Film Korea Burning (2018) Dalam Kacamata Penonton Awam

Film Korea Burning (2018)

Sharing By Rey - Film Korea berjudul Burning ini, saya tonton karena komentar si Rahul, di post review film buatan Lee Chang-dong lainnya, yaitu Poetry.

Dan dasar si Rey ya, udahlah tahu kalau filmnya bakal sedatar film Poetry, malah semakin penasaran ditonton dong, biar kata kudu menghabiskan 4 harian buat nontoninnya, hahaha.

Iya, sejujurnya, saya nggak punya waktu buat nonton, saking saya tuh sibuknya ngalahin presiden *minta dikeplak, wakakakkakak.

Enggak sih, cuman memang seringnya, saya nonton tuh di waktu hendak mau tidur, terutama kalau anak-anak udah bobok, ye kan yang bener aja saya nonton pas anak-anak lagi on, yang ada mereka mau ikutan, mana adegannya mirip juga dengan adegan di film Poetry, ada adegan anunya *eh.

Dan begitulah, setelah melewati 4 harian, di mana ketiga harinya saya ketiduran mulu, untungnya anak-anak nggak kebangun dan nontonin filmnya hahaha.

Pun juga, karena sumpah ya, ini film bikin kepala pusing, hahaha.
Sinopsisnya kek gini.


Sinopsis Film Korea Burning (2018)


Spoiler banget nget allert!

Film Burning dimulai dengan adegan orang berjalan mengangkat sesuatu, di sebuah pasar, dia adalah Jong Su (Yoo Ah-In), seorang calon penulis yang berprofesi sebagai kurir, lalu kemudian bertemu dengan seorang gadis cantik dan menyenangkan yang sedang bekerja sebagai SPG sebuah produk.

Film Korea Burning (2018)

Gadis tersebut adalah Hae-mi (Jeon Jong-Seo), yang mana merupakan teman di masa kecilnya, karena mereka sekampung dulunya.

Keduanya lalu mengobrol, dan kemudian dilanjutkan bertemu malam harinya di sebuah kedai.
Dalam pertemuan tersebut, Hae mi bercerita banyak hal, tentang rencananya berlibur ke Afrika, dan meminta tolong pada Jong-su, untuk merawat dan memberi makan kucingnya, Boil, di kamar apartemennya, selama Hae-mi berada di Afrika.

Jong-su menyanggupi, kemudian Hae-mi mengajaknya ke apartemennya yang berantakan, sayang kucingnya, si Boil, sama sekali nggak mau menampakan diri, sehingga Jong-su menduga kalau kucing tersebut hanyalah hayalan, meski demikian Jong-su tetap datang menengoknya dan memberinya makan, ketika Hae-mi berada di Afrika.

Selama Hae-mi pergi, kegiatan Jong-su tak banyak, hanya pulang ke rumah ayahnya di perbatasan Korea Selatan dengan Korea Utara.
Merawat anak sapi ayahnya, karena ayahnya sedang ditahan disebabkan terlibat pelanggaran hukum menyerang orang.

Ayah Jong-su memang punya temperamen yang keras, karenanya sejak kecil ibu Jong-su pergi meninggalkan Jong-su bersama adik perempuannya.
Untunglah adik perempuannya sekarang sudah menikah dan punya anak.

Selain di kampung halamannya, Jong-su tetap mengunjungi kamar apartemen Hae-mi, memanggil-manggil Boil yang tak kunjung menampakan dirinya, namun ternyata meninggalkan kotorannya di bawa tempat tidurnya, setelahnya Jong-su melihat-lihat pemandangan dari jendela kamar apartemen tersebut, sambil bermasturbasi, hahaha.

Etdah, ini film memang rada-rada geli deh, ada adegan anu-anunya si Jong-su dengan Hae-mi, sampai si Haemi yang nari-nari topless, hadehhh... (jangan tonton di dekat anak kecil!)

Sampai suatu hari, telepon Jong-su berdering, Hae-mi memanggilnya di ujung sana, sambil terputus-putus karena signal yang buruk.
Hae-mi hanya mengabarkan, bahwa keesokan harinya dia akan pulang ke Korea, dan meminta Jong-su untuk menjemputnya di bandara.

Tentu saja Jong-su menjemputnya dengan gembira, dengan mobil pick up bututnya.
Namun, ternyata Hae-mi datang tidak sendirian, dia bersama lelaki perlente yang sungguh segala halnya berlawanan 180 derajat dengannya, bernama Ben (Steven Yeun).

