Bukan Kuat Mental, Hanya Tanpa Sadar Terlupakan Jadi Pikun, Amnesia Psikogenik?

bukan kuat mental tapi

"Kamu kan waktu itu ngambek Rey, lari dari rumah pas hujan-hujan, terus saya kejar sampai kehujanan, abis itu saya sakit deh!", kata seorang sahabat.

"Masa sih, kok saya nggak ingat sama sekali sih adegan itu?", saya bingung mencoba mengingatnya.

Saya baru tersadarkan bahwa selama ini ternyata saya nggak kuat mental menghadapi banyak tekanan hidup yang dirasakan sejak masih kecil dulu. Hanya saja tanpa sadar saya paksa otak untuk melupakannya, dan akhirnya jadi pikun atau melupakan banyak momen yang pernah terjadi dalam hidup.

Makanya saya kadang heran melihat teman-teman lainnya sampai mengalami GERD kambuh, tekanan darah naik drastis dan sampai mempengaruhi penampilan banget. Baik semakin kurus, atau semakin gemuk.

Sementara saya sendiri, Alhamdulillah meski pernah merasakan gejala panic attack dengan dada sedikit panas, tapi beberapa kali ukur tensi, Alhamdulillah selalu normal.

Padahal ya, duh nggak usah tanya deh bagaimana naik turunnya tekanan hidup saya. Sampai-sampai udah beberapa kali berpikir mau mengakhiri hidup. Anak-anak lah yang menjadi alasan kuat saya masih hidup sampai detik ini, meski kadang pernah juga berpikir ngajak anak-anak mengakhiri hidup.

Tragis bener dah hidup saya.

Beban mental sejak kecil, hidup dalam keluarga yang kekurangan, orang tua berantem mulu (eh sebenarnya nggak berantem sih, tapi bapak yang temperamen yang suka ngamuk dan membentak mama, bantingin barang-barang, mengancam anak-anaknya untuk dibunuh).

Kami, anak-anaknya harus hidup dengan sempurna, sekolah harus pinter, kalau enggak juara 1 siap-siap aja betis dipukul, dan dilarang sekolah lagi.

Nggak boleh keluar rumah kecuali ke sekolah atau disuruh ortu. Pacaran? boro-boro. Bahkan mau berteman saja dipilihin sama ortu, bapak khususnya. Saya hanya boleh berteman dengan teman yang pinter dan baik-baik.

Baca juga : Ayah, Terima Kasih Telah Memaksaku Jadi Perempuan Kuat

Dalam keseharian hidup dengan kekurangan, meski kalau makanan nggak pernah merasa 'melas' sih, tapi kebutuhan lainnya, kayak pakaian dan semacamnya kami bahkan harus puas memakai baju yang udah sobek. Ah pokoknya berat lah semua kehidupan masa kecil kami.

Sampai-sampai tercipta luka batin dengan mental yang tidak sehat dan denial dengan semua masalah hidup di dunia luar.    


Obrolan Dengan Teman-Teman Dan Menyadari Banyak Momen Masa Lalu yang Terlupakan

Kita lupakan sejenak gambaran masa kecil saya yang nggak asyik untuk dibayangkan, terutama dalam hal yang nggak menyenangkan itu, hehehe.

Saya ingin menceritakan bahwa beberapa waktu belakangan ini, di mana saya sempat mengobrol dengan beberapa teman masa lalu.

Dan suprisingly, saya kaget loh menyadari banyak momen-momen yang pernah terjadi di hidup saya, tapi terlupakan.

Menyedihkannya, sebagian ada momen yang setelah diceritakan, saya jadi pelan-pelan mengingatnya, tapi ada juga yang sampai saya pikirkan dengan sekuat tenaga, ingatannya nggak ada sama sekali di pikiran saya.

Tapi saya yakin teman saya nggak bohong, karena yang bercerita nggak cuman satu orang saja. Tapi entah mengapa, percikan-percikan ingatan akan adegan tersebut, tak muncul sama sekali di ingatan. 

