3 Hal Penting Yang Harus Disadari Orang Tua Sebelum Punya Anak

 Hal Penting Yang Harus Disadari Orang Tua Sebelum Punya Anak

Sharing By Rey - Apa saja sih yang harus orang tua sadari dan pahami sebelum mempunyai anak?

Saya rasa semua akan menjawab, "Uang!"



Yup, punya anak itu ya butuh uang lebih, dari si anak masih berbentuk janin, hingga akhirnya hadir ke dunia ini, semua butuh uang.

Saat dia masih berbentuk janin, butuh uang untuk beli makanan bergizi, dan vitamin, serta dana untuk periksa kandungan.

Apalagi setelah lahir?
Akan tetapi, sesungguhnya, ada banyak hal yang harus disadari dan dipahami oleh calon orang tua, sebelum punya anak.

Hal yang saya pikir banyak yang kurang menyadari, sehingga yang terjadi adalah, banyaknya ibu terkena baby blues hingga postpartum depression.
Lebih parah lagi, bahkan para suamipun ikut-ikutan jadi depresi.

Iya sih, punya anak memang semenantang itu, akan tetapi tantangannya akan lebih mudah dilewati, kalau para calon orang tua sudah memahami dan menyadari hal tersebut dan mempersiapkannya.
Khususnya mental dan pengorbanan tanpa jeda.

Menurut saya, ada beberapa hal penting yang harus orang tua sadari, sebelum memutuskan punya anak, di antaranya :

1. Punya anak adalah say babay untuk kebebasan tanpa syarat


Masih menganggap bahwa orang tua wajib punya kebebasan sendiri? bekerja keraslah!
Setelah punya anak, ucapkan selamat tinggal pada kebebasan, terlebih jika kita memang tidak punya modal dana lebih serta lingkungan tidak bersahabat.

ortu perlu sadari hal ini

Tidak bisa membayar suster atau nanny, tidak punya keluarga yang bisa bantuin jaga anak, punya keluarga tapi mulut dan sikapnya bikin sakit hati, mending kan nggak dibantu, terpaksa urus anak sendiri.

Maka baik suami maupun istri amat sangat wajib mengorbankan kebebasan tanpa syaratnya.

Terpaksa, dalam waktu bertahun-tahun, istri harus betah diekorin anak ke mana-mana.
Kalaupun memang urgent, harus diatur sedemikian rupa, agar anak ada yang jaga.

Setidaknya, harus gantian antara suami dan istri.
Kecuali memang punya lingkungan atau keuangan yang bagus.


2. Punya anak adalah say babay untuk menenangkan pikiran berhari-hari


Saya tuh sering nggak habis pikir, dengan orang tua yang sudah JADI ORANG TUA, bukan anak muda lagi kan ye, tapi kalau lagi marah, butuh waktu lama banget buat menjernihkan pikiran.

Masih mending kalau marahnya cuman diam-diaman, meskipun itu nggak nyaman banget dilihat anak. Kadang ada yang suka pergi begitu saja dari rumah, dengan alasan menenangkan pikiran.

I mean, please!
Situ orang tua oiii, punya anak.
Anak itu manusia, nggak bisa di pause kayak tamagochi.
(eh betewe, ada yang nggak tahu tamagochi kah? hehehe)

Bisa-bisanya berantem, tingkahnya kayak orang pacaran, dikira yang dia berantemin itu pacarnya ama bonekanya kali yak.

Setidaknya, kalau ada masalah, pergilah ke ruangan lain untuk menenangkan diri, sejam atau 2 jam udah lebih dari cukup deh, lalu kembali dan bicarakanlah.

Karena anak, nggak mau tahu orang tuanya lagi bete kek, lagi sumpek kek, lagi kakek kek.
Mereka mah butuh ayah dan ibu yang selalu tertawa bareng mereka.


3. Punya anak adalah menjadi seperti yang kita harapkan pada anak


Ingin anak sholeh?
Ya ubah dulu diri kita jadi ayah yang sholeh dan ibu yang sholeha.

Anak peniru ulung


Ingin anak disiplin?
Ya mulai dulu dari diri kita sendiri.
Ingin anak berhati lembut dan nurut?
Ya jadilah dulu seperti itu.

Karena anak adalah peniru ulung.
Tapi, di tahun 2020 ini, masih banyak loh orang tua yang nggak kenal sama kaca cermin.
Di mana selalu marah dan kesal pada anak karena tidak sesuai dengan yang diinginkannya, padahal karakternya sendiri ya seperti itu.
Dan anak mencontohnya dengan baik.


