Les Kumon Bahasa Inggris Atau EFL, Kelebihan Dan Kekurangannya

les-kumon-bahasa-inggris

Les kumon Bahasa Inggris atau biasa disebut EFL adalah les yang sudah diikuti oleh si kakak Darrell selama 2 tahunan ini.

Dan nggak terasa, eh terasa banget ding, ternyata si kakak sudah mengikuti les kumon bahasa Inggris ini selama 2 tahun lamanya.

Lebih terasanya sih saat kardus demi kardus yang berisi kertas hasil pekerjaan rumah dan pekerjaan sekolah dari Kumon si kakak menumpuk di sudut ruangan.

Karena saya termasuk jenis emak yang gak suka rumah terlihat penuh dengan barang gak terpakai, entah sudah berapa kardus dari kertas-kertas  tersebut yang saya buang pak sampah.

Iya, si kakak Darrell memang mengikuti les kumon, tapi bukan mata pelajaran matematika yang seperti diunggulkan oleh kumon, si kakak malah ikutan kumon bahasa Inggris, yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris yang biasa disebut dengan EFL (English as a Foreign Language).


Kakak Darrell memulai les kumon bahasa Inggris atau EFL dari level paling bawah yaitu 7A, dan hingga 2 tahun ini dia sudah sampai ke level E.

Oh ya, level di kumon itu dimulai dari 7A, 6A, 5A, 4A, 3A, 2A, 1A , B , C , D dan E, jadi selama 2 tahunan kakak Darrell sudah menyelesaikan sebanyak 11 level, wow..

Masih ada beberapa level lagi di atasnya, saya lupa sampai berapa tepatnya.

Dari 11 level tersebut, hitung deh sendiri berapa kertas yang sudah terbuang eh terpakai, setiap level ada 20 titles, 1 title ada 10 lembar, jadi total kertas yang terpakai = 10 lembar x 20 titles x 11 level
= 2,200 lembar.
Itu belum termasuk pengulangan tiap title yang salah sedikit pun harus ngulang 2-3 kali, meski hanya kurang satu titik atau koma.

Kalau di rata-ratakan, kira-kira kertas yang terpakai sekitar 2,200 lembar x 2 = 4,400 lembar, banyak juga ya, lol.


Hasil Les Kumon Bahasa Inggris Atau EFL


Setelah menghabiskan ribuan lembar kertas, puluhan purnama *tsah, jutaan rupiah SPP bulanan, pastinya yang bakal ditanyain banyak orang, GIMANA HASILNYA? apa si kakak udah cas cis cus bahasa Inggris? atau minimal pelajaran bahasa Inggris di sekolah udah sempurna?


Harusnya sih gitu ya? karena meskipun zaman now, anak SD kelas 1 sudah kenal bahasa Inggris alias sudah harus belajar bahasa Inggris, tapi ternyata pelajarannya masih sederhana banget.

Jawabannya adalah, GAK JUGA! hahaha.
Selama 2 tahun belajar atau les kumon EFL, begini perkembangan si kakak :
  • Familier dengan kata bahasa Inggris yang pernah dia temui di tugas kumon saja, beberapa kata diluar tugas dia masih blank.
  • Penulisan kata dalam bahasa Inggris yang pernah dia temui di tugas kumonnya sudah sangat bagus.
  • Pronounce kata dalam bahasa Inggris yang pernah dia temui di Kumon, sudah lumayan, meskipun ada beberapa yang aneh, salahnya juga sih si kakak malas dengerin CD saat ngerjakan tugas atau PR kumon, dan maminya udah bener-bener angkat tangan mengingatkan dia untuk dengerin CD, cari aman aja deh, ketimbang naik darah mulu hahaha.
  • Dia tetap gak mau menggunakan bahasa Inggris, padahal maminya suka ngajak ngomong pakai bahasa Inggris (seadanya) di rumah, tapi dia gak mau pakai bahasa Inggrisnya, katanya ini tuh Indonesia, kalau mau pakai bahasa Inggris, sana ke Inggris, lol.
  • Dan maminya shock, waktu ke sekolah terima rapor saat habis ujian akhir tema kemaren, si ustadzahnya ngomong kalau si kakak masih agak kurang di bahasa Inggris, hah??? seriously??. Kata si ustadzah pronounce nya gak tepat, iya sih si kakak gak mau belajar pronounce kata yang belum pernah dia dapatkan di les kumonnya.
  • Rajin ngerjakan PR kumon, meski kadang ngasal, atuh maaahhh, setiap kengasalannya, tersirat uang SPP kumon bakal terbayar makin panjang (emak irit dan pelit emang beda tipis ya).
  • Mungkin karena terbiasa mengerjakan PR, dia masih gak terlalu sulit diminta belajar atau ngerjakan PR sekolahnya (good habbit dari mengerjakan PR kumon selama 2 tahunan).

