Tentang Mitos - Jangan Terlalu Cepat Berbagi Kabar Kehamilan

Sumber : Pixabay, edit by Rey

Assalamu'alaikum :)

Beberapa hari lalu saya melihat di insta story, seorang teman memamerkan hasil testpacknya yang menunjukan bahwa ybs sedang hamil disertai tulisan "halo adek".

Saya yang uwowwwww....
Keren banget deh, baru saja hasil testpack belum ke dokter untuk memastikan, tapi sudah berani pamer.

Memangnya kenapa Rey? Takut mitos??


Daftar Oriflame
Hidup dengan mitos? bukan Rey banget!
Meskipun keluarga orang tua saya masih banyak yang memegang teguh adat istiadat, tapi Alhamdulillah, orang tua saya bisa berpikiran lebih modern.
Bukan dengan tidak mempercayai mitos, tapi lebih membiarkan kami anak-anaknya menilai sesuatu berdasarkan ilmu yang kami peroleh, daaannn oleh karena itu saya sangat menolak percaya mitos.

Sayangnya, hidup kadang berubah saat kita memutuskan untuk menikah.
Menikah berarti, memasuki keluarga lain yang baru kita kenal setelah dewasa, dan mau gak mau saya harus beradaptasi.
Salah satunya dengan tidak terang-terangan melawan mitos yang dipercayai oleh mertua hehehe.

Untuk masalah kehamilan, beberapa orang percaya kalau kabar kehamilan sebaiknya disampaikan setelah cukup umur kandungan, minimal lewat 40 hari atau bisa juga hingga trisemester pertama lewat. Saya gak tau apa alasannya, cuman dengar-dengar katanyaaaa.. pamali aja.

Sampai saya sendiri yang mengalami, saat hamil anak kedua tahun lalu.

Seperti yang telah saya ceritakan di kisah kehamilan saya yang penuh drama, bahwa setelah saya tau kalau hamil, kebetulan waktu itu mama telpon. Dan dengan tidak bisa menutupi kebahagiaan saya, kehamilan yang baru terdeteksi via test pack itupun saya bagikan ke mama.
Dan mama gembira sekali mendengarnya.

Lalu, betapa shock nya saya, ketika keesokan harinya, tiba-tiba saya merasa seolah hendak datang bulan, pas di periksa memang benar, saya ngeflek sodara....
Karuan saja saya gemetar, takut, sekaligus malu.

Takutnya karena kehamilan tersebut sudah sangat ditunggu-tunggu banget, gemetar karena saya takut terjadi macam-macam dan saya gak mau diobok-obok dokter hahaha.
Maluuuu... karena saya sudah bilang ke mama, dan saya gak tau cara jelasin lagi seandainya saya kehilangan janin tersebut, hiks..

Alhamdulillah, Allah masih mempercayakan saya untuk menerima bayi tersebut dan terselamatkan berkat vitamin penguat dan bedrest.

Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menutup kabar tersebut rapat-rapat, cukup mama saja yang tau, eh ketambahan mertua sih karena saat itu mertua akan berangkat umroh dan suami ingin banget nitip doa buat si janin.
Selain daripada itu, saya gak mau ngasih tau.
Sayangnya, saya harus bedrest sehingga mengakibatkan rekan-rekan bisnis Oriflame jadi bertanya-tanya, saya jadi bingung jelasinnya, sehingga akhirnya saya menuliskan ceritanya di blog ketika usia kandungan kurang lebih 6-7 minggu.

Laluuuu, banyak rekan bisnis yang kesal karena saya gak bilang-bilang.
Saya yang... heh?? who the h**l are you??
Balik kesal deh saya rasanya, mengapa semua aktivitas pribadi harus dilaporkan juga?
*sigh!

Padahal, saya gak mau berbagi berita baik bukan karena takut mitos, tapi karena sudah mulai tau apa maksud mitos yang melarang kita berbagi berita kehamilan sebelum waktunya.
Waktu yang dimaksud adalah setelah masa rawan terlewati.

Seperti yang kita ketahui, masa trisemester pertama adalah masa rawan dalam perjalanan waktu kehamilan, selain saat itu janin masih dalam tahap pembentukan organ-organ penting, plus juga rawan keguguran.
Penyebab keguguran TENTU SAJA BUKAN KARENA MITOS, tapi karena memang janin yang sedang bertumbuh belum kokoh berada di rahim.

