Pengalaman Menginap di The Acacia Hotel Jakarta, Angker kah?

The acacia hotel jakarta

Pengalaman menginap di The Acacia Hotel Jakarta ini, udah lumayan lama sih, tapi baru sempat ditulis. Berawal dari nggak sengaja dan terpaksa memilih hotel ini, meskipun jujur dari luar tampak sedikit angker.

Meski demikian, karena harganya yang lumayan terjangkau ketika itu, jadinya kami putuskan untuk memilih hotel yang terletak di Jakarta pusat ini.

Dan, ya ampuunn, banyak banget PR kisah yang harus di post, kalau orang-orang yang jarang nulis blog karena kehabisan ide, saya malah kebanyakan ide namun kesedikitan waktu (sok sibuk!).

Jadi, saya pikir tulisan-tulisan receh dari pengalaman pribadi saya ini kagak ada yang sudi baca, eh ternyata ada dong yang nagih review hotel yang pernah saya janjiin. Meskipun cuman 1 orang, tapi sungguh saya merasa terharu, huhuhu.

Baiklah, seperti janji tersebut, kali ini saya mau review hotel yang kami inapi (nggak keren ya bahasanya, lol) secara gak sengaja saat berada di Jakarta Pusat. 

Ketika itu, kami mutar-mutar gak jelas mencari hotel dengan harga terjangkau dan nggak sempit-sempit banget. Serta nggak perlu tambahan extra bed buat si kakak yang nyaris berusia 8 tahun ini.

Seperti yang saya kisahkan pada postingan sebelumnya (makanya, baca dulu biar nyambung ama postingan ini hihihi) bahwa selepas dari berkunjung di Monas untuk pertama kalinya. Kami kelaparan namun belum menemukan tempat makan yang pas plus juga belum menemukan hotel yang pas.


Drama Menginap di The Acacia Hotel Jakarta


Dalam perjalanan tanpa arah kami tersebut, bertemulah sebuah bangunan tinggi yang ternyata sebuah hotel bernama The Acacia.

Nggak mau rugi lagi, segera saya menelpon ke nomor yang ada di Google. Dan dari resepsionist-nya saya mendapatkan rate sebesar 650ribu sudah include breakfast.

Langsung deh intip aplikasi Agoda, maklum liat di Google, Agoda dan Booking.com lebih murah ketimbang Traveloka, belakangan saya baru sadar, ya iyalaaahh murah, orang belum sama pajaknya hiks.

Di Agoda tercantum IDR 421,874 dan sepenglihatan saya itu udah termasuk breakfast.
Karena nanya hotel lain di depan The Acacia tersebut, rate nya lebih mahal meski di plangnya tertera start IDR 300,000. Kami akhirnya memutuskan untuk menginap di The Acacia hotel saja.

Papi langsung menuju ke sana, dan sampai di depan loby, saya turun untuk check in.

the acacia hotel jakarta
Loby yang luas, meja resepsionis di sebelah kiri,  lift akses ke kamar atas di tengah dan restoran di sebelah kanan

Memasuki lobby yang luas, suasananya lumayan sepi. Tampilan lobby sangat luas namun terkesan biasa. Saya lalu menuju meja resepsionis yang saat itu sedang sepi, ada 2 orang yang duduk di sana, seorang pria dan wanita.

Segera saya memberitahukan bahwa saya sudah booking melalui aplikasi Agoda, dan resepsionis wanita tersebut tanpa senyum meminta saya menunggu.


Dicuekin Sang Resepsionis The Acacia Hotel Jakarta


Ada kali 20 menitan saya menunggu sambil berdiri di depan meja resepsionis, tanpa senyum sama sekali oleh resepsionis yang pria. Bahkan tawaran di minta duduk dulu atau dikasih permen terlebih minuman, lol.

Akhirnya si resepsionist wanita selesai mengecek booking-an saya, meminta KTP untuk identitas. Dan setelahnya memberikan saya kartu kunci kamar sebanyak 2 buah.

Saya menerima kartu tersebut sambil ternganga, bagaimana enggak? sama sekali gak ada senyum dari si mbak nya. Plus saya gak dikasih tau, di mana letak kamar saya? lewat mana? dan lain sebagainya.

