Film Korea Ode To My Father, Ketika Anak Sulung Harus Memikul Tugas Ayahnya

Film Korea Ode To My Father, Ketika Anak Sulung Harus Memikul Tugas Ayahnya

Sharing By Rey - Film Korea Ode To My Father yang sukses bikin saya ngos-ngosan nontonnya, saking saya kebawa masuk ke dalam filmnya, di mana film ini bercerita tentang salah kaprahnya orang yang meletakan tugas seorang ayah di bahu seorang anak sulung.

Saya lupa sih, apa alasan nonton film Korea Ode To My Father ini.

Kalau nggak salah sih, berawal dari saya googling, dengan keyword 'film Korea yang menguras air mata'.
Lalu bermunculan beberapa film, dan salah satunya ya film Ode To My Father ini.

Iya, akhir-akhir ini memang selera nonton saya berubah banget.
Seingat saya, dulunya saya kurang suka nonton film drama, kecuali yang benar-benar bagus.
Soalnya saya bisa ngantuk saking datarnya alurnya.

Beda dengan film action maupun komedi.
Setidaknya film drama komedi lah, masih masuk kriteria saya.
Eh siapa sangka? semakin tuwah kok selera nonton juga ikutan berubah :D

Meskipun drama, akan tetapi saya sukanya film Ode To My Father ini masih berlatarkan Korea di zaman kemerdekaan dulu, which is i like sejarah.
Dan begitulah, film ini akhirnya saya tonton, dan sukses bikin mewek sekaligus ngos-ngosan.


Sinopsis Lengkap Film Korea Ode To My Father (Gukjeshijang)


Film Ode to My Father (Gukjesijang) adalah sebuah Film Korea yang ber-genre drama perang / adventures. 
Btw ini bakal spoiler loh ya, yang nggak suka spoiler, mending skip ke sub judul di bawah aja deh, tentang review film Korea Ode To My Father ini.

Film ini berkisah tentang seorang lelaki tua bernama Yoon Deok-Soo (Hwang Jung-Min), yang mengenang kembali masa kecilnya. Masa di mana pertama kalinya mengubah hidupnya, dari seorang anak-anak yang sedang berbahagia dengan usianya penuh dengan keinginan bermain bersama teman sebaya, namun terenggut oleh tanggung jawabnya sebagai seorang anak sulung lelaki dalam keluarganya.

Sinopsis Lengkap Film Korea Ode To My Father

Semuanya bermula saat keluarganya yang sedang mengungsi pada Desember 1950, meninggalkan peperangan yang mencekam dari Utara Korea, mereka lalu ke pelabuhan dan siap menaiki sebuah kapal yang akan membawa mereka menjauhi daerah peperangan tersebut.

Bersama ayahnya dan ibunya, serta adik-adiknya, Deok-Soo kemudian berjuang berdesak-desakan menaiki kapal tersebut.
Sayangnya, saat menaiki kapal, adik perempuan Deok-Soo yang digendongnya terlepas dari gendongannya.

Terpaksa ayahnya yang sudah di atas kapal kembali turun untuk mencari adik perempuannya.
Sebelum turun, ayahnya berpesan pada Deok-Soo untuk menjaga ibu dan adik-adiknya, dan memberikan tugas sebagai kepala keluarga kepada Deok-Soo.

Ayahnya juga berpesan agar Deok-Soo segera membawa ibu dan adik-adiknya ke rumah bibinya di Busan, dan menunggunya di toko milik bibinya tersebut.

Mereka akhirnya berpisah di pelabuhan tersebut, karena kapal segera berangkat, sementara ayahnya masih harus mencari adik perempuannya.

Sayangnya, hari berganti bulan, bahkan berganti tahun, ayahnya tak kunjung datang.
Deok-Soo dan ibu serta adik-adiknya setia menanti di toko tersebut.
Dan sebagai anak sulung, Deok-Soo terpaksa mengambil alih tugas ayahnya sebagai kepala keluarga, termasuk dalam mencar nafkah untuk ibu dan adik-adiknya.

Deok-Soo terus bekerja keras mengerjakan apa saja demi menghidupi ibu dan adik-adiknya, salah satunya dengan menyemir sepatu, bersama seorang anak, Dal-Goo (Oh Dal-Su) yang akhirnya menjadi sahabat karibnya hingga dewasa.

Waktu terus berlalu, ayahnya masih juga belum ada tanda kedatangannya, demikian juga adik perempuannya yang hilang.
Hingga akhirnya Deok-Soo telah dewasa, dan pusing mencari uang untuk biaya sekolah adik-adiknya.