Secara keseluruhan, sejujurnya saya kurang puas dengan kemajuan si kakak setelah les kumon 2 tahunan ini.

Harapan saya, gak perlu lah jago cas cis cus bahasa Inggris, minimal dia mau sesekali berbahasa Inggris, menimpali maminya kalau ngajak dia ngobrol pakai bahasa Inggris.

Tapi memang, seperti yang saya tangkap sejak awal mendaftar di kumon 2 tahunan lalu, setiap anak yang les kumon gak bikin mereka jadi ahli matematika atau bahasa Inggris, namun insha Allah punya good habbit yang dibentuk dari PR tiap hari itu.


Berhenti Les Kumon Bahasa Inggris Dan Pindah Ke Kumon Matematika


Karena itulah, akhirnya per 2 tahunan dia di Kumon, kami memutuskan untuk si kakak STOP IKUT KUMON BAHASA INGGRIS ATAU EFL.
Namuuunnn, diganti ikut matematika saja.

Hah? kenapa Rey?

Ada beberapa pertimbangan kami untuk melakukan hal tersebut, di antaranya :
  1. Si kakak agak kurang dalam matematika, semenjak naik kelas 2 SD kerasa banget efek kurang dalam perhitungan, jadi kami pikir si kakak lebih butuh bantuan dalam les matematika.
  2. Saya merasa kemajuan si kakak dalam bahasa Inggris selama 2 tahun kurang signifikan, i mean, bahasa Inggris itu yang paling penting adalah bisa mengerti dan berbicara dalam bahasa Inggris, bahkan youtuber Suhay Salim pintar banget berbahasa Inggris padahal dia gak kursus, kuncinya ya mau berbicara dalam bahasa Inggris.

Karena 2 hal tersebutlah, sudah sekitar 1 bulanan lebih si kakak pindah ke kumon Matematika.

Prosesnya mudah kok, cukup datang saja laporin kalau anak kita mau switching program saja, awalnya sih miss yang ngajarin bahasa Inggris merasa sangat 'sayang' karena si kakak udah menjalani 11 level, dan mengusulkan untuk ikut kursus 2 macam saja, bahasa Inggris dan matematika.

Langsung dengan cepat kami menolak (((cepat))), lol.

Secaraaaa....

Gimana coba ikut dua mata pelajaran, satu matpel saja lumayan bayarnya, 370 ribu per bulan boookk, belum SPP dan antar jemput sekolah si kakak,kerasa banget ngeheknya bookk hahaha.
Dan YANG PALING PENTING adalah, waktu buat si kakak.


Kasian banget dia makin kurus kering, Senin sampai Jumat jadwalnya padat banget.
Berangkat sekolah pukul 6 pagi, pulang ke rumah pukul 14.30, sampai rumah sholat, lalu tidur sejam.
Nyuruh tidurnya buseeettt sulitnya, giliran sudah tidur, nyuruh bangunnya juga bikin naik darah maminya hahaha.

Dia harus tidur siang paling lama sejam saat akan les yaitu Senin dan Kamis, karena kalau enggak dia sudah berkali-kali ngantuk dan tidur di kelas saat ngerjakan tugas kumon.

Setelah tidur siang dan drama bangunnya, nyuruh mandinya pun drama abiiissss, setelah itu drama lagi nganterin les dan jemput dia langsung di antar lagi ke masjid buat ngaji hingga sholat Isha.

