Rahasia Laris Manisnya Baju Menyusui Muslimah Iymel Says Hijab

baju menyusui ish atau iymel says hijab

Sharing By Rey - Baju menyusui muslimah sekarang beragam, salah satunya yang terkenal adalah baju menyusui ISH atau Iymel Says Hijab

Semua orang yang berbisnis atau berjualan, baik secara offline maupun online, pastinya ingin agar dagangannya laris manis.

Terlebih, jika laris manisnya pun terjadwal, pelanggan patuh pada jam operasional dagangan kita dan setia menunggu kita 'buka toko'

Baru-baru ini, saya terperangah dengan fenomena jualan dari sebuah online shop yang laris manis, ibarat kata pepatah laris manis kayak kacang goreng, meskipun saya masih bingung, masa iya sih jualan kacang goreng bisa laris manis kayak yang sering dikatakan orang lain, hehehe

Tersebutlah ISH, Iymel Says Hijab, saya rasa jika teman-teman khususnya busui atau ibu menyusui dan gemar eksis di instagram, pasti tahu dengan salah satu online shop fenomenal tersebut, yang mana selalu saja laris manis, berhasil menjual ribuan potong baju menyusui hanya dalam hitungan detik.

WOW...
Apa ya rahasianya hingga berhasil menjual baju menyusui yang sebenarnya kualitasnya gak wao-wao banget, setidaknya itulah yang saya lihat dari produknya yang juga saya beli.

Baca : Review Jujur Baju Menyusui Iymel Says Hijab
Di postingan tersebut sudah saya jelaskan bagaimana kualitas baju yang selalu menjadi rebutan tersebut.

Yang sebenarnya, yaaa standar aja sih ya (sekali lagi itu menurut review saya), i mean... mungkin di tempat lain juga banyak baju sejenis yang bahkan mungkin lebih bagus kainnya, modelnya, jahitannya dan harga juga kurang lebih sama.

Tapi, ajaibnya...
Jualannya selalu saja laris manis, rebutan setiap kali mereka buka open order.


Pengalaman membeli langsung baju menyusui Iymel Says Hijab


Saya lupa kapan persisnya tahu online shop ISH, tapi yang jelas, saya akhirnya memutuskan mencoba ikutan beli karena kepo maksimal dengan kelarisan dan segala testimoni orang-orang.

Dan karenanya saya rela cari baju menyusui tipe Selena Ruffle (demikian ISH menamai jenisnya) melalui Soope demi menghindari ongkir dan hanya kena biaya jastip 25ribu, wow ya.

Setelah bajunya datang, saya ngakak dong, karena ternyata kehebohan yang selalu digembar gemborkan orang itu tidak memulu benar terjadi pada saya.

Meskipun juga ada berbagai kelebihannya, seperti modelnya keren (menurut saya), bikin menyusui jadi lebih mudah dan lumayan terjangkau (di bawah 200ribuan).

Pun juga lengkap dengan kekurangannya, yang mana kainnya kurang cocok di kulit sensitif saya (agak gerah), serta kualitas kainnya yang tebal tapi mudah melar dan mudah sobek (serat kainnya lebar sehingga rawan kesangkut kayu atau semacamnya).

Hal tersebut tidak membuat saya kapok, karena testimoni positif dan heboh terus saja memenuhi akun instagram ISH by Stories-nya.

Lalu, suatu hari, saat melihat keterangan ISH bakalan buka open order di pukul 9 pagi, saya ikutan stnad by juga dong.
Pensaran, seperti apa sih heboh rebutannya, masa iya saya gak kebagian sama sekali??

Lalu, saya memutuskan memesan jenis Hoola Kombi, sebuah atasan baju menyusui yang bermodelkan kaos biasa dan terbuat dari bahan kaos juga.

Saat melihat si owner, Iymel, mengenakan kaos tersebut dengan berlenggak lenggok di depan kamera, saya jadi langsung jatuh cinta dengan kaos tersebut, dan memutuskan membeli 2 macam warna yaitu warna merah dan pink.