Suatu hari, sahabatnya, Dal-Goo mengajaknya untuk merantau ke Jerman mencari uang dengan bekerja di pertambangan batu bara.
Meskipun pekerjaannya berat dan penuh risiko, Deok-Soo tetap berangkat bersama Dal-Goo setelah menaklukan semua test perekrutan tenaga kerja ke Jerman.

Review Film Korea Ode To My Father

Di Jerman, meski Deok-Soo hampir saja tewas pada sebuah kecelakaan kerja di penambangan, tapi dia bahagia, karena bisa berkenalan dan dekat dengan seorang wanita cantik bernama Oh Young-Ja (Kim Yunjin).

Setelah kecelakaan tambang tersebut, Deok-Soo memutuskan untuk kembali ke Korea, bersama sahabatnya Dal-Goo, dan bahagia melihat hasil kerjanya membuat adiknya bisa lulus jadi sarjana, dan bisa membangun rumah lebih besar.

Terlebih beberapa waktu kemudian Young-Ja menyusulnya dari Jerman, kemudian merekapun menikah.
Sayangnya masalah kembali muncul, saat salah satu adik perempuannya hendak menikah dan butuh uang banyak, ditambah bibinya meninggal, dan oleh pamannya toko milik bibinya lalu dijual.
Deok-Soo takut ayahnya tidak bisa menemukan mereka, jika mereka tidak menanti ayahnya sesuai janjinya dulu, karenanya ia memutuskan membeli toko tersebut.

Dengan terpaksa Deok-Soo kembali merantau, dan kali ini Deok-Soo ke Vietnam yang saat itu sedang dalam keadaan perang, demi mendapatkan bayaran tinggi.

Di Vietnam, Deok-Soo nyaris saja tewas terkena bom, hingga akhirnya kakinya terkena peluru saat mereka hendak melarikan diri dari bahaya perang di sana.
Sejak saat itu, kakinya jadi pincang.   

Sinopsis Lengkap Film Korea Ode To My Father

Kepulangannya di Korea, ternyata memasuki babak baru dalam kehidupannya, kebetulan sebuah stasiun TV mengadakan acara mencari keluarga yang hilang karena perang.

Deok-Soo sangat semangat mencari ayah dan adik perempuannya yang hilang, hingga akhirnya bisa menemukan adiknya, yang ternyata tidak bertemu dengan ayahnya, malah diadopsi oleh keluarga di Amerika.

Setelah adiknya ketemu, ibunya akhirnya meninggal dunia, membawa kerinduan hatinya yang tidak pernah lagi bertemu suaminya hingga akhir hayatnya.

Deok-Soo masih juga tak menyerah menanti ayahnya, dengan memutuskan mengelola toko milik bibinya yang telah dibelinya.

Sampai akhirnya Deok-Soo telah menjadi tua renta, dan akhirnya sadar kalau ayahnya memang tidak akan pernah kembali lagi.


Review Film Korea Ode To My Father


Film Korea Ode To My Father ini  di produksi pada tahun 2014, dan tayang perdana pada tanggal 17 Desember 2014.

Sejak awal penayangannya, film ini telah berhasil menggapai prestasi sebagai film dengan pendapatan tertinggi ke dua dalam sejarah perfilman Korea Selatan karena dapat meraih penjualan tiket sebanyak 13.1 juta lembar.

Film ini sukses dibintangi oleh beberapa aktris dan aktor Korea terkenal seperti, Hwang Jung-Min (Yoon Deok-Soo), Kim Yunjin (Young Ja), Jun Jing-Young (ayah Deok-Soo), Jang Young-Nam (ibu Deok-Soo), Ra Mi-Ran (bibi Deok-Soo), Shin Rin-Ah (Mak-Soon), dan Oh Dal Su (Dal-Goo). 

Film yang diproduksi oleh CJ Enterprise ini, disutradara oleh seorang sutradara film kenamaan Yoon Je-Kyoon.

Film dengan durasi 126 menit ini, sukses membuat saya kewalahan mengumpulkan betapa banyak makna yang terkandung dari film ini.

Akting pemainnya yang begitu memukau, khususnya si lakon utama, Deok-Soo.
Aktingnya benar-benar sukses menarik energi saya masuk ke filmnya, menikmati sesaknya penderitaan seorang anak memikul beban yang sebenarnya bukanlah sebuah kewajibannya.

Bukan semata ngos-ngosan, hadirnya sosok Dal-Goo sebagai sahabat Deok-So yang penuh kocak membuat film ini penuh warna.