Jong-su terpaksa harus memberi tumpangan juga kepada Ben, dan di dalam mobil, Ben dengan santai bertelepon ria dengan seseorang, yang sepertinya adalah ibunya.

Sebelum sampai rumah, Hae-mi mengajak untuk mampir makan, dan ketika selesai, makin terasa minder lah si Jong-su, ketika Ben ternyata memasuki sebuah mobil mewah, bersama Hae-mi.

Ben memang pemuda kharismatik, tampan, ramah, super duper supel, punya banyak teman, rumahnya mewah di Gangnam dan begitu rapi dan bersih, pandai memasak.
Pokoknya berbanding terbalik dengan Jong-su dah.

Meskipun demikian, Ben tidak sombong, bahkan menerima dengan baik si Jong-su dan mengajaknya ikut party di rumahnya.

Namun, mungkin karena cemburu, di mana Jong-su dan Hae-mi memang sudah pernah having s*x, tapi hubungannya nggak jelas, lalu terlihat kalau Hae-mi sepertinya lebih memilih Ben, dan Ben pun terlihat menyukai Hae-mi.

Sinopsis film Korea Burning

Jong-su jadi mencurigai Ben, dia jadi sering memata-matai Ben, ketika berada di rumah Ben pun, Jong-su malah memeriksa beberapa laci di kamar mandinya, di mana ada sebuah kotak make up, serta sebuah laci dengan beberapa gelang wanita.

Jong-su juga diam-diam memperhatikan Ben, yang mana terlihat tidak menikmati kebersamaan dengan banyak temannya, terlihat dari dia lebih sering menguap saat menyimak cerita teman-temannya.

Suatu hari, ketika sedang berada di desa, Hae-mi menelponnya, bahwa dia dan Ben akan mengunjunginya, dan benar saja, beberapa menit kemudian, mobil mewah Ben memasuki halaman rumahnya, Ben datang membawa beberapa minuman, daaan ganja.

Mereka mengisap ganja bertiga, Ben terlihat sangat santai menghisapnya, sementara Hae-mi sekali isap langsung tertawa-tawa, demikian juga Jong-su.
Dan ketika Hae-mi mengisap ganja itu kembali, berikutnya dia bangkit, membuka bajunya dan menari-nari dengan topless.

Hae-mi akhirnya tertidur di sofa rumah Jong-su, sementara Jong-su menemui Ben yang kemudian terlibat pembicaraan mendalam, di mana Ben mengatakan, dia suka banget membakar green house yang sudah diterlantarkan, dan biasanya dia membakar habis green house tersebut, tanpa diketahui siapapun dan tanpa bekas sedikitpun.
Dia juga bercerita, bahwa berikutnya, akan membakar green house dekat rumah Jong-su.

Sepulang Ben dan Hae-mi, Jong-su malah kepikiran perkataan Ben tersebut, lalu setiap harinya dia berkeliling di green house terlantar di seputaran rumahnya, hanya untuk mengecek, apakah ada green house yang hilang dibakar oleh Ben.

Bahkan, saking penasarannya, dia mencoba membakar 1 green house, untungnya sebelum api meluas, segera dipadamkan.

Suatu hari, ponselnya berdering, ternyata panggilan dari Hae-mi.
Anehnya, ketika diangkat, tidak ada satu suarapun.

Berikutnya, Jong-su kehilangan Hae-mi, ditelepon nomornya nggak aktif.
Jong-su mendatangi kamar apartemen Hae-mi, dan mendapati kamarnya kosong dengan kondisi yang sangat rapi, berbeda dari biasanya yang super berantakan.

Jong-su lalu mencurigai Ben akan hilangnya Hae-mi, dan jadi sering membuntuti Ben, sampai Ben ke luar kotapun dibuntuti, yang ternyata Ben hanya termenung di tepi sebuah danau.

Sampai suatu hari, Jong-su ketahuan Ben ketika sedang membuntutinya, malah diajak masuk ke apartemennya di mana Ben bersiap mengadakan kumpul-kumpul dengan teman-temannya, tentu saja Ben telah menemukan wanita lain pengganti Hae-mi, pun juga Ben mengaku tak tahu menahu ke mana Hae-mi pergi, malah memberi tahukan kalau Hae-mi menyukai Jong-su dan dia cemburu karena itu.

