Suami Idaman Konon Katanya Yang Sayang Ibunya, Tapi...

suami idaman

Sharing By Rey  - Suami idaman tentunya menjadi impian bahkan rebutan banyak wanita.

Dan saya rasa, itulah yang membuat banyak wanita rela menjadi pelakor, ye kan, kalau lihat suami orang yang (terlihat) seperti kriteria suami idaman banget.



Langsung auto pengen rebut dah rasanya, lol.

Btw, jangan ya temans.
Kalau temans kepincut suami orang yang (terlihat) bagai suami idaman, terus suami orang itu ikutan kepincut juga pada temans, itu mah bukan suami idaman namanya.

Mana ada coba, suami idaman tapi nggak setia?
Ye kan?
Dan lagi, hari ini dia bisa saja mengkhianati istrinya demi (katanya) cintanya padamu.
Siapaaa coba yang jamin, besok-besok dia nggak bakal khianatin kamu?

Sesungguhnya, mencari suami idaman itu susah-susah gampang, banyakan susahnya ketimbang gampangnya.

Sewaktu ketemu, dia manis banget, sopan, perhatian, mapan, ganteng, romantis (okeh Rey, hentikan khayalan tingkat universe-mu, lol).
Eh giliran habis nikah, ternyata dia berubah, tabiatnya 180 derajat dari saat sebelum menikah.


Kalau berubah sebelum punya anak sih, masih ada harapan buat wanita memperbaiki keadaan (iyaaa, saya mah terang-terangan, mending di-cut ketimbang diterusin dan bikin seumur hidup nggak bahagia), muahahaha *evil laugh.

Tapi kalau berubahnya pas udah punya anak?
Ya...
Welkam to the jungle sistah!

Sungguh jadi wanita itu amat sangat complicated deh, itulah mengapa mencari suami idaman itu amat sangat penting adanya.

Dan untuk itu kita perlu tahu ciri-ciri suami idaman, meskipun ciri tersebut nggak bisa disamain untuk setiap orang, karena tergantung wanitanya juga kan.

Ada wanita yang manja, ya suami idaman baginya itu pastinya yang bisa ngemong si wanitanya.
Ada pula wanita yang mandiri, mungkin suami idaman baginya adalah suami yang suka bermanja-manja namun tetap tak lupa akan kodratnya sebagai seorang lelaki dan suami.

Intinya, ciri-ciri suami idaman itu, berdasarkan kebutuhan dan mungkin keinginan masing-masing wanita, jadi suami idaman kita, belum tentu jadi idaman wanita lain.
Tapi kalau jadi suami idaman pelakor mah mungkin saja, lolololol.

Setidaknya, bagi saya ada beberapa ciri-ciri suami idaman, di antaranya :


1. Lelaki yang selalu mempertahankan hubungan


Mau seromantis apapun, sekaya apapun (eh kalau kaya banget dan saya di kasih warisan banyak sih kayaknya oke juga *plak **istri matre, lolololol), seganteng apapun, sekeren apapun.

suami idaman

Tapi kalau si lelaki begitu mudah menyerah saat ada tantangan dalam hubungan, duuhhh mending jauh-jauh deh.


Ye kan, yang namanya suami idaman itu, kalau si lelaki jadi suami kita, kalau bukan suami kita lagi? ih udah jadi idaman wanita lain itu mah.

Makanya, memilih lelaki yang nggak pernah berhenti berjuang itu penting.
Karena menikah itu jauh lebih sulit dari ngumpulin uang buat resepsi pernikahan, hahaha.


2. Lelaki yang selalu mengutamakan keluarga


Saya nggak menyarankan seorang anak durhaka terhadap orang tuanya, tapi sungguh zaman sekarang tuh banyak banget kisah-kisah percekcokan rumah tangga hanya karena kedudukan orang tua.

Banyak banget kisah para istri (terlihat) ngenes bagai babu di rumah, berhemat sampai bahkan harus berhutang, HANYA KARENA SUAMI KUDU MEMBIAYAI ORTUNYA.

Atuh mah, ini dia yang membuat saya bertekad nggak mau HANYA FOKUS NGURUS ANAK, tapi juga fokus memikirkan hari tua saya, BIAR NGGAK NGEREPOTIN ANAK, atau bahkan membuat rumah tangga anak saya kacau karena saya.

