Cara Menulis Di Blog Meski Penuh Interupsi Anak-Anak Ala Rey

Cara Menulis Di Blog Meski Penuh Interupsi Anak-Anak A La Rey

Receh banget ya tulisan saya kali ini, membahas tentang bagaimana cara saya menulis di blog, meski realitanya selalu dipenuhi oleh banyak interupsi anak-anak.

Padahal kan, yang namanya menulis itu, butuh banget yang namanya fokus, khususnya dalam mencari tema tulisan, mencari keyword biar tulisannya bisa mendatangkan page view menarik buat blognya, dan semacamnya.

Tema ini sebenarnya baru aja saya pikirkan di dini hari ini, secara nggak sengaja terlintas di pikiran, setelah saya berkali-kali mengingatkan si Adik agar jangan banyak tingkah di meja mami, takut air minumnya tumpah di laptop mami hiks.

Lalu saya teringat beberapa waktu lalu, ketika ngobrol sama mamak 3F (diahalsa), iyaaaa... itu mamak sohib paling terdekat sejuta blogger emang, saking humble-nya, semua blogger pasti diajak ngomong, hampir setiap saat.

Nah, waktu itu kan saya sakit, terus nggak tenang karena ada deadline draft postingan blog, lalu si Mamak 3F ngasih liat contekan outline draft-nya, dan saya terperangah.

Pertama, saya kagum dengan sikap rajin si mamak 3F menuliskan tema dan outline-nya di buku.
Yang kedua, saya baru sadar, kalau udah lama banget saya nggak pernah lagi nulis teratur kayak gitu, karena sssttttt..... kuberi tahu satu rahasia, gaya menulis saya sekarang tuh, cari keyword, tentukan tema, buka dashboard, tulis ...tulis... dan tulis, hahaha.

Karena gitu, kalau kelamaan riset, kagak jadi-jadi tulisannya, hiks.
Dan ternyata, lama-lama itu jadi kebiasaan dong.


Realita Hidup Mom Blogger Single Fighter dengan Anak Super Aktif

Mungkin kondisi saya ini juga dirasakan oleh banyak mom blogger lainnya, tapi izinkan saya menceritakan kehidupan saya sebagai mom blogger yang punya 2 anak lelaki super aktif di rumah.

Saya tinggal bertiga hanya dengan kedua anak lelaki saya, 11 yo dan 4 yo.
Nggak punya keluarga yang membantu sama sekali, nggak punya ART, nggak ada tetangga yang bisa dimintain tolong, karena kebetulan tinggal di kompleks yang super sepi.

Dengan kondisi demikian praktis semua hal, harus saya lakukan seorang diri.
Mulai dari mengurus rumah, masak, nyuci, beberes, belanja kebutuhan rumah, hingga mengurus anak-anak.

Si Kakak yang sudah kelas 5 SD, punya banyak kegiatan dan sangat butuh saya juga dalam keseharian, terlebih si Adik yang memang butuh teman banget buat bermain.

Sejujurnya, dengan kondisi seperti ini, saya nggak punya waktu sama sekali buat ngeblog, semua waktu udah habis buat beberes rumah, masak dll, urus anak itu.

Tapi, ngeblog bagi saya adalah sebuah hal yang menyenangkan, selain sebagai tempat healing, pun juga saya menggantungkan pendapatan saya dari blog dan media sosial. 
Jadi, mau nggak mau, harus dijalani, biar kata seringnya sih mengorbankan waktu lainnya, terutama waktu istrahat, hehehe.

Awalnya, saya mengorbankan waktu istrahat, karena saya nggak sanggup nulis di siang hari, karena anak-anak pasti mengganggu, tapi lama-lama, mau di waktu kapanpun, malam, siang atau semacamnya, anak saya, khususnya si Adik, selalu tak rela membiarkan saya bisa fokus menghadap laptop.

