Tambah Follower Instagram itu Sah-Sah Saja


Sharing By Rey - Beli follower untuk akun media sosial, khususnya instagram sejak dulu sampai sekarang belum juga berhenti maraknya.

Jika dulu, yang booming beli follower yang kebanyakan isinya akun palsu atau boot, sekarang mulai booming beli follower akun asli dengan cara meng sponsori giveaway.

Iya, ada yang belum tahu mengenai hal ini?
Di dunia blogger khususnya, udah booming loh, dan si Rey juga ikutan dong, hahaha.

Si Rey mah suka ikutan trend, ya gimana lagi, orang nyari duitnya di situ, mau nggak mau ya kudu ikut trend, kalau enggak ya anggap aja ngeblog dan main medsos itu buat senang-senang aja.
Duit bukan masalah.

Huhuhu saya iri!
Karena bagi saya duit itu masalah, that's why saya ikutan trend agar bisa menghasilkan uang meski dari rumah saja.

BU nih ceritanya hahaha.
Berbahagialah temans yang ngeblog tanpa tekanan, karena duit memang bukan tujuannya.


Trend Beli Follower Dengan Meng Sponsori Giveaway


Di mulai dengan beli follower isinya boot (setahu saya), sampai akhirnya booming-lah meningkatkan follower dengan ikutan follow loop.
Dan meskipun saya begitu idealis nggak mau beli follower boot dulunya, tapi akhirnya saya ikutan follow loop yang melelahkan itu.

beli follower

Perjuangan saya nggak sia-sia, akhirnya saya bisa mencapai 10K dan Alhamdulillah dengan berbekalkan follower yang isinya banyakan orang bule itu, saya bisa mendapatkan kesempatan job lebih luas lagi.

Secara ye, bukan rahasia lagi, zaman sekarang klien tuh maunya modal dikit untung banyak.
Maunya, kerjasama dengan blogger yang bukan hanya performa blognya saja yang bagus, tapi personal branding melalui media sosialnya pun bagus.

Salah satunya ya dilihat dari follower.
Dan sebagai salah satu orang yang mengais rezeki di dunia marketing online seperti itu, saya mau nggak mau kudu ngikutin apa keinginan klien.

Dan begitulah, seiring waktu, makin banyak teman yang ikutan cara saya yaitu ikut follow loop juga, meskipun akhirnya banyak yang berguguran, menyerah sebelum mencapai 10K.

Alasannya capek.
Capek begadang, karena akun follow loop itu kebanyakan milik orang bule, di mana waktu mereka beda sama kita.
Juga capek dengan follow unfollow, iyaaa banyak banget yang habis follow, kita folbek, eh besoknya kita di unfollow.

Hingga akhirnya saya penasaran setelah melihat akun beberapa teman blogger yang perbedaan follower dan following-nya sangat kontras.

FYI, salah satu ciri akun yang mencapai 10K karena ikut follow loop adalah, jumlah following akunnya tidak jauh-jauh dari angka 7000an.
Karena batas kuota kita bisa follow orang itu hanya 7500 orang.
Kayak di FB kan batas pertemanan 5000 orang, berikutnya kita nggak bisa accept lagi, tapi bisa follow kita.

Karena follow loop itu adalah kegiatan saling follow, jadinya jumlah following kita pasti di sekitar angka 7000an.
Sayapun pernah mempunyai jumlah following 7500 orang, lalu akhirnya saya unfollow banyak akun yang ternyata udah meng-unfollow saya duluan, sehingga jumlah teman yang saya follow mulai ramping lagi.

Dari jumlah following beberapa orang yang dikit, sementara followernya banyak, plus kontennya seperti lainnya juga, ketahuan deh kalau empunya akun itu pasti melakukan boost buat menaikan follower, lalu terungkaplah ternyata pakai cara beli follower dengan meng-sponsori giveaway.