Tepat pukul 9.00 pagi saya kirim WA, dan celakanya nomor yang saya hubungi entah mengapa, seolah sempat gak aktif beberapa menit, sehingga WA saya terkirim beberapa menit kemudian.

Saya sudah pasrah, kayaknya mungkin gak dapat, tapi tetap kepo, masa iya sih gak dapat, emang ada berapa ribu emak-emak busui yang mau antri rebutan.

Dan lalu, menit demi menit berlalu, pesan di WA saya belum dibalas, jangankan dibalas, dibaca aja belum.
Sampai akhirnya 26 jam berlalu, barulah pesan saya di balas dan ajaibnya saya cuman dapat sisa aja, 1 buah baju jenis Hoola Kombi warna pink.

Karena merasa sudah terlanjur, ya sudah saya bayar saja dan pasrah meskipun cuman dapat 1 buah.
Si admin lalu mengkonfirmasi bahwa barang akan dikirim keesokan harinya, dan akhirnya sampai ke tangan saya seminggu kemudian.

Sesampainya paket tersebut langsung saya buka, kepo berat dengan kualitas dan modelnya.
Apa benar sesuai yang di gembar gemborkan banyak orang?

Dan hasilnya? kurang lebih sama dengan yang pertama kali saya beli, kali ini bahannya lebih cocok di kulit saya, tapi sayang diikuti dengan hal-hal yang kurang lainnya, salah satunya kualitas jahitan yang terkesan asal-asalan.

Iya sih, mengerjakan ribuan pakaian dalam sekali produksi demi memenuhi permintaan pasar itu penting, tapi bukan berarti mengabaikan kualitas jahit juga kan?

Dan karenanya, kaos seharga 135ribu, beserta gembar gembor heboh dari banyak orang itu terasa jomplang menurut saya.

Dan saya tetap tidak mengerti, mengapa masih saja laris manis?
Apa hanya saya yang sadar, kalau sebenarnya barang yang dijual ISH itu tidaklah sehebat yang digembar gemborkan banyak orang?

Terlebih dengan metode pembelian yang rebutan kayak gitu, seolah gak ada tempat lain buat membeli produk sejenis.

Padahal, dalam kenyataannya ada banyak banget online shop yang menjual produk sejenis, hal tersebut saya dapatkan infonya dari teman-teman saya di instagram atau beberapa komen yang masuk di postingan saya sebelumnya.


Penyebab Baju Menyusui ISH Laris Manis


Salah satu kekurangan yang mungkin juga bisa jadi kelebihan saya  adalah, sering banget kepo dengan hal-hal yang terasa janggal, terasa sedikit gak masuk akal.
Saya bakalan cari tahu, apa sih penyebabnya?

Dan hal itu yang membuat saya 2 kali membeli baju di ISH serta tetap mengintip beberapa online shop lainnya yang sepertinya tidak selaris ISH, padahal yang lainnya bahkan punya offline shop yang seharusnya sih lebih punya peluang laris manis kan ya.

Saya juga rumpi-rumpi tipis dengan beberapa teman blogger di instagram, yang menekuni dunia online shop, dan akhirnya bisa sedikit mengetahui, penyebab ISH laris manis.

Di antaranya karena :


1. The Power Of Personal Branding


Saya sebenarnya juga sudah pernah tahu tentang owner ISH si Iymel alias Rizki Amelia sejak lama.
Tahunya ybs sering banget terlihat bersama gang selebgram seperti Dwi Handayani dan yang lainnya.

Selain itu, gaya fashionnya yang cuek bahkan terkesan sedikit nyeleneh, membuat Iymel sukses mencuri banyak perhatian para pecinta fashion.
Baca : Personal Branding, Kunci Utama Bisnis Online
Iymel memulai debutnya sebagai seorang blogger fashion muslimah yang simple tapi unik dan etnik, selain itu dia juga pernah menjadi seorang fashion stylist di majalah milik Dian Pelangi.