Jong-su kembali memeriksa kamar mandi Ben, membuka laci di kamar mandi, dan menemukan jam tangan pemberiannya untuk Hae-mi.
Ben juga tiba-tiba memiliki kucing, di mana kucing itu begitu akrab ketika dipanggil Boil.

Sementara itu, persidangan ayah Jong-su dilanjutkan dengan keputusan ayahnya harus dihukum, karenanya Jong-su memutuskan menjual anak sapi ayahnya.

Setelah itu dia kembali mendatangi kamar Hae-mi yang tetap sepi tak berpenghuni.
Dan memutuskan mengetik sebuah cerita.

Adegan lalu berpindah ke Ben yang bersolek mengenakan softlens di kamar mandinya, setelahnya dia mengambil kotak make up dan ternyata malah melukis bibir seorang wanita di rumahnya.
Setelah itu, adegan berpindah lagi di mana Ben seorang diri seperti menanti seseorang, Jong-su lalu datang, dan tanpa peringatan lalu menusuk Ben dengan pisau berulang kali hingga Ben tak bergerak.

Jong-su lalu memasukan tubuh Ben ke dalam mobil mewahnya, menyirami bensin, membuka semua pakaiannya yang penuh darah, lalu membakarnya.

Setelahnya dia pergi sambil telanjang bulat mengendarai pick up bututnya, daaannn the end!

Gimana? masih belom bobok baca sinopsis gaje ini hahahaha.


Biar nggak merasa gaje, sila tonton sendiri deh, di Viu ada kok :)


Review Film Korea Burning (2018)


Profil:

Director: Lee Chang-dong
Writer: Haruki Murakami (original short story), Lee Chang-Dong, Oh Jung-Mi
Release Date: May 16, 2018
Runtime: 148 min.
Genre: Mystery
Language: Korean
Country: South Korea

Pemain:

Yoo Ah-in sebagai Jung-soo
Steven Yeun sebagai Ben
Jun Jong-seo sebagai Hae-mi



Rating By Me : 3 of 5

Review film Korea Burning

Hahaha, maafkeun, buat saya si penonton yang sukanya film action, komedi atau drama yang jelas, yang nontonnya buat refreshing, bukan malah bikin makin puyeng dan ngantuk, film ini sungguh di bawah dari film Poetry, bagi saya.

Tapi jangan khawatir, ini adalah pendapat mamak-mamak, yang bahkan buat nonton aja, kudu nyuri waktu sebelum tidur, yang kebanyakan sih berakibat waktu tidur semakin sedikit, atau bahkan ketiduran, hahaha.

Untuk mamak-mamak kayak saya, rasanya udah nggak mampu lagi, abis nonton malah sibuk mikirin film yang baru ditonton.
Kalau dulu sewaktu masih single, saya bahkan penasaran jika disodorin film seperti ini, maksudnya ending-nya itu gimana sih? 

Meskipun saya kayaknya jarang banget nonton film yang alurnya kek air di danau, tenaaanggg...
Saya heran deh, di mana coba tegangnya, padahal banyak yang bilang drama thriller yang menegangkan, hahaha.

Yang kek gitu harusnya kek Shutter Island, di mana mimik dari akting para pemain tuh bikin jantung deg-degan, lalu ending-nya bikin pengen ngulang nonton, sekalian di pause di beberapa adegan, hanya untuk mencari kesimpulan ending filmnya.

Tapi ini beda.
Astagaaaa dataaaarrr kek danau, hahaha.
Persis banget kayak film Poetry yang untungnya sih, saya udah dapat insight dari si Rahul, bahwa memang udah jadi ciri khas si Lee Chang-dong ini, kalau bikin film kek air danau tapi menenggelamkan, hahaha.

Oke, mari kita review filmnya.
Dan sebelumnya, saya mau komentari si lakon Hae-mi nya, di mana pas liat mukanya tuh, saya jadi teringat akan pemain dengan mimik yang memang rada misterius serem-serem psikopat atau mungkin sosok yang pemberani di luar kenormalan.

Siapa lagi kalau bukan lakon yang main di film The Call, yang sadis itu.
Biarpun saya nggak hafal namanya, bahkan untuk nulis review ini, saya bolak balik googling dan copas namanya, tapi setidaknya setelah nulis review 2 film yang dimainkan ama si aktris ini, saya udah lumayan familier, dengan memberikan dia nama SEO (Soooo blogger banget kan ye, hahahaha)

Iya, saya baru notice dong ya, kalau dia tuh aktingnya totaaall abeess, dan berani banget.
Eh bukan cuman berani memperlihatkan tubuh sih, aktingnya di film The Call itu loh, sampai saya masih ingat dong seringai anehnya yang setiap kali saya teringat tuh, bikin merinding.    

