Tentang Penggunaan Masker di Masa Pandemi

penggunaan masker

Ketika penggunaan masker jadi sesuatu yang wajib, ketika itulah kita tersadar, betapa suatu hal remeh ternyata bisa menjadi sesuatu yang diburu banyak orang.

Masker, adalah sesuatu yang wajib buat keluarga kami.
Sebelum adanya isue Covid-19 ini, selalu ada masker bedah di rumah.

Hal ini wajib bagi kami, karena si kakak paling sering batuk ketularan teman-teman sekolahnya, dan saya selalu parno jika si kakak batuk kemudian menulari adiknya.

Sumpah ye, mengurus anak sehat aja lumayan bikin ngos-ngosan, apalagi mengurus anak sakit, rewelnya maksimal, dan saya kudu mengurus semuanya seorang diri.
So, jika ada dari kami yang sedang batuk, penggunaan masker adalah sesuatu yang wajib.

Karenanya, sebenarnya penggunaan masker bukanlah sesuatu yang baru.
Terakhir kali beli masker bedah di bulan januari lalu, dan saya terkejut karena di apotik langganan kami menjual masker sekotak dengan agak mahal.

Saya belum ngeh, sampai beberapa hari kemudian bukan hanya mahal, tapi masker bedah jadi sangat langka keberadaannya.


Dari Masker Bedah Ke Masker Kain


Beberapa waktu kemudian, berbagai klaim pemerintah mulai bermunculan, dari yang imbauan bahwa penggunaan masker itu tidak penting, hanya orang sakit yang seharusnya memakai masker.

alternatif masker kain

Hal tersebut dikarenakan kelangkaan adanya masker jenis untuk bedah, dan bahkan para petugas medispun mengalami kesulitan mendapatkan masker jenis bedah tersebut, adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang mengambil keuntungan diri sendiri menjadi masker jenis bedah menjadi langka.

Banyak orang yang akhirnya menimbun masker tersebut dan menjualnya kembali dengan harga yang amat sangat tidak masuk akal.

Di sisi lain, sejak ditemukan kasus positif Covid-19 di Indonesia awal Maret 2020 lalu, penyebaran virus corona meningkat pesat.

Update penderita positif Covid di Indonesia sampai hari ini, 25 April 2020, ada sekitar 8211 orang yang dikonfirmasi positif menderita virus ini. Dengan jumlah 1002 orang yang sembuh, dan 689 orang meninggal dunia.

Penyebaran virus ini sungguh bagai jamur di musim hujan, merebak dengan cepat.
Dan hal tersebut membuat pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan dan aturan demi memutus rantai atau terhindar dari penularan Covid-19.

Salah satunya adalah dengan mengeluarkan aturan bahwa penggunaan masker di tempat keramaian adalah wajib hukumnya. Dan masker untuk orang sehat cukup masker kain saja dengan beberapa catatan.

Sejak adanya kebijakan tersebut, kelangkaan masker bedah sudah tidak menjadi suatu masalah. Karena seketika masyarakat berpaling ke penggunaan masker kain. Yang sekarang banyak dijual di mana-mana dengan model beragam dan tentu pula harga beragam.


Ragam Model Masker Kain


Bukan masyarakat Indonesia namanya kalau enggak kreatif.
Bukan hanya kreatif melakukan hal yang tidak terpuji, seperti menimbun produk atau melakukan hal lain yang merugikan orang banyak, pun juga kreatif dalam menciptakan beragam model masker kain.

Hal ini tentu saja menarik, karena secara tidak langsung, menciptakan sesuatu yang wajib dikenakan dengan hal yang anti  mainstream, sehingga pemakainya jadi lebih semangat mengenakannya.

Ada beragam model masker kain yang beredar, dan yang jadi booming biasanya karena model tersebut sudah juga dikenakan oleh beberapa artis, publik figur atau pun para influencer.

masker kain farah quinn
Farah Quinn dengan masker merah putih
sumber : instagram

masker kain chika jesica
Chika Jesica dengan masker feminim yang glamour
sumber : instagram
masker kain Dian Sastro
Dian Sastro dengan masker kain katun sederhana
Sumber : Instagram

masker kain Anggun
Anggun dengan masker kain katun buatan sendiri
sumber : Instagram

Dijamin, masker-masker yang dikenakan para artis di atas bakalan segera booming dijual di mana-mana.
Atau juga banyak yang terinspirasi membuat sendiri masker kainnya.


