Mertua Yang Jahat Atau Menantu Yang Gak Tahu Diri ?

menghadapi mertua yang jahat

Sharing by Rey -  Mertua jahat

Mertua ikut campur masalah keuangan
Menghadapi mertua yang jahat
Menghadapi mertua mata duitan


Ya ampuunnn..
Apa benar semua mertua, eh i mean kebanyakan mertua itu sejahat dan sematre itu?
Sampai-sampai pencarian di Internet hanya berputar di masalah 'mertua jahat'?

Jarang banget ada yang nyari kata kunci 'menantu gak tahu diri', tapi mungkin karena kebanyakan orang berstatus mertua itu gaptek kali ya.
Jadi mereka pakai keyword tersebut by mouth alias rumpiin ke orang lain, lol.

Oke, ide penulisan hari ini dengan tema #FridayMarriage ini, off course lah saya temukan di grup KBM aka Komunitas Bisa Menulis.

Saya sedikit gemas, melihat banyak yang membahas mengenai mertua dan menantu, dan kebanyakan selalu mencerminkan mertua yang jahat, dan menantu yang teraniaya.

Banyak yang menulis secara terang-terangan dengan keterangan kisah nyata pribadi.
Ada pula yang menceritakan masalah teman atau tetangganya (which is saya kok curiga yang nulis itu lagi curhat tapi biar gak ketahuan orang lain, dia pakai nama orang).

Ada pula yang memilih jalan curhat melalui cerita fiksi, yang terus terang saya kok juga berpikiran kasusnya sama dengan menulis cerita diri tapi pakai nama orang, hahaha.


Mertua Jahat


honestly (duileehh, mengapa sekarang saya kalau nulis lebay banget yak, banyak Inggrisnya, hahaha) saya gak terlalu aktif membaca semua postingan di grup tersebut.
Ye kan, kerjaan mamak-mamak berbayi dan beranak SD ini segudang sis!

Tapi saya beberapa kali membaca kisah tentang mertua jahat di grup tersebut.

Salah satu kejahatannya adalah, seolah mengintimidasi menantunya, baik secara terang-terangan di depan anaknya (suami si menantu), maupun di belakang anaknya.

Menantu dijadikan pembantu, menantu sudah bekerja layaknya pembantu, tapi masih dikatakan kurang.

Menantu sudah bangun sepagi mungkin, tapi katanya bangun siang
Apa kabar saya ya kalau yang jadi menantunya?
Saya sering banget 'bangkong' alias sengaja bangun siang banget ketika dulu tinggal di rumah mertua, hahaha.
"Mbak Rey beruntung banget ya, dapat mertua yang sabar dan pengertian"
Uhukkk...
Nanti dulu!
Gak selalu seperti itu Markidung (Mon maap ye yang punya nama tersebut, lol)

Kalau di kelompokkan ada beberapa sikap mertua yang jahat dan membuat menantunya terzalimi :


1. Mertua Suka Mendikte Anaknya (Dan Menantunya, Tentunya)


Mau makan ini didikte, harus makan itu.
Mau pergi ke sini, didikte harus ke sana.
Mau beli BH, didikte harus beli model begitu *eh, hahaha.

Saya pernah mengalami hal ini, tapi tidak dalam pressured yang lebih 'nyelekit' sih, masih dilakukan secara halus banget, karena sedikit banyak mertua kenal sifat saya YANG TIDAK SUKA DIATUR!
(eh maksudnya, mertua saya gak pernah dikte saya beli 'daleman' kayak apa yak, itu cuman perumpamaan, hahaha)

Biasanya, bapak mertua saya yang sering banget men'dikte' dalam bungkusan menasehati atau memberi saran.

mertua ikut campur masalah keuangan
source metro parent

Awal-awalnya sih saya nurut saja, meski kadang kalau udah ada tanda-tanda si bapak mertua mau ngasih wejangan, saya udah buru-buru cari alasan, entah kebelet pup lah, kebelet pipis lah, terima telpon penting lah.

Wakakakaka
Maapkeunn menantumu yang 'gak sopan' ini bapak mertua.

Niat bapak mertua saya memang baik, terlebih memang wejangan seperti itu sudah menjadi kebiasaan di keluarga mereka.

TAPIIII..

HELLO!!!
INI KELUARGA BARU woiii, BUKAN KELUARGA BAPAK MERTUA LAGI!

Bertahun saya cuman menyikapi wejangan tersebut dengan cari alasan jika hendak dapat 'ceramah'.
Sampai akhirnya, ada sebuah keputusan yang saya buat dengan menentang keinginan mertua.

Yaitu, kami diajak tinggal di rumahnya lagi, sewaktu kami lagi punya banyak masalah keuangan.
Tentu saja saya menolak!
"Loh kenapa ditolak mbak Rey?"
Tentu aja ada alasan yang lebih masuk akal, lain kali deh saya jelasin :D

Pola pikir saya dan pak mertua beda, sebalnya lagi pak suami gak punya pendirian.
Sama bapaknya ikut bapaknya, sama saya ikut saya.

That's why i try sampai saya hampir gila, untuk mendidik anak-anak yang kebetulan lelaki keduanya, untuk menjadi LAKI-LAKI YANG PUNYA PENDIRIAN

Kok bisa hampir gila mbak Rey?
Ye kaaann, udahlah setengah sekarat ngajarin mereka buat punya pendirian, eh si bapakeh seringnya lost control dan memperlihatkan sifat sebaliknya. duhduhduh..