Film ini memang hanya bertumpu sebagian besar pada perjalanan hidup Deok-Soo, karenanya aktingnya yang natural, bikin saya seolah ikutan ada di dalam perjalanan hidupnya.

Film Korea Ode To My Father, Ketika Anak Sulung Harus Memikul Tugas Ayahnya

Oh ya, asyiknya lagi, film ini sungguh aman ditonton oleh anak-anak, karena tidak ada adegan yang terlalu vulgar.

Over all saya memberi rating 4,5 dari 5 untuk makna dari film Ode To My Father ini.


Makna Dan Pesan Penting Film Korea Ode To My Father


Banyak banget makna dan pesan penting dari film ini, secaraa.. film ini tuh kayak biografi hidup si Deok-Soo, jadi maknanya ada dari anak-anak hingga dewasa.


1. Bukan tugas anak sulung memikul tanggung jawab seorang ayah.


Hanya karena dia terlahir lebih dulu, bukan berarti si sulung harus memikul tanggung jawab ayahnya.
Kasian tauk liat Deok-Soo ini, saking pesan ayahnya tertanam di pikirannya, dia akhirnya mengorbankan seluruh hidupnya untuk keluarganya.

Film Korea Ode To My Father, Ketika Anak Sulung Harus Memikul Tugas Ayahnya

Daripada memberikan tanggung jawab ke anak sulung, mending berikan tanggung jawab itu merata ke semua keluarga.
Agar bisa saling bekerja sama, dan sekeluarga bisa maju bersama.

Ini juga menjadi pengingat buat saya, di mana saya selalu menganggap si kakak harus selalu ngalah, dengan nasihat karena dia seorang kakak, hiks.
I mean, tentu saja si kakak ngalah, tapi bukan karena si kakak seorang kakak, hanya saja karena dia sudah lebih mengerti, jadi yang harus dia lakukan adalah, mengajak adiknya untuk tidak melakukan hal jahat.

Meskipun kenyataannya, adiknya jahat mukul kakaknya, karena kakaknya juga usil *hadehhh hahahaha.


2. Jika ingin hasil besar, pengorbanannya pun harus besar.


Si Deok-Soo terpaksa merantau ke luar negeri, demi mencari penghasilan yang lebih besar.
Namun kenyataannya, meski di luar negeri, bukan berarti hanya karena gajinya gede, tapi memang resikonya juga luar biasa.

Deok-Soo hampir saja mati tertanam runtuhnya tambang di Jerman, namun karena itu dia bisa membiayai adiknya sampai lulus kuliah, dan membuatkan rumah yang sedikit lebih luas untuk keluarganya.

Demikian pula, dia bisa membeli tokoh bibinya, serta membiayai pernikahan adiknya, dengan risiko dia hampir mati kena bom, serta kakinya pincang kena peluru.
 
Kayaknya ini harus saya tanamkan lebih mendalam ke saya sendiri, dan juga ke pak suami.
Eh terutama pak suami sih ya, yang terus pusing sendiri karena merasa nggak sukses.

Lah dia mengerjakan hal yang sama setiap hari, tapi berharap hidupnya bakal berubah.
Kayaknya dia memang agak kurang waras deh.
*kabooorrrr, hahahaha.


3. Apa yang menjadi impian kita, kadang tidak benar-benar kita inginkan.


Kayak si Dal-Goo, sahabat kocaknya Deok-Soo, yang punya motivasi ke Jerman, karena membayangkan bisa ena-ena dengan  gadis eropa.

Sinopsis Lengkap Film Korea Ode To My Father

Yang ada?
Dia malah menangisi keperjakaannya yang diambil paksa oleh seorang wanita Jerman, a.k.a diperkosa cewek Jerman, hahahaha.


4. Jika memang tidak bisa mengabaikan keluarga sedikitpun, carilah jodoh yang bisa menerima keadaan kita.


Salah satu yang bikin mewek itu adalah, saat Young-Ja menangis karena Deok-Soo tetap ingin ke Vietnam demi uang untuk pernikahan adiknya.

Sinopsis Lengkap Film Korea Ode To My Father

Young-Ja mencoba menyadarkan suaminya, kalau hidupnya bukan seterusnya untuk saudara-saudaranya.

Tapi memang keterlaluan juga sih adik-adiknya, bahkan untuk biaya nikahnya , kudu merengek sama ibunya.
Saking sejak kecil semua kebutuhan mereka dibiayai kakaknya.