Demikianlah, saya kemudian ikutan, dan takjub melihat peningkatan follower saya.
Meskipun kudu beneran tetapkan tujuan, jangan sampai ketagihan beli-beli mulu akhirnya nggak sadar udah sampai jutaan, hahaha.

Kalau follower-nya jutaan sih nggak apa-apa, tapi kalau dana yang dihabiskan udah jutaan sementara job masih belum seberapa yang didapatkan, itu namanya tekor juga, hahaha.


Beli Follower Yang Dinyinyiri


Jangankan beli follower ya, ikut follow loop aja sering banget dinyinyiri.
Eh salah, mungkin saja enggak benar-benar dinyinyiri sih, cuman kadang sayanya sedikit ngejleb kalau membaca tulisan beberapa orang yang mengatakan hal yang kurang baik tentang beli booster follower.

beli follower jenis terkini

Termasuk beli follower jenis terkini ini, masih sering banget saya membaca perdebatan mengenai hal tersebut.
Bahkan beberapa orang yang dulunya pernah nyinyir dengan masalah boost follower, akhirnya ikutan nge-boost juga.

Biasanya, munculnya nyinyir begini dari kalangan teman-teman yang follower-nya masih kecil, karena mereka jarang kebagian job, secara sekarang kebanyakan klien menetapkan syarat follower yang makin hari makin serem banyaknya hahaha.

Tapi gimana ya?
Hidup memang kudu bergerak, kalau cuman mengandalkan kemampuan diri yang memang masih dalam tahap belajar, sementara waktu buat belajar kita dikit, ya entah kapan kita bisa bersaing?

Yang ada, kita baru bisa sampai di tahap yang diinginkan setelah bertahun, dan pas kita nyampe di sana, yang lain udah makin di atas hahaha.

Tapi, sekali lagi, kalau memang medsos dan blognya bukan buat cari duit sih, ya memang lebih asyik lagi menikmatinya, nggak terikat oleh tuntutan zaman.
Namun sebijaknyalah kita tidak menilai terlebih meng-judge orang lain yang memang punya tujuan jelas dalam ngeblog dan mengelola medsosnya, yaitu duit.

Jangankan bagi saya yang memang butuh duit banget nget.
Bahkan teman-teman yang suaminya sebenarnya udah memberikan kehidupan lebih dari cukup, masih banyak loh yang ikutan terjun mengikuti tuntutan zaman demi menghasilkan uang.

Apalagi buat saya yang terus terang, penghasilan saya dari blog maupun medsos, tidak semata saya gunakan buat jajan, tapi juga buat tambahan biaya makan kami.
Setidaknya biar paksu nggak keterusan stresnya karena saya membiarkannya sendiri memikul beban  ekonomi.

So, saya kadang sedih kalau membaca tulisan beberapa teman, terlebih kalau sesama blogger yang mungkin sama sekali nggak bermaksud menyindir, tapi pemilihan kata-katanya kurang tepat, sehingga bikin yang baca jadi baper.

Thanks Allah deh, untuk saya, kalau baper di dunia nyata aja, jadi palingan saya baca terus saya senyumin lalu udah, namun saya tetap tergelitik pengen menuliskan hal tersebut, setidaknya saya ingin menjelaskan bagaimana pandangan sisi marketing atau personal branding sebagai seseorang yang mengais rezeki di bidang online seperti saya seorang blogger.


Beli Follower Itu Sah-Sah Saja, Sama Aja Dengan Pasang Iklan


Menurut saya, beli follower itu sah-sah saja!
Even beli follower yang isinya akun boot atau akun palsu.

Lah kok bisa Rey?
Karena saya mungkin mantan pebisnis MLM, saya mempelajari hal-hal yang ada di marketing, lalu mengimplementasikan dalam dunia profesi blogger dan influencer a la a la kayak sekarang, jadinya saya merasa sesungguhnya tidak ada yang salah dengan beli follower.