Masih banyak juga hal-hal yang seringnya didikte oleh pak mertua, kalau ibu mertua mah jarang banget langsung dikte saya, beliau mendikte lebih halus lagi.
Misal mengajari saya bagaimana caranya melayani anaknya yang menjadi suami saya itu.

Loh Rey?
Bukannya bagus kalau mertua kasih 'bocoran' ke kita, biar kita tahu caranya biar lebih disayang suami?

YEEEE...
SAYA INI ISTRINYA!
BUKAN IBUNYA..
KALAU IBUNYA PUNYA CARA TERSENDIRI MEMBAHAGIAKAN ANAKNYA.

mertua mata duitan
source aleteia

SAYA JUGA PUNYA CARA LAIN BUAT MEMBAHAGIAKAN SUAMI SAYA!

Duuhh Rey nyamber hahahaha.

Yup, saya mencintai suami 'meskipun'..
Dan saya juga ingin dicintai oleh suami MESKIPUN (JUGA!)

Bukan karena saya pintar masak persis kayak rasa masakan ibunya.
Atau karena saya, bisa melayani suami saya kayak ibunya.

Kalau kayak gitu?
Nooohhh, sama ibunya saja, gak usah nikah ama anaknya orang, hahaha.

SOLUSI ALA REY!


Menurut saya, untuk solusi mertua yang suka mendikte sedang suami gak punya pendirian adalah..
Dengan TEGAS tapi tetap sopan ya..

Tegas tapi sopan ala saya adalah dengan tegas mengatakan ke suami, memberinya pengertian KALAU DIA ITU SEORANG SUAMI, SEORANG KEPALA KELUARGA, SEORANG BAPAK, SEORANG NAKHODA.

Plis deh, berhenti jadi asisten nakhoda dan menyerahkan keputusan yang seharusnya dia ambil, ke orang tuanya.

Jadi, saya selalu diam kalau di depan mertua, masih senyum malah.
Meski kesalnyaaa minta ampun, tapi Alhamdulillah orang tua saya mendidik saya dengan keras sewaktu kecil untuk menghormati orang yang lebih tua.

Jadi saya serahkan ke pak suami yang berbicara langsung ke orang tuanya, sekaligus belajar jadi seseorang pemimpin.
"Tapi mbak Rey, suami saya sama sekali gak bisa berubah meski saya sudah tegasin berkali-kali"
Well, ini sedikit complicated sih, saya juga tidak serta merta bisa membuat suami saya punya pendirian dan memihak saya.
Saya bakal bahas hal itu di lain waktu (semoga gak lupa, hahaha).

Intinya, itu berkaitan banget dengan hal-hal yang perlu kita cermati sebelum menikah.
"Tapi udah terlanjur nikah dan suami tetap gitu."

BUAT SUAMI KITA JATUH CINTA PADA KITA!
(Garis besarnya gitu, makanya jangan mencoba meniru ibunya, jadilah diri kita sendiri, agar kita tak tergantikan *eh)


2. Mertua Suka Menzalimi Menantunya Secara Terang-Terangan Maupun Tidak


Well, sesungguhnya saya gak bisa menulis banyak tentang ini, karena ALHAMDULILLAH Allah gak ngasih saya cobaan dengan masalah tersebut.

mertua ikut campur masalah keuangan
the mutton club

Mertua maupun saudara-saudara ipar saya betul-betul mengenal sifat saya dan menghormati saya demi anaknya.

Jadi, meskipun saya pernah tinggal selama berbulan-bulan di rumah mertua, Alhamdulillah gak pernah ada drama Menantu Yang Terdzalimi, LOL.

Yang ada?
Saya gendut bak sapi perah, saking ibu mertua saya kerjaannya ngawasin saya makan mulu, saya gak boleh makan dikit, saya harus kenyang dan gak kelaparan.

Saya ngantor, berangkat dengan perut kenyang, pun membawa bekal dengan lauk lengkap.
Masakan ibu mertua pula!
"Kamu bantuin gak Rey?"
Ya enggaklah, hahaha.
Padahal waktu itu, pak suami lagi kerja di luar kota, means saya ditinggal sama mertua dan ipar-ipar.
"Enak banget ya keluarga suami mbak Rey"

Sekali lagi!
Tydac terjadi begitu sajah Markidung (et dah, siapa sih Markidung ini? lol).


Mertua Ikut Campur Masalah Keuangan


Hal ini sebenarnya erat kaitannya sama sikap mertua yang suka mendikte di atas.
Tapi bisa lebih parah dan bikin super makan hati.

Beberapa orang mengatakan, sedih karena suami harus berbagi gaji dengan orang tuanya.
Bahkan lebih parah lagi, uang tersebut bukan hanya untuk biaya hidup orang tua dan saudaranya.

TAPI JUGA UNTUK GAYA HIDUP ORANG TUA DAN SAUDARANYA.

Kalau yang ini, Alhamdulillah, saya gak pernah merasakannya.
Pak suami bahkan terkesan pelit dengan orang tua dan saudaranya, malahan dia yang sering dikasih duit.

