diatas saya yakin anak-anak pasti nurut apalagi dikasih reward setiap menjalankannya,..seperti pujian dan anjungan jempol, biar anak tambah semangat lagi di kemudian hari untuk berzskatnya 😀

    BalasHapus
  6. Hahahah....gaya si Mas Darrell, keren uyyy...., pasti mamaknya yang mengajarinya,hahaha.....Ayoh ngaku...?? :)

    Trus Foto si mas Dayyan, kok lucu banget yah posenya yah,,,,,, :)

    Kata orang anak akan mencontoh prilaku ortunya, jadi dng memberikan edukasi sejak dini seperti yang Mbak Rey lakukan, itu artinya secara pelan pelan Mbak sudah mengiring Anak Mbak menjadi Anak yang Sholeh.Bagus banget.

    Yuk, Mas Darrel, bagi;in dong Om Kue merk eMDes Freznies , buatan mamaknya....., ya..ya..ya....!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kasih barbel aja dek,..he-he,..lempari barbel kang natanya,..wkwkckkk

      Hapus
    2. tapi..barbelnya dilumurin cokelat dulu yah....biar asik, hihihi....

      Hapus
    3. wakakakaka, barbel mah meski dilumurin cokelat tetep bikin benjol kang, aneh-aneh aja ih hahahaha

      Hapus
  7. Saya baru bisa dengan menyuruh berinfak di masjid, tapi tetap saja uangnya balik karena lupa katanya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, begitulah anak-anak.
      Tapi kalau liat temannya rajin infaq, insha Allah dia juga semangat.
      Sementara semangatin dia terus aja :)

      Hapus
    2. Semoga mba. Trims tips dan supportnya

      Hapus
  8. Awesome tips.
    Semoga nanti kalo aku udah punya anak bisa diajarin juga biar punya jiwa berbagi dan nggak ementingkan diri sendiri :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kumpulin ilmunya, biar nanti ga kagok lagi :)

      Hapus
  9. Mendidik sekali gus memberi contoh baik kepada sianak itu harus....
    Mengingat peradapan perkembabangan di jaman sekarang ini sangatlah kompleks...

    Bak pisau bermata 2, jika orang tua lupa akan perilaku sianak maka akan sangat berbahaya.

    untuk like buat judul postingnya

    BalasHapus
  10. Bagus sekali mbak mengajari anak untuk mau berbagi dan memberi sedekah sejak dari usia dini

    BalasHapus
  11. Mengajari anak untuk berbagi sejak dini memang perlu ya mbak, agar anak tidak jadi pribadi cuek saat dewasa nanti. Apalagi ini bulan Ramadhan, tentunya adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

    BalasHapus
  12. untuk sementara ini transfer uang saja bu karena lagi di rantau tak tahu pingin sedekah ke siapa

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iya bener nih pak, transfer lebih mudah, ada yang bakal sampaikan ke yang berhak menerimanya :)

      Hapus
  13. Bagus sekali si kakak D sudah diajarkan untuk berbagi mulai dari hal-hal kecil yang terjadi setiap hari; infaq/sedekah dan berbagi dengan si adek. Ini sesuatu yang patut dicontohi oleh para orangtua lainnya karena dengan menumbuhkan nilai tentang berbagi ini manfaatnya tidak saja pada orang lain tetapi juga pada diri anak sendiri. Nice post Kak Rey!

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah ya si kakak sudah punya pemahaman tentang manfaat dan pentingnya berbagi. Ini pasti tidak lepas dari peran orang tua dan guru di sekolah. Semangat kakak semoga terus jadi anak Soleh. Amin.

    BalasHapus
  15. Sejak dini sudah diajarkan mau berbagi dengan mencontohkan juga yah sedekah, niscaya besar nanti akan terbiasa berbuat kebaikan

    BalasHapus
  16. Anak memang tergantung dari lingkungan termasuk keluarga. Dengan dibiasakan sejak dini, insyaallah kelak besar sudah terbiasa.