Padahal, sebagian ingatan itu bukanlah hal yang sangat menyedihkan atau sangat memalukan untuk diingat. Kalau dipikir-pikir, itu kejadian yang biasa aja, kenapa bisa sampai terlupakan?.

Btw, ngomongin tentang lupa atau pikun, sebenarnya sudah sejak lama saya tuh merasa diri pelupa. Dulunya saya pikir, semua itu karena saya punya kebiasaan suka ngelamun.

Sering terjadi, saya lupa jalan pulang karena asyik melamun di jalan. Kayak dulu pas masih ngekos di sebuah kos di Surabaya Timur. Suatu hari pas turun dari angkot di jalan gede, saya kan masuk gang tuh yang nggak jauh dari tempat turun angkot. Meski nggak jauh, bisa-bisanya dong saya jalan sampai ngelamun, sampai ngelewatin alamat kos. 

Udah gitu, pas nyadar, lama banget loading-nya mikir sampai akhirnya sadar kalau kosnya udah lewat, hahaha. Kebiasaan ngelamun ini juga masih sering terjadi di saya hingga saat ini dong. Salah satunya terjadi pas lagi naik motor. Sering terjadi, kalau saya bepergian tuh, sepanjang jalan saya ngelamun. Pas ditanya tentang jalanan kayak gimana? saya nggak ingat dong, pokoknya sadar-sadar udah nyampe di tujuan, hahaha.

Baca juga : Alzheimer Juga Bisa Terjadi di Usia Muda


Tentang Stres dan Depresi Mempengaruhi Daya Ingat Seseorang

Kalau saya baca-baca tentang sikap pelupa ini, sepertinya memang ada kaitannya dengan stres dan depresi. Saya nggak bilang diri saya depresi sih, karena belum pernah juga didiagnosa dengan yakin bahwa saya kena depresi.

Bahkan seringnya kalau curhat sama psikolog, menurut mereka saya tuh nggak depresi, kalau stres mungkin iya.

Mungkin karena saya bisa menceritakan masalah saya dengan sangat runut kali ya, jadi mereka pikir mana ada orang depresi tapi bisa berpikir dengan runut?.

Ini maybe loh ya, kagak tahu juga mengapa setiap kali saya curhat dengan psikolog, mereka nggak bilang saya depresi berat, hahaha.

Nah, ternyata ada hubungannya loh antara tekanan mental sampai stres hingga depresi dengan sifat pelupa manusia.

Hal ini dikarenakan oleh tekanan mental yang ternyata bisa mengganggu kemampuan otak dalam menyimpan dan mengingat informasi, khususnya untuk ingatan jangka pendek dan panjang.

Secara umum, ada beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan manusia dalam mengingat sesuatu di antaranya:


1. Mengalami Stres dan Kecemasan

Seringnya tekanan mental, terutama stres dan cemas, bisa memicu pelepasan hormon kortisol yang bisa merusak hippocampus, atau bagian otak yang berperan dalam memproses ingatan. 


2. Gangguan Konsentrasi

Ketika mengalami stres dan kecemasan yang berkepanjangan, bisa bikin seseorang sulit berkonsentrasi dan fokus, hal ini mengakibatkan informasi yang seharusnya diingat, tak bisa tersimpan dengan baik. 


3. Mengalami Brain Fog

"Brain fog" atau kabut otak, sering terjadi akibat stres, di mana hal ini bisa menyebabkan seseorang merasa sulit mengingat hal-hal sederhana, seperti nama atau tempat. 


4. Depresi

Depresi, juga dapat menjadi dampak dari tekanan mental, di mana hal ini sangat berpengaruh pada memori, dan menyebabkan seseorang bisa melupakan momen-momen penting dalam hidupnya


5. Amnesia Psikogenik

Pada kasus depresi berat, seseorang bahkan dapat mengalami amnesia psikogenik, yaitu kondisi di mana ingatan terkait dengan penyebab depresi sengaja diblokir sebagai bentuk pertahanan diri

Baca juga : Karena Mudah Lupa, Alasan Rajin Menulis di Blog


Meski sebenarnya nggak boleh diagnosa diri sendiri, tapi saya kok jadi berpikir, masa iya saya terkena amnesia psikogenik?