Dan malahan saya yang malu, sering menyisihkan uang untuk orang tuanya.
Atau mungkin juga pak suami ingin memberi uang ke orang tuanya, tapi sungkan sama saya karena bahkan untuk kami sendiri juga masih ngos-ngosan, hehehe.
"Mbak Rey, kamu beruntung banget sih!"

Tidak akan lelah pula saya menulis.
TYDAC TEMAN, TYDAC TERJADI BEGITU SAJA!
Ada perjuangan besar di balik sikap pak suami dan keluarganya begitu menghargai saya dan pak suami.

Hal ini erat sekali kaitannya dengan hal-hal yang harus dipikirkan sebelum menikah.
kalaupun sudah terlambat, ya mau gak mau kita kudu berjuang agar suami lebih mengerti mana yang paling penting.

Bukan berarti membuat suami kita melupakan orang tuanya.
BUKAN!

Tapi, minimal pak suami, tahu.
Bahwa tanggungannya bukan cuman orang tuanya.
Anak istrinya itu yang paling utama.

Silahkan berbagi dengan orang tua dan keluarganya, asal saat istri dan anak BUTUH, dananya ada.
Jangan sampai istri kudu mengemis ke keluarganya, atau hutang di sana sini demi bayar sekolah anaknya.

Kalau demi bayar make up mah itu keterlaluan, hahaha.
Eh gak jadi keterlaluan sih, kalau suaminya suka selingkuh :D


SOLUSI ALA REY


1. Sebelum nikah, kenali dulu calon suami kita, kalau dia anak laki-laki satu-satunya, sadarilah kalau anak lelaki itu tanggungannya besar.


Anak lelaki harus menanggung orang tua dan saudara perempuannya.
Kalau kita gak mau berbagi, YA JANGAN MENIKAH DENGAN LELAKI ITU, hahaha.

Ini juga termasuk dalam keadaan anak tunggal, banyak yang memilih menikah dengan anak tunggal dengan harapan warisan ortu jatuh ke suaminya saja.

Iyaaa, kalau ortu suami wariskan harta benda yang bernilai.
kalau warisin hutang??? :D


2. Diskusikan secara jelas pada suami jika kita keberatan suami terlalu menghamburkan uang untuk keluarganya.


Yang ini sih seharusnya sudah dibicarakan sebelum menikah, kalaupun sudah menikah baru sadar, atau dulunya baik, sekarang lupa akan persetujuan sebelum nikah.

Ya bertindakah tegas dan cerdas.
Maksudnya bikin agar suami mendengarkan kita, dengan cara membuat dia jatuh cinta pada kita.


Mertua Yang Jahat Atau Menantu Yang Gak Tahu Diri ?


"Mbak Rey, apapun alasannya, tidak ada mertua jahat di dunia ini, mereka hanya ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya, dan mereka masih belum rela melepas anaknya, suatu saat nanti mbak Rey juga akan menjadi ibu mertua juga"
Sesungguhnya, tulisan ini tertuang karena saya membaca tulisan yang hampir mirip dengan pernyataan di atas ini.

Ada yang menuliskan bahwa, suami kita, yang merelakan seumur hidupnya bekerja keras demi membiayai hidup kita, lelaki yang siap melindungi kita, menggantikan tugas orang tua kita.

Itu adalah lelaki yang dulunya dibesarkan oleh seorang ibu dan ayah.

Yang dulu membuat ibunya gak nyaman karena mengandungnya selama 9 bulan.
Yang putingnya lecet karena menyusui.
Yang matanya sembab menghitam saat lelaki kecil itu sakit dan rewel sepanjang malam.

Yang mengajarinya untuk memperlakukan wanita dengan baik.
Yang mengajarinya menjadi lelaki yang bertanggung jawab.

Dia juga..
Anak seorang lelaki..

Ayahnya yang rela berpeluh-peluh demi menyekolahkan si lelaki tersebut, untuk jadi modal hidupnya di mana depan..
Yang rela menanggung semua tagihan segala macam demi kebutuhan lelaki yang kini menjadi suami kita..

Yup, saya setuju banget.

Suami kita adalah milik ayah ibunya pula, terutama ibunya.

Dan sebijaklah kita sebagai istri tidak menjadi penghalang bakti lelaki berstatus suami kita kepada ibunya..
Maupun ayahnya..

TAPI...
Bukanlah menjadi bakti, jika bakti kepada orang tua, malah menelantarkan anak istrinya?

Banyak banget sekarang..

Ibu yang depresi karena harus hidup melampaui batasnya sebagai seorang wanita, yang sejatinya konon berasal dari tulang rusuk, namun dipaksa jadi tulang punggung.

Yup..

Sandwich Generation menjadikan para ibu yang menjadi istri seorang lelaki yang harus berbakti kepada orang tuanya, menjadi depresssion woman.

Wanita itu, sejatinya lemah.
Mereka tidak bisa mampu mengerjakan segala sesuatunya secara bersamaan.

Iyaaa, bisa mungkin.
Tapi efeknya, bakal melanda anak-anaknya.

Seorang istri seharusnya tidak boleh terlalu capek.
Karena istri adalah juga seorang ibu yang menjadi garda depan dalam mengasuh anak.

Istri yang capek karena harus ikutan bekerja mencari uang, karena harus berbagi dengan bakti suaminya ke mertuanya.
Akan menjadi ibu yang depresi, lalu uring-uringan.

Dan anak-anakpun menjadi korban.
Apakah bakti seorang anak ke ibunya harus mengorbankan anaknya?