Dengan pesona branding seperti itu, ditambah dengan modal tubuh yang amat sangat langsing, sukses membuat banyak orang terpesona melihat baju-baju yang dia peragakan sebelum dijual.

Dari beberapa sumber saya tahu, ternyata adiknya pun memiliki bisnis serupa, (eh adiknya apa kakaknya ya?) namun sepertinya si adik atau kakak Iymel ini memilih jualan tanpa branding diri.
Dan hasilnya bisa terlihat sih, kalau produk Iymel jauh lebih laris ketimbang punya saudaranya.

Jadi, terbukti kah, betapa personal branding itu amat sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah bisnis.

Kita hanya perlu memilih, kita branding-kan diri kita, sehingga orang akan tutup mata dengan apa yang kita jual, mereka bakal membeli apapun yang kita jual, hanya karena terlihat bagus di kita.
Atau, kita menjual karena branding di produknya.
Jadi, sudahkah yang punya online shop rajin branding setiap saat?Jangan cuman upload dagangan doang.Banyak mah saingannya, mending upload cerita diri memakai produk jualan.Itu jauh lebih baik dan menyenangkan calon pembeli


2. The Power Of Personal Model


Selain personal brandingnya yang kuat, Iymel punya satu kelebihan yang jarang dimiliki orang lain, yaitu tubuh yang super langsing.

Sejak dulu, Iymel selalu tampil keren dengan dandanan nyelenehnya karena emang dia pantes aja memakai semua baju tersebut.

Ya kan, orang kurus dan dibarengin wajah yang imut, pakai apapun juga pantes-pantes aja.
Terlebih dengan keahlian mengenal kelebihan tubuhnya dan pandai memilih mix and match pakaian yang dikenakan, benar-benar menjadi salah satu kelebihannya dalam mengambil hati pasar bisnisnya.

Saya adalah salah satu konsumen yang kecele dengan semua penampilannya.
Terpesona dengan model baju yang keren banget dipakai Iymel sambil berlenggak lenggok di video dan menampilkan foto akhir dengan angle yang sempurna, mata saya langsung terlihat love-love nya, membayangkan baju tersebut bakalan keren kalau saya pakai.

Saya lupa, kalau yang di sono tuh badannya super langsing, sedang di sini badannya lebar muahahaha.

Meskipun akhirnya beberapa orang mengatakan saya pantes-pantes aja pakai baju tersebut.
Iya sih, soalnya ketolong ama tinggi badan saya yang sedikit jangkung dan angle foto yang lumayan pas setelah 9999 kali alias banyak kali dijepret pak suami, muahahaha.

Nah, bagi yang ingin meniru kesuksesan ISH, boleh banget nih mempertimbangkan hal demikian.Lebih amannya sih, juallah produk yang pas di diri kita.Jadi kita bisa brandingkan diri sendiri, lalu jual produk yang terlihat bagus saat kita pakai.
Mengapa gak pakai model lain saja?Bisa sih, tapi modalnya lebih gede dan resikonya lebih sedikit complicated.


3. Memanfaatkan Euforia pelanggan atau konsumen 


Di zaman era digital sekarang, sebenarnya lebih mudah bagi kita untuk mengumpulkan testimoni gratis dari pelanggan.

Banyak banget orang yang suka memajang foto ala-ala OOTD para selebgram, dan tidak lupa memberikan tag atau tanda asal muasal benda yang dikenakan, misal baju dari toko ini, celana dari sana, sepatu dari situ.

Sayangnya, tidak semua online shop mau menangkap respon positif begini yang sebenarnya sangat menguntungkan bisnisnya juga.

Oleh ISH, semua foto pelanggan yang memakai produknya dan memberikan tag ke akunnya, bakalan diposting ulang di IG Stories dan dipajang di sorotan sebagai testimoni gratis dari pelanggan.