Apa namanya coba, jika seorang anak berbakti kepada orang tuanya, tapi dzalim kepada anak istrinya?
Bukankah istri itu pilihan sang suami? dan anak lahir karena di'undang' bukan datang sendiri.


Jadi intinya, apapun itu, bagi saya suami idaman itu yang lebih mengutamakan keluarga sendiri, baru deh orang tuanya.
(maaf ye yang nggak sealiran, ini menurut saya, kalau yang lain mengatakan salah, ya sah-sah saja sih *peace!)

Alhamdulillah, Allah menjodohkan saya dengan lelaki yang bersaudara banyak, jadi masalah mertua nggak melulu jadi tanggung jawab pak suami, hahaha.


3. Lelaki yang mengerti kodratnya sebagai seorang pemimpin atau imam


Di zaman sekarang, entah karena gaung emansipasi yang kadang kebablasan dari wanita, atau memang keadaan bangsa yang kacau balau, sehingga banyak lelaki yang kesulitan dalam mencari nafkah buat keluarga.

ciri-ciri suami idaman

Karenanya, wanita atau istri terpaksa turun tangan membantu tugas yang seharusnya jadi tanggung jawab suami.

Kalau suaminya tahu diri mah oke-oke saja, misal dengan istri bekerja, otomatis pekerjaan rumah maupun mengenai anak harus dikerjakan bersama-sama.

Tapi ada juga yang nggak tahu diri, sudahlah istri capek kerja demi cari uang buat memenuhi kebutuhan keluarga, sampai di rumah kudu kerjain sendiri pekerjaan yang notabene menjadi tugas istri.


Duh, membayangkan saja rasanya ngos-ngosan banget.
Sudah capek di tempat kerja, eh di rumah kudu lembur lagi ngerjakan pekerjaan rumah seorang diri.
Masih juga ditambah suami yang maunya dilayani terus.

Kayak bapak saya, hahaha.


4. lelaki yang cerdas


Kalau ini sebenarnya rangkuman dari semua ciri-ciri suami idaman.
Yaitu lelaki yang cerdas!

Lelaki yang cerdas itu, bukan sekadar lelaki yang IQ-nya tinggi, otaknya encer (kek bubur dong, lol).
Tapi lelaki yang merupakan paket lengkap dari lelaki sejati.

Pantang menyerah akan hubungan, menomor satukan keluarga, mengerti perannya sebagai suami dan ayah serta anak, dan tentunya punya tujuan hidup baik di dunia dan di akhirat.

Itulah makna dari 'cerdas' yang sesungguhnya.


Ciri-Ciri Khusus Suami Idaman, Lelaki Yang Sayang Ibunya


Sayang di sayang, meskipun kita menemukan ciri-ciri suami idaman seperti yang dijabarkan di atas, namun lelaki tersebut tetaplah seorang manusia biasa.

Yang ternyata bisa juga berubah setelah menikah, terlebih saat berhadapan dengan peliknya kehidupan yang ternyata nggak seindah ending dari dongeng kartun Walt Disney.


Jangan mengira setelah menemukan lelaki dengan ciri-ciri di atas, bakal lurus-lurus aja hubungan dalam rumah tangganya.

Ah, si dia cinta mati sama saya, selama bertahun pacaran, dia selalu mengutamakan saya, bahkan di atas kepentingan dirinya sendiri.

Yeee.. sama dong kayak pacar saya dulu, selama 8 tahun menikah, saya jadi ratu melulu dong. Apapun dia lakukan demi saya.

Eh giliran menikah, baru saja masuk 5 tahun, dia udah mulai ngelirik wanita lain.
5 tahun dong!
Padahal, pacaran selama 8 tahun, sedikitpun tak pernah ada orang ketiga di antara kami, eh kecuali saya sih yang jatuh cinta pada lelaki lain, lolololol.

So, nggak bisa dijadikan patokan juga si lelaki sudah jadi suami idaman banget deh.

ciri-ciri suami idaman

Meskipun demikian, konon ada satu cara mendeteksi lelaki yang menjadi suami idaman bagi kita.
Adalah LELAKI YANG SAYANG PADA IBUNYA BANGET.

Iyes, lelaki yang dekat dengan ibunya, cenderung lebih peduli pada wanita.
Nggak segan membantu pekerjaan istri di dapur, melindungi istri sebaik mungkin, dan intinya lelaki yang mencintai ibunya sangat itu, bakalan memperlakukan istrinya dengan lembut pula.