Sesungguhnya, anak-anak dititipkan kepada orang tuanya, agar orang tuanya menjadi pribadi yang lebih baik. Karena semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh jadi anak yang baik.
 
Yang berarti harus kita contohkan terlebih dahulu.
Dan secara otomatis kita akan menjadi pribadi yang baik terlebih dahulu.
Agar anak mencontoh hal demikian.

Pun juga, Allah sudah memberikan sign tentang tantangan berat jadi orang tua sewaktu anak baru lahir ke dunia.
Tahu sendiri kan, bagaimana seorang bayi selalu membuat orang tuanya bermata panda.

Sungguh menyiksa, nggak bisa tidur dengan nyenyak.
Dan sesungguhnya begitulah gambaran selanjutnya kita punya anak.
Tak ada jeda lama buat galau.
Tak ada waktu luang seperti masa single.

Kecuali, memang punya dana lebih sih.
Maka bekerja keraslah sejak dini.
Biar nggak pada kena PPD baik istri maupun suami.

How about you, temans?

Sidoarjo, 1 April 2020

Reyne Raea untuk #RabuParenting

30 komentar :

  1. Sepertinya artikel ini sedikit menyindir saya.🤣🤣

    Karena sampai hari ini saya masih menitipkan 3 anak saya pada ibu saya, Pingin cari baby sister takutnya kalau cantik terus naksir saya malah repot jadinya.🤣 🙄 😳😳😳

    Kata mak gw, Bilang aja luh pelit..🤣 🤣

    Haahaa!,🤣 Bukan itu masalahnya, Babysister itu menurut saya orang lain, Tapi kalau orang tua kitakan orang yang masih punya hubungan dara.😊😊 Tetapi bukan kita membudakkan orang tua kita dengan anak. Yaa tetap saya yang urus, atau istri secara bergantian terkecuali anak yang paling kecil dia dibawa sama istri saya kerja.😊😊

    Dibilang nggak enak...Yaa memang...Cuma bikinnya doang yang enak..🤣🤣🤣

    Tapi lama2 terbiasa kok, Dari ngasih makan sampai jemput sekolahnya, Sampai digosipin juga sama emak2 disekolah anak gw.🤣

    "Mas yang kerja istrinya yaa"........Gw jawab,, "Iyee buu, Saya mah nganggur kerjanya cuma jemput anak, Tidur,Makan,Berak, Kelonan dan main Hp.🤣🤣🤣😋 ...Suka bete kalau dengar emak2 bicara seperti itu.🤣🤣

    Masalah hobi saya banyak yang tertinggal cuma gara2 anak, Tetapi memang sudah kewajiban itukan. Hobi bisa kapan saja, Meski kadang kepikiran juga sama hobi yang banyak ditinggalkan.🤣🤣🤣

    Dan kalau saya suka khawatir kalau anak saya dijaga orang... Mending sama ibu saya, Jadi kalau ibu saya kesal sama anak saya boleh ngomel2 sepuasnya ke saya.😊😊

    Begitu juga dengan mertua saya, Jika nitip anak, Istri saya yang harus tanggung jawab. Meski lebih banyak dirumah saya,, Iyalah kerumah mertua butuh waktu 2 jam.🤣🤣 Tapi itu saya kalau orang lain mungkin beda kali, Ntah nyewa pengasuh atau sejenisnya.


    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku ada solusinya kang.

      Ngga baik nitip anak ke orang tua, selain sudah capek ngurus kita waktu kecil, mungkin juga bisa kurang sehat.

      Nah, solusinya adalah punya bini lagi kang, mbak Vina bisa fokus ngurus bisnis butiknya, kang satria bisa ngejalanin hobinya, anak juga terurus karena diurus bini muda, orang tua juga ngga capek ngurus cucu.