Saya sendiri, kadang posting foto-foto ala-ala OOTD dengan tag langsung ke akun tempat saya membeli pakaian tersebut, tapi jangankan si empunya akun berterimakasih, bahkan sekadar like aja dia ogah, apalagi memajang sebagai testimoni.

Padahal, beberapa akun online shop sibuk membayar para buzzer maupun influencer atau blogger demi mendapatkan testimoni yang bagus, sekalian review positif.
Eh yang dikasih cuma-cuma malah ogah manfaatin.

Bukan cuma online shop pakaian, saya bahkan sering dengan suka rela mereview sebuah produk, atau tempat makanan atau hotel, lalu saya tag di akunnya.
Jangankan di like, respon aja enggak hahaha.
Jadi, jika ingin mencontek strategi pemasaran ISH, bisa banget nih mulai lebih peduli terhadap dunia online, lebih mempedulikan respon positif pelanggan, dan menjadikannya sebagai senjata marketing yang gratis.


4. Manfaatkan management waktu berbanding dengan euforia pelanggan


Menurut saya, selain ke 3 hal di atas, satu hal yang bikin orang kesal tapi cinta dengan produk ISH adalah, karena ISH berhasil mempermainkan alam bawah sadar pelanggan dengan cara order secara rebutan.

ISH tahu betul, betapa para wanita bakalan lebih tertantang untuk belanja rebutan, setidaknya itu yang saya rasakan.

Saya aslinya kesal banget, beli baju kok rebutan, kayak gak ada tempat lainnya aja, tapi alam bawah sadar saya semacam memancing saya untuk ikut rebutan, karena saat rebutan lalu dapat produknya, semacam ada kepuasan batin tersendiri.

Meskipun, kepuasan tersebut tidak berlangsung lama di saya, karena saya adalah wanita dengan logika yang lumayan besar hahaha.
Jadi, meskipun dapat produk rebutan, tapi pas nyampe produknya tidak sesuai dengan harapan, ya tetap saja a little bit kecewa.

Saya rasa, ISH mungkin awalnya tidak pernah sengaja menggunakan cara tersebut demi memancing konsumen.

Mungkin saja awalnya sengaja diatur waktu order seperti itu, agar lebih mudah managemen waktu.
Secara, salah satu tantangan bisnis online itu adalah, KITA DITUNTUT KERJA TANPA KENAL WAKTU.

Dengan mengatur jadwal order, jadwal pengiriman, ISH bisa memberikan pelayanan yang baik tanpa harus merasa sangat kewalahan melayani ribuan pelanggan.
Satu hal positif yang bisa ditiru adalah, meskipun online shop, dijalankan secara online, namun jangan pernah meremehkan waktu bekerja.Beranilah mengatur waktu kerja, misal..Waktu melayani pelanggan hanya pada jam-jam tertentu, waktu pengiriman hanya pada hari-hari tertentu dan semacamnya.
Hal tersebut amat sangat membantu, khususnya bagi online shop dengan modal kecil dan belum bisa membayar karyawan yang membantu usahanya.



5. The Power Of Konsisten


Sejak memajang foto saya mengenakan baju busui ISH dan mereviewnya di blog ini, saya dapat banyak banget rekomendasi online shop serupa.

Sayangnya, setelah saya kepoin, interaksi di online shop lainnya itu tidak sekonsisten ISH.
Jarang online, dan mengandalkan sekali online upload foto seabrek.
Alhasil ngotor-ngotorin timeline hahaha.

Padahal, banyak hal yang bisa dilakukan meski jarang upload, misal update IG Stories dan semacamnya, beli like atau respon tag dari konsumen.
Hal seperti itu bakalan membuat konsumen nyaman berbelanja di online shop kita.

