Cara Bangun Personal Branding Blogger tanpa Keahlian Khusus

Cara Membangun Personal Branding Bagi MomBlogger tanpa Keahlian Khusus

Sharing By Rey - Kalau membahas personal branding, seperti yang saya tuliskan minggu lalu, mungkin kita akan berpikir, bahwa seseorang yang ingin membangun personal branding itu, butuh banget yang namanya sebuah keahlian khusus, biar unik.

Ye kan, kita pasti masih ingat tulisan saya di mana membangun personal branding itu, erat hubungannya dengan USP (Unique selling proposition).

Juga, kalau liat beberapa teori yang dibagikan banyak teman-teman lainnya, rasanya kok membangun personal branding itu, rempong bener.

Memang sih unik itu penting, agar lebih mudah membedakan kita dari lainnya.
Misal, kita mau dikenal sebagai blogger yang punya ciri khas, di antara ribuan blogger di Indonesia saat ini.

Kan sulit tuh kalau kita nggak punya sebuah hal yang unik., yang bisa membekas dengan mudah di ingatan khalayak.
Karena saingannya seabrek dong.


Jika Menjadi Seorang MomBlogger Mainstream tanpa Keahlian Khusus


Saya nggak tahu dengan momblogger lainnya, tapi sepertinya dalam dunia blogger Indonesia, khususnya momblogger, rasanya cuman saya dong yang nggak punya keahlian atau bisa dibilang bidang khusus yang saya sukai apalagi kuasai.

Cobalah tengok, di atas genting *lah nyanyi!, hahaha.
Maksudnya, coba deh liat si Thessalivia, udah punya ciri khas sendiri, karena dia seorang penulis novel yang handal.

Mba Fanny si ratu meong, semua juga tahu ciri khas blogger yang suka berbagi pengalaman traveling dan kuliner yang nggak biasa.

Dalam media sosial, si ratu meong ini rajin membagikan tentang buku yang dia baca, dan dalam dunia blogger sendiri, dia terkenal dengan si ratu blog walking terniat seantero jagad, hahaha.

Mas Agus.
Ebentar, kok Mas Agus sih? kita kan lagi ngomongin mamak-mamak, hahaha.
Yang lain aja deh.

Intinya, kebanyakan teman-teman blogger yang punya personal branding kuat itu, punya ciri khas yang membedakan mereka dari lainnya.

Lalu pertanyaannya.
Apa kabar saya yang nggak punya keahlian, nggak punya hobi yang unik, atau kesukaan yang unik?

Susah banget kan buat bisa membangun personal branding, jika memang personal branding hanya dinilai dari nilai USPnya aja?

Yang menjadi salah satu masalah sekaligus tantangan saya adalah, karena saya hidup dalam sebuah kondisi, di mana saya kurang begitu menyukai dunianya, jadinya nggak ada sesuatu yang bikin saya bisa share secara konsisten tentang kegiatan seperti yang lainnya. 

Misal, momblogger Bunda Erysha, branding-nya lebih mudah dilakukan, karena dia seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya di rumah saja, tapi dia suka banget main bebikinan sama anaknya, yang mana itu bisa di share melalui medsosnya, dan tentu saja itu merupakan salah satu ciri khasnya yang kuat.

Lah saya, udahlah kesehariannya di rumah aja, mengurus rumah seperti masak etc, which is i hate masak dan ngedapur itu.
Boro-boro deh mau pamer masakan kayak ibu-ibu lainnya, masak aja kayak kilat, saking saya nggak betah di dapur, hahaha.

Satu-satunya hal yang bisa saya share dari kegiatan ngedapur adalah...
BERANI PASANG GAS ELPIJI SENDIRI!, hahahaha.

Demikian juga dengan mengasuh anak-anak, selain menemani mereka sebentar, rasanya saya sama sekali nggak kreatif kayak ibu lainnya, sehingga nggak ada sesuatu yang beda yang bisa saya pamerin, hahaha.