Kasian banget, dari pukul 6 pagi sampai kadang pukul 21.30 (jika ada evaluasi atau ujian) kegiatannya padat. Maminya juga kasian naik darah mulu mengawasi setiap detil waktunya agar gak terbuang percuma, karena dia butuh tidur cukup dan bangun subuh agar gak telat sholat subuh dan ke sekolah, fiuuuhhh..


Kumon Bahasa Inggris, Kelebihan Dan Kekurangannya


Nah, setelah 2 tahunan si kakak mengikuti kumon bahasa Inggris atau EFL, saya jadi ingin berbagi pengalaman apa sih kekurangan dan kelebihan kumon khususnya EFL BERDASARKAN PENGALAMAN SI KAKAK IKUT LES KUMON?

Kelebihan kumon EFL :

  • Amat sangat berperan dalam mendisiplinkan dan menanamkan good habbit tentang rutinitas disiplin ke anak, TENTUNYA DENGAN BIMBINGAN ORANG TUA, kalau enggak ya bisa-bisa yang ngerjain PRnya malah orang tua hahaha.
  • Karena pola PR yang setiap hari tanpa jeda, bahkan hari libur lebaranpun dikasih PR. Hal tersebut membuat anak jadi mencintai belajar. Mereka tidak lagi menganggap belajar adalah hal yang menyebalkan, dan belajar itu ada liburnya. Saya setuju banget dengan hal ini, karena sebenarnya BELAJAR ITU SAMA DENGAN KERJA. Kalau kita menganggap kerja itu menyenangkan, maka seumur hidup kita bagaikan piknik mulu, karena belajar bagaikan piknik.
  • Pengetahuannya tentang bahasa Inggris jadi lebih dini, minimal dia familier dengan beberapa kata, baik penulisan maupun pronounce-nya, yaaaa meskipun dalam hal conversation masih amat sangat jauh dari ekspetasi.

Kekurangan kumon EFL :

  • Tidak recomended jika tujuan kita agar anak bisa dan mau serta lancar ngomong bahasa Inggris. Ini fatal banget sih menurut saya, karena yang namanya bahasa ya buat dipakai untuk bercakap-cakap, bukan cuman sekadar tahu saja. Karena hal tersebut, saya pernah menghubungi miss yang ngajarin dia di kumon, mengeluhkan kalau si kakak kurang banget dalam conversation dan bertanya, kira-kira level berapa hingga mereka ketemu conversation?? dan ajaibnya menurut miss-nya, gak ada conversation langsung, adanya ya conversation biasa saja dalam interaksi ketemu, lalu mendengarkan CD.
  • Dalam les kumon, TIDAK ADA SESI MENGAJARI KAYAK DI KELAS, mereka hanya datang, ambil lembar pekerjaan sekolah, kerjakan, lalu diperiksa oleh guru/miss-nya, jika salah diajarin lalu diminta perbaiki sampai benar, lalu pulang deh. Jadi terbayang kan tidak ada sesi conversation langsung dengan teman-temannya.
Itu saja sih sejauh ini yang saya rasa sangat mengganggu makanya saya putuskan si kakak untuk switch ke matematika, meskipun sebenarnya si kakak gak mau ikut matematika karena dia tau di Kumon, gak boleh mengerjakan tugas matematika pakai alat bantu apapun, even itu pakai jari.


Dan hasilnya, dia kesal banget udah sebulanan ini setiap ngerjakan pekerjaan sekolah harus ngulang berkali-kali sampai 2 jam lebih, karena gak boleh ngitung pakai jari hahaha.

Duh si Rey kok jadi emak yang jahat sih, maksa anak belajar matematika di kumon padahal anak gak suka?

Oh tenang, saya mah udah berkali-kali nawarin agar si kakak berhenti ikut kumon, lumayan kan duitnya, mending ikut les di tempat lain (((yang lebih murah maksudnya, lol))).
Tapi si kakak berkali-kali menolak dengan tegas.

Ya sudah deh, jadinya dia tetap saja ikut les dan kesal kalau akhirnya dia gak bisa ngaji dan sholat di masjid karena waktunya selalu kepakai buat membenarkan tugas kumonnya di tempat les.