Apalagi meningkatkan follower dengan cara follow loop.
Soalnya follow loop itu melelahkan tauk!
Makanya, tega amat orang bilang nggak berkah, itu mata panda gegara begadang, bukankah itu bukti kalau cari duit pakai kerja?

Beberapa orang (idealis yang belum butuh duit banget) mengatakan, bahwa beli follower itu  nggak berkah, katanya karena berbohong.
Yang namanya influencer kan harusnya seseorang yang bisa meng-influence orang lain, dan salah satu cirinya, punya follower banyak.

Iya betul, tapi kan ada yang namanya like komen, website indikator akun medsos.
Boong dari mananya? sementara semua orang bisa mengakses hal tersebut? 

Saya jadi ingat sewaktu saya berbisnis Oriflame, saya sering dipuja banyak orang, khususnya downline saya.
Hampir tiap hari teman-teman inbox bertanya, 
"Gimana sih caranya bisa sukses kayak Mbak Rey?"
Ampun deh, asli saya malu banget.
Sukses dari mananya?
Saya hanya sampai tahap manager dulunya, pun juga bonus saya nggak sampai sejuta, astagaaaa memalukan hahaha.

Tapi branding saya itu terbaca luar biasa hahaha.

Kok bisa Rey?
PAKAI MODAL DUIT DAN TENAGA DAN WAKTU DAN USAHA LAH!

Saya menghabiskan uang belasan juta buat iklan tauk!
Itu demi menjaring downline yang kebanyakan sih abis daftar langsung kabur pas tahu kudu jualan baru bisa berbisnis hahaha.

beli follower dengan meng-sponsori giveaway

Hampir tiap minggu saya pasang iklan, awalnya murah aja sih, cuman 70ribu sekali iklan, tapi nggak kerasa ternyata lama kelamaan udah nyampe jutaan, dan pas saya utak atik laporan FB Ads, saya shock pas lihat transaksi saya udah belasan juta hahaha.

Cara kerja saya dulu berbisnis oriflame itu sebenarnya mirip dengan cara kerja saya sekarang, dan memang nggak ada yang salah dengan itu.
Berusaha pakai bantuan uang itu penting.

Bukan hanya pakai modal uang untuk meningkatkan kemampuan kita sebagai influencer, tapi meningkatkan kendaraan kita, dalam hal ini adalah media sosial itu perlu.

Salah satunya ya maintenance kendaraan kita, yaitu follower kita.
Bahkan para influencer terkenal saja masih melakukan hal itu, meski mereka pakai cara lain, misal, dengan sering bagi-bagi hadiah ke follower.

Nah bagi influencer papan bawah kayak saya ya mau nggak mau pakai cara lain utnuk mengumpulkan follower, salah satunya ya pakai uang itu, beli follower dengan meng-sponsori giveaway misalnya.

Jadi, sebenarnya sama saja seperti saya pasang iklan di Oriflame dulu.
Saya pasang iklan biar bisa mengjangkau prospek, biar bisa merekrut.

Saat sudah rekrut, saya bikin postingan selamat datang di status sosial media, yang dibaca banyak orang dengan pikiran.
"Waahh hebat ya Rey, jago rekrut, downline-nya udah banyak"
 Dia nggak tahu aja kalau saya rekrut ya dari iklan hahaha.
Dan saya tahu itu sebenarnya hanya sebagian dari yang namanya usaha, karena kebanyakan rekrutan saya dari iklan itu, cuman daftar abis itu tidur lelap hahaha.

Tapi itu kan yang saya dan upline saya tahu, calon prospek saya di luar nggak tahu sebenarnya hahaha.
Lalu mereka melihat saya sudah sukses, lalu mereka mupeng dan pengen ikutan, dan begitulah terjadi banyak sahabat-sahabat saya yang menyerahkan diri buat jadi downline saya, meski saya sama sekali nggak pernah ajak mereka.

Lalu, apa bedanya yang saya lakukan sekarang?
Follower itu pride, nggak semua orang tahu kalau itu hanyalah angka.
Bahkan artis saja sebenarnya banyak yang beli follower, lalu demi meningkatkan engangement mereka memakai banyak cara, salah satunya iklan di instagram.