      Bagaimana kang.🤣🤣🤣

      Hapus
    2. Solusi Suuueeee itu mah...😒😬😬

      Eehh Tapi kawin lagi maaauuuu Hiiihiii..🤣🤣

      Hapus
    3. hahahaha, sebenarnya nitip di ortu itu nggak masalah sih, selama ortunya memang masih kuat dan sehat daaannn kalau bisa sih mending bayarin ART atau siapa gitu buat bantuin jaga, jadi ortu/mertua cuman ngawasin :D

      Tapi memang tiap orang beda-beda, saya jujur lebih tenang kalau anak saya sama mertua atau ortu saya, sayangnya memang nggak memungkinkan :D

      Hapus
  2. Tips yang bagus terkhusus buat keluarga muda. Bagi saya ini sudah lewat Mbak, saya ini sekarang lagi menjelang menjadi kakek. Istrinya anak pertama saya sedang mengandung 4 bulan. Ah tua banget ya saya? Sudah tua koq masih iseng aja nulis di blog...hehehe

    Contoh sederhana yang saya alami untuk poin 3, begini. Saya dulu rajin membaca buku, sebelum bukunya di baca & baru di beli, saya suka sampul dulu dengan plastik. Kebiasaan membaca ini tak pernah saya ajarkan dan perintahkan ke anak-anak. Tapi mereka sering melihat saya asik membaca. Dan jadilah anak-anak saya suka membaca dan ya mereka selalu membungkus dulu bukunya ketika baru dibeli, sebelum mereka baca.

    Hanya berbagi sedikit kisah dari yang saya alami saja Mbak.

    Salam dari Sukabumi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, masha Allah Kang, udah mau punya cucu, senang banget tuh.
      Memang anak-anak itu peniru ulung ya.
      Saya pengen tuh Kang, beli buku disampul dulu biar nggak rusak, buku anak saya sih nggak rusak, tapi disobek adiknya huhuhu

      Hapus
    2. Benar Mbak, anak-anak peniru ulung.
      Pengalaman menunjukkan, mengajar itu baiknya bukan dengan memberi perintah tapi dengan memberi contoh aka tauladan.

      Oh iya, menantu saya hamilnya kini sudah 5 bulan. Kemarin kirim video usg-nya. Kemungkinan anaknya perempuan. Sebentar lagi saya jadi kakek, Mbak...hehehe

      Salam,

      Hapus
  3. Artikel sangat bermanfaat dan memang benar seperti itu. Jika sudah punya anak maka kita tidak bebas lagi seperti dulu.

    Dulu aku suka naik sepeda bahkan ikut gabung di grup sepeda, bisa dari Depok sampai Sukabumi bareng teman. Tapi yang paling aku suka ya kalo bersepeda di kampus kampus, banyak yang bening bening lewat.🤣

    Tapi sejak punya anak, jarang olah raga sepeda soalnya sibuk. Giliran ada waktu ke kampus malah kaki jadi kram. Padahal niatnya ke kampus karena kabarnya ada Yuni Shara mau olahraga disana.😂

    Yang ketiga juga betul. Anak adalah peniru yang ulung mbak. Kalo saya main hape, pasti anak juga ikutan main hape. Alhamdulillah istriku suka mengaji dan pintar juga, sehingga anak juga pintar dan suka mengaji.

    Jadi kadang ada tetangga yang nyeletuk. "Tuh anak siapa sih, kok main hape aja. Anaknya si itu tuh. Oh pantes, bapaknya tukang main hape, anaknya juga pasti main hape."

    Giliran anaknya juara kelas. Tetangga juga pada muji."Duh, anak siapa itu ya, kok jadi juara kelas. Anaknya mbak itu lho, dia kan dulu pintar. Istrinya si itu emang pintar, anaknya juga pintar, ngga kayak bapaknya."

    Duh, aku cuma bisa mengelus dada Pamela Safitri saja mbak.😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suuuuueeeeeee!!!...😠😠😠😠

      Hapus
    2. yang jadi pamela enak ya #dikeplak

      Hapus
    3. Yaa parah Dah Agus Arrow.🤯

      Hapus
    4. Hahaha, betul banget tuh.
      Seharusnya para ortu bisa lebih mengerti, terutama sang ayah ini.
      Meski udah nikah dan punya anak kebiasaan nongkrong nggak pernah hilang, iya kalau sesekali, ini berulang kali hahaha

      Hapus
  4. enak kali ya.. sudah cukup uang ga mempersoalkan uang untuk kebutuhan nak, tapi kayanya namanya didunia selalu ada masalah, uang ya banyak, masalah muncul di bandelnya anak, atau masalah lain yang tidak bisa dinilai dengan uang semata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, setidaknya kalau seorang ayah masih mau menikmati masa-masa mudanya, minimal membayar orang untuk bisa membantu istri, tentu saja bukan untuk selalu lepas dari anak, tapi untuk sesekali bisa menikmati masa mudanya lagi, hobinya dan semacamnya :)

      Hapus
  5. Benar punya anak itu harus siap lahir batin mbak. Membuang semua ego dan siap menjadi pendamping anak. Kalau pun ekonominya bagus dan diberi kemudahan dalam hal mencari pengasuh sebaiknya sih tetap dampingi anak. Jangan sampai anak lebih menyayangi pengasuh dibanding ortu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya setuju punya pengasuh, tapi sebenarnya pengasuh itu hanya sebagai bantuin ngasuh sebentar sih.