Tapi, benarkah lelaki yang seperti itu bakalan menjadi suami idaman dan masalah dalam rumah tangga jadi lebih ditekan?

TENTU TIDAK MARKONAH!
(Eh maap ye yang punya nama Markonah, lol)

Justru ternyata, lelaki yang begitu lembut pada istrinya, karena dekat banget dengan ibunya, malah menciptakan masalah baru dalam rumah tangganya.

Apalagi kalau bukan, kecemburuan antara mertua dan menantu.

Apalagi, kalau lelaki tersebut kebablasan menyikapi sayang ibunya, hingga dia jadi anak mami banget dan akhirnya ibunya jadi nomor satu, istri dan anak kesekian aja.

Duh..
Rempong juga ya, hahaha.

Ya begitulah,


Kesimpulannya...

Sesungguhnya tidak ada suami idaman yang benar-benar idaman di dunia ini.
Yang ada adalah bagaimana kita menciptakan suami idaman tersebut.
bagaimana kita menyikapi pasangan agar pasangan merasa nyaman dan bisa menjadi seperti yang kita idamkan.


Setidaknya, begitulah pengalaman saya menjalani biduk rumah tangga bersama lelaki yang dulu amat sangat mencintai saya, melebihi cintanya pada dirinya sendiri.
Dulu mah waktu pacaran, dia rela nggak kumpul keluarganya jika saya nggak bisa ikutan kumpul.
Dia lebih memilih menemani saya, meski di rumahnya ada acara kumpul-kumpul keluarga.

Setelah menikah?
Etdaahhh, dikit-dikit ibu...dikit-dikit ibu..

Bahkan diajak kerja agak jauh dari ibunya, dia ogah.
Dasar anak ibu, hahahaha.

Tapi, bukan berarti saya jadi bersaing dengan ibunya, meskipun sempat menimbulkan konflik, Alhamdulillah waktu mengajarkan saya dan suami untuk lebih bisa ngeblend masalahnya, sehingga suami bisa nyaman dengan saya, dan saya bisa menjadikan suami seperti suami idaman saya.

Semoga bisa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warrahmah selalu, aamiin.

Sidoarjo, 23 Aug 2019

Reyne Raea

Source pic : unsplash

23 komentar :

  1. bagi saya suami idaman itu yang lebih mengutamakan keluarga sendiri, baru deh orang tuanya >>> aku juga setuju dengan ini mbakkk

    emang agak complicated buat suami kalo udah bawa-bawa urusan antara istri atau ibu. Tapi sebenernya buat saya, istri dan ibu itu gak bisa dibandingkan. Keduanya punya andil dan peran masing-masing untuk si suami.

    Sama hal nya kaya "pilih pacar atau teman" xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah bener kan, apalagi kalau udah ada anak, anak adalah nomor 1.

      Semoga saya nanti bisa jadi ortu yang mandiri dan nggak menyusahkan anak-anak, aamiin :)

      Hapus
  2. Tema Tulisan yang Menarik...👍😆.Good Job.👍😃.

    Lagi lagi laki laki kena Jewer nih,hahahaha.....

    Suami Idaman itu ada : Yaitu....

    " Nabi Muhammad SAW dan Nabi Nabi Allah lainnya..."

    Tinggal apakah para Lelaki mau mencotohnya atau tidak,keputusan ada di tangan Kaum ADAM.👍😆

    eeee....Saya sayang dan perhatian sama Ibu Saya, Berarti saya adalah......

    " Silakan jawab sendiri yah Kakak..." !!!😆😀😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. eaaa..eaaa.. kang Nata suami idaman nih, cusss deh ngajak balikan terus nikah kang *kaboooorrrrrrr

      Hapus
  3. Suami idaman ituuu yang mauu bantu2 urusan rumah tangga, yang rajin, kuat, tangguh.. wkwk *apasi :D

    eee, suami ku diawal2 nikah juga gitu, gak bisa jauh dari ibunya. masa setiap minggu kudu mudik ke rumah ibu nya. sungguh daku lelah sekali saat itu. Bahkan waktu aku lagi hamil lemes gak kuat beraktivitas tetep harus mudik setiap minggu juga.. hiks.. selain capek, mudik itu adalah suatu pemborosan..