Lalu bagaimana dengan perkembangan Darrell setelah mengikuti les kumon matematika selama sebulan ini?

Belum ada perubahan yang signifikan sih, orang di sekolahnya sudah masuk ke perkalian, sedang di kumon baru masuk ke penjumlahan, itupun kagak boleh pakai jari atau alat bantu apapun, alhasil si kakak masih sibuk menikmati sebalnya tapi gak mau berhenti juga dari kumon hahaha.

Lalu bagaimana dengan pelajaran bahasa Inggris si kakak?
Well, kami sih berencana memasukan si kakak di tempat les lainnya, yang pasti lesnya harus mengutamakan CONVERSATION! penting tuh!.
Ada beberapa tempat yang sudah saya survey, namun masih terkendala waktu dan jarak tempat les dari rumah.

Jadi, bagaimana dengan ibu/mama/bunda/mami?
Ada yang anaknya masih setia ikut les di kumon? atau barusan ingin berniat memasukan anaknya di kumon?
Share di komen yuk.

Sidoarjo, 06 Oktober 2018

Demikianlah artikel tentang kelebihan dan kekurangan les kumon bahasa inggris, semoga bermanfaat.

55 komentar :

  1. Hihi, dulu ponakan pernah ikut kumon. Pulang sekolah bawa tugas segepok..kasihan juga lihatnya. Kalau anak sy belum sy ikutkan les, masih di rumah aja belajarnya dan itu pun kebanyakan main sih hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasian juga sih kalau anak banyak PR, untungnya di sekolah anak saya jarang ada PR, jadi dia cuman ngerjain PR kumon aja tiap hari, udah gitu gak banyak kok :)

      Hapus
  2. Cerita menarik.menurut mpo , anaknya juga harus latihan dan praktis sama mamanya. Apalagi mama jago bahasa english

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mpo, cuman anaknya paling males di minta latihan ama emaknya :')

      Hapus
  3. segala sesuatu emang ada plus minusnya ya Mbak.. kita aja yg harus pinter2 milih yg sesuai kebutuhan..trimakasih sharing pengalamannya Mbak :)

    BalasHapus
  4. Metode pengajaran bahasa Inggris sepertinya memang berbeda-beda Dulu saya bertahun-tahun ikut kursus bahasa Inggris. Tetapi, di temppat kursus yang saya ikutin itu memang sepertinya lebih menekankan ke grammar. Makanya sampai sekarang saya kurang luwes kalau harus bicara menggunakan bahasa Inggris.

    Berbeda dengan adik-adik saya yang kursus di tempat lain. Yang lebih menekankan conversation. Mereka jadi berani ngbrol dengan bahasa Inggris. Makanya ketika anak-anak saya kursus pun saya daftarkan di tempat yang sama dengan om dna tantenya dulu kursus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Conversation emang penting banget mba kalau menurut saya, meskipun grammar juga ga kalah penting :)

      Hapus
  5. Sana anakku hmpr mau 2 th les b.inggris akhirnya brhenti mba sama bnget pngalamnnya.. mungkin krn cape kali ya jadi agak males gitu. Jd gk les sklah aja skrng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau anak saya meski kadang males, tapi tetep semangat berangkat les.
      Saya ganti ke math gegara dia lebih butuh matematika :)

      Hapus
  6. mantap artikelnya. sebuah review.
    Jadi ngerti, nambah wawasan dan sangat bermanfaat.

    Thank you for sharing

    BalasHapus
  7. Ohh kok ga conversation ya Mom? Apa ada tipe belajar bahasa inggris yang lain ya Mom, kalau kayak Mom ceritakan di atas, sepertinya lebih untuk tambahan dari mapel Bahasa Inggris di sekolah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kumon lebih unggul dalam metode mom, jadi mengajarkan anak untuk mencintai belajar :)