Follower itu sama dengan downline di oriflame, sebagai salah satu strategi marketing untuk secara tidak langsung meng-influence orang lain. 

Dan tenang saja, saat bekerja sama dengan brand, kami yang menerima kerjasama berbekalkan jumlah follower itu nggak asal aja kok.

Sebelumnya klien juga sudah memeriksa akun media sosial kita, sudah tanya bagaimana engangement akun kita.
Dan setelah postingan ter-publish, sama juga dengan job di blog, ya kudu di boost biar engangement-nya luas dan masuk ke hati khalayak.
Caranya?
Kalau ada uang lagi ya bisa dengan cara iklanin postingan, atau bisa dengan media sosial walking.

Begitulah, sesungguhnya kadang saya jawabin statement bernada nyinyir gitu dengan,
"Biarin napa orang beli follower, asal nggak pake duit situ aja, nggak merugikan situ. Setidaknya yang beli follower itu beneran bergerak menjemput rezeki, nggak cuman diam mengomentari kerjaan orang hahaha"
Tapi saya jawabnya sambil ngomong sih, jadi nggak ketahuan orangnya bahahaha.

Sudah ah, lama-lama kok saya jadi ikutan nyinyir? padahal maksud postingan saya ini, hanya ingin menunjukan bahwa tidak selamanya apa yang kita lihat itu sia-sia, kadang itu adalah sebuah strategi marketing yang kita sendiri juga terkecoh.

Beli Follower instagram

Begituuuhhh hehehe.

Yuk kita saling menghormati dan menghargai usaha orang lain, selama usaha orang tersebut tidak merugikan kita, why not kan ye.

Lebih baik bijak dalam menilai, karena kita tidak pernah tahu kehidupan itu selalu berputar, bukan tidak mungkin saat ini kita hanya bisa menggunakan medsos untuk senang-senang, sehingga kita nggak punya pressure teman-teman lainnya yang sedemikian semangatnya mengejar follower demi duit.

Siapa yang jamin kan ye, kita tidak pernah berada di posisi teman-teman kita yang nggak punya cara lain buat menghasilkan duit selain dari medsos.
Dan saat itu tiba, saya rasa mau nggak mau ya kita kudu menanggalkan idealis, agar bisa bersaing.

I know, because i am a superrrrr idealis woman, dulunya.  
Dan waktu mengajarkan saya tentang menjadi bijak.

Kalau temans?

Sidoarjo, 23 Juni 2020


Sumber : pengalaman pribadi
Gambar : Canva edit by Rey

19 komentar :

  1. Wow.. Beneran yah ada yg nyinyir sampai begitu? Duh sedih ya.. Secara kita adalah sesama penggiat sosmed.. Meski tujuannya beda2, ya sewajarnya lah saling menghargai..

    Saya sdh lama vakum sosmed... Ketinggalan banget nih berita2 dan kabar di dunia sosmed. Hehe..
    Termasuk yg follow loop itu.. Saya baru dengar malah..

    Tetap semangat aja mbak.. Abaikan yg nyinyir2.. Anggap aja angin lalu.. Yg penting dompet kita terus terisi, dapur ttp ngebul.. Nggak usah peduli orang ngomong apa. Oke..��

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi, mungkin juga mereka nggak bermaksud nyinyir sih, hanya saja pemilihan waktu, tempat dan kata-kata yang agak salah :D

      Semangaatt :)

      Hapus
  2. Ha ha ha, yang nyinyir itu mungkin ada benarnya juga cuma bisa mengomentari kerjaan orang doang tanpa tahu sudut pandang orang yang dikomentarinya.
    Suka dengan tulisan Mbak Rey.
    Sebagai admin pendiri kmunitas follow loop Instagram Indonesia Saling Follow yang telah mengubah sistem dari kerja amal murni dengan donasi bagi peserta khusus untuk tidak posting dan beroleh waktu balas follow dan like secara leluasa, saya jutru imgin bilang bahwa cara kerja follow loop itu tidak bisa dinyinyiri sembarangan.

