Serius Menekuni Micro Influencer, Sebaiknya Hindari 4 Hal Ini

micro influencer adalah

Sharing By Rey - Zaman sekarang, mendapatkan uang dengan memanfaatkan media sosial seperti instagram itu sangat bisa dilakukan oleh semua orang, baik yang terkenal, maupun enggak. Hanya dengan menjadi seorang micro influencer.

Micro influencer adalah pengguna media sosial seperti instagram yang punya follower sebanyak 10.000 - 50.000, tentu saja dengan engangement rate yang sepadan dengan follower tersebut.

Punya follower 10.000 untuk seseorang yang nggak punya kreatifitas unik dan wajah pas-pasan kayak si Rey memang terlihat mustahil, tapi tenang aja.
Dengan kecanggihan zaman, bukan cuman teknologi yang makin canggih, pemikiran manusia juga.

Jadi, untuk masalah follower, termasuk nilai metrik untuk mengukur performa akun instagram kita yang biasa disebut ER atau Engangement Rate, itu bisa banget di boost atau diusahakan secara manual.

Banyak hal yang bisa kita lakukan, dan seperti yang sudah sering saya bahas di beberapa postingan saya label Medsos lainnya, di mana kita bisa memperbanyak follower instagram dengan mengikuti follow loop atau juga mengikuti sponsored give away.

Namun, setelah mencapai follower 10.000, bukan berarti kita sudah sampai ke posisi aman masuk ke dalam golongan micro influencer yang bisa dapatin penghasilan ya, masih ada PR masalah engangement rate yang wajib dipertahankan selain angka follower yang nggak boleh turun..

Tapi tenang lagi, masih ada cara lain untuk bisa mendapatkan dan mempertahankan angka ER tetap tinggi, yang mana biasanya sangat berkaitan dengan jumlah like, komen dan share.

Dan salah satu caranya adalah, bergabung dengan grup-grup sesama micro influencer, yang sering mengadakan saling like hingga komen, agar interaksi di setiap postingan akun akan menjadi lebih ramai.

Kalau interaksi ramai kan, jangkauan setiap postingan kita akan lebih luas, dan itulah gunanya setiap postingan khususnya berbayar kan?

Seiring waktu, jika follower dan ER sudah terpenuhi, lalu coba apply job di banyak grup yang ada, insha Allah akan segera memetik hasilnya mendapatkan uang dari profesi sebagai micro influencer.

Akan tetapi, untuk bertahan di dunia micro influencer, ada banyak hal yang harus kita perhatikan, termasuk hal-hal yang harus kita hindari, agar kita bisa selalu terpercaya dan mendapatkan uang dari profesi tersebut.

Dan sebaiknya, seorang micro influencer menghindari hal-hal seperti ini:


1. Bad attitude terhadap klien


Ini mah hal yang patut dihindari dalam bidang apa aja ya.
Bad attitude adalah sikap tidak bertanggung jawab, tidak sopan dan tidak menghargai orang lain, dalam hubungan pekerjaan as a micro influencer.

micro influencer adalah

Misal, udah sepakat dengan satu kerja sama, tapi tiba-tiba aja mengundurkan diri di akhir deadline.
Apapun alasannya, sebaiknya hindari hal itu, karena akan merugikan klien yang ribet cari gantinya.

That's why, jangan pernah nyaman dengan ngerjakan kerjaan di batas deadline ya, kalau perlu usahakan kerjakan di awal waktu, biar kalau ada apa-apa di saat deadline, tugas kita udah selesai.
Atau lebih parah lagi, udah sepakat bekerja sama, eh ngilang dong nggak jelas.

Jangan ya, kalau punya bad attitude, bisa-bisa kita masuk daftar blacklist banyak klien, dan menutup rezeki kita di bidang micro influencer dong.


2. Bad attitude di komunitas micro influencer


Zaman sekarang, makin banyak komunitas-komunitas micro influencer yang awalnya cuman berkumpul untuk saling support postingan instagram, berkembang jadi sarana untuk sharing info jib, sharing ilmu dan semacamnya.

Saya juga mengikuti beberapa grup seperti ini, dan jujur nih ya, saya agak-agak kagok dengan komunitas micro influencer, ketimbang komunitas blogger.

Dari cara bicara, cara merespon orang lain, hingga tanggung jawab.
Mungkin karena dunia micro influncer itu berasal dari kalangan yang berbeda-beda kali ya.

Sementara kalau blogger kan, udah bisa dibilang saling kenal, saling tahu ibarat bahasa blogger itu udah 1 bahasa gitu, mau ada di wilayah mana aja.

Nah kalau dunia micro influencer ini, jauh lebih beragam, sering aja gitu shock membaca percakapan yang terlampau 'sadis', lalu melihat ada yang ngambek lalu kabur dari grup tanpa pesan, hahaha.

