Solo Cirebon Via Tol Fungsional dan Ceritanya

solo cirebon via tol

Solo Cirebon via tol kami lewati dengan banyak cerita. Di mana, setelah puas menjelajah wisata kota Solo dan mencicipi kulinernya, kami meneruskan perjalanan dengan bingung mau ke mana. Saya akhirnya ngotot mau ke arah Jakarta, dan si papi menyanggupinya dengan riang.

Waktu sudah menunjukan pukul 13.00, kami masih berkendara mencari akses masuk ke jalan tol.

Setelah bertanya pada polisi dan kami di sarankan lewat jalan utama saja dulu menghindari penumpukan kendaraan yang biasa terjadi di entrace jalan tol.


Perjalanan Solo Cirebon via Tol Fungsional Yang Memadai


Kami berjalan lurus di jalan utama saja, melewati perjalanan yang panjang hingga kota Boyolali dan Salatiga.

Di Salatiga, ada keterangan masuk jalan tol, kamipun mengikuti petunjuk tersebut dan berhasil masuk jalan tol Semarang - Solo dengan gembira. Lalu sesaat tersadar, kami belum sholat Dhuhur sodara, sedangkan waktu sudah menunjukan pukul 13.45.

Pemandangan jalan Tol Solo Semarang sangatlah cantik, dikelilingi sawah yang menghijau dengan background gunung yang membiru di kejauhan. Bikin hati jadi adem banget rasanya.

Pemandangan tersebut dikacaukan oleh kami yang deg-degan mencari rest area untuk sholat.
Rest area yang kami temukan rata-rata hanyalah fungsional dengan tempat seadanya plus pengunjung yang seabrek.

Rasanya berhenti di situ malah menghabiskan banyak waktu untuk antri di tempatnya yang mungil. Terpaksa kami terus lanjut dan akhirnya sampai Semarang dan berhenti di rest area yang lumayan besar di jalan tol Jatingaleh - Krapyak.

jalan tol solo - semarang
Salah satu pemandangan cantik di tepi jalan tol Solo - Semarang yang cantik 

Setelah sholat Dhuhur, si papi baru tersadar kalau isi e-toll card-nya mulai menipis. Dan sayapun juga baru sadar kalau isi dompet saya menipis, nggak punya uang cash sama sekali. Beruntung di jalan tol tersebut ada ATM BNI portable di sebuah bis.

Saya bisa tarik tunai dan mencari indomaret di sepanjang rest area buat top up.
Dan akhirnya kami berhasil top up e-toll card-nya di salah satu rest area tol fungsional Batang - Pemalang sambil sholat Ashar.

Satu hal yang patut diacungin jempol adalah, meskipun jalan tol fungsional yang dilewati masih sangat belum layak dilewati. Namun semua dipersiapkan sedemikian rupa sehingga pemudik bisa melewati jalan tersebut dengan nyaman.

Salah satunya dengan disiapkan banyak rest area yang juga fungsional atau sementara. Yang mana meskipun sementara, tapi fasilitas urgent kayak toilet ada banyak banget dengan air yang melimpah.

Meskipun demikian, mental pemudik yang udik juga masih kita dapatkan di mana-mana. Kata si papi banyak toilet yang juga kotor dan bau, padahal air melimpah, hanya butuh tangannya aja ambil air pakai gayung lalu siram bekas najisnya, ckckck.


Drama Perjalanan Solo Cirebon via Tol, BBM Menipis


Menjelang Magrib, kami mulai memasuki wilayah kota Pemalang, si papi mengusulkan keluar jalan tol sebentar mencari pom bensin.

Di sepanjang rest area sih ada banyak banget pom pensin Pertamina, tapi yang dijual semua jenis Pertamax. Yang pastinya bakal mengorek dompet kami sebagai traveler sejati (baca irit, lol) lebih dalam.

exit tol pemalang
Menjelang Magrib di exit tol Pemalang

Sampai di kota Pemalang, kami mulai mencari Pom Bensin. Dan setelah beberapa KM kami menemukan Pom Bensin dan mengisi Premium sampai full tank sambil mampir sejenak untuk sholat Magrib di mushola nya.

Sholat Magrib sudah terlaksana, si mobil juga sudah kenyang dan saldo e-toll sudah aman, kami siap masuk ke jalan tol lagi.

Hari sudah mulai gelap, kami sedikit lapar, si bayi apalagi. Namun apa daya, kami hanya bisa memberinya biskuit Milna yang dicemil dengan semangat sepanjang jalan. Sampai bajunya dan baju saya penuh remahan biskuit, hahaha.

Saya mengusulkan untuk menginap di sebuah kota saja, lihat di map kota Pekalongan yang terdekat, namun letaknya agak jauh dari Jakarta.

Kamipun sepakat menginap di daerah Cirebon, yang mana lokasinya lebih dekat dengan Jakarta.


Menuju Kota Cirebon


Saya mulai searching hotel di kota Cirebon melalui Google. Agar mudah, saya mencari hotel yang dekat jalan tol saja, agar kami nggak ngabisin waktu banyak mutar-mutar. 

Lalu bertemulah kami dengan Hotel Sapadia.

Mengingat waktu di Front One Hotel Brani Solo kami memesan langsung  dan ternyata liat harga di aplikasi jauh lebih murah.
Maka untuk booking hotel Sapadia tersebut saya memilih aplikasi Agoda karena terlihat lebih murah.

Meskipun melalui Google, aplikasi Booking juga lebih murah, tapi nggak tau sayanya sudah puyeng karena sejak dari Solo sampai Pemalang saya baru keluar mobil sekali saja.

Akhirnya booking melalui Agoda saja, karena menurut aplikasi, kamar yang tersedia makin sedikit. Sepertinya banyak pemudik yang juga menginap di Cirebon karena kelelahan.

Setelah booking-an sukses, papi pun menancap gas lebih cepat lagi agar cepat sampai di Cirebon.
Dan pukul berapakah kami sampai? Apa saja yang kami alami di Cirebon?

Bagaimana hotelnya? Bagaimana kagoknya saya mendengar logat orang yang akhirnya saya sadar, kami sudah gak di Jawa Timur atau Jawa Tengah lagi yang logat dan bahasanya nyaris sama.

Kami sudah di daerah yang mana saya bebas ngomong pakai bahasa Indonesia sepuasnya tanpa risih diliatin orang dengan tatapan aneh.

Nantikan postingan saya berikutnya ya, tentang semalam kami di Cirebon dan first time i meet Jakarta ...

Punya pengalaman mengajak bayi traveling melewati berbagai propinsi lewat darat? seperti kami yang berpetualangan Solo Cirebon via tol fungsional.

Share di komen yuk :)

Semoga bermanfaat.


Sidoarjo, 03 Juli 2018

@reyneraea

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)