Kebayang kan, bagaimana tantangan seorang momblogger seperti saya, yang ingin juga membangun personal branding-nya, biar bisa dikenal dan juga masuk dalam lingkaran blogger lainnya di Indonesia, dan yang paling penting adalah, bisa ikutan kecipratan kerja sama menghasilkan cuan, hahaha.


Cara Mudah Membangun Personal Branding Bagi MomBlogger tanpa Keahlian Khusus A La Rey


Tapi, bukan Rey namanya kalau cuman diam saja tanpa berusaha *uhuk.
Biar kata menjadi blogger masih sebagai blogger yang belum sehebat para momblogger profesional lainnya.

Cara Membangun Personal Branding tanpa Keahlian Khusus

Pun juga belum bisa punya ciri khas anti mainstream kayak blogger yang memang udah punya ciri khas atau keahlian khusus.

Namun, setelah lama berkutat dengan hal-hal personal branding, saya jadi bisa membangun sendiri, dengan cara yang sederhana, namun insha Allah bisa membentuk personal branding saya, tanpa harus memaksakan sesuatu yang mungkin masih berada di luar kemampuan saya karena situasi atau mungkin kondisi saya.  

Lalu gimana caranya?


1. Menggunakan ciri khas konsisten


Wah ini sebenarnya kuncinya ya, hahaha.
Semua orang sebenarnya pakai cara ini, tapi nggak semuanya berhasil melakukannya.
Lalu kamu berhasil Rey?
Belum sempurna sih, tapi selalu mengejar ciri khas tersebut, hehehe.

Iya, cara ini sebenarnya semacam cara yang sulit tapi aslinya sederhana.
Yang kita lakukan adalah, melakukan apa yang sering kita lakukan, namun konsisten setiap hari.

Misal, aktif di media sosial, rajin menulis status di medsos, rajin menulis postingan di blog.
Nggak perlu menulis yang kudu sempurna dan terlihat bermanfaat bagi semua orang.

Saya sangat percaya, sereceh dan seremeh apapun yang saya tulis dan bagikan, pasti akan bermanfaat bagi orang lain, meskipun mungkin butuh waktu untuk itu.

That's why saya sering menulis di status facebook, agar itu jadi ciri khas saya, hahaha. 
Blogger yang suka curhat di medsos panjang-panjang itu siapa ya?
Si mamak Rey! wakakakakaka.

Atau, blogger yang rajin update blognya, biarpun nggak jelas postingannya?
Si mamak Rey! hahaha.
Kan lama-lama sama dengan, siapa blogger yang suka blog walking? Mba Fanny!
Iya nggak?
Udah, iyain aja, hahaha.

Dan cara ini, selain mudah buat saya yang seorang ibu rumah tangga, nggak punya keahlian dan hobi khusus selain sukanya nulis nggak jelas.
Pun juga bisa menjadi sebuah modal utama dalam membangun personal branding.

Karena, mau sehebat apapun kita dalam mem-branding-kan diri, kalau nggak konsisten dan jarang aktif mah, lama-lama terlupakan oleh sejuta pendatang baru yang super kreatif dan mudah mencuri perhatian khalayak.


2. Menggunakan ciri khas tekun dan disiplin


Mungkin cara ini erat hubungannya dengan cara yang ada di point 1 di atas.
Di mana yang namanya konsisten itu, butuh banget yang namanya tekun dan disiplin.

Namun, sebenarnya saya juga belum sedisiplin dalam artian benar-benar disiplin dan teratur gitu, hanya saja saya terbantukan dengan tekun, sehingga saya bisa memaksa diri untuk konsisten menulis dan aktif setiap hari.

Lucky me, saya udah punya semacam pondasi untuk itu, karena saya memang tumbuh besar dalam tuntutan menjadi yang sempurna.

Meskipun hal itu malah menjadi boomerang tak sehat untuk mental saya, tapi perlahan saya coba melatih pola pikir, agar semua sisi positif dari tekun dan disiplin itu yang dikeluarkan, sementara sisi negatifnya didamaikan aja, hahaha.