Dalam hati saya berpikir, mungkin si mbak nya pikir saya tinggal di sini kali yak, jadi gak perlu dikasih tau lagi harus lewat mana? kamar saya di lantai berapa, dll, lol.

Sebelum lama ternganga, saya akhirnya menanyakan semuanya pada si mbak resepsionis tersebut.
Dan dijawab sambil acuh tak acuh (mungkin dia lelah, atau kesal karena gak dikasih libur hahaha), kamar saya ada di lantai 6 dan aksesnya melalui lift sebelah sana.
"Sebelah sana itu mana woi!" (itu cuman kata hati saya hahaha)
Biar nggak dongkol saya akhirnya memutuskan nanya satpam aja yang lebih ramah. Dan olehnya saya tahu kalau liftnya berada tepat di bagian tengah lobby.


Tarif Parkir The Acacia Hotel yang Bikin Shock

Saya kembali ke mobil untuk mengambil si bayi dan memberitahukan si papi tentang kamarnya, lalu dengan pedenya si papi ngajak parkir dulu gak pakai nanya-nanya (eh emang gak bisa nanya juga sih, kagak ada yang bisa ditanya, hiks).

Jadinya pas masuk pintu parkiran, kami shock liat tarif parkir dihitung per jam.
Yang bener saja, masa iya kami tekor bayar parkir gegara nginap di sini.

Mau nanya, gak ada orang sama sekali di sekitaran parkir, akhirnya kami memutuskan keluar lagi menuju lobby. (capedeh!)

Di pintu keluar kami akhirnya bisa nanya petugas yang ada, ternyata kami kudu minta stempel dulu di resepsionis pada karcis parkir yang ada, biar parkirnya free.

Jadilah, kami keluar trus masuk lagi (habis waktu karena muter-muter parkirannya hahaha)
Berikutnya kami masuk parkir, di petunjuknya kami wajib parkir di basement, gak masalah deh, dalam bayangan saya kan naiknya bisa pakai lift.

Lalu setelah parkir, kami membawa barang-barang yang seabrek, dan masuk ke pintu kecil akses parkiran.


Akses Masuk dari Parkiran The Acacia Hotel yang Seram

Betapa terkejutnya kami, nggak ada lift dong di basement. Kami harus naik tangga sebanyak 2 lantai untuk sampai di lantai lobby tadi, akses lift hanya ada di lobby tersebut.

Yang bikin keki adalah, sudah naik tangga ngos-ngosan gak karuan, gak ada petunjuk sama sekali yang mengatakan kami harus lewat mana. Bahkan kami nyaris kesasar di lantai bawah daaann suasananya sepiii banget bikin bulu kuduk berdiri.

Seramnya ketambahan karena ada ukiran-ukiran kayu berbentuk patung gitu (oke, saya emang lebay dan penakut). Dan akhirnya, setelah ngos-ngosan, sampai juga kami di lantai 6 yang dimaksud.

Selepas keluar lift, kami harus berjalan lagi menyusuri lorong yang lengang, bau sedikit apek pada karpet menyapa kami, beruntung hari masih sore dan sinar matahari masuk ke lorong hotel dari jendela yang terbuat dari kaca dan terbuka lebar.


Review Kamar di The Acacia Hotel Jakarta dan Fasilitasnya


Letak kamar kami agak jauh dari lift, dan setelah ketemu kamarnya kami membuka pintu lalu takjub!

Alhamdulillah kamarnya lumayan luas dan bersih. Lantai kamarnya terbuat dari parket, kasurnya lumayan luas dengan bed cover yang bersih. 

Lampu-lampunya berfungsi semua (ini penting mengingat di malam sebelumnya kami nginap di hotel minim cahaya di Cirebon).

Kamar mandinya juga bersih dan berfungsi baik.

Awalnya sedikit parno mengenai kamar mandinya, karena sekilas hotel ini seperti sudah lama usianya, namun sepertinya pihak hotel merenovasi kamar mandinya sehingga jadi lebih baik dan nggak bau.

Gambar kamar hotel The Acacia Jakarta

hotel The Acacia Jakarta

Fasilitas toiletris-nya juga lengkap.

Minusnya cuman 1, nggak ada hair dyer, dan colokan listrik di kamar mandi dekat banget ama kran wastafel (eh itu 2 yak?, lol). 