    Admin bekerja keras demi memandu acara agar tertib dan berjalan lancar serta memastikan peserta mengikuti instruksi dan amanah.
    Peserta juga bekerja keras agar bisa mematuhi instruksi admin demi kebaikan dirinya sendiri dan sesama peserta plus admin agar tidak ada yang direpotkan.

    Intinya semua yang terlibat dalam acara telah bekerja keras mengorbankan waktu, tenaga, kuota, dan hal lainnya.

    Jadi, yang nyinyir mungkin harus bantu saya agar tahu bagaimana jumpalitannya cara kerja admin follow loop, ha ha ha. Dijamin tidak akan kuat. Harus siaga, siap gerak cepat, bolak-balik periksa, bahkan merekap list saja repot serta bikin senewen harus jeli mematikan dengan yang ada di dalam grup sesuai dengan lst. Tidak boleh salah agar tidak nyasar jika diklik. Untuk bikin list dengan sekian nama @ saja harus nuka akun profil peserta dan salin tautannya lalu edit dan tambahkan @ agar jadi nama akun dengan @ ukan nama tautan profil. Dan lain-lainnya yang segambreng.

    Berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk itu? Satu akun saja? Sedang pesertanya ada 200 lebih!

    Tarik napas dan sabar. Senua orang punya hak untuk mengais rezeki dengan ikhtiar.
    Saya yang lelah dengan drama tidak posting atau follow for unfollow berhak mengubah sistem demi kebaikan diri sendiri, keluarga (karena waktu jadi tersita banget dan suami menegur sebab saya lebih sering pegang ponsel daripada buka komputer), berikut peserta juga. Jadinya ada nilai lebih.
    Yang berdonasi insya Allah saya anggap sebagai sedekah bagi komunitas dan untuk pengganti jerih payah saya berikut maintenance perangkat penunjang kerja, juga bonus bagi teman satu tim admin yang kini hanya seorang saja karena yang lainnya mundur sebelum sistem diubah dengan alasan prinsipil.

    Semua orang punya cara masing-masing demi ikhtiar sebab rezeki memang harus dijemput dengan jalan baik. Meski baik itu subjektif.

    Oh ya, pengguna media sosial Instagram akan senantiasa bertambah dari waktu ke waktu. Peserta kmunitas @indonesia_saling_follow juga punya banyak tujuan mengapa ikutan acara saling follow. Demi pekerjaan, bisnis, atau sekadar bermedia sosial secara positif.
    Mereka juga merasa nyaman berada di dalamnya. Ada silaturahim yang terbina.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbaaaa, keren banget ih, bisa bertahan mengurusin grup sampai sekarang itu luar biasa loh.
      Saya aja bahkan udah jarang ikutan Follow loop, padahal sebagai peserta doang :D

      Betul banget ya, mereka nggak tahu aja bagaimana perjuangan di follow loop tersebut, apalagi jadi adminnya :D

      Hapus
  3. Jadi salut sama semangat mbak Rey mencari uang demi keluarga. Biarkan saja orang nyinyir mbak, yang penting tidak merugikan orang lain bukan.

    Ternyata di Instagram ada follow loop untuk meningkatkan jumlah follower ya mbak, aku ngga main IG jadinya ngga bisa follow mbak Rey.