Terus gimana dong?
Jika suami harus berbakti pada orang tuanya?

Hmmm... balik lagi..
GIRL, SEBELUM MENIKAH KENALI CALON SUAMIMU.
KENALI PULA KELUARGANYA.

Kalau merasa gak sanggup kudu bekerja juga karena keuangan tidak mencukupi demi berbagi dengan keluarganya.

Better cari yang lain deh.

Namuunn..
Jika memang sudah menikah.

mertua jahat
source glamour

Tidak ada solusi, selain berdiskusi dengan suami, memikirkan bagaimana agar keluarganya tidak menjadikan kita jadi korban sandwich generation, dengan memberikan kail pada keluarganya, bukan memberikannya ikan setiap bulannya.

I mean, pikirkan cara agar mertua dan keluarganya punya pemasukan sendiri, agar tidak bergantung dari suami kita.

Begitulah..

Daan..
Sebagai menantu, bersabarlah dengan mertua.
Jangan kasar pada mertua.

Jika ingin protes, proteslah pada suami.
Biarkan suami yang membereskan dengan ibu dan ayahnya.

Karena suamilah yang lebih memahami orang tuanya.

Sudah ah, ngantuk, hahaha.
Ada yang punya masalah dengan mertua?
Atau jangan-jangan kita menantu yang gak tahu diri? hehehe

Share yuk.

Semoga bermanfaat

Sidoarjo, 17 Mei 2019

78 komentar :

  1. AKU Ambil Nomer Antri...tak,,,tuntung....tak,tuntungg.....!!!

    #Mas Anyu,,,,jangan IRI, yah....hahahah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaaa selaluuuhhh, ayooo kangg nulis lagi dongg, biar saya baca2 di blog kang nata, atau saya jadi tamu postingan kah? :D

      Hapus
    2. Mmm...ngak liat tulusan kece terbaru nan membahana bin nyari duid di blog saya yah.....

      boleh kalau mau jadi tamu postingan.....tapi temanya apa yah....?? 😆😃😁..., bakal mejeng di paling atas di blog saya...selama 2 Minggu loh..., kayak tulisan " Ngeblog seru itu...😃😆☺.

      Hapus
    3. Waaahhh asyikkk... asyiikkk..
      Kang Nata aja yang tentukan temanya.
      Pan tuan rumahnya kang Nata hahahah

      Hapus
    4. kalau Mbak emang serius menjadi penulis tamu, saya kasih tantangan dng judul " Uneg Uneg Saya Tentang Blog Asik Pedia ".

      saya kasih link ke blog mbak plus nangkring paling atas selama dua minggu.

      nulisnya boleh marah asal dng gaya humor dan intelektual serta mohon jng tulisannya dikaitkan dng Nama " Tuhan " .

      Gimana ? Sanggup atau malah melambaikan tangan ke kamera...😆☺😃😁

      Hapus
    5. Wahhh boleehhh jugaaa..
      Pas bangettt nih, ada uneg-uneg untuk asikpedia hahaha
      waiittt yaaa :D

      Hapus
    6. Di tunggu artikelnya di meja redaksi minggu ini.klu " done " kbri yah....hahahah.#mumpung blm lebaran.hahahah.....

      Hapus
    7. wahhh.. seru nih kayaknyaa..
      ku tunggu tulisan mba rey di blog kang nata yaa... hihi..

      Hapus
    8. Saya komen keberapa nih,...udah penuh aja kolom komennya,..ha-ha 😂, saat ini kang natalah pemenangnya karena saya lagi sibuk tapi nanti sayalah yang akan jadi juaranya,...ea 😂

      Hapus
    9. Waduuhhh ditagihhh hahahaha.
      Harus siapkan waktu khusus nih.

      PAdahal suer sebelumnya banyak ide, sekarang blank idenya hahaha

      Hapus
    10. Duhhhhh saya jadi kehilangan peluang dapat artikel gratissss nih....
      😃😂☺😆

      Hapus
    11. Udeeeehhh dibikin donggg, cek email yee hehehe *ini kita kok transaksi terang2an gini ya, hahahaha

      Hapus
  2. aku belum punya mertuaa... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau gitu dibaca aja dulu, biar gak kaget pas udah punya mertua hahaha

      Hapus
    2. klu blm punya mertua, saran saya buat Simulasi dulu.....✌😆. Biar tahu apa yg akan dilakukan jika sdh punya mertua.hahahh..m

      Hapus
    3. wkwkwkwkwk bisa dikatakan semacam role playing. bermain aturan tentang mertua hahahah

      Hapus
  3. TEMA tulisan kali ini cukup berat Sich, " SEBERATT...... AKU MELUPAKAN DIRIMU ",hua-haha-haha.....!!!,kok saya jadi'NGEBOMBAL yah, ( Yang Baca plisss jangan GE'ER... YAH, itu cuma guyon kok,buat mencairkan suasana hati kita yg sudah MEMBEKU, cieeeee ...hahahahah... )

    tapi......artikel ini sangat menarik sekali dan faktanya banyak terjadi di kehidupan sehari hari :


    1. Sebelumnya izinkan saya ketawa dulu yah Mbak , huhahahaha.......sebab pengalamanannya lucu bangett.....!!misalnya, " bangun paginya kesiangan, saat makan diawasi mertua, ngantor dibekalin makanan, eeee... rupanya yang masak adalah mertua juga,hahahaha.....# Duh...DUNIA Kayaknya Udah terbalik...,hahahah...