Bahkan, ada pula yang jarang online lalu di kontak pun tak ada respon.
hal demikian membuat konsumen pada lari cari yang lebih aktif, karena zaman sekarang banyak akun penipu yang biasanya sih jarang online.

Ada baiknya sebagai pebisnis online untuk terus konsisten keep contact dengan konsumen.Jika benar-benar tidak bisa online karena satu dan lain hal, jangan lupa tinggalkan pesan di lapak seperti Instagram misalnya.
Ibarat kita buka toko offline, kalau kita tutup tanpa pemberitahuan kapan buka lagi, manalah orang mau meluangkan waktu tiap saat cek toko kita apa sudah buka lagi?


Well, sebenarnya ada banyak celah yang bisa dicoba dalam persaingan bisnis online zaman sekarang, sayangnya banyak orang yang kurang mau menerapkan dalam bisnisnya.

Semoga kita dapat selalu bersaing secara sehat, dan menjalankan bisnis yang berkah bukan hanya menyenangkan konsumen, tapi bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Semoga manfaat :)

Sidoarjo, 21 Januari 2019

Wassalam

Reyne Raea

48 komentar :

  1. Kalau gak salah kakaknya mba yang jualan baju juga fix pose namanya, duluan kakaknya yang jualan. Dulu saya juga kepoo tapi gak sampai beli hehe, saya akui saya dulu tertarik karena dipakai owner nya koq kece banget dipakainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk iyaaa, ternyata kakaknya ya, kata orang2 lebih dulu kakaknya sih, sayang kakaknya kurang mau tampil di depan layar kayak si Iymel

      Wkwkwkw, lah yang punya badannya emang model banget, kurus kayak manekin, jelas bagus kalau pakai bajunya hahaha

      Alhasil banyak yang tertarik, saya malah beli sebenarnya cuman kepo aja, kepo dengan fenomenalnya, kalau kualitas sih sorry to say, biasa aja :)

      Hapus
  2. Busui perlu banget nih baju untuk menyusui, selain praktis, mom juga jadi bisa tampil trendi.
    Sayang masa menyusui si dek sudah berakhir, tapi bisa rekomen nih untuk saudara atau sahabat yang masih busui.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi booming nih mba, bahkan bukan busuipun tertarik, dan ternyata ada banyak banget olshop lainnya yang jual baju ginian :)

      Hapus
  3. "The Power of Konsisten"

    Apapun bidangnya, konsisten jawabannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangeeettt, percuma branding, usaha keras, tapi baru saja orang kenal, eh kita mutung wkwkwk.
      Jadinya pas orang mau beli atau butuh, kitanya udah gak jualan lagi hahaha
      Saya pernah seperti itu soalnya :D

      Hapus
  4. Mbak Rey detail banget memaparkan sudut pandang mengenai bisnis OL. Namun ada benarnya juga, sih. Mbak Rey jadi analisis ekonomi, hi hi.
    Soal belanja draing/OL shop, saya kira itu tak bisa dilepaskan dari keinginan agar hidup lebih mudah. Dan selalu ada celah dalam pasar yang bisa dimanfaatkan, seperti Iymel itu. Benar-benar memahami ilmu pemasaran dan strategi marketing. Plus psikologi konsumen. TOP menurut saya.
    Namun akan lebih TOP lagi jika kualitas pun dijaga baik., itu akan beroleh THE BEST BRAND AWARD, suatu penghargaan yang lebih memotivasi dan abadi, cie.
    Saya juga heran dengan OL shop yang kala dibantu promosi gratis malah tak nanggapin. Saya yang kadang mengulas produk di blog untuk latihan mengulas produk, berharap banget bahwa apa yang saya ulas dihargai dengan apresiasi, semisal dibagikan di akun media sosial mereka. Itu pemasaran personal branding yang gampang dan tak keluar biaya.
    Namun sudahlah, selama saya masih berbaik hati mengulas untuk latihan, anggap sedekah. Sebab siapa tahu saya lebih tertarik mengulas produk sponsored post. He he.
    Oh ya, personal branding memang harus didukung berbagai aspek seperti yang Mbak rey paparkan di atas. Itu bisa jadi pembelajaran saya juga. Makasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkw, bukan analisis dari pakarnya mba, cuman sharing ilmu-ilmu yang pernah saya dapatkan baik belajar otodidak bisnis, maupun yang saya dapatkan dalam seminar online bisnis sewaktu bisnis kecantikan sebelumnya :D