Cara Menulis Di Blog Meski Penuh Interupsi Anak-Anak A La Rey
Interupsinya luar biasa, ini kalau dia jatuh pegimana cobak, hiks

Dia pasti selalu ikutan, entah duduk di dekat laptop, manjat punggung saya, naik ke pangkuan saya, hiks.
Ketambahan diajak ngomong pula, baik si Adik, maupun kakaknya, huhuhu.

Wajar sih, karena anak-anak memang saya kurung mulu, dengan kondisi saya mengurus anak-anak seorang diri, saya udah nggak sanggup lagi nambah beban kalau mereka sakit karena keluyuran.

Jadinya, saya kudu benar-benar bisa membagi diri dan otak saya, agar bisa menjadi teman anak-anak yang jarang main keluar, dan juga harus bisa mengelola blog dan media sosial saya, biar dapat duit, which is duitnya juga dipakai buat kebutuhan sehari-hari, hahaha. 

Jadi, begitulah realita kehidupan seorang mom blogger kayak saya, di mana semua hal itu dikerjakan sambil disambi, aka multitasking.

Inilah alasan utama, saya nggak bisa menulis buku, saya juga malas nulis buat lomba, dan saya agak-agak pilih-pilih job, kalau yang terlalu berat, mending saya pasang tarif sesuai deh, biar kata dikontrak ekslusif, tetap saya minta tarif yang sesuai banget, karena untuk menyelesaikan hal tersebut, berat banget buat saya oi.


Cara Menulis Di Blog Meski Penuh Interupsi Anak-Anak A La Rey


Nah, dalam kondisi seperti di atas, kebayang nggak sih bagaimana caranya saya bisa menulis di blog? sementara kita semua pasti tahu kan, kalau menulis itu, amat sangat berhubungan dengan yang namanya fokus.

Sementara saya?
Pegimana mau fokus?

Baru nulis satu kalimat,
"Mi, mau minum, temanin ke dapur ambil minum plis!"
"Mi, mau pipis, tapi nggak ada orang di belakang!"
"Mi, mau pup!"
Daaannnn semacamnya!

Rasanya, pengen nangis, bahkan nggak jarang, udah nangis beneran, apalagi kalau udah dibayang-bayangin beberapa deadline di depan mata, huhuhu. 

Namun, nggak ada hal lain yang bisa saya lakukan, selain dihadapi dan dijalanin, sampai akhirnya lama-lama saya terbiasa dengan keadaan tersebut, dan ternyata saya jadi menemukan salah satu metode sendiri, yang baru saya sadari, saya jadi terbiasa dengan metode tersebut dalam menulis.

Dan gimana sih metode atau cara menulis di blog meski penuh interupsi anak-anak tersebut?


1. Tentukan tema tulisan 


Tahap pertama yang saya lakukan adalah menentukan tema tulisan, kalau tulisan berbayar sih biasanya udah ada tema, jadi bagian ini saya skip.

Namun, kalau untuk tulisan biasa atau yang biasa disebut tulisan organik aka bukan tulisan berbayar, biasanya sebisa mungkin saya ikutin tema harian menulis di blog (kalau memungkinkan dan sedang rajin, hahaha), misal hari Selasa kan biasanya saya nulis di blog ini dengan tema #TuedayBlogging, berarti saya hanya perlu cari ide tema khusus tentang blogging dan semacamnya.

Untuk cara menentukan ide tema a la saya, Temans bisa baca di tulisan ini ya.
 

2. Cari keyword yang akan dipakai

Nah, biar kata saya nulisnya nggak terarah kayak temans blogger lainnya, tapi nggak jarang, bahkan bisa dibilang seringnya, saya masih berusaha cari keyword yang lumayan rame, biar tulisan saya bisa menyumpang pengunjung ke blog ini.

Jadi, setelah dapat ide tema menulisnya, saya biasanya cari keyword pakai cara yang sangat sederhana, kalau tercepatnya sih pakai google saja, caranya tulis tema tersebut di google, lalu liat di 'Related Searches' yang terletak di bawah halaman Google., dan dari situ saya bisa mengembangkan ide temanya sekaligus keyword.