    2. " cara membuat dia ( suami ) jatuh cinta pada kita ( istri ) " ....., caranya gimana yah Mbak ?, bocorin donggg, plissss....hahahah....!


    3. kita semua kelak bakal menjadi mertua dari menantu menantu kita, dan semoga para menantu menantu tsb adalah menantu yang sholeh dan sholehah, serta berbakti kepada suami, ortunya dan mertuanya...


    4. Saya berharap istilah TANAMAN LIDAH MERTUA untuk nama tanaman Sansevieria dihapus.....,karena citra mertua kok diabadikan ke sebuah tanaman, mestinya abadikan di MONUMEN KHUSUS DONG, hahahah,,,,eeee..kok ngusulnya kesini yah, salah kamar dong, hahahaha..........


    5. Saya berharap antara mertua dan menantu , menjadi pasangan yang bisa berkolaborasi untuk saling membahagiakan, duhhhhh...indah banget yah kalau hidup kayak gini....hihihi..


    6. Mudah - mudahan, para bapak bapak ,ibuk ibuk mertua - mertua tidak melakoni sebagai " BLOGGEER " ( NARABLOG ), kalau iya,,,wah..wah...wahhh, bakal terjadi PERANG ARTIKEL Nichhhh..., huahahahah....

    misalnya.... :


    Menantu membuat tulisan yang berjudul " Mertua ku Idolaku "


    lalu.....


    Mertuapun kasih tandingan artikel juga, yang berjudul " Menantuku PAHLAWANKU "


    eeeee....judul artikelnya koq ngak ada AROMA PERANG Yah..........hahahah, ya iyalah, kalau saya tulis judul artikelnya yang pedes - pedesss, bakal di bully dong saya, huahahahah............

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eaaa...eaaaa..
      Jadi dilupakan saja nih? gak diperjuangkan?
      Eh ini bahas apaan sih? hahahaha

      1. wkwkwkww.. kaann.... how lucky i am, eh maksudnya akhirnya perjuangan saya berbuah manis hahaha

      2. garis besarnya, lakukan seperti awal dia jatuh cinta pada kita :D

      3. aamiin, dan yang paling penting, semoga saya jadi mertua yang bijak dan tidak menjadikan anak sebagai sandwich generation, aamiin ya Allah :)

      4. hahaha, konon katanya nama tersebut karena mertua selalu menyakiti hati menantu, padahal gak semua mertua gitu, terutama jika menantunya tau cara bersikap yang elegan :D

      5. Eh pernah dengar brownies kukus Amanda? itu terkenal banget di seantero Jawa bahkan sekarang udah sampai luar Jawa.
      konon katanya itu kepanjangan dari anak mantu dan mertua damai.
      Yang merupakan simbol bahwa tidak selamanya mertua dan menantu musuhan :D

      6. wakakakaka, kalau mertua ngeblog, eh minimal nge googling, minimal akan terlihat keyword 'menantu kurang ajar' dengan pencarian ribuan per bulan hahahah

      Hapus
    2. 5. hahaha...saya baru tahu, kalau ada kue yg diberi amanda....ternyata itu kepanjangannya yah,, wah kreatif banget, hahaha......# gue kayaknya belum sempat nyicip kue tsb, mudah2an rasanya ngak asin dan pedas, yah, hahahah....

      6. Kalau Mertua yang Googling, saya malah khawatir Mertua akan mencari artikel yang berjudul :

      " Cara Menyimpan Harta Agar Aman Dari Gangguan Menantu "

      atau.......

      " Sentruman Listrik yang COCOK Buat Menantu yang Membandel "

      hahahah.....#koment ini cuma bercanda, hahaha,,,peace...

      Hapus
    3. wkwkwkwkwkwkwkwkw :D

      eh betewe, berarti Amanda ini belum merambah Sumatera kali ya.
      Di sini terkenal banget.

      Jenisnya brownies kukus awalnya, variannya banyak.
      Enak dan gak kemahalan kayak kue artis *eh hahaha

      Hapus
  4. Kalau saya alhamdulillah dapat mertua yang nggak suka ikut campur. Tapi ada aja beberapa hal yang nggak sepaham, namanya juga beda umur dan zaman. Cara saya sih selalu berusaha ngomong ke suami. Biar suami yang ngomong ke orang tuanya. Kalau saya yang langsung mengungkapkan ada rasa sungkan, dan nggak enak. Tapi kalau suami kan bisa lebih enak ngomongnya. Tapi hanya dalam hal-hal yang prinsip aja sih. Kalau masih bisa dimaklumi saya maklumi saja, namanya juga orang tua. Cerewet dikit kadang demi kebaikan anak-anaknya.

    Setiap rumah tangga pasti selalu ada ujiannya. Dapat suami baik, mertua jahat, mertua baik, menantu nggak tahu diri, semuanya baik tapi diuji ekonomi. Beginilah hidup, :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju bangeeett, paling bijak, biarkan suami yang urus, karena itu ortunya hehehe.

      Hapus
  5. Hadeehh... Di KBM itu.. Lebih sering suasana panasnya dari pada sharing nulisnya.

    Yg politik lah, mertua vs menantu lah, baju lebaran lah, peringatan kematian lah....