Hal Penting Tentang Penggunaan Masker



Meskipun penggunaan masker kain kini menjadi alternatif yang wajib dikenakan. Bukan berarti kita hanya asal memakai masker kain tersebut tanpa mengetahui beberapa hal penting, seperti:

  • Hendaknya memilih masker yang sesuai dengan ukuran wajah dan dapat menutup mulut, hidung, dan dagu kita. Jangan hanya terpaku oleh model, tapi ukuran juga penting banget, karena sejatinya masker untuk melindungi kita, bukan buat gaya-gayaan semata.
  • Selalu cuci tangan sebelum mengenakan masker, dan kenakan masker pada wajah lalu selipkan talinya di belakang telinga atau mengikat tali masker di belakang kepala dengan erat agar masker tidak longgar.
  • Hindari menyentuh masker, saat sedang menggunakan masker, jika memang ingin memperbaiki posisi masker yang berubah atau longgar, jangan lupa cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh masker kain yang sedang digunakan.
  • Jangan gunakan masker yang sama lebih dari 4 jam lamanya, jika memang kita harus beraktifitas lama di luar, bawalah beberapa masker sebagai gantinya.
  • Setelah selesai digunakan, segera lepaskan masker dengan cara membuka tali pengikat masker di belakang kepala, lalu segera cuci masker kain dengan air panas dan detergen, lalu jemur di panas matahari.
  • Sebaiknya segera ganti masker kain, jika sudah robek atau rusak.

Demikianlah beberapa hal tentang penggunaan masker, yang saat ini merupakan barang wajib dipunyai semua orang, terutama yang sering beraktifitas di luar rumah.

masker kain

Jadi, temans sudah punya berapa masker di rumah?
Saya dong belum beli, kalau keluar pakai masker yang ada, atau kadang sih pakai kain yang biasa disebut slayer itu.

Ya gimana dong, kan saya memang mamak-mamak rumahan sejati alias jarang keluar rumah :D
Oh ya, btw beberapa artikel tentang Covid-19 di blog ini, ditulis dalam rangka mengikuti challenge #BPNRamadan2020, yaitu sebuah challenge menulis setiap hari dengan tema yang telah ditentukan.

Awalnya saya males juga ikutin, karena saya sudah lumayan eneg bahas Covid-19.
Akan tetapi seiring waktu, saya jadi sadar, bahwa bisa jadi kisah yang saya tulis tentang Covid-19 ini, yang awalnya hanya memenuhi challenge jadinya malah akan menjadi cerita menarik di kemudian hari.

Semoga nanti, kita bisa ceritakan tentang Covid-19 ini kepada anak cucu kita.
Dan mungkin, kalau jarak memisahkan, kita bisa kirim link-nya buat mereka baca *eaaaa :) 


Sidoarjo, 25 April 2020

Reyne Raea untuk #BPNRamadan2020 day 6

Sumber : Opini pribadi
Gambar :
  • Instagram
  • Canva edit by Rey

19 komentar :

  1. Kalau aku dari dulu memang ndablek banget, Mbak. Gak pernah pakai masker kalau sakit-sakit. Mau bersin juga paling banter cuma tutup pakai tisu aja. Baru tau pentingnya pakai masker baru belakangan ini aja. Gara-gara ada corona. Hehehe.

    Setelah sadar bahayanya corona, ditambah kecamatan tempatku tingga juga sudah zona merah, akhirnya aku gelagapan pengen beli masker. Cari-cari masker ke apotik, tapi sudah habis semua. Akhirnya gak dapat juga. Cuma bisa berusaha jaga daya tubuh sebaik mungkin dan jarang-jarang keluar rumah. Setelah pemerintah bilang kalau pakai masker kain lebih baik dari pada gak pakai sama sekali, baru deh kepikiran beli masker kain. Untungnya masker kain banyak yang jual, harganya murah, dan dapat dipakai berulang kali.😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo masker kain jangan yang tipis mbak Roem, kalo bisa pakai masker dari karung goni, itu tebal dan bisa bikin yang pakai jadi bengek.😁

      Hapus
    2. hehehe iya, sekarang pada ngeh dengan masker, kalau saya emang parnoan sih sejak dulu, jadi selalu stock, dan kalau pergi-pergi naik motor suka pakai masker atau slayer :D

      Hapus
  2. Saya sudah terbiasa pakai masker dari jaman SMA mba, mungkin karena sering kena debu di luar jadi ibu saya selalu mengingatkan untuk pakai masker hingga tiba di sekolah :)) terus berhubung pekerjaan saya juga sering di lapangan, keseharian saya pun jadi nggak jauh-jauh dari masker juga :D

    Alhasil masker sudah menjadi bagian dari hidup saya, even saat nggak kerja, seperti hanya liburan atau ke luar ke mana (coffee shop / market dan lain sebagainya), saya selalu pakai masker dengan alasan selain untuk menghindari debu juga sebenarnya untuk menghindari interaksi dengan orang yang nggak dikenal :))

    Sedihnya saat Corona, harga masker jadi meningkat tajam, sudah begitu sudah didapat. Jadi yang betul-betul butuh akhirnya kesulitan, seperti tenaga medis dan rekan sejawatnya. Padahal mereka yang paling membutuhkan agar terhindar dari penularan virus yang mewabah :/ untung sekarang semakin banyak yang aware akan perlunya masker ya mba, jadi ada banyak online shop yang mulai jual masker dengan berbahan dasar kain dan harga yang cukup affordable di pasaran :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener ya, bagi yang udah terbiasa pakai masker, nggak ada yang berubah sih, selain terpaksa pakai masker kain, karena masker bedah sangat langka.