Seorang ibu hamil dilarang mengabarkan kabar kehamilannya sesegera mungkin itu, bukan berarti takutnya janin bakal keguguran karena kabarnya dibagikan.
Tapi DEMI MELINDUNGI MENTAL SANG IBU HAMIL TERHADAP SESUATU YANG TIDAK DIHARAPKAN.

Seperti kisah saya yang ngeflek lalu panik dan malu sama mama itu.

Kembali ke kisah teman di instagram tersebut.
Hanya berselang seminggu, si ybs akhirnya mengunggah insta story dengan kata-kata melow plus emoticon nangis.
Sayanya kepo, lalu stalking akunnya daaannn dugaan saya benar adanya.
Ybs ternyata keguguran, itu terlihat dari komen-komen temannya yang menguatkannya. Yang tidak satupun dibalas olehnya.

Ybs jadi absen selama berminggu-minggu dari hobinya yang suka upload foto, hingga akhirnya ybs mengunggah sebuah foto yang berisikan curhat hatinya yang merasa dihakimi oleh netizen.
I was like.. pengen ngomong "Nah kaaannnn...kannnn...."
(btw saya sekepo itu ya sama akun orang hahaha)

Ternyata mitos yang diciptakan sejak zaman dulu kala itu bukannya tanpa arti, semua ada arti dan alasannya, hanya saja orang zaman dahulu gak mau terus terang dalam menjelaskannya, sehingga makin lama makin ngawur dan pastinya gak ada lagi yang mau percaya mitos tersebut.

Tentang mitos waktu berbagi kabar kehamilan tersebut sebenarnya baik, tujuannya agar si ibu hamil bisa lebih legowo dan kuat jika terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, karena tau sendiri kan komentar orang bisa macam-macam, sementara si ibu hamilnya masih berduka, eh ketambahan lagi komentar gak penting dari orang yang bikin tambah down.

Lah zaman sekarang malah dipamerin ke sosmed, padahal tau sendiri kan zaman sekarang jari jauh lebih tajam ketimbang lidah atau mulut *sigh!

Sebijaknyalah kita lebih pandai memaknai sesuatu yang bernama mitos, karena dibalik alasannya yang gak masuk akal, tersimpan makna yang baik, insha Allah.

Kalau bunda-bunda, pada percaya mitos gak sih?
Sharing di komen dong :)

Semoga manfaat

TPJ AV - 18 Mei 2018

Love

10 komentar :

  1. Kalau yang ini saya percaya mitosnya tapi pakai logika, seperti Mbak Rey sampaikan...Memang demi mental sang Ibu kalau ada apa-apa dengan kehamilannya yang masih rawan itu. Apalagi dibagi di sosmed yang tentu bikin seluruh dunia jadi tahu.
    Hiks.kasihan ibunya kalau ternyata janinnya enggak tumbuh seperti yang diharapkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu deh mba, kalau kenapa-kenapa double down nya, udah berduka plus dapat judgement pula

      Hapus
  2. Noted mbk. Ilmu baru untuk bekal nikah nanti.. Makasih sharingnya mbk. Sangat bermanfaat. Salam, muthihauradotcom

    BalasHapus
  3. Iya sih balik lagi ke mental si ibu kalo bayinya kenapa2 walau mungkin niatnya mau berbagi kebahagiaan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, seharusnya orang-orang yang suka berbagi early itu tau konsekwensinya :)

      Hapus
  4. wahh ini jadi catatan saya mbak, nanti kalau istri saya hamil saya larang uplot2 di sosmed. Saya punya temen yang ga pamer2, eh tau2 ngabari dan ngirim foto si dedek bayi ke saya. Wah kan kaget ya, ga ada berita apa2 tau-tau sudah lahiran. Mending begini aja, daripada diawal diumbar

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi.. keren juga tuh bisa lebih jaga privaci sendiri.
      Dan ternyata ada banyak juga yang gak suka umbar di sosmed tentang kehamilannya ya :)

      Hapus
  5. Pernah denger mitos ini, katanya klo belum 3 bulan jangan cerita2. Tp aku setiap hamil jg jarang bilang ke orang saudara/tetangga, mereka taunya pas perut udah gede hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau sekarang kebanyakan baru testpack langsung pamer mba hehehe.
      Zaman sosmed emang bikin sulit menahan biar gak pamer sebelum waktunya :)

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)