Mengenal Baby Blues Dan Postpartum Depression

Mengenal Baby Blues Dan Postpartum Depression

Sharing By Rey - Mengenal Baby Blues Dan Postpartum Depression itu penting banget, khususnya bagi suami dan keluarga ibu pasca melahirkan.

Selain membahas tentang segala macam dari A hingga Z tentang ASI yang dibawakan oleh dr. Stephani Dwiastuti, Sp.A, pada acara Orami Parenting Club lalu juga membahas tentang masalah yang sering diderita para ibu pasca melahirkan, yaitu baby blues dan postpartum depression.



Hal ini dibawakan secara gamblang oleh ibu Naftalia Kusumawardhani, S.Psi, M.Psi seorang psikolog yang berpraktek di RS Mitra Keluarga, Waru - Sidoarjo.

Saya tentu saja excited banget menyambut materi tersebut, secara.. masalah psikologi juga merupakan hal yang menarik buat saya, terutama untuk mengenal diri sendiri.

Sewaktu hamil tahun kemarin, saya melewatinya dengan penuh tantangan, saya bahkan bisa merasakan sedikit eh lumayan ding.. depresi.
Bagaimana tidak?

Banyak situasi dan kondisi yang bikin saya jadi down.
Di mulai dari akhirnya hamil dengan penuh drama karena sempat keluar flek tepat sehari setelah ngabarin ke mama bahwa saya hamil.

Ada perasaan malu dan takut ngecewain mama, jika ternyata kehamilan saya gagal.

Belum habis rasa tersebut, saya lalu disarankan untuk bedrest oleh dokter yang mana hal tersebut sangat gak nyaman bagi saya karena memang tidak terbiasa duduk diam.

Daaann ditambah tekanan dari para rekan bisnis yang sibuk bertanya mengapa saya hamil gak bilang-bilang.
Makin gak nyaman deh rasanya, serasa pengumuman kehamilan saya adalah hutang hiks.

Padahal saya sengaja menunda pengumuman (halah) tersebut, karena takut kenapa-kenapa (yes, saya masih percaya kalau belum cukup usia kehamilan gak usah di'pamerin' dulu, bukannya takut pamali atau hal lain, cuman saja meminimalis rasa kecewa kalau terjadi apa-apa)

Selanjutnya tantangan ditambah saya ternyata hyperemesis hingga memasuki bulan ke 6 kehamilan. Daaannn... ditambah juga dengan adanya placenta previa di kehamilan saya.
Rasanya klop deehh...

Menjelang kelahiran, galaulah lagi saya berkepanjangan, gimana enggak?
Kami harus menerima kenyataan kalau akhirnya saya akan melahirkan sesar dengan ditungguin suami dan anak saja, huhuhu..

Mama saya gak bisa datang ke Surabaya, dan ibu mertua saya kebetulan jatuh dan mengakibatkan tulang kakinya retak.
Alhasil? saya memboyong kakak Darrell ke RS juga dengan resiko bolos sekolah.

Setelah melahirkan pun lumayan drama, kami hanya bertiga eh berempat ding sama si bayi di rumah.
Mandiin bayi seorang diri sambil menahan perihnya bekas luka sesar, menjalani drama menyusui, capek nyuci nyetrika dan lain-lain padahal habis melahirkan secara sesar.

Sungguh saya iri banget sama teman-teman yang duduk manis dilayanin ibu atau mertuanya pas habis melahirkan.

Tapi Alhamdulillah, saya tidak mengalami gejala aneh seperti baby blues apalagi postpartum depression.
Mungkin saja karena luka sesar kelewat sakit, ditambah drama menyusui dengan puting lecet yang bikin atas bawa perihh bookkk.

Jadinya, efek psikologi sudah terabaikan, saking terganti oleh rasa nyeri di badan hahaha.

Jadi sebenarnya apa itu baby blues dan postpartum depression? apakah keduanya sama?

Secara kondisi kejiwaan, keduanya memang hampir sama. Yang membedakan adalah durasi syndrom nya.

Baby Blues Syndrome.


Baby Blues Syndrome atau yang biasa disebut Postpartum Distress Syndrome adalah suatu kondisi terganggunya mood (suasana hati) yang terjadi pada seorang ibu pasca melahirkan.

Kondisi ini, biasanya dialami oleh sekitar 50-80% ibu melahirkan, khususnya pada kelahiran anak pertama. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada anak kedua, ketiga dan seterusnya.

Pada umumnya, gejala tersebut dialami oleh ibu setelah 3-4 hari pasca melahirkan hingga 14 hari kemudian.

Beberapa gejala baby blues syndrome :

  • Mudah sedih dan menangis, gak ada hujan, gak ada petir, tiba-tiba saja si ibu menangis, gendong bayi... nangis, liat bayi tidur.. nangis.
  • Sensitif (gampang tersinggung), ditanya sesuatu tiba-tiba langsung merengut dan tersinggung.
  • Cemas.
  • Merasa takut.
  • Tidak percaya diri.
  • Merasa kehabisan tenaga.
  • Tidak tertarik merawat bayi.
  • Merasa gagal.
  • Merasa tidak berharga.
  • Merasa tidak nyaman.
  • Bingung tanpa sebab.
  • Tidak sabaran.