Takut aja gitu nanti kesetrum pas air muncrat saat sedang basuh wajah.

hotel The Acacia Jakarta
Kamar lumayan luas dengan lantai parket

The Acacia hotel Jakarta
Ranjang lumayan luas dan empuk, si kakak dan adeknya girang

The Acacia hotel Jakarta
Ada pintu di samping kamar,  yang semula saya bergidik membayangkan film horor, lol


Fasilitas lainnya, ada mini lemari es, AC yang dingin, air mineral 2 botol lengkap dengan pemanas air dan kopi, gula serta teh juga cangkir dan pengaduknya. Ada juga TV dengan banyak saluran dan jernih.

fasilitas The Acacia hotel Jakarta

Dan lemarinya?

Saya tertegun melihat pintu di samping kamar, sekilas pintu itu seperti pintu lemari yang besar, seketika saya buka dan terkejut, ternyata pintunya double sodara.

Ketika mau buka pintu satunya, saya tiba-tiba merinding, teringat adegan film horor yang mana ada sebuah pintu rahasia yang sebenarnya nggak boleh dibuka.

Jreng!!
"ya elah, lebay amat. ini kan pintu buat tembus ke kamar sebelah, biasanya buat antisipasi keluarga yang ambil 2 kamar" kata papi, lol.
Iya, saya emang lebay banget, entah pengaruh lapar berat yang mana sejak pagi cuman makan 2 sendok nasi goreng doang.

Saat menuju jendela dan menyibak gorden, saya takjub dengan pemandangan kota Jakarta yang...
.
.
.
Biasaaa aja hahaha.

fasilitas kolam renang The Acacia hotel Jakarta
Pemandangan kolam renang dari lantai 6, kamar kami

Namun di balik pemandangan kota yang langitnya suram entah karena polusi, di bagian bawah ada pemandangan menarik berwarna biru, dialah kolam renang!
Langsung deh si kakak histeris minta renang hahaha.

Kami memutuskan akan order go food saja, melihat menu di resto hotel harganya bikin nangis. Namun akhirnya saya mengurungkan niat karena membaca bahwa ada larangan membawa makanan dari luar ke hotel (saya emang kadang terlalu patuh pada peraturan).

Akhirnya, si kakak dan adiknya berganti baju renang dan kami segera keluar untuk makan siang kesorean di Mc Donalds yang gak jauh dari hotel. 

Makannya di parkiran McD saja biar gak makan waktu lama, sehingga kami nggak kesorean untuk berenang.

Kolam renangnya lumayan asyik, lumayan luas dan juga bersih, airnya gak terlalu bau kaporit kayak kebanyakan kolam renang di Surabaya, lol.

Hanya saja petugasnya nggak ada di tempat, sehingga bingung kalau mau pinjam handuk. Untungnya kami selalu nggak berharap ama pihak hotel, jadi kami bawa handuk sendiri dari kamar.

Malamnya kami tertidur dengan nyenyak, meskipun kata papi mendengar suara-suara langkah kaki yang setelah diliat di luar kamar gak ada orang, hiii... untung si papi ngomongnya pas kami udah di rumah hahaha.


Drama Kesekian di The Acacia Hotel Jakarta

Paginya drama terjadi lagi, kami hendak bersiap ke kolam renang mengantar si kakak dan si bayi renang, namun sebelumnya kami mampir di restoran buat sarapan.

Restorannya terletak di area loby, namun tidak bercampur dengan area tunggu yang memang luas.
Oleh pelayan di restoran kami diminta ke resepsionis dulu.

Daaann... setelah lama menanti konfirmasi, akhirnya sayapun sadar.

SAYA MEMESAN KAMAR TANPA SARAPAN SODARAH!!

Malunyaaaaaaa hahaha.

Si resepsionis yang kali ini seorang pria (dan lagi-lagi minus senyum) menyarankan kami ambil paket sarapan saja, per pax 125ribu.

Saya terbelalak, kalaupun kami ambil 2 pax. Atuh mah 250rebo buat makan di McD udah kenyang sekenyang-kenyangnya tuh kami sama dessert dan lain-lain (emak irit)

Akhirnya kami berkilah mau renang dulu, nanti aja sarapannya setelah renang, dan kami langsung kabur ke kolam renang hahaha.