      Untungnya sih saya dan anak-anak jarang ke luar, jadi belum merasa perlu nyetock masker kain, masih sekadar memanfaatkan yang ada saja :)

      Hapus
  3. Dulu waktu belum ada Corona, masker medis dijual cuma 1.000 saja, terus sejak Februari 2020 sudah mulai naik jadi 3.000, sejak awal Maret sudah mulai 5.000 selembar dan pertengahan Maret sudah tidak ada yang jual sama sekali.

    Sekarang memang banyak yang jual masker kain, disini dijual tergantung ketebalan kainnya. Yang tipis cuma 5.000, yang agak tebal 7500, yang tebal 10 ribu.

    Bentuknya juga macam-macam, ada yang dilipat tengahnya dan ada juga yang polos. Tapi biarpun begitu aku lihat ibuk ibuk di pasar kadang pakai masker kain cuma di tempelkan saja, bukannya diikat, mungkin tidak biasa pakai masker jadinya nafas tidak bebas kali ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. awwww iyaaa sungguh saya rindu beli masker se pack isi 50 itu harganya murah meriah.
      Saking murmernya, semua tas saya pasti ada maskernya hahaha.

      Sekarang mah, punya masker gitu kayak punya emas :D

      Kalau nggak terbiasa memang rempong, tapi kalau yang biasa malah asyik sebenarnya :D

      Hapus
    2. Komentar ini dihapus oleh pengarang karena ketahuan bini.

      Hapus
    3. haahahaha ketahuan bisa diapain Mas? :D

      Hapus
  4. Waah, ini tulisan dari challengenya BPN ya mba? Kereeen deh mba Rey bisa ikutan. BTW, meski kadang saya suka parnoan sendiri baca artikel-artikel terkait Covid-19, saya coba berusaha untuk meminimalisir ketakutan yang ada. Beruntung nemu artikelnya Mba Rey soal masker ini. Kalo saya pribadi ngefans sama masker DIYnya Diana RIkasari. Doi kreatif banget sih bisa bikin masker tapi digantungnya di kacamata. So, pertahanannya kita ada dua. Selain masker, adapula kacamata, tanpa harus cantolin tali masker ke telinga. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahh keren tuh, iya ya banyak yang kreatif nyiptain sesuatu buat nangkal virus :)

      Ayo ikutan challenge BPN :)

      Hapus
  5. Belum terbiasa pakai masker, suka lupa udah jalan jadi putar balik lagi ambil masker

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, kalau keluar naik motor saya dari dulu pasti pake :D

      Hapus
  6. Kemaren2 masih ada stok masker mba, karena baru aja selesai bencana kabut asap disini, eh, malah jadi maenannya si adek sampe dibuang-buang. Nah, giliran lagi perlu dah ilang, ke laut semua 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iya ya, pas di sana abis ada asap.
      Sama tuh Mba, dulunya masker gitu boros banget kami makenya, sekarang mah di sayang-sayang hahahaha

      Hapus
  7. face mask sekarang banyak dijual dengan harga yang tak masuk akal. dan sebagai pengguna kita kena membeli face mask yang menepati piawaian keselamatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya, meluas banget jadinya harga makin nggak masuk akal :)

      Hapus
  8. aku rutin beli masker biasa yg dijual di apotik untuk temen naik motor, waktu awal-awal munculnya berita langkanya masker, aku nggak sampe mikir kalo masker di apotik atau indomaret yang cuman 5000-9000an perwadahnya bakalan susah didapet, tau gitu waktu akhir akhir beli masker, sekalian aja beli 1 dus, lah wong cuma 15ribuan-20ribuan kayaknya yg isi 50 pcs. dan sekarang gilakkk 350ribuan, apaaaaaannn

    sekarang untuk masker kain udah nggak langka menurutku, orang rumahku bisa jahit, jadi bikin sendiri hahaha, di kantor juga ada yang ngejualin 5000 rupiah untuk masker kain, motif kain beragam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kan dulu tuh harganya murmer, terkahir beli Covid-19 belum masuk Indonesia, harganya udah 50ribu, ckckckckc

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)