Penyebab baby blues :

  1. Hormonal.
  2. Pengalaman baby blues sebelumnya, ini terjadi untuk anak kedua, jika anak pertama sang ibu mengalami baby blues dan tidak mendapat dukungan siapapun, bisa dipastikan akan terjadi lagi pada anak berikutnya.
  3. Tipikal kepribadian ibu. Ibu dengan kepribadian yang selalu negatif thinking atau berpikiran terlalu berlebihan, sangat rentan menderita baby blues.
  4. Usia ibu yang masih sangat muda. Kadang usia yang masih terlalu dini membuat sang ibu 'kaget' atau belum siap menghadapi kehidupan menjadi seorang ibu.
  5. Hormon tiroid.
  6. Perubahan pola kehidupan / masa transisi.

Cara mengatasi baby blues bisa dilakukan dengan 2 masa yaitu :


1. Sebelum masa melahirkan :

  • Menambah wawasan tentang proses kelahiran. Ada baiknya saat hamil mulai mencari tau seperti apa proses kelahiran dan apa-apa saja yang harus disiapkan, dengan begitu sang ibu telah siap mental menghadapi kelahiran bayinya.
  • Meminta bantuan dan dukungan keluarga. Kalaupun tidak ada keluarga yang bisa dimintai bantuan, bisa dengan membayar orang untuk membantu meringankan pekerjaan rumah.
  • Menyelesaikan persoalan yang ada. Jika dalam masa kehamilan punya masalah misalnya dengan suami, segera selesaikan sebelum sang bayi lahir.
  • Punya selera humor. Hadapi semua tanggapan basa-basi yang kadang basi dengan mengeluarkan sense of humor kita.
  • Merasa positif dengan pikiran yang positif.
  • Bergabung dengan komunitas ibu-ibu hamil. Bisa melalui online maupun offline.

2. Setelah melahirkan :

  • Mempersiapkan mental dan bayangkan kita pejuang kehidupan.
  • Minta bantuan suami atau anggota keluarga lainnya.
  • Hilangkan rasa khawatir tentang penampilan, tetap makan makanan bergizi.
  • Relaksasi dengan pijat/spa atau tidur selagi ada kesempatan.
  • Cari bantuan profesional. Bisa dengan mengunjungi psikolog.

 Postpartum Depression


Postpartum blues syndrome adalah kondisi baby blues yang durasinya jauh lebih sering, lebih hebat dan lebih lama. Biasanya terjadi hingga bulan ke 6 bahkan lebih.
Karena itu, kondisi ini sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan tenaga ahli.


"Jika dibiarkan kondisi ini bisa mengakibatkan sang ibu bakal menyakiti diri sendiri bahkan anaknya"
apa itu postpartum depression
Ibu Naftalia memberikan contoh tehnik relaksasi buat ibu hamil

Pada dasarnya, kondisi ibu pasca melahirkan itu sangatlah rentan akan gangguan mood, karena berbagai hal. Oleh karena itu dukungan suami, keluarga dan lingkungan sangatlah penting.

Saya sendiri, Alhamdulillah bisa melewati masa pasca melahirkan yang penuh drama berkat bantuan sang suami.

Selain itu hal yang saya cemaskan selama kehamilan yaitu tidak ada orang lain yang membantu saya di rumah pasca lahiran malah menjadi satu anugerah buat saya.

Betapa tidak? dengan begitu saya bebas berekspresi tanpa harus tersinggung atau kesal dengan pola asuh orang lain yang membantu mengurus bayi saya.

Saya bebas memandikan dengan cara saya, memakaikan baju, bedong dan lain-lain tanpa komentar orang lain yang bikin baper.

Untuk saya sendiripun bisa recovery luka sesar dengan cepat karena hati lebih plong dan gak ada mitos-mitos yang harus saya ikuti dengan gak ikhlas.
Saya bebas mandi kapan saja, keramas, dan lain-lain.

Bebas makan apa saja, bebas gak minum jamu, bebas makan es krim hahaha.
Dan yang lebih penting, saya bebas ajak bayi berusia 5 hari jalan-jalan keliling Surabaya tanpa takut diomelin mertua hahaha.

Kondisi si baby Adean yang juga agak drama pasca lahir juga tidak terlalu membuat saya stres.
Karena saya putuskan untuk tidak terlalu khawatir dan memakai GADDD.

Ah sungguh saya bersyukur atas kondisi saya yang melahirkan serta pasca lahiran gak ada satupun keluarga yang bantu selain suami hehehe.

Oh ya, ibu Naftalia Kusumawardhani, S.Psi, M.Psi juga bercerita, betapa dia pernah menjalani masa kehamilan yang juga penuh tantangan dan berhasil menaklukannya dengan pola pikir positif.
Pesannya cuman satu, SAAT HARUS BERTEMU MASALAH DALAM KEHAMILAN, MAKA HADAPILAH DENGAN MENJALANINYA SERTA MENYIAPKAN DANANYA :D


"Karena tidak ada ibu yang bahagia, yang ada hanya ibu yang MAU menjalani proses kehamilan dan kelahiran"

Ada yang pernah mengalami baby blues atau bahkan postpartum depression?
Share di komen yuk :)
Semoga manfaat.


Sidoarjo, 03 Mei 2018

@reyneraea

2 komentar :

  1. Saat melahirkan pertama, Saya sempet ngalamin Baby Blues Syndrome, nangis2 swndiri tanpa sebab. Intinya Saya capek mengurus bayi Dan diri sendiri. Untungnya cepet move on dengan banyak berdoa, diskusi sama suami sama nyetok coklat di kulkas.Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe.. kalau saya capek jadi marah-marah mulu, dan emang salah satu caranya adalah nyetock banyak snack wkwkwk :)

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)