Kolam renang the acacia hotel jakarta

Kolam renang the acacia hotel jakarta
Emak bisa istrahat tiduran sejenak di samping kolam renang

Beruntung, akses kolam renangnya ada di lantai 2, yang mana kalau selesai renang si resepsionis nggak bakalan liat kami balik ke kamar.


Kelebihan The Acacia Hotel Jakarta

  1. Terletak di pusat Jakarta dan dekat dengan tempat makanan cepat saji (buat yang terburu-buru).
  2. Harga kamarnya lumayan terjangkau untuk pemesanan melalui aplikasi online.
  3. Kamarnya luas dan bersih serta nyaman.
  4. Kamar mandi juga luas, bersih dengan toiletris yang lengkap.
  5. Wifi lumayan kencang.
  6. AC dingin, kulkas berfungsi baik, lampu juga menyala semua, Channel TV banyak dan jernih.
  7. Lantainya parket sehingga gak dingin jika gak pakai sandal.
  8. kolam renang bersih, luas dan airnya gak bau kaporit (sebaiknya berenang di pagi hari banget, karena di atas jam 8 pagi, kolam renang jadi ramai banget).
  9. Kedap suara, selain suara-suara yang didengar papi dari lorong depan pintu kamar.


Kekurangan The Acacia Hotel Jakarta

  1. Atuh maaahh, itu resepsionisnya mbok ya dilatih cara senyum yang baik, kasian kalau cemberut mulu, cepat tua, lol
  2. Resepsionis kurang ramah dan minim penjelasan.
  3. Lorongnya agak serem dan berbau agak apek.
  4. Petugas kolam renang juga kurang tanggap (namun karena kami emang terbiasa mandiri, hal ini gak jadi masalah).
  5. Colokan listrik di kamar mandi bisa berbahaya karena terlalu dekat wastafel.

Over all sebenarnya kami puas akan kamarnya, maklum di Solo dan Cirebon kami nginap di hotel yang kurang memuaskan. Jadinya, The Acacia hotel Jakarta menjadi hotel dengan kamar yang nyaman menurut kami.

Saran saya,semoga manajemen hotel bisa mengajarkan kepada resepsionisnya untuk lebih ramah dan murah senyum. Karena pas liat review orang-orang di Google , masalahnya kebanyakan hanya di seputar kekesalan mereka terhadap resepsionis yang mahal senyum tersebut.

Berikutnya bakalan nginap di sini lagi?
Mmmmm... kayaknya entar dulu deh, karena ternyata masih banyak hotel lain yang lebih bagus dengan harga yang sama.

Ada yang pernah menginap di The Acacia Hotel Jakarta ini? share di komen yuk!

Semoga bermanfaat :)

Sidoarjo, 23 Juli 2018

11 komentar :

  1. Ayook, tetap semangat ngeblog ya,kak .. meski cuma punya waktu terbatas [kayak aku juga .. hahahaa 😅]

    Review hotelnya mengalir diselingi fun, kadang bikin ikutan senyum membacanya.

    Lokasi hotelnya strategis di pusat kota.
    Semoga kekurangan pelayanannya dapat dibenahi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, pokoknya disempat-sempatin deh nulis.

      Thanks ya udah sering mampir :)

      Hapus
    2. Terimakasih kembali, kak Reyne.
      Keep spirit, kak 👌

      Hapus
  2. The Acacia memang hotel yang termasuk lama di Jakarta. Salah satu kelebihannya memang lokasi yang lumayan strategis. Jadi mau cari makan cukup gampang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, kemaren nginap di situ secara ga sengaja, untung aja gak ada horornya hahaha

      Hapus
  3. Hihi..sambil ketawa baca review-nya, Mba...paling nggak suka kalau pelayanannya nggak ramah gt..jadi males banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mba, kalau gak dikarenakan udah bayar plus udah capek banget, mungkin kami milih cari hotel lain lagi hahaha

      Hapus
  4. aduh mba, "banyak ide tapi gak ada waktu" itu juga saya banget! wkwk berasa sok sibuk banget ya :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, itu dah mba, sampai semua ide saya tulis jadi judul di draft yang entah kapan bisa jadi dipublish, belum juga kepublish eh udah ada tema baru yang kudu di publish hhhh

      Hapus
  5. aku juga pernh nginep di sini mbak, belakangnya rumah saudara soalnya. lumayan juga buat hotel di tengah kota

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)