    Kalo aku ngeblog cuma buat hobi saja sih, bukan karena banyak duit tapi karena ngga tahu caranya menghasilkan uang dari blog selain dari adsense. Ini juga baca artikel sambil jualan cilok nunggu orang beli.😄😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha iyaa, namanya juga usaha, meski aslinya lebih milih blog sih, tapi sekarang bahkan job blog kudu sepaket dengan follower IG :D

      Hapus
  4. Sebenarnya orang yang nyinyir itu sedang menunjukkan kepada orang lain kalau hidupnya tidak berfaedah, makanya diisi dengan kegiatan yang tidak bermanfaat juga. Hehe.
    Tetap sehat dan semangat ya, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha iya juga sih ya, mungkin kurang kerjaan :D

      Hapus
  5. Wah.. Mbk rey emang kudu dikasih jempol👍👍👍
    Kalau saya sih menilai beli follower dengan tujuan kayak mbk rey itu artinya totalitas dan profesional. Zaman sekarang kan nggak ada yang gratis. Kalau mau duit ya harus ngeluarin duit juga, atau paling nggak tenaga. Dan setuju banget, asal nggak pakai duit situ ya biarin napa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, memaintenance follower juga butuh duit huhuhu.
      Makanya kalau dapat job receh tuh suka pengen nangis rasanya, dikira kita nggak modal apa bergelut di bidang ini :D

      Hapus
  6. Selalu kagum dengan semangat mbak Rey waktu bikin postingan blog dan postingan di Instagram atau Facebook. Aku belum pernah beli follower karena nggak begitu paham caranya. Tetap semangat meraih rejeki ya, Mbak. Aku pun selalu dapat semangat nulis di blog setelah mampir ke postingan blog Mbak Rey.

    BalasHapus
  7. aku dulu idealis juga, saat itu pengennya yang tau keberadaan sosmedku adalah temen deket. sekarang berubah dan juga lingkup pertemanan udah makin luas dari berbagai komunitas yang aku ikutin, dan jadiin sosmed buat nyari duit juga.
    waktu temen temen post soal loop, aku nggak "melirik" sama sekali soal itu, setelah baca baca cerita mba rey juga yg dulu pernah post soal loop ya, dan post temen temen lain, jadi paham dan cara ini bisa bantu kita buat mencapai tujuan yang dimau
    anggap aja yang nyinyiri mba rey tanda kalo mereka nggak mampu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, samaaa, dulu saya juga ogah follow orang yang nggak kenal, bertahun-tahun kayak gitu, sampai akhirnya saya oriflamean lalu jadi blogger kayak sekarang ini :D

      Hapus
  8. Kalau aku sih beli followers itu "no way", lah. Bukan, bukannya aku menyalahkan yang beli followers. Tapi aku sebenernya juga pengen ikutan beli, cuma gak ada uang. Kan pengen juga tuh, followers banyak macam selebgram. Hehehe.

    Karena gak mampu beli followers, akhirnya aku coba ikutan follow loop, Mbak Rey. Capek sih. Apalagi tau kalau ada banyak yang follow for unfollow aku. Akhirnya aku mutung dan gak ikutan follow loop lagi sampai sekarang. Mungkin kalau ada rezeki pengen cobain bikin giveaway aja deh.😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, iyaaa.. dirimu udah kece feed nya itu, di konsistenin aja di bidang itu, nanti follower bakal datang sendiri kok :D

      Kalau follow loop memang capek, makanya diriku ikutan sponsor giveaway, lumayan dapatnya banyak, ada yang unfol juga sih tapi nggak semua :D

      Hapus
  9. wah, aku dong salah satu orang yang gugur ngikut follow loop..
    jadi malu aku tu, baru nyampe 5000 udah nyerah.. capeekkk bangeeett maaaak.. wkwkwk..

    oh ya, aku beberapa kali juga dapet tawaran sponsor giveaway gitu mba. mau ikutan raguu deh, worth it gak sih..? sekali giveaway, biasanya naik berapa mba followersnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha emang berat sih say, waktunya, unfol-unfol orang yang ga bekerjasama.
      Worth it kok say, tapi sekarang-sekarang, kalau mau ikutan segera, biasanya boomingnya itu nggak lama :D

      Hapus
  10. Bagusnya informasi di blog kamu ni. Hi From Malaysia 😘 Done follow kamu di blog ni. #144

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)