Kalian para wanita yang sedang dekat dengan lelaki seperti ini, harap tanyakan ke hati nurani, bersediakah menerima kenyataan, bahwa suamimu bukanlah milikmu seutuhnya.
Tapi tetap milik ibunya dan adik-adiknya.

Kalau enggak siap, mending jangan cari masalah menikah dengan orang kayak gitu deh, bukan salahnya juga sih, memang udah kepatri gitu sejak kecil.


5. Sindiran kepada generasi zaman now, yang sudah menikahpun masih merepotkan ortu


Ada adegan saat Deok-Soo kesal kepada anak-anaknya.
Karena anaknya liburan, bukannya ngajak orang tuanya, malah nitip anak-anaknya ke ortunya yang udah tua itu, mana istrinya Young-Ja udah sakit-sakitan pula.

Kita jangan ya temans, kalaupun nggak bisa ngajak ortu, setidaknya janganlah nambahin bebannya dengan jaga anak kecil lagi.


6. Perang, hanyalah menimbulkan duka tak berkesudahan buat warga


Kalau liat dari tahunnya, sepertinya waktu itu memang Korea sudah merdeka, tapi malah saling berebut kekuasaan antara Korea Utara dan Selatan.

Review Film Korea Ode To My Father

Betapa banyak penderitaan karena itu.
Belum juga sembuh penderitaan masyarakat akan penjajahan negara lain.
Eh setelah merdeka malah sibuk berebut kekuasaan.

Sama lah ya, kayak di Indonesia setelah merdeka dulu.
Padahal, perang hanyalah meninggalkan duka tak berkesudahan bagi masyarakatnya.

Seperti Deok-Soo yang harus kehilangan ayahnya, dan akhirnya memikul beban yang harusnya dipikul seorang kepala keluarga.
Anak sekecil itu, yang seharusnya masih menikmati masa kecilnya dengan bahagia, harus terenggut oleh kekejaman perang.

Perang juga meninggalkan duka bagi keluarga-keluarga yang terpisah karena perang.
Dan biasanya, perang terjadi hanya karena egoisme para pemimpin, ckckckckck.


Demikianlah.
Semoga tak ada lagi peperangan di dunia ini, tak ada lagi penindasan di dunia ini.
Semoga kedamaian selalu meliputi dunia.

Ada yang udah belom nonton film ini? 


Sidoarjo, 23 Agustus 2020


Sumber : Film Ode To My Father
Gambar : Asian Wiki

17 komentar :

  1. aku belum nonton, bacanya udah bisa merasakan alur perjuangan si deok soo ini, betapa kerasnya dia kerja dari jaman kecil sampe gede pun, sepertinya materi nomer 1 karena memang itu yang dibutuhkan untuk keluarganya.
    apalagi sampe pindah -pindah negara buat cari kerja
    pesan moralnya yang nomer 4 harusnya membuat beberapa orang yang punya sodara banyak nggak hanya memanfaatkan si kakak untuk bekerja terus terusan, si adiknya nggak usaha sama sekali, kebiasaan di manja dan dienakin dari kecil soalnya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, kasian banget, dan sebenarnya meski nggak seekstrim ini, masih ada loh zaman sekarang hal kayak gini.

      Di mana sang Kakak harus membiayai adiknya :(

      Hapus
  2. Saya belom nonton mbak rey, tapi film ini emang terkenal. Sering banget baca judulnya kalau lagi cari film. Ternyata kisahnya tentang perjuangan anak sulung setelah ditinggal ayahnya ya. Saya kira malah tentang perjuangan seorang ayah. Singkatnya anak sulung jadi kayak ayah di keluarga (mbulet banget saya😂)
    Kasihan si deok soo yang harus melewati masa kanak-kanak sampai dewasa hanya untuk keluarganya, bukannya salah tapi apa ibunya juga nggak kasihan sama si deok soo yang masih kecil. Mana adiknya nikah juga minta dibayarin. Kenapa nggak suami adiknya aja yang bayarin..
    Ckckck...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, awalnya saya pikir, cerita ini adalah cerita seorang anak yang bangga dengan perjuangan ayahnya, ternyata salah hahaha

      Ibunya juga kasian, tapi Deok-Soo sendiri yang merasa bertanggung jawab karena udah janji ama ayahnya

      Hapus
  3. Saya belum nonton filmnya mbak, entah mengapa aku susah untuk nonton film atau drama Korea, mungkin terkendala masalah kuota yang belinya ketengan.😂

    Aku malah tertarik dengan pesan moralnya terutama nomor empat dan lima. Karena dari kecil hidupnya dibiayai oleh kakaknya maka adik adiknya pada manja minta dikasih uang terus ya.