      Nah bener kan mbaaa...
      Sayapun sering banget loh mengulas produk, tempat makan, hotel dll.
      Maksudnya buat latihan kan ya, biar makin familier dalam hal mereview.

      Trus saya tag akunnya, eh, boro-boro di apresiasi, di like aja enggak hahaha.

      Dan rata2, yang lebih peduli itu cuman pebisnis yang mengikuti arus zaman now, gak heran mereka bisa lebih cepat berkembang ketimbang bisnis lama yang terkatung-katung tanpa tujuan jelas wkwkwkwk

      Hapus
  5. Yup! Yang namanya branding itu adalah kunci dari strategi marketing. Ketika kita punya branding yang baik dan bagus, mau seburuk atau segak enak apapun (cuma istilah) produk yang kita jual, pasti bakalan laris manis. Strategi ini dilakukan sama penjual kue artis yang rasanya gak seberapa tapi menjual nama si artis. Begitulah branding, kekuatannya sangat besar sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk nah itu dia, tapi kalau makanan agak sulit mba, karena se keren apapun, orang paling cuman mau beli sekali, kalau gak enak jangan harap mereka beli lagi, bahkan mau dibikin kayak apapun lucunya.

      Beda dengan fashion, saya loh 2 kali beli baju ISH ini, padahal saya udah tau, yang pertama itu kagak nyaman di kulit, hanya lucu dan mudah buat nyusuin doang.

      eh giliran dia keluarin model baru, saya ganjen ikutan beli lagi dong, sekalian nyoba pesan langsung.

      Dapat 1 daaannn lagi2 kecewa, gitu kemaren dia lenggak lenggok pakai model baru, hampir saja saya terpesona, tapi untung nulis ini, jadi akal sehat lebih jalan hahaha

      Hapus
  6. Intinya pelanggan tu suka kalau "diopeni" ya mbak? Opo bahasa Indonesiane diopeni haha.Nahsi ISH ini tau cara memperlakukan pelanggannya.
    Ya kdng org jg rela berebutan demi brand yg umungin udah dikenal, meski sbnrnya jg ada yg lain yg lbh bagus, tapi mungkin jd wes kadung cinta :D
    Eh tapi kalau aku pilih toko yg sepi aja wes drpd berebut haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk diperhatikan

      Karena zaman sekarang tren mengalahkan segalanya.

      Jadi ingat kan berita viral yang lalu saat beberapa orang selfie di daerah bekas tsunami di Banten demi like?
      Nah itu salah satu alasan yang bikin orang2 pada rebutan beli baju ISH, karena dia tau bagaimana cara memanfaatkan euforia orang-orang demi like dan terkenal itu.

      Jadi semacam ada simbiosis mutualisme, si pelanggan butuh ketenaran, dengan kata "hey saya tenar, pakai baju fenomenal", terus di repost ama ISH makin deh bangga si konsumen.

      Nah ISH butuh banget pesan2 positif mereka yang rela bilang bagus aja apapun yang terjadi demi tenar.

