Contoh Target Pemasaran yang Berhasil dari Rabbani

contoh target pemasaran

Contoh target pemasaran yang berhasil dari Rabbani menurut saya adalah, konten-konten marketingnya yang selalu berani menyuarakan isi hati dan kepala para target marketnya.

Dan pas juga, hal itu berpeluang menimbulkan lebih banyak kontra, which is zaman sekarang tuh, strategi marketing kontra publik, paling sering digunakan berbagai brand, demi mendapatkan sudut di kepala banyak orang, alias agar produknya bisa dikenal banyak orang.

Nah, berbeda dengan Rabbani, saya pikir mereka beruntung dan cerdas memanfaatkan keberuntungan mereka itu, di mana visi dan misi brand-nya, adalah sesuatu yang banyak ditentang orang zaman now, yaitu syariah Islam.

Sudah menjadi sebuah rahasia umum ya, zaman sekarang itu, yang namanya syariah Islam itu, udah banyak dipelintir kiri kanan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, berkembang juga otak manusia, memaknai aturan Islam sebagai aturan 'prasmanan'.

Di mana, aturan yang disukai, ya diambil.
Yang nggak disukai, di skip, sambil memenuhi pola pikir dengan seribu tiga alasan, hehehe.

Tenang, saya sedang menyindir diri sendiri kok, huhuhu.
Karena, kadang saya juga kek gitu, masih banyak kekurangan, tapi semoga pola pikir saya tetap dijaga Allah untuk setidaknya menyadari, apa yang saya lakukan adalah salah, aamiin.
 
Iya kan, dari pada udah salah, pakai ditambah cari alasan pembenaran pula.
Kebayang nggak sih, bagaimana Allah udah menjauhi saya, jika suatu saat saya berpikiran kek gitu, karena hidayah Allah itu, mahal, huhuhu.

Udahlah mahal, konsistensinya luar biasa, kayaks aya dulu pertama kali pakai jilbab. Sedih dan pusing banget sulit dapat pekerjaan karenan berjilbab.

Eh kenapa jadi bahas hidayah, pulak! hehehe.


Konten Pemasaran Rabbani yang Kontroversial usai Menyalahkan Korban Pelecehan Seksual

Beberapa hari lalu, saya sempat melihat beberapa perdebatan di Twitter, mengenai masalah konten marketing Rabbani.

Saya belum liat video utuhnya di akunnya sih, tapi dari beberapa potongan video yang beredar, pada video itu memang lumayan membuka tabuh genderang para feminist zaman now, hehehe.

Yang menjadi masalah adalah, di video tersebut, terdapat narasi yang (menurut para feminist) membenarkan perilaku pelaku pelecehan seksual.

Adapun narasi di video tersebut kira-kira seperti ini,
"Ketika perempuan berpakaian serba minim, jika terjadi pelecehan, siapakah yang salah? Jika dilihat dari sudut pandang wanita, posisi wanita tidak salah, karena setiap wanita berhak menggunakan pakaian apapun. Jadi, laki-lakinya aja tuh yang mesum jika melihat wanita berpakaian minim"
"Namun, jika dilihat dari sudut pandang pria, wanita yang berpakaian terbuka itu bodoh. Ibarat tidak ada asap, tidak ada api. Wanita yang berpakaian terbuka akan mengundang pria punya niat dan berpikiran jorok. Tidak berlaku untuk sebaliknya,"
"Karena itu, wanita sehendaknya menggunakan pakaian tertutup yang tidak memberikan kesempatan untuk seorang pria punya niat dan berpikiran jorok. Bagi pria, seharusnya menjaga dan meminimalisir pandangan dari hal-hal yang mengundang syahwat. Jadi menurut rabbaners, apakah pria yang salah atau wanitanya yang bodoh?"
Sebenarnya, KALAULAH semua orang mau menyingkirkan sedikit rasa 'tak mau disalahkannya', dengan cara MENDENGARKAN SEMUA ISI VIDEONYA, atau MEMBACA SEMUA NARASINYA YANG SAYA TULIS DI ATAS.

iklan viral Rabbani

Kita semua pasti setuju, tidak ada maksud dari iklan tersebut untuk menyalahkan korban dan memaklumi pelaku kejahatan seksual.

Narasi tersebut justru mengajak semua wanita untuk berpikir, kalau pengen MEMINIMALISIR kejahatan YANG PASTINYA KITA SENDIRI YANG AKAN RUGI, berpikirlah dengan cerdas.
Jangan mengundang kejahatan itu, karena coba deh tanya abang sapa ya namanya yang dulu sering ada di TV, Bang Napi ya? 

Yang mengatakan bahwa, sesungguhnya kejahatan itu terjadi karena 2 hal pemicunya.
Yang pertama, karena memang sudah ada niat dari pelakunya.
yang kedua, karena ada kesempatan.

Nah, kampanye Rabbani di atas, sedang fokus membicarakan yang kedua itu, meminimalisir kesempatan kejahatan seksual

Etapi begitulah para feminist zaman now, nggak mau disalahkan, yang ada tujuan utamanya dihilangkan, semua fokus ke narasi kalimat kedua, di mana ada kata perempuan berpakaian terbuka adalah bodoh.