Cara Menulis Di Blog
Related searches ini memberikan data, keyword yang biasa dicari orang-orang

Kalau sedang nggak malas atau terburu-buru, saya pakai beberapa website yang bisa melihat nilai keyword, apakah ramai atau enggak.

Biasanya saya pakai Ubersuggest, SEMrush, dan semacamnya.  
Caranya gimana? pan-kapan kita bahas deh, kali aja ada yang belum tau.


3. Tulis keyword utama di judul dan di url

Langkah berikutnya adalah, buka menu compose atau menulis blog dari dashboard blogger, lalu menuliskan keyword yang saya bidik, di kolom judul tulisan saya, pendek aja nggak apa-apa, karena sejujurnya, saya tuh nentukan judul keseluruhan, biasanya setelah tulisan keseluruhan selesai aya ketik, hahaha.

Iya, beginilah cara kerja aneh seorang mamak blogger beranak yang sering diinterupsi anak-anak.

Selain di kolom judul, juga saya letakan di url blog, deskripsi penelusuran, label, serta tentunya di dalam tulisan, biar saya nggak lupa letakan keyword itu di bagian-bagian penting, menurut teori SEO yang saya baca.

 

4. Mulai menulis dan biarkan temanya mengalir

Setelah itu? mulai deh menulis, kagak pake tuh yang namanya outline, sub judul atau apapun, karena saya kasih tahu rahasianya ya, bahkan ketika saya menuliskan kata pertamanya tuh, saya bahkan belom tau mau bahas apa nantinya di dalam, tentang keyword atau tema tersebut, wakakakaka.

Seringnya, saya menemukan arah penulisan saya tuh, setelah jari saya mulai memencet keyboard, dan mengembangkan kata-kata yang ada di otak saya ke dalam bentuk tulisan di blog ini.

Namun, bukan berarti saya nggak pakai outline sama sekali, biasanya saya memanfaatkan datangnya ide ketika jari saya mulai menulis, dan ketika itu, baru deh saya susun ide tersebut jadi outline tulisan, yang memudahkan saya menulis, dengan catatan tidak disela, karena kalau disela, biasanya sih saya lupa lagi, dan sulit ngembangkannya, wakakakaka.

Jadi, bisa dibilang, yang bikin beda cara saya dari blogger lainnya adalah, saya nulisnya tuh sesuai sikon dan hati, wakakaka.

Jadi, itu yang bikin saya bisa terus menulis, biar kata kena interupsi mulu, baru nulis beberapa baris, ke dapur ambil minum, baru nulis lagi, cebokin anak, dan sebagainya, hahaha.


5. Simpulkan isi tulisan untuk mendapatkan judul yang tepat


Jika interupsi dari anak-anak terbilang santai (keadaan ini hanya terjadi kalau salah satu anak lagi bobok, biasanya sih kakaknya, jadi si Adik hanya mengganggu saya dengan muter-muter di meja dan kursi saya, naikin meja, manjat kursi dan segalanya, hahaha), biasanya saya nggak butuh waktu terlalu lama untuk menyelesaikan tulisan, terlebih kalau temanya lebih ke curhat atau bercerita, kayak tulisan ini.

Nah, setelah selesai semua, baru deh saya menentukan judul yang tepat buat tulisan saya, jadi judulnya nggak sebatas keyword yang biasanya juga agak pendek.

Aneh kan, kebalik banget, orang biasanya judul dulu, ini isinya dulu baru judulnya, wakakkaka. 


6. Lengkapi penulisan agar sesuai SEO 

Setelah selesai tulisannya, baru deh dilengkapi hal-hal lainnya, kayak kasih foto atau gambar yang related (kecuali tulisan step by step sesuatu ya, kayak step by step cara pasang GA4 kemaren itu, biasanya nulisnya sekalian pasang foto, biar nggak bingung).

Selain itu juga dilengkapi hal-hal lainnya yang sesuai dengan teori SEO, labelnya ditambah atau deskripsi penelusurannya juga ditambah sesuai SEO.
 