    BalasHapus
  17. Si kakak beda 7 tahun sama si adek wah jauh ya mbak. Tapi gitu senang walau jauh si kakak mulai mengerti dan mudah diajarkan untuk berbagi. Saudara saya yang Muslim juga kalau memberikan zakat ke dompet duafa ini mbak, sudah diakui dan aman ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mba hehehe.
      Dompet Dhuafa memudahkan banget :)

      Hapus
  18. Iya ya Mba, kdg tuh klo anak sulung suka kaget harus berbagi sama adiknya. Mirip2 sama saya, dulu kaget pas mau berbagi sama adik paling kecil yg peremopuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iya mba, tapi insha Allah seiring waktu dia bakal mengerti dan sayang adiknya kok :)

      Hapus
  19. Senang banget dong ya mba, kini Darrell mulai gemar berbagi.

    Aku juga langsung buka browser mencari tahu kiat melatih anak gemar berbagi.
    Di antaranya adalah keteladanan dan memberikan latihan langsung.
    Percis banget seperti yang mba Rey lakukan.
    Masya Allah, barokallah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, iya mba.
      Semoga anak-anak tumbuh jadi anak yang gemar berbagi :)

      Hapus
  20. wah bisa jadi kegiatan yang menarik bagi anak di bulan ramadan ya mbaaa

    BalasHapus
  21. betul mba, salah satu wadah yang aku percaya juga dompet dhuafa, gak cuma soal zakat tapi juga program amal lainnya. Mereka juga aktif dan update terus programnya setiap bulan ya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba, karena mereka membantu kaum dhuafa dalam berbagai aspek kehidupan :)

      Hapus
  22. Aku jadi ingat ponakanku yang udah usia 6 tahun belum punya adik, untungnya dari kecil udah diajarin berbagi jadi kalau main sama anak yang lebih kecil dia udah anggap kayak adik gitu..ada kesenangan tersendiri mengikuti perkembangan anak ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, segala rasa capek semacam menghilang :)

      Hapus
  23. anakku juga ada kegiatan infaq mba dan anakku senang skali infaq di sekolahnya. Hal sederhanan yang bisa membuatnya belajar berbagi ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, meski infaqnya gak banyak, tapi bisa jadi good habbit sejak dini :)

      Hapus
  24. iya tuh lewat infak tiap malam saat tarawih anak-anak antusias banget, setiap kali mau ke Masjid untuk sholat tarawih minta uang masing-masing untuk dimasukkanke kotak amal katanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. DEngan mengajarkan kepada anak semoga anak juga nggak ragu untuk bersedekah kepada sesama hingga dewasa ya

      Hapus
    2. iya mba, momen tarawih beneran jadi masa membiasakan anak2 berbagi, meskipun kadang juga saya deg-degan, soalnya teman2 anak saya di masjid malah suka jajan sembarangan , takutnya anak saya ikutan jajan bukannya infaq hehe

      Hapus
  25. Aku suka nih mengajar anak untuk belajar berbagi, terutama untuk memberikan sedekah. Aku biasanya kalau pas lagi belanja, kadang didepan pintu mini market atau supermarket ada kotak amal jadi dia suka langsung nodong "bun minta uang dong buat masukin ke kotak".

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iya ya.. sederhana tapi inhsa Allah jadi good habbit :)

      Hapus
  26. Mengajarkan anak kebiasaan yang baik sebaiknya memang sejak dini ya Mami Rey
    Termasuk soal infak maupun zakat ini. Aku pun juga. Anak2 kuajak terlibat langsung ketika aku mau berinfak maupun berzakat. Alhamdulillah, sekarang banyak cara yang bisa dilakukan. Zakat juga bisa lewat Dompet Dhuafa ini. Apalagi sekarang dipermudah dg cara transfer begini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, kalau anak sering melihat kita berzakat, mereka lebih mudah memahami arti zakat tersebut :)