So, mengapa saya bilang ciri khas tekun dan disiplin ini bisa jadi cara mudah buat membangun personal branding?

Karena, percayalah, hanya ada sedikit momblogger yang bisa melakukan hal itu, apalagi secara konsisten.

Ini bukan hanya dalam menulis dan aktif baik di medsos maupun di blog ya, dalam bekerja sama juga, disiplin dan tekun terhadap perjanjian kerja sama, salah satunya selalu menghindari deadline, itu juga penting, dan bisa lebih bermanfaat dalam membangun personal branding.  


3. Rajin Share apa yang bisa dishare, termasuk opini yang ada di kepala


Saya sangat yakin, karena banyak banget yang mengeluhkan hal ini kepada saya, betapa kebanyakan orang tuh mau nulis bingung cari idenya, jangankan nulis di blog ya, bahkan nulis di medsos yang receh aja, sulit nyari ide.

Alasannya, pengen share yang positif.
Bagus banget sih ya niatnya.
Tapi kalau kelamaan nyari yang 'positif' yang dimaksud itu, sampai akhirnya nggak jadi share atau nulis apapun, terus mananya yang positif tuh? hahaha.

Terlebih bagi seorang momblogger ya, yang kerjaan dunia nyata wajibnya juga banyak setiap harinya, belum lagi terditraksi oleh interupsi anak-anak yang tanpa ending, hahaha.

Baru mau mikir, eh anak-anak berantem.
Baru mau nulis, eh anak-anak jejeritan.
Wassalam dah mikir apalagi nulisnya.

So, bagaimana menyikapinya?
Ya udah, nggak usah dipikirin apa yang harus ditulis, tapi tulis apa yang dipikirin.

Mudah kan.
Misal, kita mau nulis, tapi nggak tahu mau nulis apa.
Ya udah, nulis aja yang itu.
"Saya tuh mau nulis, tapi bingung mau nulis apa, anak-anak screaming around bikin saya terditraksi melulu, padahal kan saya mau praktik konsisten tiap hari"
Nah udah kan, jadi tulisan, hahaha.

Atau, kalau memang bukan hanya bingung mau nulis apa, karena benar-benar rempong, ya udah upload aja satu gambar lucu atau gambar mainstream, dikasih caption sebaris kalimat juga udah oke.

Apa manfaatnya tuh Rey?
Ih ada dong, minimal orang melihat kita aktif, dan jadi familier terus sama kita.

Saya dulu punya teman facebook, yang B aja sebenarnya.
Tapi dia suka banget share foto kegiatannya, meski dengan foto yang buram dan angle yang kacau balau, kagak ada aestetiknya sama sekali.

Tapi karena dia rajin share setiap hari, lama-lama kami friendlist-nya jadi familier dan kangen kalau dia nggak munculin postingan seharipun.
  
Jadi, berkaca dari itu, bagi saya membangun personal branding itu tidak semata menampilkan sesuatu yang wao, bahkan si Keke yang mendadak terkenal dan kaya itu, awalnya kan sama sekali nggak punya keahlian yang wao, selain hal-hal yang justru mungkin terbilang memalukan untuk orang lain.

Tapi, justru hal itu yang membuat dia benar-benar mudah membangun brandingnya. 


4. Rajin dan fokus share pengalaman pribadi 


Menjadi diri sendiri?
Rasanya itu adalah impian semua orang.
Paling mudah dan nyaman dah kalau kita disuruh jadi diri sendiri.

Nah, hal itu yang saya gunakan untuk membangun branding, jadi nggak perlu repot mikirin mengapa cahaya matahari belum membakar kulit ikan? *lah? hahaha.
Atau maksudnya, repot memikirkan hal yang luar biasa, demi idealis branding yang hebat/

Mengapa nggak pakai cara mudah dengan menampilkan diri sendiri apa adanya?
Selain mudah, menjadi diri sendiri itu, dengan sendirinya akan menjadi unik.