Ya mungkin bukan hanya dikatakan bad attitude kali ya, tapi kudu pintar-pintar membawa diri, dalam berada di komunitas.


3. Tidak mau saling support


Duh ya, berurusan dengan dunia micro influencer itu sungguh bikin sakit kepala, hahaha.
Saya kan punya 1 grup saling support like hingga ribuan gitu.

Nah hampir setiap hari ada yang email, DM mau bergabung, tapi sometimes saya udah malas respon, saking masih capek dengan kelakuan beberapa orang yang masuk grup, ikutan, lalu kabur, hahaha.

Beruntung banget sih mereka ikutan di grup kami, adminnya nggak segalak yang lain, palingan galaknya cuekin aja, hahaha.

Tapi bukan berarti bakalan dicuekin aja ya, kalau kesalahannya parah, saya dan Diah nggak segan-segan ngikutin admin lainnya.

Mau tahu apa yang dilakukan untuk member yang nggak mau tanggung jawab?
Nomor kontak dan akunnya, akan masuk daftar blacklist semua grup support, bahkan bisa jadi masuk daftar blacklist klien.

Jadi, hindari sikap tidak tanggung jawab ketika menekuni dunia micro influencer ya, karena resikonya besar. Kalu mau disupport yang lain, ya kita juga harus mau balas support dong, kalau nggak mau, ya silahkan ngiklan aja kan ye, hehehe.


4. Sembarangan pakai hastag support grup


Ini sering banget terjadi, kalau di grup micro influencer saling support, namanya penyusup.
Jadi, bagi yang belum tahu sama sekali, wajib tau ya, kalau Temans sama sekali nggak boleh sembarangan asal make hastag yang ada di postingan orang yang terlihat rame banget interaksinya.

micro influencer adalah

Saya tahu sih, mungkin ada yang belum ngeh masalah ini, saya juga pernah soalnya dulu banget hahaha.
Saking saya heran postingan instagram teman lainnya kok banyak like komennya, saya pake deh hastagnya.
Saya taruh di caption biar ikutan dapat like.

Beberapa saat kemudian, saya kebanjiran DM dari teman-teman blogger, kalau saya masuk daftar penyusup, karena make hastag grup orang.

Waduh, hahaha.
Tapi karena itulah saya jadi tahu, ternyata ada loh grup support saling like gitu, dan cuman membernya yang ikutan, yang boleh pasang hastag demikian di postingannya, biar like komennya ramai.

Nah, kalau masalahnya kayak saya sih, masih bisa dimaklumi ya, karena memang enggak tahu.
Tapi nyatanya ada kok yang udah tahu kalau hastag itu nggak boleh sembarang dipakai, tapi tetep aja dipake, dan dipasang di banyak fotonya pula.

Luar biasa deh, auto masuk daftar blacklist dan report sampai akunnya hilang.

Iya, resikonya besar banget, apalagi kalau followernya udah di atas 10k, rugi banget deh kalau sampai akunnya hilang, karena di report ribuan orang yang ikutan saling support tersebut.

Ini termasuk juga yang ikutan 1 list, tapi pasang hastagnya di banyak foto.
Mau dibikin kayak gimana, pasti ketahuan kok, karena para admin grup support tersebut udah lama pengalaman dalam hal support seperti itu.

Jadi, daripada beresiko hilang akun dengan follower banyak, mending hindari deh.

Demikianlah 4 hal penting dan umum yang harus dihindari jika berniat serius mendalami dunia micro influencer.
Karena kebanyakan micro influencer itu memang tidak mendapatkan follower maupun interaksi yang natural, rata-rata kudu di-boost pakai saling support, bahkan dengar-dengan ada yang jual like maupun view IGS tapi pakai bot gitu.

Saya pikir wajar sih, bahkan para artis atau selebgram, banyak kok yang postingan berbayarnya terpaksa pakai iklan biar lebih luas jangkauannya.

Padahal ya, follower mereka biasanya udah lumayan banyak.
Apalagi kalau kayak saya yang nggak punya keahlian khusus dan unik? hehehe.

How about you, Temans?

Sidoarjo, 28 September 2021


Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

20 komentar :

  1. Pertanyaan : YANG MEWAJIBKAN SIAPA?

    hahahahaha... Strategi masing-masing berbeda. Tidak ada kepastian bagaimana harus mengelola. Juga masih tergantung pada tujuan masing-masing dan cara mereka "monetisasi" (iya kan pada akhirnya tujuannya begitu).

    Bisa saja "bersikap buruk" adalah merupakan bagian dari strategi seseorang untuk terlihat nakal dan bengal.

    Belum lagi kalau tujuannya juga bukan uang tetapi untuk mempengaruhi orang.

    Lalu, siapa yang memutuskan "baik" atau "buruk" karena standar atau batasan penilaian seseorang pasti beda-beda.