Yang lainnya mereka tutup mata, hehehe.

Dan udah bisa ditebak, boom!
Para feminist jadi berang.

Kolom komentar akunnya penuh dengan hujatan, bahkan teriakan memboikot produk Rabbani mulai terdengar di mana-mana.

Rabbani?
Ya cuek aja, saya nggak tahu si ini videonya masih ada di akun instagramnya atau udah dihapus, karena saya malas nyari juga, hahaha.
Tapi mereka cuman menonaktifkan kolom komentar saja, biar nggak penuh dengan caci maki, hahaha.


Strategi Rabbani yang Berhasil Merebut Hati Target Pasarnya

Lalu, apakah Rabbani akhirnya seperti brand lainnya?
Menghapus kontennya lalu minta maaf dan menyalahkan team marketingnya? hehehe.

contoh target pemasaran

Dari beberapa artikel yang saya baca, enggak ada tuh.
Toh mereka nggak berbuat salah.

Manajer marketing Rabbani (cmiiw) hanya menjelaskan, kalau visi dan misi Rabbani memang bukan semata menjual kerudung, tapi juga membuat konten edukasi yang syariah.

Dan mereka tidak menganggap, kalau konten tersebut adalah salah, namun tetap meminta maaf, karena ada pemilihan kata 'bodoh' di konten tersebut.

Menurut saya, itu mah sengaja, biar lebih greget, wakakakak.
Coba kalau dia buat narasi, mengganti kata 'bodoh' dengan kata 'dzalim ke diri sendiri', atau 'jahat ke diri sendiri' dan semacamnya, yang lebih halus dan sopan, dijamin sentilannya nggak bakalan terasa kencang, hehehe.

Terlepas dengan hujatan netizen yang tidak belajar dari kasus Justice For Audrey. Sampai adminnya menon aktifkan kolom komentar, saking kasian sama orang yang rela melakukan dosa online dengan memaki di akun orang lain *eh.

Kenyataannya, Rabbani malah banyak diuntungkan dengan hal tersebut.
Karena dengan demikian, brand-nya makin terkenal, orang viral dan dibicarakan di mana-mana.

Apakah tidak takut efek negatifnya?
Oh tentu tidak, justru menjadi contoh target pemasaran yang berhasil dari Rabbani.

Karena sejujurnya, mostly, bahkan mungkin bisa dibilang 99% target marketnya ya berpikiran sama seperti narasi iklannya itu.

Ye kan, buat apa juga wanita berpakaian syariah kayak produk-produk Rabbani, kalau bukan untuk demi lebih melindungi dan menutupi aurat dengan sempurna.

Karena mereka (iyaaaa, saya bilang mereka, meskis aya sepemikiran dengan mereka, tapi saya belum fokus berpakaian syariah, hiks) sadar, Allah tidak hanya asal nyuruh wanita menutup aurat dengan sempurna, tapi semua itu udah diatur tanpa sedikitpun cacat akan aturan tersebut.

Yaitu, Allah nyuruh menutup aurat dengan sempurna, karena Allah sangat memuliakan wanita, menjaga wanita agar selalu aman.
Dan untuk itu, Allah suruh kita menutup aurat.

Dan sayangnya, dengan kemajuan zaman, dan kedekatan pada akhir zaman, makin banyak orang, yang bahkan mereka itu para wanita sendiri, menggunakan akal pikirannya, untuk membantah perintah Allah tersebut.

Lalu ujung-ujungnya, berdebat masalah, siapa yang salah, ketika terjadi pelecehan seksual (dalam artian ada kesempatan ya, bukan dalam artian yang umum dan menyeluruh).

Para wanita yang memegang teguh perintah Allah tanpa tapi, sering berpikiran, kalau wanita yang berpakaian terbuka itu adalah, sebuah tindakan yang dzalim ke dirinya sendiri.

Sayangnya, kebanyakan dari mereka, tidak berani bersuara terang-terangan, karena takut dihujat massa.
Lalu, tiba-tiba apa yang ada di kepala dan hati mereka, disuarakan oleh sebuah brand yang memang menjadikan mereka target market, karena menjual apa yang mereka butuhkan. 

Boro-boro memboikot, yang ada semakin semangat dah mereka membeli produknya, biar Rabbani makin sukses, biar kampanye yang sering dilakukan Rabbani dalam bentuk edukasi, jadi semakin meluas.

Ye kan, bahkan mereka menganggap, dengan membeli produk Rabbani, maka mereka juga bisa ikutan investasi amal yang luar biasa.
Luar biasa, karena itu buat mikirin hari tua di masa depan di depan masa depan kebanyakan orang-orang zaman now yang cuman mikirin hari tua, lupa mikirin hari setelah tua, hehehe.

Jadi, tentu saja hal tersebut, bukannya bikin produk mereka bakalan diboikot, malahan makin laris karena berhasil merebut hati target marketnya dengan pas di hati terdalam.