Betapa enggak?
Mana ada sih orang yang sama persis di dunia ini?
Bahkan yang kembarpun. pasti punya perbedaan, dan perbedaan itulah yang akan menjadi ciri khas yang mudah untuk di-branding-kan.

Jadi, alih-alih repot mikirin hal luar biasa, padahal kagak cukup waktunya untuk itu kan ye, mending kan rajin dan fokus share pengalaman pribadi.
Apa yang kita alami, pikirkan dan rasakan.

Selama dilakukan dengan bersamaan poin 1 dan 2 di atas, bakalan bisa lebih mudah untuk berkembang.


5. Menulis pengalaman diri dengan jujur 


Ada begitu banyak tulisan yang judulnya, bikin penasaran.
Tapi rasanya hanya ada sedikit orang yang menuliskan isinya dengan jujur.
Ujung-ujungnya cuman jualan klikbait aja.

Hal itu bisa menjadi peluang bagi seorang momblogger buat saya untuk branding.
Karena masih jarang ada yang berani menuliskan pengalaman diri dengan jujur, maka itu akan menjadi sebuah ciri khas yang pastinya penuh dengan pro dan kontra *loh? hahaha.

Enggak.
I mean, tak masalah sih buat saya untuk menulis lebih jujur, asalkan tentang diri sendiri, bukan menulis kisahnya orang.

Kalau yang saya perhatikan kebanyakan, orang-orang tuh demikian blak-blakan menulis tentang orang lain, terus menulis umumnya saja untuk pengalaman pribadi, dengan alasan,
"Itu adalah aib!"
Lah, nyebarin aib orang nggak papa ya? hahaha.

Hanya, untuk poin yang ini memang sarat namanya syarat dan kondisi, plus dibutuhkan mental yang kuat untuk itu.
Namun, bagi saya ini paling aman, ketimbang nyebarin 'aib' orang (jika kita menganggap sesuatu masalah itu adalah aib ya) lalu berakhir dengan terjerat UU ITE.

Untuk poin ini, sama juga dengan lainnya, di mana lebih mudah dilakukan, karena kan pengalaman pribadi, jadi tinggal ditulis aja, nggak mikir juga bahkan bisa, hahaha.

Karena, mikir aja itu butuh berjam-jam dong ya, apa kabar mamak-mamak yang kudu urus anak dan segala macamnya kayak saya?


Demikianlah, cara mudah saya membangun personal branding sebagai momblogger yang nggak punya keahlian khusus, maupun waktu yang banyak untuk itu.

Jadi, kuncinya itu adalah konsisten dan kontinyu.
So, jika memang kita kesulitan menghadirkan sesuatu yang wao seperti keahlian khusus lainnya.
Ya udah, just be ourself aja.

Mudah kan.
How about you, Temans?


Sidoarjo, 6 Juli 2021


Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: canva edit by Rey

15 komentar :

  1. Widih...tekun dan disiplin dibilang mudah coba 😅

    Itu yang paling berdarah-darah buat saya malah. Namun, saya setuju sih, seringkali saya nggak kunjung nulis karena terlalu perfeksionis. Harus nulis sesuatu yang berfaedah.

    Sama kaya mau pergi tamasya tapi baru mau keluar rumah kalau semua traffic light nyala ijo. Ga berangkat2 😁

    Hmm...ngomong2 soal branding, menurut mbam Rey, personal brandingnya seorang Prima itu apa sih? Butuh pencerahan nih 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, justru itu jadi peluang Mas, karena kalau untuk hal lain butuh keahlian, yang seringnya lebih mudah kalau memang terlahir dengan itu.
      nah tekun dan disiplin itu hanya butuh kemauan :D

      Kalau Mas Prima yang saya kenal itu, seorang blogger penyuka minimalis dan melankolis,(menurut saya yaaa :D) hahaha

      Hapus
  2. Intinya harus konsisten dan tekun ya mbak. Rutin update tiap hari juga bisa naikin DA/PA blog, sehingga besar kemungkinan artikel kita muncul di halaman pertama pencarian Google, dan dapet banyak job pula.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau DA/PA diriku dapetnya dari blog walking say, atau kadang juga dari blog orang yang mereview suka rela :D