Lalu saya coba googling, dan ternyata si Seo ini pernah main film barat bareng Kate Hudson dong, abis ini saya mau nonton ah, buat review minggu depan *lah, hahahaha.

Oh ya, padahal ya, film ini berpusat di si Jung-soo, di buat oleh Lee Chang-dong, terinspirasi dari cerpen Murakami (jangan tanya, siapa itu Murakami, saya pun baru dengar, maklum kudet, hahahaha).

Dan yang saya tangkap dari kebiasaan Lee Chang-dong ini, dia tuh memang suka banget berpikir dengan gaya begini, di mana dia menangkap sebuah sikap yang terpendam pada seseorang, dan diurainya dalam bentuk film yang menurut saya adalah merupakan potongan-potongan berserakan, sehingga dia mempersilahkan para penonton buat ngumpulin sendiri, dan nyimpulin sendiri, hahaha.

Bagus sih, di mana dia mengedukasi penonton, buat lebih berpikir kritis, tapi saya malas berpikir kritis, saya ngantuk, anak-anak belum dimasakin, mau beli takut virus korona, *lah? hahahaha.

Yup, saya sampai bingung mau nulis apa kali ini, yang jelas film ini menyorot tentang kemarahan dalam pikiran yang tak terungkap dari si Jung-soo, namun tetep membingungkan sih ya, mengingat dia itu penulis.

Jadi saya bingung menyimpulkan, apakah semua adegan dalam film itu memang nyata?
Atau memang sebagian adalah hayalan si Jung-soo ini?
Nah yang sebagian ini yang saya kurang ngeh, mana yang nyata, mana yang cuman hayalan.

Namun yang bisa kita perhatikan adalah, kalau film ini menampilkan sebuah tehnik pengambilan gambar, haduuhh apa ya namanya, itu loh yang mana adegan itu seolah kita diajak melihat dalam pandangan si Jong-su.

Perhatikan di awal film, di mana kameranya itu goyang-goyang, semacam pandangan orang yang berjalan tergesa sambil membawa sesuatu yang berat.
Ya hampir sepanjang film banyak adegan seperti itu.

Jadi, bisa jadi beberapa adegan di film tersebut, adalah sebuah kisah yang benar terjadi, dan sebagian lainnya adalah adegan dalam kepala si Jong-su.

Termasuk saat dia membunuh Ben, sebelum itu kan adegannya memperlihatkan si Jong-su itu menulis dengan lancar di laptop dalam kamar Hae-mi, lalu memperlihatkan Ben yang bersolek, melukis bibir wanita, lalu berujung dia menunggu seseorang dan ditusuk Jong-su.

Jadi mungkin opini saya adalah:
  • Hae-mi menghilang tetaplah misteri, entah dia kabur karena hutangnya banyak, terlebih sebelumnya Jong-su menegurnya dengan mengatakan bahwa dia seperti pelacur, karena membuka bajunya di depan lelaki.
  • Ben memang terlihat seperti psikopat, tapi tidak ada bukti kuat yang mengarah bahwa dia membunuh Hae-mi, pertama meskipun jam tangan (yang mirip) punya Hae-mi ada di laci kamar mandinya bersama gelang wanita lainnya, bisa jadi itu sengaja dikoleksi oleh Ben, dengan memintanya pada para wanita yang mengencaninya, atau mungkin bisa jadi punya orang lain, karena ketika Jong-su menemui teman kerja Hae-mi, dia melihat teman kerjanya juga mengenakan jam tangan yang sama.
  • Adegan Ben bersolek, make softlens dan melukis bibir wanita, bisa jadi itu hanyalah hayalan si Jong-su yang kemudian dimasukan ke dalam tulisannya, termasuk juga adegan dia membunuh si Ben. As we know kan, seorang penulis itu, punya hak veto balas dendam melalui tulisan, hahaha. Jadi kalau kesal ama orang, cukup bikin aja tulisan, di mana orang yang kita kesali itu dijadikan korban dalam cerita kita, bahahaha. 
Entahlah, saya juga nulis opini itu nggak yakin juga sih, karena kalau dilihat dari kacamata awam, dugaan si Ben membunuh Hae-mi itu besar.
Karena beberapa hal yang mencurigakan, seperti...