    tapi Alhamdulillah skrg gak begitu lagi. mudik sebulan sekali aja. -,-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha harusnya gitu ya, kan laki-laki kudu kuat :D
      Samaan nih, paksu juga pengennya tiap minggu ke rumah ibunya, saya minta dia sendiri ke sono ga mau juga.
      Padahal mah hari libur itu means saya kudu nulis sebanyak-banyaknya hahaha

      Hapus
  4. Suami idaman itu bisa beda-beda versinya tergantung masing-masing. Tapi beberapa kriteria di atas saya setuju banget. Begitulah ya mba bahtera rumah tangga yang kita arungi ini ada masanya tenang ada masanya badai, ada masanya ombak bergulung. Asal jangan lupa selalu sedia pelampung, biar nggak bingung kalau masalah merundung. Eaaak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iya ya, sedia pelampung sebelum tenggelam :D

      Hapus
  5. Nah saya sangat setuju, soal idaman itu memang relatif.
    Kadang mendambakan pasangannya ideal, tapi dirinya sendiri tidak ideal. repot kan jadinya.
    Yang jelas semua hal itu relatif.
    Tapi memang benar ,kata pepatah lama kuno. Rumput tetangga tampak lebih hijau, sehingga ya itu pengen incip-incip karena penasaran.
    Sudah ah, lama lama saya kok mirip pak ustad saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahaha..
      Kebanyakan gitu wakakakakak

      Wanita mah gitu, egois!
      Tapi biasanya malah menempatkan diri sebagai pihak yang tersakiti.

      Makanya butuh suami idaman yang bisa mengayomi :D

      Hapus
  6. Saya sudah bilang ke istri kalau saya tuh sayang banget sama Ibu dan kamu gak boleh cemburu. Karena itu sudah menjadi hal umum, makanya saya kasih tau duluan. Dan ia mengerti dan semoga tetap mengerti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu maksud saya, saat seorang wanita memilih suami idamannya, dia kudu tahu resiko yang bakal dijalaninnya.

      Memang sih kebanyakan lelaki sayang ibunya itu lebih lembut dalam menghadapi wanita, tapi efek sampingnya, istri harus rela berbagi perhatian suami :)

      Hapus
    2. Ikutan curhat ahh..hee.sapa tau bisa sharing n melepas galau di dada🤭. Aq janda 2 anak yg setahun lalu menikah dg bujangan yg usianya trpaut lumayan jauh dibawahku.suami adalah tipe anak yg sayanggg skali ma ibunya.banyak yg mengatakan kalau laki2 yg sayang ibu pasti sayang jg ma istri.hal ini jg yg mnjadi alasanku mau mnerima lamarannya tanpa mnyelidiki dahulu sifat suami dan kluarganya, karena trnyata aq tau belakangan kalau mereka sulit menerimaku krna status aq janda,punya anak pula.padahal dari awal aq sudah menekankn pd suami klo ibunya tidak setuju ,lbih baik aq mundur.aq mmg tak sempat mngenal jauh ibunya krn kami kenal di medsos dan pacaran LDR hanya 3 bln..itupun cma bbrpa kli brtmu.
      Ketika pertama kli dia mmbawa ibunya k kotaku,sprtinya suami memaksa beliau ut mlamarku pdhal hatinya ttp menolak dan malu dg statusku.sbnarnya dari awal aq bisa mwrasakan ketidaksukaan itu tpi hatiku sudah tertutup dg cinta.
      Dan trjadilah prnikahan itu.aq mngabaikan kata2 bpku yg mngingatkan aq ut tdk mnikah dg suami karena beliau khawatir dg mertua prpku tp aq abaikan kehawatiran bpku waktu itu dan keukeuh minta dinikahkan dg bujangan yg trlihat tanggungjawab dan sayang sekali ma aq ketika itu.
      Dan bnar saja..brbpa hari stlah nikah terror pun dimulai..dr ibu dan adiknya.adiknya yg kbtulan tinggl jauh d luar kota dan tdk dilibatkan dlm prnikahan kami,mngirimiku pesan d medsos klo dia tdk trima kk nya mnikah dg janda tua dan memiliki anak😭. Dtambah ibunya yg tiap malam nlp suami menyuruhnya pulang dan tidak berlama2 d rumahku. Ya Allahh..rumah tangga apa ini..pdhal aq d tmpat tinggalku dan di tmpat kerjaku selalu d hormati n dihargai..tp knpa aq brsuamikan yg keluarganya menganggapku hinaa sekali.
      Hhh..tp krn kulihat suami sayang ma aq waktu itu,aq abaikan ketidaknyamanan ini brharap smuanya mmbaik dan mencoba mndekati ibunya.tp jujur aq jadi takut ma mereka.aq takut bertemu mertua dan ipar.bahkan takutnya sampe terbawa mimpi☹.
      Hampir setahun aq jalani ketidaknyamanan ini.aq brusaha melayani suami dg sbaik2nya.aq tak bnyak mnuntut materi krn aq paham d samping gajinya pas2an, dia harus mnfkahi ibunya jga.lagipula aq sudah punya cukup fasilitas.rumahkupun lebih dr satu bgtu juga kndaraan roda dua dan empat,tak habis pikir knpa adik dan ibunya trus menganggap aq hina pdhal suami tdk aq bebani dg apapun.malah dia bisa pakai fasilitas aq pula.
      Smbari mnikmati ktidaknyamanan dan perjuanganku mngambil hati ibu dan sdra2nya yg lain..aq temukan trnyata suami slingkuh pula!dan itu brulang2 dia lakukan..chat2an mesra dan telpon2an ma prp2 d medsos bahkan tak jarang suami mngajak nikah prp2 itu..
      Hhh..aq harus gmn skrg sis...buatku smua masalah bisa dibicarakan dan d cari solusinya kecuali SELINGKUHH.
      Aq mnyerahhhh...sudah keluarganya gk baik thdku,nafkah pas2an,ditambah attitute suami yg trnyata penghianat tdk punya komitmen.
      Yang mmbuatku bertanya2 adalah..kok bisa pria yg konon klo sayang skali ma ibunya,akan sayang jga ma istrinya,gemar berselingkuh ya..apa karena ibunya tdk suka ma aq hingga dia innocent aja ktika mnghianatiku?
      Hhh..jujur aq bisa kuat n bisa nerima smua sakit ini..tp aq sedih mmbayangkan seandainya mereka yg menyayangiku trutama anak dan bapaku tau kalo aq diperlakukan sprti ini oleh suamiku.☹☹