Kalau baca-baca sekilas tentang amnesia psikogenik, memang sih masuk akal juga kalau saya mengalami hal ini (kalau loh ya, belum tentu bener!, hehehe). 

Meskipun kalau baca-baca penyebabnya, saya juga bingung mencari jawaban, emangnya ada kejadian traumatis apa pada saya di masa kecil?.

Mungkinkah kejadian ketakutan oleh temperamen bapak yang sering saya alami waktu kecil, bikin saya perlahan membentuk perlawanan diri dengan melupakan hal itu.

Lalu lama-lama saya kesulitan memilah mana yang harus dilupakan, mana yang jangan.

Ah entahlah.  


Bukan Kuat Mental, Hanya Tanpa Sadar Terlupakan Jadi Pikun

Di luar hal dugaan saya menderita amnesia psikogenik (sotoy emang si Rey ini), akhirnya saya menemukan jawaban tentang hal-hal yang memenuhi pikiran selama ini, meskipun nggak intens.

Tentang, bagaimana bisa mental saya keliatan kuat, setelah melihat apa yang saya alami dan yang terjadi pada sikap dan tubuh saya.

Saya sering liat, beberapa orang yang mengalami masalah hidup yang pelik tanpa peluk (halah!, hahaha). Kondisinya mengenaskan.

Maksud mengenaskan ini tidak selalu jadi kere kek si Rey ini ya, hahahaha.

Tapi seringnya orang-orang yang harus mengalami masalah besar dalam hidupnya, berakhir dengan mengidap penyakit pada fisiknya.

Seperti seseorang yang bercerita bahwa dia harus selalu bergantung pada makanan sehat dan cukup, nggak boleh telat makan, nggak boleh banyak pikiran, karena terkena GERD.

Padahal mah, selama kita masih hidup di dunia ini, manalah bisa kita berpisah sama masalah hidup kan ye.

Ada juga yang sampai kena autoimun, padahal nggak punya keturunan penyakit itu. Ada yang jadi gendut banget, gegara stres dan makan terus. Ada juga yang nyaris kena stroke saking nggak kuat dengan tekanan hidup.

Ada yang macem-macem lah jadinya, stres hingga depresi itu nggak hanya menyerang mental mereka, tapi juga fisik mereka.

Meanwhile saya, meski udah jatuh bangun hampir aja menyerah, tapi setiap kali ke psikolog katanya saya cuman stres ringanlah, saya baik-baik aja lah, cuman kecapekan lah. Apalagi setiap kali di ukur tekanan darahnya, selalu normal-normal aja.

Ini stres atau depresi apaan cobak?.

Awalnya saya pikir, apakah mental saya udah sekuat itu? makanya meski berat banget hidup ini, tapi kok rasanya biasa-biasa aja dinilai orang.

Sampai saya menyadari hal-hal yang saya nggak bisa lagi ingat.

Sepertinya saya memang dulu sengaja memakai cara 'melupakan hal buruk dan menyakitkan' dalam hidup, untuk menghadapi hidup tanpa memendam rasa sakit.

Lalu lama kelamaan saya jadi bingung memilah, mana yang harus dilupakan, mana yang harus di keep, jadinya lupa deh, bahkan sampai bisa dibilang amnesia atau pikun?, karena banyak momen yang sedikitpun nggak bisa saya ingat, huhuhu.

Makanya, saya bisa tidur dengan nyenyak, meski sedang banyak masalah, bahkan nyentuh bantal langsung ngorok. Selain capek, kayaknya memang saya terbiasa melupakan momen menyedihkan, sampai akhirnya pikun, hehehe.

Entahlah, ini juga cuman dugaan kok, hehehe.

How about you, Temans? 


Buton, 15-05-2025

Sumber:

  • https://health.kompas.com/read/2020/01/16/060000768/awas-stres-berat-bisa-sebabkan-hilang-ingatan diakses 15-05-2025

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)