Dia merenung di danau, bisa jadi si Hae-mi dibuang di situ, setelah dibunuh tentunya.
Terlebih, tiba-tiba Ben punya kucing dong di apartemennya, dan dia bilang nemu kucing itu, dan anehnya kucing itu liar, namun ketika dipanggil Boil, nama kucing si Hae-mi yang tidak pernah dilihat langsung oleh Jong-su, tuh kucing langsung mendekat, seolah namanya memang Boil.

Terus, Ben bilang bakal membakar green house itu, menurut saya bukan bakar green house beneran, tapi justru itu sebagai ancaman, bahwa dia akan membunuh orang terdekat si Jong-su, dalam hal ini, Hae-mi, karena Hae-mi mengatakan bahwa dia menyukai Jong-su, dan memang itu benar, Hae-mi menyukai Jong-su sejak kecil.

Tapi, ah entahlah..
Tonton sendiri deh, trus kasih tahu saya, bener nggak opini mamak-mamak yang nontonnya sampai ketiduran berkali-kali ini? hahahaha


Makna dan Pesan Film Korea Burning (2018)


Ya ampun, belum juga nulis pesan dan maknanya, udah 2000 kata lebih dong, bahahahaha.
Jadi kayaknya singkat aja deh, nulis tentang makna dan pesan film ini, tentunya dalam kacamata yang lurus ya, kacamata bahwa semua adegan itu adalahnya nyata (anggap aja gitu, hehehe)

Sinopsis film Korea Burning


1. Ungkapkan, jangan hanya dipendam


Memang benar sih, meski alurnya gaje, tapi saya bisa menangkap bahwa film ini memang menitik beratkan pada kemarahan atau sesuatu yang terpendam di hati si Jong-su.

Dia kesal sama ayahnya yang temperamen, tapi di satu sisi dia juga masih peduli, dia hadir ke persidangan ayahnya, tapi nggak mau ngomong sepatah katapun.

Jong-su hanyalah seseorang yang terbiasa bersikap baik, meski marah pada ayahnya, dia tetap datang dan peduli.
Meski sebal pada ibunya yang tega ninggalin mereka, tapi tetap peduli saat ibunya menelponnya, hanya untuk memberitahukan kalau dia punya hutang, ckckck.
Daaann, dia cinta pada Hae-mi, tapi dia nggak berani ungkapkan.

Semua hal itu, berkecamuk dalam hatinya, membentuk kemarahan yang tidak bisa diungkapkan.
Itulah mengapa, bisa jadi kejadian akhirnya dia bunuh Ben itu, bisa beneran, meski bisa juga hayalan, hahaha.

So, jangan suka memendam sesuatu deh, nggak baik, entar jadi bisul.


2. Cinta tak bisa dipaksakan

 
Mainstream banget, hahaha.
Tapi, kenapa pula si Hae-mi tidak mau hidup tenang ama Ben yang kaya raya dan menyenangkan, dan yang penting adalah... Ben menyukai Hae-mi, dia yang pertama kali membuat Ben merasa cemburu.

Tapi ya gitu, cinta tak bisa dipaksakan.
Hae-mi masih tetap menyukai Jong-su, yang bahkan tidak pandai mengatakan keinginannya itu.


3. Menjadi kaya, ternyata tak cukup untuk disukai banyak orang


Ben yang kaya raya itu, masih harus bersandiwara, seolah menikmati kebersamaan dengan teman-temannya ketika mereka berkumpul di rumahnya.
Padahal dia tidak menikmati, dan malah terkantuk-kantuk kebosanan.

Ternyata, kaya saja tak cukup untuk membuat kita diterima dalam sebuah pertemanan, tapi juga harus mengorbankan diri sendiri, untuk berpura-pura menyukai sesuatu yang tidak disukainya.


4. Orang tua yang berpisah, tidak serta merta membuat keadaan anak menjadi lebih bahagia


Terlebih, kalau anak-anak ditinggalkan begitu saja dengan ayah yang temperamen.
Yang ada, anak-anak tumbuh makin tidak terurus, dan kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya


Apalagi ya?
Silahkan tambahin sendiri deh, atuh mah ini tulisan udah hampir 2500 kata dong, hahaha

Ada yang udah nonton film ini?