      Hapus
    3. Masha Allah.... peluk Mba..
      You are strong woman!

      Kalau saya baca ceritanya, menurut saya agak beda makna lelaki yang sayang ibu yang saya maksud di atas, dengan lelaki sayang ibu yang Mba ceritakan.

      Makna lelaki sayang ibu yang saya maksud adalah, lelaki yang menyayangi ibunya dengan tindakan, bukan sayang ibu dengan jadi anak mama dan maunya ndusel mama, minta kelon mama aja, hahahaha.

      Tapi lelaki yang mencintai ibunya, sehingga nggak mau liat ibunya susah.
      Jadi dia selalu melindungi ibunya, menjaga hati ibunya, tidak tega melihat ibunya susah.
      Dia bakal rajin bantu ibunya, saking seringnya membantu ibu, jadi habit deh.

      Dia bakal sering melakukan hal itu di manapun, termasuk kepada istrinya.

      Meskipun tetap ada sisi negatifnya, yaitu dia pasti akan lebih memilih ibu, bukan karena manja ama ibunya, tapi dia mencintai ibunya.

      Insha Allah Mba bakal diberikan yang pantas bersanding dengan Mba ya, lelaki demikian, nggak level ama Mba yang terlalu sempurna buat lelaki rendahan suka selingkuh, padahal ngaku sayang ibunya, hadehhhhh

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  7. Kalau menurut saya anak dan istri no.1 sedangkan orangtua no.2, tapi bukan berarti mengabaikan ortu begitu saja....

    Bagi saya suatu hal yg mustahil mendapatkan pasangan yg ideal karena tidak ada manusia yg sempurna, pasti mempunyai kelemahan,...tinggal bagaimana kita bisa menerima kekurangan dari pasangan kita setelah menikah dan tidak membandingkannya dengan orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, anak dan istri itu pilihan suami loh, kalau memang keduanya sama-sama butuh, setidaknya berlakulah dengan adil, anak kita masih panjang jalannya, dia berhak dapat kehidupan yang lebih baik ya

      Hapus
  8. bagaimanapun juga tidak ada suami yang sempurna kak, pasti punya kelebihan dan kekurangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, maksud saya idaman, yang sesuai keinginan kita, bukan sempurna hehehe

      Hapus
  9. Berat banget ternyata ya...