      Seorang ayah dan ibu wajib banget setiap hari menyediakan waktu buat anak :)

      Hapus
  6. Kalo liat anak lagi marah2 ke temennya, kdg saya malu sendiri. Soalnya setiap kata2nya itu sama persis, kalo pas saya lagi marah ke anak (omelan emak2 bgt) 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhaa mamak-mamak emang ya selalu ngomel, termasuk saya :D

      Hapus
  7. Susah nih kayaknya mempersiapkan diri sebelum punya anak. Keponakanku juga sering banget menirukan tingkah dan perilaku orang-orang di sekitarnya. Sedihnya itu kalau meniru hal-hal yang tidak baik.

    BalasHapus
  8. temen aku yang udah beranak 3 kadang masih "ngiri" kalo liat aku atau temen kantor yg lain keluar barengan :
    "duh aku pengen ikut, tapi ini kalo aku keluar, anak-anak pasti ikut, terutama yang masih kecil kecil"

    dan memang anak kecil jaman sekarang nirunya cepet banget, orang gede ngomong apa ehh dia tiru, kalo ada anak kecil ngomongnya juga kudu ati ati



    yatapi itulah sedikit resiko jika punya anak, maklum kalo tidak bisa sebebas dulu, apalagi kalo anaknya masih berumur kecil, TK, yang agak susah ditinggal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak, sayangnya banyak yang lupa hal ini, dikira punya anak itu cuman lucu aja bisa punya bayi hahahah

      Hapus
  9. Banyak ya mba yang perlu dipersiapkan hehehe, saya dan pasangan sampai saat ini masih belum ada niat memiliki anak, tapi kami punya beberapa anak asuh yang disupport pendidikannya. Kenapa belum berniat karena perlu tanggung jawab dan komitmen besar untuk memiliki anak, dan saat ini, hal tersebut bukan prioritas utama :"D

    Dari poin-poin di atas, saya jadi lebih banyak tau lagi hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum berniat memiliki anak :> one day, tulisan ini pasti akan jadi salah satu manfaat untuk saya apabila saya berencana memiliki keturunan. Hehe. Dan untuk poin 3, saya setuju, memang anak itu peniru ulung, seenggaknya dari pengalaman saya sebagai anak yang suka meniru orang tua saya :)) jadi sebisa mungkin orang tua, sudah seharusnya memberikan contoh-contoh yang baik untuk anak. Semoga kelak, saya pun bisa menjadi orang tua yang bijak seperti mba Rey, ya <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget Say, ada banyak yang harus dipersiapkan sebelum punya anak, yang paling penting itu mental kita, udah siap nggak menanggung resiko sebagai ortu?
      Mengorbankan banyak hal?
      Kalau enggak better bantuin anak asuh deh, sama-sama bermanfaatnya.

      Saya pun dulu sempat berpikir nggak mau nikah malah, pengennya punya anak asuh yang bisa saya bantu pendidikannya, biar mereka juga punya kesempatan yang luas :)

      Hapus
  10. dengan ada anak...
    kehidupan keluarga menjadi berubah signifikan, kebahagiaan seorang istri juga saat bisa punya anak juga.

    smg anak mba rey tumbuh kembang menjadi anak yg kuat dan berbakti kepada orang tua.

    BalasHapus
  11. setuju bgt anak adalah peniru ulung. Lah kadang kita kesal anak sikapnya cuek dan gak dengerin ortu plus keras kepala. padahal keras kepala nya ya nyontoh emaknya ini hahahaha..
    banyak2 sabar lah ya. banyak temen yang pengen bgt punya anak, belum dikasih2..trus pada angkat anak. Jadi kalau saya bersyukur banget ada anak2.minimal membuat dunia lebih berwarna.
    semoga kedepannya saya bisa jadi ortu yang baik deh, biar dicontek ama anak2 hehe.aamiin

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)