    Nah, jadi pertanyaannya, siapa yang mewajibkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk yang mewajibkan kebutuhan Bapak wakakakak.

      Iya, kalau untuk monetisasi sih, karena pasar dari micro influncer itu penuh dengan persaingan yang makin hari makin banyak :D

      Eh iya ya, kadang orang pakai cara buruk biar makin terkenal, dan meski gitu, job buat endorse makin banyak.

      Hapus
  2. Bingung mau komentar apa soalnya ngga main Instagram mbak, ngurus blogger saja kadang kekurangan waktu apalagi ditambah sosmed.

    Apalagi kalo mau jadi micro influencer, kayaknya kok ribet banget kalo ngga punya nama, udah keburu sakit kepala duluan.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, iya Mas, sejujurnya yang bikin keteteran ngeblog saya ya gegara IG ini :D

      Hapus
  3. Hm, ikut menyimak. Saya punya IG udah berdebu. Jarang dijamah. Gak tahu cara memanfaatkannya supaya bisa menghasilkan uang. He he .... Folower pun tidak banyak. Karena tidak terkelola sebagaimana mestinya. Tengkiyu, ananda Rey.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya baru ngeh dong, ternyata Bu Nur udah follow saya :)

      Hapus
  4. pake hashtag yang lagi trend dinilai penyusup yah
    baru tahu beneran, karena kadang juga pake cara itu, meski emang cuma iseng aja, ga untuk naikin like atau apapun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan hastag trend global kok, tapi hastag khusus yang juga seringnya ga jelas hastagnya, pakai huruf campur-campur :D

      Hapus
  5. Mba Rey aku pernah ikut grup support. Tapi biasanya aku ikut satu saja, gak kuat kalau ikut banyak2 :D Memang tipenya macem2. Ada yang suka support padahal postingannya bukan yang masuk dalam daftar yang harus di suppot. Ada yang maunya di support giliran support gak mau. Ya memang semua itu balik ke pribadinya masing-masing lagi ya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya punya grup sendiri, dan ikut beberapa grup, jadi buat cadangan pas upload, langsung dapat like banyak dengan ikut di grup yang pas ada waktu buat open list support :D

      Kalau yang nakal nggak mau balas support, langsung masuk blacklist sih :)

      Hapus
  6. pantuan banget memang si Mamak Rey ini mah.. apalah aku follower IGnya pas2an.. sepakat banget sih sama pendapat yang mamak Rey tulis. Menjadi nano atau micro influencer harus memiliki atitude dan bisa membaca situasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, sama aja sih kita ada di mana saja ya :)

      Hapus
  7. alemong followerku 1000 aja engga nyampe boro2 10.000 wkwk
    namanya nano atau piko influencer kali ya mbak hehehe (lah jadi ngomongin fisika)
    emang ga boleh bet ecicud klo jadi influencer
    terlebih sama klien'harus baek2 karena mereka sumber uang
    #eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwkw, asal bukan nano-nano ya, manis asam asin, rame rasanya :D

      Hapus
  8. Ini buat pemain Instagram ya bukan buat blogger berarti saya salah kamar nih..hihihi

    BalasHapus
  9. aku dulu nggak ngerti bedanya mikro, makro terus apalagi ya :D
    ternyata oh ternyata ya emang beda sebutannya
    aku setuju sama mba Rey, kerjasama model apapun kalau udah disepakati di awal ada baiknya emang dipatuhi, nggak main ghosting nggak jelas.
    kalau aku jadi panitianya, pasti bakalan esmosi tinggi, nyari pengganti juga ga gampang soalnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, cari gantinya apalagi di injury time, rasanya kesal banget pastinya :)

      Hapus
  10. Nyebelin sih memang yg udah ikutan support like follow gitu, tapi dia nya sendiri malah kabur hahahaha. Atap udh follow, trus unfollow begitu selesai. 😄.

    Aku menilainya ga komit aja. Kalopun mau unfollow, Tapi remove juga temennya sebagai follower dia. Aku selalu gitu. Ada temen Ig yg dulu aku follow hanya Krn tuntutan ikut komunitas like follow gini. Penasaran ceritanya, apa sih enaknya ikutan komunitas IG. Saling follow, saling like. Tapi ntah kenapa selesai tugasnya, postingan dia ga terlalu menarik buatku juga. Akhirnya aku unfollow, tapiiiii aku juga remove dia sebagai follower ku. Biar fair lah. Toh aku juga yakin postinganku ga menarik buat dia :p.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Mba, yang di grup saya jadi admin aja, kan syaratnya kudu follow admin, banyak yang unfollow lagi, minta di sapu keluar memang wakakakak.

      Kalau di grup support yang kayak gitu dimasukin black list Mba, di report rame-rame, sadis sih, tapi habisnya nakal, hahaha

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)