7. Schedulle-kan atau terbitkan


Setelah itu, selesai deh, bisa langsung diterbitkan, atau di-schedulle-kan kalau memang saya nulisnya sebelum jadwal tayang sesuai tema harian, kayak tulisan ini saya tulis malam dan saya schedulle-kan tayang di pagi hari.


Kesimpulan Cara Menulis Di Blog Meski Penuh Interupsi

Demikianlah cara saya menulis di blog hampir setiap harinya, meskipun selalu penuh interupsi dari anak-anak.
Meski awalnya saya kesulitan banget, eh bahkan sampai saat ini sebenarnya saya kadang masih kesulitan untuk menulis dengan baik, tapi lama-lama cara itu udah jadi kebiasaan saya banget dong.

Cara Menulis Di Blog Meski Penuh Interupsi Anak-Anak A La Rey
Kalau agak tenang, interupsinya palingan berbentuk obrolan, nanya mulu, nggak peduli mamak lagi nulis, hiks

Kemaren tuh saya coba meniru kembali cara menulis di blog dengan benar, kayak si Mamak 3F.
Eh yang ada saya nggak nulis-nulis, sibuk cari tema, sub tema.
Sementara anak-anak penuh interupsi mulu.

Belum lagi, udahlah saya tentukan outline-nya, pas mau nulis, eh hilang idenya, susah kembanginnya.
Duh, sepertinya memang saya harus menerima cara menulis di blog dengan cara 'menulis secara mengalir' seperti sekarang.   

Karena memang cara tersebutlah yang memungkinkan buat saya.
Meskipun dengan cara ini, tentu saja saya nggak mungkin bisa menulis sebuah buku, ataupun menulis sebuah artikel yang terbilang 'baku'.

Intinya, saya menulis dengan gaya saya, dan rajin mem-branding-kan hal itu di media sosial, agar pembaca saya lama-lama terbiasa dengan gaya saya menyampaikan sesuatu dalam tulisan saya.

Dan bukankah itu akan menjadi sebuah ciri khas kita, yang membuat kita menjadi blogger dengan ciri khas? iya nggak?
Iya Rey, ciri khas nulis nggak jelas, tapi maksudnya nyampe aja ya Rey! wakakakaka.

Jadi begitulah, semoga bermanfaat dan bisa menjadi sebuah ide cara menulis di blog bagi mom blogger, meski penuh interupsi anak-anak.


Sidoarjo, 14 Juni 2022

Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Dokpri dan canva

6 komentar :

  1. Tak bisa mau komen apa. Ha ha ..... Meskipun nulis pakai kiat sendiri, tapi sentuhan teori SEO-nya tetap dapet. Hasilnya super bagus versi saya. Beda dengan nenek ini. Udah nulisnya pakai teori semaunya, ditambah otak yang lamban bin lemot. Jika si kakek ganteng sedang di rumah, intrupsinya melebihi si Kakak dan Adek. Untungnya doi rajin pergi ke kebun. Meski bukan tiap hari, minimal sekali 2 hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi, tulisan saya seringnya kurang nyambung Bu, typo bertebaran di mana-mana, saking nulis nggak fokus, hahaha :D

      Hapus
  2. Kalo aku Alhamdulillah anak jarang ganggu kalo lagi menulis soalnya menulisnya lewat hape, jadi disangka anak itu saya seperti biasa baca berita doang, padahal kadang ya nulis artikel.

    Mbak Rey rajin riset keyword ya, kalo aku paling tentukan tema tulisan, mau nulis cerpen apa android, habis itu nulis dan publis, soalnya terindeks atau enggak sepertinya tidak terlalu memikirkan. Tak heran visitor nya segini-gini saja.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi tema blognya konsisten dong Mas Agus, nichenya jelas :D

      Hapus
  3. halo mbak terima kasih share ilmunya buat emak2 mageran yang tambah mager lagi ketika uda punya anak wkwkwk semoga semangat rutin nulisnya menularrrr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, semangat selalu buat kita mamak-mamak :D

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)