      Hapus
  27. Anakku satu mbak. Dulu dia egois banget karena merasa tidak mempunyai saudara. Namun saya terus mengajarkannya untuk berbagi kepada sesama...kini setelah usianya hampir 14 tahun dia berubah, tumbuh menjadi pribadi yang suka berbagi....bahkan sering mengingatkan saya untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan....ini yang membuat saya bangga padanya.... Dan Dompet Dhuafa ini sangat recommended ya mbak, bisa menyalurkan zakat kita kepada yang berhak menerimanya...salut dengan Dompet Dhuafa dengan berbagai program kerjanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masha Allah, insha Allah selalu jadi anak yang sholeh ya mba :)

      Bener mba, mereka siap menyalurkan bantuan orang lain denganprogram kerja yang lebih jelas :)

      Hapus
  28. Bagusnya menyekolahkan anak di sekolah islam memang itu ya mbak: tugas orang tua jadi nampak lebih mudah krn dibantu guru dan sistem di sekolah.
    Semoga generasi mendatang selalu ingat bahwa ada gak orang lain di harta yg kita miliki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi kalau ortunya minim ilmu agama kayak saya mba, hehehe.
      Daripada salah diajarin, mending serahkan ke ahlinya, dan saya ikutan belajar :D

      Hapus
  29. Iya setuju mba..wkt si sulung kecil dulu pas dgn kondisi dimana melihat aktivitas berbagi yg tinggi...eh skrg jiwa sosialnya tinggi banget padahal ga maksud ngajarin dia gitu hehe...alhamdulillah anak banyak mlihat memang bukan mendengar

    BalasHapus
  30. Sulungku juga sejak kecil sayang banget sama adiknya. Terutama waktu dia udah kelas 1 SD dan adiknya masih usia 1 tahun. SEpulang sekolah, duit jajannya yang masih utuh selalu dibelikan mainan untuk adiknya. Saya suka geli melihat tingkahnya dulu itu. Alhamdulillah anak-anak sekarang tumbuh jadi anak yang enggak pelit, karena dari kecil udah biasa berbagi dengan saudaranya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masha Allah hehehe
      Jiwanya kekakakan banget :D

      Anak saya sekarang sayang sih ama adiknya, meski kadang juga isengnya minta ampun :D

      Hapus
  31. Wah, keren nih cara mengajari berdonasinya. Kudu nyontek nih aku ke dirimu, mak. Biar nanti terbiasa ya. Dan sebagai generasi milenial, mereka juga harus kenal dengan donasi, zakat, dan infak ini. Sekaligus juga memberi arahan ke mana memilih tempat menyalurkannya yang amanah. Salah satunya ya Dompet Dhuafa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, zakat di Dompet Dhuafa insha Allah bikin hati tenang :)

      Hapus
  32. Keren ini mbak, melatih anak paham zakat dan membiasakan berzakat sejak dini itu penting ya. Anak jadi terbiasa berbagi dan dermawan sampai dewasa. Barakallahufiik

    BalasHapus
  33. Kalau semua mama punya inisiatif ajarin anaknya berbagi seperti ini, tentu anak-anak tumbuh dengan baik plus nggak ada lagi masalah di lingkungan sosial mereka bermain dan belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak, semoga generasi muda mendatang tumbuh jadi generasi yang gemar berbagi :)

      Hapus
  34. Untuk mengajarkan anak berbagi sih biasanya aku sering mencontohkan sama mereka misalnya ajak mereka ke Panti asuhan dengan begitu mereka bisa dengan mudah berbagi dan bersyukur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mba, dengan mengajak anak langsung ke lokasi seperti itu, bakalan membekas lebih dalam di anak :)

      Hapus
  35. di sekolah anakku juga sekarang tiap hari ada kotak infaq, tapi anakku maunya ambil infaq dari celengannya sendiri, katanya 'kan aku yang infaq jadi ya pake duit sendiri' akhirnya tiap hari aku masukin 5 ribuan ke kaleng tabungannya biar uangnya ngga habis diambilin mulu tiap hari :))

    BalasHapus
  36. Wahhh jauhnya jaraknya Darrel sama adiknya yaa, say, sama seperti Wahyu dan calon adiknya ini juga hampir 8 tahun.