      Hapus
  3. Konsistensi itu masih jadi tantangan terbesar buat saya, Mba 😂 Sebetulnya, niat itu ada, tapi selalu terbentur dengan kehabisan ide. 😢 Ujung-ujungnya niat itu cuma sekadar niat, melempem gara-gara bingung menentukan topik ngeblog. Tapi, saya jadi tercerahkan karena tulisan Mba Rey di atas. Mungkin selama ini saya kurang tanggap aja dalam melihat kesempatan yang ada. Aslinya, banyak banget yang bisa ditulis. Saya aja yang nggak pandai mengolahnya. 😑

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat, membiasakan menulis, lama-lama masalah stuck ide itu bakalan nggak jadi masalah :)

      Hapus
  4. Salah satu branding mbak Rey ya ini, bisa menulis panjang lebar kayak kereta. Eh kereta mah ngga lebar ya.

    Memang sih konsisten itu sulit, apalagi kalo yang sambil kerja di luar rumah misalnya pabrik atau kantor karena harus mendahulukan pelajaran eh pekerjaan maksudnya.

    Untung namaku tidak disebutkan dalam momblogger.😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, pengen nyebut momblogger sih, tapi takut dijadikan tokoh cerpen momblogger Agus hahahaha

      Hapus
  5. Brandingnya mbak Rey tulisannya selalu mengalir. Meski panjang, tetap enak dibaca sampai akhir. Jadi panutan buat yang baru mulai.

    BalasHapus
  6. konsisten, kontinyu dan bersambung berkelanjutan
    konsist ini emang kudu niat poll, biar branding kita bisa melekat pelan pelan ke temen temen yang lain juga

    tekun, kalau mbak rey aku ga ragu lagi,, tekun bin rajin pokoknya
    kalau aku ga sempet nulis, ujung ujungnya BW kayak mbak fanny, sampe aku catetin alamat blognya kalau yang susah diingat, karena aku hampir diluar kepala #ciahhh hahahhaa
    padahal blogger buanyak banget, waktunya yang kurang

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iyaaa... kan blog walking itu juga masuk kegiatan ngeblog kalau saya :D
      Mba Inun memang makin terkenal bewenya sekarang, sama kayak Mba Fanny, keren banget deh kalian :D

      Saya masih lebih ke nulis :D

      Hapus
  7. Hahahahah jadi malu aku, Krn dibilang ratu BW 🤣. Sekali dayung berapa pulau didatangin Rey :D. Menuhin hobi membaca, bisa belajar dr tulisan temen2 ntah itu cara menulisnya, diksi yg dipakai dll.

    Aku kalo denger kata blognya Rey, lgs kebayang Ama tulisan yg panjang, tapi betah untuk dibaca sampe habis. Bahkan yg tulisan serius, ATO yg sponsor post, semuanya bisa kamu tulis pake bahasa yg enak, ga menggurui ATO terlalu formal yg bikin bosen. Dan sering kamu selipin Ama pengalaman mu sendiri.

    Sering tuh tulisan yg sebenernya berbayar, tapi aku ngerasa JD review pribadi saking enak alur dan bahasanya :).

    Kalo soal konsisten, itu juga angkat topi. Aku ga bisa 😂. Walopun skr ga tiap hari lagi kayak THN lalu, tetep aja kamu terbilang rutin. Blm lagi medsos :D. Pengen sih bisa gitu. Mungkin ga bisa di blog, tapi aku mau coba di medsos Rey :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, Mba Fanny udah terbentuk, karena punya bidang satu yang ditekuni Mba, ditambah ratu Bewe itu, kayaknya terkenal seantero blogger tanah air dah :D

      Di medsos juga, udah dinantikan banget review bukunya :D

      Hapus
  8. Halo Mba Rey. Udah lama kaga jalan² ke sini. Rindu hehe.

    Apa kabar Mba Rey. Maap komennya out of topic hehe.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)