    Tadi pagi saya baca juga tulisan tentang ibu mertua itu... Yg hanya melihat sudut pandang dari mertua saja. Tanpa memandang dari sudut pandang orang tua kita, hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangeettt, rasanya kangen tulisan anggota lama ya, kayak PeKa dll.
      Yang nulis benar-benar minta di krisan, bukan ngajak gibah hahaha

      Hapus
  6. Membaca point 1 solusi ala Rey ..., saya langsung terdiam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama nih.. Hehehe. Jadi mikir-mikir membayang-bayangkan masa depan yang belum terlihat jelas. Hahahah

      Hapus
    2. ehemzzzz.....ehemzz....✌😆

      Hapus
    3. wkwkwkwkwkw, ga usah dibayangkan, dipahami aja yaaa para single.
      Bacain deh semua artikel #FridayMarriage di blog ini.

      Tulis poinnya
      Terus sebelum nikah, diskusikan dulu ama calonnya.

      JANGAN LUPA!
      NANTI NYESAL
      hahahaha

      Hapus
    4. Maksud Mbak Rey ,,,

      " MENYESAL KENAPA TIDAK BURU BURU CEPAT MENIKAH ...!! atau gimana sih, hahahah.....

      Hapus
    5. @ Ummu :

      Bhuahhaaaa ..
      Kita samaan, kaaak ..
      Sama-sama terdiam dan melompong

      Bayangin seandainya saja .., nantinya dapat mertua galakz bin sadis ..
      Entah apa jadinyaaaa ..,
      Hahaha ..

      Bisa - bisa sering terjadi peperangan besar bak perang Baratayudha 😅

      Hapus
    6. hahhaah, menyesal karena gak dibicarakan sejak awal :D
      Dibicarakan, bagaimana menghadapinya jika punya masalah mertua.
      Bagaimana menyikapi mertua yang gak bikin hati tentram , etc :D

      Hapus
  7. Apa yang mbak tulis itu banyak yg saya alami tp saya tidak terdzalimi hahaha. hanya bedanya disitu mertua saya malah ibu kandung sendiri. sama lah diatur ini itu merasa saya gak bisa apa2. selama masih di beda kota masih amaaan hahaha nggak tahu nanti kalau sudah satu kota.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaahhh, sesungguhnya menurut saya ((menurut saya yaaa)) menghadapi orang tua malah jauh lebih sulit.

      Apalagi ortu saya sensitif kelas baja hahaha

      Kadang bersyukur jauh dari ortu :D

      Hapus
  8. Kompleks jg masalahnya, sy sering baca koran kompas, itu biasanya ada di rubrik konsultasi psikologi seputar keluarga & pernikahan, saran sy dikirim sj artikel tsb utk mendptkn solusi dari ahlinya

    BalasHapus
  9. baru tau ttg sandwich generation dr post ini nih. Dan lgsg googling. Asli deh gak kepikiran kalau itu pengertiannya ke beban finansial keluarga gitu. Makasih postnya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahh saya punya artikel tentang itu, lupa saya tautkan hehehe.
      Iyaaa.. sandwich generation itu banyak menyumbang permasalahan rumah tangga :)

      Hapus
    2. Hohooo.. Ada ternyata ya. Sisipp sudah saya temukan.

      Hapus
  10. Saya terus terang nggak punya kedekatan dgn kedua mertua mungkin salah saya juga karena terlalu mengharapkan sesuatu yg mustahil agar mereka perhatian pada kami seperti kedua orang tua saya perhatian pada saya, istri dan kedua anak kami. Note: bapak saya dan bapak mertua keduanya sudah meninggal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti tinggal ibu mertua ya?
      Kalau laki sebenarnya lebih gak punya potensi tertekan, meski misalnya punya mertua yang agak diktator.

      Karena kebanyakan laki jarang di rumah, kecuali yang kerja dari rumah sih :)

      Hapus
  11. Terima kasih mbk, lumayan dapat ilmu gratisan, bisa dijadikan panduan menghadapi mertua

    BalasHapus
  12. I feel U, Mbak Rey ��

    Luar biasa sharingnya. Berasa dapat pencerahan. Hehe, sip. Makasih, ya, Mbak

    BalasHapus
  13. Meski sebenarnya saya belum nikah, pas baca ini jujur aja saya langsung merasa teredukasi. Kekhawatiran saya untuk dapat mertua yang gak baik ngga tau sering banget muncul di kepala saya. Duh, tapi semoga nanti ngga dapat mertua yang jahat deh. Haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, apapun jenis mertuanya *eh :D
      Asal dibicarakan dahulu sama calon sebelum menikah, insha Allah bakal gak jadi drama berkepanjangan kok.

      Semoga segera bertemu dengan jodohnya dunia akhirat ya, aamiin :)

      Hapus
  14. Anak lelaki walau sudah berumah tangga, akan dipandang sebagai anak kecil dimata ibunya.
    Ibunya masih memperlakukan sebagai anak kecil.
    Sebagai menantu, ya memang cukup mendengarkan wejangannnya. Soal tidak setujum tidak perlu dibantah dengan kata kasar. Cukup diam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas,bukan karena kita ngak dewasa, tpi ibu lebih tahu ketimbang menantu, hihihi....#Peace buat para menantu yg budiman.✌😆

      Hapus
    2. Nah, hal-hal seperti ini yang saya hindari nih.
      Sejak anak kecil saya berusaha untuk lebih ikhlas dan menghargai anak.