      Dan ISH juga keren, dia fokus ke konsumen yang muji, sama sekali gak kasih celah ke yang protes wkwkwkw

      jadinya yang terlihat yang bagus2 aja, dia ga mau baper ama yang protes2

      Hapus
  7. Semua pasti ada strategi marketingnya ya mbak, dan biasanya strategi seperti ini memang sukses banget. Aku waktu menyusui banget hunting baju menyusui lho... bikin happy dan merasa cantik jadi Ibu dengan baju yang lucu-lucu

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk... wanitaaahhh, gak kuat ama yang namanya lucu2 ya :D

      Hapus
  8. terlambat saya tau brand ini... dulu sering ribut untuk mencari2 kostum dimasa menyusui...

    luar biasa ya cara brand ini menerapkan strategi bisnis dan pemasarannya, bisa ditiru..

    dari seluruh tulisan inspiratif diatas entah mengapa saya mulai merasa harus segera meminta suami saya untuk memotret saya lebih banyak lagi... (rekor 9999 itu sulit untuk dikalahkan ferguso) hhhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakakaka, ya ampoonnn mbaaa, ngakak saya.
      eh tapi beneran loh, kemampuan suami kebanyakan dalam memotret istrinya itu amat sangat menggemaskan.

      Kita yang istri gak punya keterampilan memotret, tapi bisalah ambil foto suami dengan bagus, minimal jelaslah.

      lah para suami itu, kebanyakan kalau motret ada 2 jenis hasil foto,

      1. bulat banget dan gambarnya jelas
      2. angle nya pas tapi blur
      wakakakakak

      Hapus
  9. yesss betul mbakkk the power of branding itu utama. pernah denger aku kadang apalagi Indonesia ini sih. orangnya katanya suka latah. nah ini yg dipake. jadi klo udah pake promosi artis keren atau apa gt udah langsung melejit ibarat kyak kue kue artis ituu... padahal harganya 2x lipat dari harga yg setara. menurutku. nah kudu belajar ini kita yaa klo bangun usaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk iya yaaa... padahal kalau dibelikan kue biasa yang lebih enak bisa dapat 2 - 3 kotak wakakaka

      Makanya kita harus rajin branding nih, minimal kalau mau buka usaha, kita udah punya modal branding :)

      Hapus
  10. Hampir semua busui ya butuh baju yang nyaman untuk menyusui. Selain juga bajunya kalau bisa ya modis, fashionable hehehe. Jadi mau buka usaha baju menyusui pun harus bisa baca pasar alias punya strategi karena banyak saingan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, saya baru tau ternyata banyak banget yang usaha kayak gitu, tapi anehnya mengapa cuman 1 2 brand yang laku keras padahal kualitas yang lain jauh lebih bagus :D

      Hapus
  11. Mantap mba sharing reviewnya. Saya suka banget. Apalagi di akhir selalu mba tuliskan pelajaran yang bisa diambil untuk kita praktekkan.

    BalasHapus
  12. perempuan khususnya ibu ibu kalo udah merasa nyaman, ntar nyebar ke ibu ibu lainnya,, makanya usaha online prdouk ibu ibu laris manis hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe bener bangettt...
      Salah satu kunci laris manis dagangan ya cari produk ibu-ibu :D

      Hapus
  13. Mbak Rey strategimu cucok bener kalau bikin bisnis dewe Mbak..Beneran, ilmunya dah komplit.
    Terutama yang nomor 3, banyak olshop yang mengabaikannya.
    Padahal itu kesempatan ya
    Enggak heran bisnisnya hidup segan mati tak mau dan lama-lama pun berlalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwkw...
      Ini ngumpulin teori hasil belajar bisnis otodidak dulu mba, sama ilmu2 marketing yang saya pelajari sewaktu bisnis Oriflame.
      Semoga besok2 bisa buka usaha sendiri dengan pilihan jenis bisnis yang saya banget, biar gak mudah menyerah :)

      Hapus
  14. Aku juga pernah mba belanja di ISH, pernah dapet, pernah keabisan. Hahaha iya emang dengan harga cukup terjangkau, modis, meski emang pas dipake imel kece kok dia aku kurang pantees. Hahah setuju brandingnya dia yang bikin laris manis. Aku juga pernah ketemu aslinya, minta foto bareng malahan, hahaa orangnya ramaaah.. Gokil pokoknya ga sombong. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk ternyata banyak ya yang kesihir dengan brandingnya, top deh :)