    Keren nih Darrel, kecil-kecil sudah rajin berinfak, Wahyu belum nih tapi setelah baca ini jadi kepikiran mau ajarkan Wahyu berinfak juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa, jauh sekali, enaknya udah mandiri, gak enaknya kebutuhannya beda, hehehehe

      Hapus
  37. Kalau ponakanku di sekolah TPQnya ada tuh Kamis Beramal. Jadi kalau Mamanya lupa gak ngasih, aku yang ngasih buat amal. Pernah tuh aku dikatain karena minta dia nyisain uang sakunya buat amal. Katanya uang amal tuh gak boleh dari uang saku, hahaha. Kudu disounding lagi dah

    BalasHapus
  38. Kok sama ya soal anak pertama ini. Dulu anak sulungku ya gitu lho, jadi egois dan suka cari perhatian. Memang butuh perlakuan yang khusus dalam mendidiknya untuk mau berbagi tanpa rasa cemburu di hati.

    Justru anak keduaku nih yang entengan kalau soal ngasih2 ke orang lain. Kalau mau sholat Jumat aja udah bingung minta uang untuk dimasukkan ke kotak masjid :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, anak pertama konon katanya rata-rata egois, karena mereka pernah merasakan asyiknya jadi anak tunggal hehehe

      Hapus
  39. Ada hal yang memang pengajarannya gak bisa sebentar, terutama nilai dan ini bernilai ibadah.
    In syaa Allah menjadi amal jariyah untuk kedua orangtuanya.

    BalasHapus
  40. Puasa ramadan tidak lengkap tanpa zakat ya mba, apalagi zakat fitrah.. kalo terlewatkan zakat fitranya bisa ngga afdol puasanya.. bicara tentang anak anak dan puasa memang sangat luar biasa ya.. anakku aja yang baru pertama kali puasa banyak banget ceritanya.. InshaAllah jadi orangtua yang sabar dan jadi panutan anak anak ya mba

    BalasHapus
  41. Mwmang harus diajarkan sejak kecil dan sejak dini ya mba. Berbagi tidak sulit, tapi harus biasa dan ikhlas. Thanks tipsnya mbaaa

    BalasHapus
  42. Setuju banget Mbak Rey, anak-anak sejak dini memang mesti intens diberikan pemahaman tentang konsep berbagi ya mba. Terlebih, melalui hal-hal sederhana yang mudah dipahami oleh mereka.

    Baca ini, rasanya senang banget. Jadi pengen langsung terapin ke si kecil. Supaya kesadarannya untuk berbagi mulai terbentuk. Like this banget lah. Thanks ya Mbak Rey buat sharingnya

    BalasHapus
  43. salut banget sama Mbak Rey.. memang wajib banget ya Mbak mengajarkan anak berbagi sejak dini.. insya Allah bermanfaat bagi perkembangan kecerdasan sosialnya kelak..

    BalasHapus
  44. sangat menginspirasi.. terimakasih kakak...

    BalasHapus
  45. Keren mbak bisa mengajarkan anak saling berbagi sejak dini :) apalagi soal Zakat, penting banget nih

    BalasHapus
  46. Jadi di sekolah yang ada program infak bukan sekadar untuk ngumpulin donasi tapi juga ngajarin berbagi, ya.

    BalasHapus
  47. Wah, noted dulu ya mbak. Belum menikah, tapi lumayan buat ilmu wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi, semangat mendulang ilmu, biar prakteknya lebih mudah :)

      Hapus
  48. Cara yang paling saya suka dari yang telah disebutkan di atas adalah mengajak si anak untuk berbagi langsung pada mereka yang membutuhkan. Cara ini secara psikologi akan mendidik anak agar mereka bisa menanamkanbrasa empati pada sesama.

    Selain itu, hal ini juga akan membuat mereka mengalami langsung bagaimana rasanya memberi pada sesama. Mereka dapat berinteraksi dengan penerima zakat kita, Bagaimana bersikap dan lain sebagainya ..

    Bagi saya tips ini bagus untuk menumbuhkan rasa peduli bagi sang anak sembari mereka belajar bersoasial.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget, action langsung bakal jadi good habbit sejak dini :)

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)