      Anak cuman titipan, mereka juga punya kehidupan sendiri.

      Ada masanya, sebagai orang tua harus ikhlas melepaskan anak.
      Biarkan anak memutuskan apa yang terbaik untuk hidupnya, orang tua hanya bisa mengsupport dan mendoakannya :)

      Kalau kita mau ikhlas, insha Allah anak juga bakalan meniru sikap kita, lebih ikhlas juga mempunyai orang tua seperti kita :)

      Hapus
  15. Semoga saya dapat mertua yang baik, pengertian dan penuh kasih sayang. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Allah, doa yang selalu saya panjatkan juga untuk diri saya dan suami :)

      Hapus
  16. Belum punya masalah dengan mertua sih secara belum menikah ... LOL! Tapi sepanjang saya melihat orangtua saya, ketika kakak-kakak yang telah menikah masih tinggal di rumah, mereka nggak begitu sih sama anak lelakinya. Terserah bangun rumah tangga sendiri meskipun masih tinggal sama orangtua he he he.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaaaa.. kak Tuteeeehhh, ada-ada aja.

      eh betewe, saya baru liat masalah mertua dan menantu secara gamblang itu di sini sih, mungkin juga karena dulu saya belum nikah hahaha.

      Orang tua saya, sama sekali gak punya masalah dengan mertuanya.
      Karena mereka, meski adalah pasangan yang aneh.
      Tapi amat sangat melindungi pasangannya.

      Bapak saya galak banget, suka marahin mama saya, tapi bapak bakalan marah besar, jika ada keluarganya berani menyakiti bahkan sedikit hati mama saya.

      Salut banget saya sama bapak saya yang super galak itu hehehe

      Hapus
  17. Biasanya kalau orang tua perhatian sama anaknya dan nantinya akan sayang juga sama menantunya. Ini yg sering terjadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak semua juga sih, ada yang juga saking sayangnya pada anak, ortu gak percaya anaknya bisa bahagia dengan mantunya :D

      Hapus
  18. Membaca tulisan ini semakin menguatkan keinginan saya untuk memiliki 4 istri, agar bisa punya 4 mertua, jadi kalaua ada salah satunya yang "jahat"saya masih punya mertua cadangan.
    hihihih,....

    BalasHapus
    Balasan
    1. muahahahahhahahaa.

      Untung komen di sini, kalau di medsos udah dibully abis2an nih ama emakemak hahaha

      Hapus
    2. iya mbak Rey, haduh memang.
      saya punya akun FB pribadi 80% isinya postingan tentang indahnya Poligami, dan 95% komentator FB saya perempuan. dari semua komentar perempuan 95% adalah tidak suka sama postingan saya, dan 5% komentator yg non perempuan juga palingan komentanya cuma "semangat broo" awas di buly emak2, atau gimana cara biar dapat izin nikah lagi dari istri pertama." atau gimana caranya biar cew mau jadi istri kedua,
      wuadouh,,,,,

      :D wkwkwwk

      Hapus
    3. qiqiqiiiqiqiqiqqq..
      Sedapsedap serem kaaann di bully emakemak :D

      Hapus
  19. Jadi pada dasarnya memang ngga ada istilah mertua jahat. Lebih bagaimana pasangan kita nanti punya prinsip, pendirian dan mengatur prioritas antara orang tua dan keluarga kecilnya nanti ya....

    Nice mba, aku langsung ingin cari yang berpendirian saja. *ehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe bener bangettt!
      Kalau pasangan punya pendirian, masalah apapun lebih mudah diselesaikan :)

      Hapus
  20. butuh kesabaran ya kak untuk menghadapi mertua, karena karakter beliau tidak sama dengan orang tua kita sendiri. Ortu kenal betul dengan kita karena sejak dari kecil dirawat dan dididik hingga besar. Sedangkan mertu kan ketemu menantu udah besar, sehingga mungkin butuh penyesuaian diri bagi sang menantu ya, agar bisa hidup selaras dengan kehidupan keluarga mertua :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. HArus sama-sama sih, mertua dan menantu sebaiknya sama-sama jadi orang yang bijak :)

      Hapus
  21. Kakau dibuat sinetron magus nih teh artikelnya,..ha-ha, dimana ada adegan saling siksa,..ha-ha 😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih Kuanyu serem juga nih hayalan tingkat tingginya wakakaka

      Hapus
  22. baca tulisanmu yang ini diriku langsung termenung mbak... soalnya mertua saya bener-bener gak pernah ikut campur urusan kami berdua. Satu sisi bersyukur karena jadi bebas untuk menentukan dan menjalankan rumah tangga. tapi disisi lain kok ya pengen juga dikasih nasehat-nasehat gitu sama mertua ya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, enakan gak dikasih nasehat kok.
      Mungkin mertuanya gak mau kalau-kalau omongannya malah menyinggung atau gimana.