      Hapus
  15. Setuju dengan respons dari penjual. Kalau udah senang dengan sesuatu, saya suka menyebutkan brandnya. Seneng banget kalau penjualnya merespons dengan baik

    BalasHapus
  16. Adikknya punua fixpose mbak hehe aku pernah pesen disitu dan dapet terus hahaha. Dibanding sama ISH yang order harus jam 09.00 teng, yang 09.01 pasti kehabisan hiksss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Katanya kakaknya mba, dan lebih dulu kakaknya kayaknya.
      Saya agak aneh ama ISH, mengapa ya semua resellernya selalu dapat semua orderan, sedang umum bahkan order jam 9 teng malah ga dapat wkwkwkw

      Hapus
  17. Strategi perusahaan ini keren sekali, terutama untuk respon cepat dan baik pada pelanggan maupun calon pelanggan, karena kan kadang banyak admin olshop yang jutek duluan :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru mereka jarang respon untuk order mba, karena ada jam-jam tertentunya :)

      Hapus
  18. Iymel emang bakat banget kalau jualan, wkwk. Cara dia ngemas instastory n bikin orang tertarik beli juga bagus. Kayak Si Naya, anaknya Anggun itu. Orang-orang kalau pengen liat Naya, nagih storynya di Iymel bukan di Anggun. Soalnya IGSnya Iymel lebih menghibur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkw mantan fashion stylist majalaahhh hahaha

      Hapus
  19. Mungkin gak sih kalo awalnya pake buzzer yang pura2 rebutan baju? wkwk.. soalnya ada juga lho produsen tas kulit yang cara pemasarannya kayak gini. Harus PO dan rebutan padahal harga tasnya gak murah jg, di atas 500 rb. Buat saya sih mahal hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah gak tau juga sih mba, soalnya dia selalu posting banyaknya pengirimannya :)

      Hapus
  20. ah masa sih kualitasnya seperti itu? hehehe.. aku gak ikutin ISH ini soalnya.. jadi gak tau persis sampai berebut seperti itu cara belinya.. aku ada pengalaman mirip2 gini juga tapi beli makanan online wkwkwk.. jaman hamil anak ketiga.. sampai tu anak brojol gak pernah kebagian slot.. sampai akhirnya aku unfollow akun nya, denger2 sih skrg dah gampang sistemnya gak pake kuota gitu, ah tp yaudah ilfeel juga akunya, bhayy aja 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena dikerjar deadline produksi, bahkan jahitannya duuhhh banyak yang gak rapi :)

      Iya, gak asyik banget ya, mau beli aja rebutan :)

      Hapus
  21. Akhirnya di tulis juga ya kak.. hahahaha..
    btw kemarin liat ada baju katanya busui friendly, mau ngetag di IG kak Rey cuma takut ntar di marahin :P

    BalasHapus
  22. Wah keren neh shraing ilmu reviewnya. Boleh nih dicoba ya mba.

    BalasHapus
  23. Hasil pengamatanku dari beberapa olshop yang pakai cara seperti ISH memang terbukti lebih efektif penjualannya. Pengalaman pernah coba order di olshop yang jual kaftan dan dalam beberapa menit aja uda Sold Out. Penasaran dong, akhirnya nungguin sampe barang di upload terus chat sesuai format. Ga beberapa lama kemudian dibalesin tentang petunjuk transaksi.
    Betapa kagetnya harga kaftan 1 jutaan, soalnya di post ngga dicantumin harga.
    Akhirnya saya biarin aja. Hihi.
    Cukup tau harga baju segitu, bisa laris manis kaya krupuk. Lol

    BalasHapus
    Balasan
    1. akoohhhh ngangaaaaa... segitunya ya konsumtifnya orang2 ckckck.

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)