Sidoarjo, 24 Januari 2020


Sumber : film Burning (2018)
Gambar : berbagai sumber (Asian wiki, imdb etc)

14 komentar :

  1. Keren banget nih, Mbak Rey. Kalau nulis review film detail dan lengkap banget. Apalah dayaku yang cuma mentok nulis review drama Korea cuma 500 kata aja.


    Aku belum nonton film ini, Mbak. Tapi aku jadi penasaran pengen nonton. Kapan-kapan pengen nonton juga ah. Aku rada sebel sih kalau nonton film tapi harus mikir dan menebak ceritanya gimana. Soalnya aku nonton film buat hiburan aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahahhaa, ayooo nontoonn , biar sama-sama mikir :D

      Hapus
  2. aku lama engga nonton film korea karena sudah terlanjur basah liat film Filipin wkwkw
    tapi aku penasarn si sama tokoh yang pura pura bahagia bersama temannya
    itu bagus baget pesannya
    kadang selain percintaan, tema pertemanan juga yang aku suka di film korea


    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh Filipina itu juga menarik ya, dulu saya sering ikutin serialnya di TV, lupa judulnya apa, cantik dan ganteng orang-orangnya :D

      Hapus
  3. belum pernah nonton film ini. kalau aku baca review spoilernya flat ya ceritanya dan aku kira nggak ada misteri misterinya.
    pas baca keterangan terakhir ditulis genre mystery. Woww, kayaknya ga berani kalau nonton sendiri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iya Mba Inun, ini filmnya gaje, khas yang bikin, selalu kayak gini :D

      Hapus
  4. Kak Rey, sepertinya aku harus mengundang Kak Reka (haloreka) untuk datang ke postingan ini sebab baru-baru ini Kak Reka juga menulis review atas film ini dan katanya endingnya juga bikin mikir 🤣. Siapa tahu kalau Kak Reka ke sini, Kakak-kakak jadi bisa diskusi bareng mengenai endingnya 🤭

    Btw, Haruki Murakami itu salah satu penulis buku terkenal yang asalnya dari Jepang. Kalau Kak Rey pernah lihat buku yang judulnya Norwegian Wood, itu karya beliau dan film Burning ini diangkat dari salah satu karya beliau juga 😁

    Anyway, tulisan Kak Rey lengkappp buangett 😍 thank you Kak Rey atas ulasannya 🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iya Lia, saya udah baca tulisannya Reka, emang sama-sama bingung dengan endingnya hahaha

      Hapus
  5. Duuuuh kenapa sih film2 yg masuk dan menang penghargaan selaluuuuu aja ga pernah ada yg cocok Ama seleraku. Ini seleraku yg rendah banget, ato otakku yg ga nyampe nonton film berat yaaaa hahahaha

    Intinya ini g jelas endingnya ya Rey :D

    Benci deh nonton film begitu. Bikin penasaran. Udh nonton lama, trus disuruh mikir sendiri endingnya enak gimana wkwkwkwk

    Udahlaaah, cukup baca reviewmu aja kalo gitu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha aslinya ini juga bukan selera saya, tapi penasaran aja nontonnya, emang film buatan Chang-dong memang datar selalu :D

      Hapus
  6. Saya baru aja selese nontonnya dan sama kaya mbak, film ini bikin bingung abis saking penuh keambiguan, wkwk.

    Tapi film ini emang ngebebasin penontonnya buat interpretasiin sendiri ending dari film ini. Kalo saya berkesimpulan kalo si Haemi emang dibunuh sma si Ben dan si Ben itu psycho. Tapu adegan akhir masih gak tahu apa si Jongsu beneran bunuh Ben atau itu hanya khayalan Jongsu aja, haha. Tapi akting para pemerannya emang bagus bgt��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kan, si Haemi memang mencurigakan dibunuh, karena kamarnya udah dibersihkan dan dirapikan gitu, emang nih film suka bikin penonton menyimpulkan sendiri ya :D

      Hapus
  7. Aku sependapat sama kak Rey soal film ini. Nonton film ini tuh kayak bikin kita mikir jawabannya sendiri, istilahnya tuh kayak lagi ujian open book wkwkwkk. di kasih kisi2nya doang jawabannya cari tahu sendiri. Seru sih jadi melayang-melayang mikirin nasibnya Jongsu lol. Btw kak Secret sunshine bagus yak? Gak absurd kayak Burning kan? 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iyaaa... bikin penonton harus menyimpulkan sendiri apa endingnya :D

      Secret sunshine, masih ada up and downnya, meski gaya fimnya datar, tapi lumayan sih ketimbang ini :D

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)