      Jadi pilih jalan aman aja :)

      Hapus
  23. Wah, jadi inget masa-masa baru nikah nih. Aku sama mertua diem-dieman. Aku jadinya nganggap mertua galak dan judes, trus mertua nganggap aku benci dia. Padahal cuma asumsi. Begitu aku deketin dengan caa bantu2 kerjaan rumah dia, banyak ngajak ngobrol lebih dulu, dan mengalah, lama2 luluh juga. Akrab deh sekarang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, ternyata hanya salah paham ya mba, karena emang komunikasi itu selalu jadi jalan keluar yang baik :)

      Hapus
  24. mungkin mertua udah sepuh sehingga jarang buka internet dan buka google untuk cari tips menghadapi kelakukan menantu ya kak :D tapi bisa jadi mertua sudah punya banyak pengalaman dan pernah jadi menantu juga pada waktu masih muda, sehingga tahu persis keadaan dan bagaimana rasanya jadi menantu.

    yang sering pakai google mungkin lebih banyak menantu2 baru, yang masih muda dan belum banyak penglaman hidup, belum pernah merasakan pahit manis nya kehidupan, sehingga ingin belajar bagaiamana cara menghadapi mertua dengan karakter yang berbeda beda ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahahahah, betul banget :D

      Banyak banget zaman sekarang yang shock pas punya mertua :D

      Hapus
  25. Selamat malam mba rey
    Saya terlambat nih membaca tulisan mba rey
    Saya sudah menikah, suami saya anak 1, punya adik 1 cewek
    Ayahnya pensiunan, Ibunya sudah nggak ada waktu suami saya SMP, adiknya masih SD

    Selama ini, adik itu selalu dimanjakan oleh mertua saya..
    Apapun yang dilakukan itu dibenarkan mertua saya dengan alasan "dia adalah korban karena ibunya meninggal"

    tetapi saya tidak sependapat, pernah ada kejadian seperti ini

    waktu itu adik kuliah, dikasih uang oleh mertua saya untuk bayar kuliah. beberapa hari kemudian, mertua saya di telp pihak kampus, bilang bahwa adik belum bayar kuliah. mertua saya bertanya, oleh adik dijawab "sudah dibayar"
    keesokan harinya, mertua saya ke kampus untuk kroscek. pihak kampus membuktikan bahwa adik belum bayar kuliah. kembali ayah saya bertanya. adik hanya menjawab "oiya uangnya dipakai"

    dari situ menurut saya ada 2 kesalahan (1. memakai uang kuliah, 2. berbohong)
    tetapi apa yang dilakukan mertua saya? hanya menegur tanpa sanksi atau apapun
    jadi menurut saya, watak yang ada di adik ipar saya bukan karena korban ibunya telah tiada, tetapi karena mertua saya yang terlalu memanjakan dia

    saat ini, adik ipar saya umur 23thn, menganggur di rumah. keuangan tentu di support oleh mertua saya (pensiunan)

    belakangan HP mertua rusak, saya dan suami (keuangan sebetulnya sedang tidak bagus) berdiskusi dan memutuskan untuk membelikan mertua hp baru.

    mertua di luar kota, jd hp kami kirim
    waktu paket sudah sampai, suami telp untuk menanyakan apakah mertua saya bisa menggunakan hp nya atau tidak

    mertua saya muter2, bialng sibuk, nggak ada waktu belajar, dll

    tetapi saya selidiki hp tsb digunakan adik dari suami saya (hp dia nggak rusak)

    jujur sampai sekarang saya tidak bisa berkata kata mba :(
    mertua saya selalu bilang kasihan adik ipar, tp apakah beliau tidak memikirkan perasaan anak pertamanya? yang dengan susah payah membelikan ayahnya hp tp malah nggak dipakai?

    suami saya sendiri nggak menegur ayahnya, hanya diam, mungkin dia sendiri sedih melihat ayahnya seperti itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba, makasih udah komen :)

      So complicated ya.

      Tapi..

      Kalau seandainya saya berada di posisi tersebut, apapun yang terjadi, saya akan terus memaksa suami untuk lebih tegas.

      Mengapa?
      Adiknya adalah perempuan, dan sependek pengetahuan saya, secara Islam, saudara perempuan itu tanggungan saudara lelaki.

      Jika adiknya terus menerus dibiarkan seperti itu, sama saja kakaknya gak peduli dengan masa depannya.

      Mungkin bakal terjadi gejolak, saat suami tegas.
      Tapi seiring waktu, saya rasa adiknya dan bapaknya akan mengerti.

      Kadang memang hal yang baik terkesan keras dan gak berperasaan.
      Tapi yang harus disadari juga, membiarkan ayahnya terus begitu, malah akan menjerumuskan adiknya lebih dalam lagi.

      Semoga masalahnya bisa segera teratasi ya mba, sayapun bakalan kesal kalau terjadi hal demikian :)

      Hapus
  26. Aq nyesek bgt mba.....nabung bertahun2...tp setelah terkumpul ujung2nya buat mertua smua....sebesar 20 juta.....yupz 20 juta nyesek kan......bkn 100 atau 200 rbu lho...posisi aq ud punya anak....cicilan kpr....rumah kridian pun blm ad dapurnya......tlg sya....sampai berapa puluh taun lg kami akan d peras oleh ibu mertua sya ?????????? Toloooooooooong plis tolonglah saya 😢😢😢😭😭😭😭

    BalasHapus
  27. Sya sudah d peras selama 1 tahun 9 bulan .....slama it mertua seriiiing bgt minta duid...

    BalasHapus
  28. kalo saya saking keselnya, saya marahin ibunya. sangat serakah

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)