Contoh Target Pemasaran yang Berhasil dari Rabbani

Ngomongin tentang target pemasaran khususnya untuk pakaian atau fashion muslimah, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan yang tentunya akan mendongkrak penjualan produk, di antaranya:
  • Wajib mengikuti trend namun disesuaikan dengan visi dan misi brand. Ini penting banget, karena yang namanya psikologis wanita, termasuk muslimah adalah selalu berkiblat pada kekinian. Nah tugas brand agar target pemasarannya pas adalah berinovasi dengan memadukan trend serta visi dan misinya. 
  • Mengenali dan menetapkan target pasar, agar lebih fokus dalam berinovasi yang sesuai target saja, sehingga hasilnya maksimal.
  • Memanfaatkan sosial media secara lebih intens, termasuk di dalamnya mengenali cara kerja sosial media dalam memberikan impact yang lebih kepada kampanye atau branding yang dibangun untuk mengenalkan produk serta brand
  • Menguasai semua hal tentang produk, sehingga lebih mudah mengetahui kebutuhan pasar dan mana target pemasarannya.
tips marketing

Dari beberapa hal di atas, Rabbani sukses melakukannya dengan baik.
Di mana, mereka tahu persis, trend seperti apa yang sedang berlaku di msyarakat, dan ketika trend tersebut bertentangan dengan visi dan misi mereka, maka dengan segera mereka memikirkan bagaimana kenyataan itu, bisa menjadi senjata yang baik untuk pemasarannya.

Dan Rabbani juga amat sangat mengenali target pasarnya, sehingga apapun kampanye yang mereka buat untuk pemasaran, selalu mengena di hati target pasarnya.


Demikian juga dengan pemanfaatan media sosial, yang mana kita semua tahu, betapa media sosial, sudah menjadi kiblat hampir semua orang di masa kini, dan Rabbani berhasil menjadikan contoh target pemasaran yang sukses melalui media sosial tersebut.


Penutup

Viral pro dan kontra dari iklan Rabbani yang dinilai menyudutkan korban pelecehan seksual, menggema di mana-mana, banyak orang yang menghujat, bahkan mostly di antaranya adalah wanita berhijab.

Namun, semakin keras arus hujatan, justru malah membuat Rabbani sukses menjadi contoh target pemasaran yang mengena dan tepat sasaran.

Karena yang mereka lakukan, meski terbilang sedikit 'berani', kenyataannya Rabbani semacam menyuarakan isi kepala para target pasarnya, konsumen loyalnya.
So, malah membuat kampanyenya berhasil dengan sempurna, sesuai dengan contoh target pemasaran yang dituju.



Sidoarjo, 09 Januari 2023

Sumber: 
  • https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5166810/iklan-rabbani-dianggap-langgengkan-tradisi-menyalahkan-korban-pelecehan-seksual-tak-sengaja-atau-gimmick-marketing diakses 09 Januari 2023 
  • https://seller.tokopedia.com/edu/tips-jualan-fashion-muslim/ diakses 09 Januari 2023
  • Opini pribadi
Gambar: Canva edit by Rey dan berbagai sumber


Demikianlah artikel tentang contoh target pemasaran yang berhasil dari Rabbani dalam menjalankan strategi pemasaran untuk mengambil tempat di hati target pasarnya.
Semoga bermanfaat.

2 komentar :

  1. Honestly.. hahaha saya malah mikir, apakah marketing dengan cara seperti ini termasuk etis. Memang batasannya tidak jelas, namun, terlihat di sana ada usaha indoktrinasi tentang sebuah paham kepada banyak orang.

    Entah pada akhirnya berhasil menjual produknya atau tidak, saya berpikir bahwa branding yang baik pun tetap harus mempertimbangkan wilayah hukum, norma, dan kepatutan.

    Juga, apakah menjual barang atau produk harus dengan menjelekkan atau merendahkan orang lain? Kalau pelajaran yang saya dapatkan sih seharusnya juga tidak.

    Memang tujuan saya tercapai, menghasilkan profit, tetapi kalau hal itu merendahkan orang lain, meski dalam hal pemikiran, saya sih tidak akan mau melakukannya.

    Bagi saya, pemasaran tetap harus ada batas etika karena kalau tidak apa artinya jadi manusia?

    Apakah saya menentang Rabbani? Nggak sih.. bukan urusan saya, tetapi saya tidak akan pernah menyarankan untuk membeli produk yang merendahkan orang lain. Kalau orang lain mau membeli, monggo, tapi saya pikir pola membuat kontroversi seperti ini apa lagi dengan memakai nama agama dan merendahkan orang lain biasanya tidak akan membawa kesuksesan dan tidak akan bertahan lama.

    Karena, meski saat ini berhasil, pada akhirnya, sangat mungkin merk ini akan menuai badai yang tidak akan mampu mereka kendalikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah Bapak, zaman now ini udah jarang yang berbisnis dan marketing pakai kode etik, pokoknya kalaupun salah dan viral, ujung-ujung minta maaf hahaha

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)