    Terus yang nomor lima, disini mah sudah biasa mbak, orang tuanya dititipin anak kecil, orang tuanya kerja. Eh, disitu mah ditulis orang tuanya malah enak piknik jalan-jalan ya, sementara ibunya disuruh ngasuh anaknya, sungguh anak yang berbakti.😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iyaaaa... kebanyakan kalau udah sering dibantu, malah keenakan, kebiasaan pula hahaha.

      Iya ya, kasian orang tua udah sepuh masih kudu jaga anak, sedihnya lagi karena harus jalan-jalan :D

      Hapus
  4. Sinema Korea memang bagus-bagus. Dan, yang memang saya sukai adalah, sekalipun filmnya didesain untuk festival tetap asik untuk ditonton. Saya belum nonton Ode to My Father ini. Tapi sudah saya masukkan dalam watchlist.

    Kalau suka film komedi, mungkin bisa tonton Extreme Job atau Miss Granny dari Korea. Dua itu film komedi yang cocok untuk saya. Mungkin cocok juga dengan kak Rey

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keduanya udah pernah nonton, hihihi.
      Lucu memang, apalagi yang Miss Granny.

      Ada juga yang My Girlfriend apa ya gitu judulnya, lucu banget :D

      Hapus
  5. Film - film Hwang Jung Min emang banyak menguras air mata ya Mba. Saya kemaren itu sempet nonton filmnya juga satu lagi yang judulnya Man in Love, itu juga sama tuh bikin mewek meski ceritanya bukan tentang keluarga tapi tentang preman yang naksir karyawan bank. 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. omong-omong, itu Si KKeutsun mukanya mirip banget sama ponakan suami 😂😅

      Hapus
    2. Mba Rini ratjuunn, saya jadi intip sekilas film itu, kayaknya menarik, sayangnya baru sedikit saya udah ketiduran saking ngantuknya, jadi pengen nerusin lagi nontonnya :D

      Hapus
  6. Saya belum pernah nonton film.korea ini tapi mwmbaca ceritanya jadi ikut tersentuh dan terharu melihat pengorbanan Deok Soo yang luar biasa besar dari kecil hingga dewasa nggak habis-habisnya hingga dia mempunyai istri pun tanggung jawabnya masib tetap terus kepada orangtua dan adik-adiknya. Sungguh mulia hati Deok Soo.. Pahalanya besar di mata Allah. Di Indonesia apa ada ya yang sebaik tokoh Deok Soo?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya loh, kasian, sampai dia tua pun, anak-anaknya juga masih bergantung padanya :D

      Semoga ada deh, seharusnya ada hihihi

      Hapus
  7. Wah, ini film udah masuk list sejak lama banget! Cuma masih galau nih karena takut bosan dengan alur ceritanya yang jujur aja ini sih bukan tipe film yang biasa aku tonton hehe

    Tapi, kalo emang menguras air mata kayaknya seru sih ini kalo lagi pengen nangis-nangisan hehe
    Makasih ya Kak reviewnya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi, yang kurang suka drama memang agak bosan kalau liatnya di awal-awal, tapi sebenarnya film drama itu bagus-bagus loh, pesannya lebih dapet ketimbang film lainnya :)

      Hapus
  8. Saya sudah menonton ini mba sejak beberapa tahun silam dan memang ceritanya bagus sekali, syarat makna ~ 😆 akting HJM juga bagus, dia selalu bagus disemua filmnya 😂 hehehehe.

    Ohya untuk pesan moralnya, setuju dan syuka sama yang paling akhir mba. Memang yang namanya perang itu hanya merugikan banyak orang. Kasian yang sampai harus terpisah dari keluarganya 🤧 di Korea dulu pernah ada show yang mempertemukan kembali keluarga yang terpisah akibat perang. Jadi pertemuan antara Korea dan Utara which is sangat menguras air mata saya saat melihatnya. Bahkan ada yang ibunya di utara while anaknya di selatan. Kebayang bagaimana rasanya jadi mereka, ibu terpisah dari anak dan anak terpisah dari ibunya 😣 hufttt.

    Semoga nggak ada lagi perang di dunia 💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kepisahnya pas kedua negara itu akhirnya saling bertikai ya? yang bertikai pemimpinnya, yang jadi korban masyarakat huhuhu.
      Btw saya malah baru tahu aktor ini, nggak heran ya dia didapuk main di film ini, menurut saya ini bagus banget loh, butuh aktor yang benar-benar kawakan untuk meraninnya :D

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)