    Jadi ingat petuah paman paling tua saat saya dan mantan kepergok pacaran: Sandainya kelak kalian menjadi suami isteri maka kelak harus bisa menerima baik kekurangan maupun kelebihan pasangan. Hidup tidak berjalan seperti apa yang kita inginkan, tapi berjalan seperti itu telah di atur, kita hanya berusaha menyesuaikan diri.

    kami melihat kekurangan dan kelebihan masing masing, lalu tantangan terberat adalah mendapatkan restu. Beda keyakinan dan kultur bagi kami mungkin hal sepele, tapi tidak bagi kedua ortu.

    Seberapa kuatpun kami berjuang hubungan itu tidak sampai, dan itu hanya membuktikan petuah paman benar..he he he..

    Pamanku bertahan hidup dengan bibiku yang suka ngomel dan akhirnya dia terbiasa dan menganggap itu hanya "mata kuliah" setiap malam dan pagi hari. Dia sukses menyesuaikan diri. Bagiku itu mengerikan.

    Tapi kini saya selalu teringat petuahnya: "Sandainya kelak kalian menjadi suami isteri maka kelak harus bisa menerima baik kekurangan maupun kelebihan pasangan. Hidup tidak berjalan seperti apa yang kita inginkan, tapi berjalan seperti itu telah di atur, kita hanya berusaha menyesuaikan diri"

    Well, dia melakukannya begitulah dia sampai keakhir hayatnya.
    Saya terlalu rasional, terlalu pemberontak tapi saya tahu dia mengerti seperti apa ponakannya. Saya bermimpi menjadi seorang inventor. Hanya bermimpi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh sejujurnya, kalau beda kultur sih masih bisa diblend.
      Tapi kalau beda keyakinan, saya memilih jauh-jauh deh.

      Saya setuju banget dengan pamannya itu.
      Menikah itu tentang bagaimana bertahan dengan segala hal yang kita tidak sukai dari pasangan, selama itu baik sih.
      Kalau buruk mending jangan deh :)

      Hapus
  10. suami sendiri: ga begitu dekat ibunya, ga apa2 nyari ibunya, krn masa kecilnya lbh sering diasuh kakak2nya*krn kecil sendiri--kalo istilah skrg KB kebobolan:V jarak sama kk paling dekatnya aja 10 thn.
    Hidup susah menempa pribadinya juga, krn ga terlalu dimanjakan.kondisi ekonomi pas2an.otomatis ketika berumah tangga, tanpa saya minta, dia inisiatif sendiri membantu urusan rumah tangga.
    Punya ayah dgn karakter keras, yg katanya tiap hr sukanya marah2. sama sih kyk saya. Beruntungnya kami 'bisa menyembuh'kan diri krn punya system support yakni keluarga besar,yg selalu ada menjadi 'pnolong' hingga akhirnya ketika berumah tangga--dan kebetulan self healing dia jg, dgn hobby baca:buku2 sosilogi,psikologi.., kita berdua bertekad, ga akan mencopy bagaimana kedua orangtua kita ngedidik anak2, anak2 kami ya menurut pola didik km sendiri. dua anak lahir di İstanbul, ibu mertua sm sekali ga nengokin, dan suami jg ga peduli. meski hadiah2 ya dpt.tp bantuan ngurus.engga. kami trial error sendiri ngurus anak*suami sampe bljr mandiin bayi dr youtube:D
    Buat saya dia partner hidup yg udah Allah pertemukan, lepas dr segala kekurangannya, kami bisa jadi tim dlm membangun rumah tangga impian berdua.
    sampai skrg, meski tinggal satu provinsi sm keluarga suami, dia tetap ksh batasan Ring buat keluarganya ikut campur terlalu dalam, keputusan2 apapun kalau urusan rumah tangga, meski ibu, kakak2nya urun rembug ngasih pendapat, dia selalu memberikan keputusan akhir hasil diskusi dgn istri. gitu aja..idaman menurut saya pribadi:D meski ga sempurna2 amat*boroknya mah ga diumbar ah takut dosa hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ih kereeennnn deh, kalau paksu saya cuman rajin bantuin di dapur dan nyunye, ngurus anak dia nggak sergep.
      Nanti anaknya gede baru bisa dia urus, itupun nggak bisa aman juga, kadang seharian anak nggak makan dan paksu nggak tahu cara membujuknya hahaha.

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)