      Hapus
  8. Si sulung ikut Kumon Math dan Reading saat TK di Amerika. Pulang Jakarta..lanjut Matematika dan EFL sampai sekarang kelas 8.
    Adiknya mengikuti ..
    Memang EFL bikin anak kuat di writing tapi di conversation kurang. Aku siasati ini dengan mereka sering ngobrol sama Bapaknya dalam Bahasa Inggris, nyetelin lagi film berbahasa Inggris tanpa sub title..dll. Alhasil di UN yang notabene selalu tulisan bukan lisan dia hasilnya optimal.
    Kalau Math..metode Kumon unggul karena anak dibiasakan tanpa alat jadi kapan saja dan dimana saja otaknya yang bekerja tanpa perlu alat bantu. Dan kalau belum paham bakalan diulang sampai dia paham. Karena nantinya jika kesulitannya lebih tinggi karena dasarnya sudah menguasai dia akan "jalan" sendiri...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren mbaak, saya belom sanggup ikutkan keduanya, stres emaknya ngurusin jadwalnya.

      Nanti deh kalau adiknya agak gedean dikit, biar tenaga emak bisa fokus :')

      Hapus
  9. Yaaaah ternyata english kumon begicu, kurang dlm percakapan yak. Tapi emang unggul di matematika ya mba. Btw, kak Darrel gak nangis jejeritan di pindah ke Math? Hihi.

    Semoga betah dan makin berkembang di Math Kumon ya Kak. Dan mencintai belajar. Itu yang penting :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk. . Si Darrell ikut aja mama Lui, yang penting tetap bisa berangkat kumon :)

      Hapus
  10. Wah aku baru tau Kumon ada lembaga bahasa nya juga mbaa. Btw ada tipsnn trick ngajarin english d rmh mba? Kalo dibiasakan pakai kosakata bhs inggris mba setuju ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut tips2 yang saya baca, boleh saja pakai bahasa Inggris tapiii.. Gak boleh sepotong, harus sekalimat.

      Misal "adek, kamu mau makan banana? "

      Gak boleh kayak gitu, mending langsung,
      "Adek, do you want banana? "
      Lalu diulang lagi
      "Adek, kamu mau makan pisang? "

      Hapus
  11. Beberapa temanku juga cerita kalau mereka nggak puas di kumon, baik english maupun mathnya. Rata2 karena cuma mengerjakan soal gitu, interaksinya kurang. Tapi mungkin ada anak yg cocok dg metode seperti itu yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, emang kumon lebih menekankan kemandirian, jadi anak2 lebih mandiri dalam mengerjakan soal :)

      Hapus
  12. Anakku les kumon matematika di Kumon, mba. Dan sejauh ini masih betah dan teknik pembelajarannya pun aku suka. Jadi aku sih rekom anak untuk kumon. Apalagi kan kalau makin lama tugas matematika makin susaah. Hehhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak saya baru sebulan di kumon math, agak kesal dia, soalnya gak boleh ngitung pakai jari hahaha

      Hapus
  13. kumon itu nama tempat kursus atau istilah ?
    hahaha kudet banget saya
    anak saya baru kelas 1..hasil UTS kemarin alhamdulillah bagus
    cuma harus bisa baca yg lancar
    rencana mau diles kan supaya bisa lancar bacanya

    BalasHapus
  14. baru tau ada bahasa inggrisnya mbak, ku kira matematika aja. di deket rumahku ada yang tempat les kumon matematika soalnya jadi ngehnya cuma itu weheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang terkenal emang Matematika mba, tapi ada bahasa Inggrisnya juga :)

      Hapus
  15. Mama Keysa : Makasih mah darrel atas infony. Brmnfaat bgt nh.... Anak sya keysa kls 2sd bru mau cba uji cba gratis matematika dkumon. Cm sy jd bimbang mau msukin anak sya k kumon atau bimbel yaa....

    Kak darel skrg prkmbngan matematika ny dkumon gmn mah?

    Answer : Halo mama Keysa, menurut saya ikutin aja dulu, kalau anaknya enjoy diterusin aja, tapi kalau enggak senyamannya anak aja.

    Kalau anak saya awalnya bete waktu diminta switch ke Matematika, katanya sulit.

    Tapi karena butuh saya semangatin terus, saya temani sesekali dia kerjain PR, ternyata kuncinya hanya karena dia merasa sulit makanya dia gak happy, setelah saya temanin dan bantuin jelasin caranya, lama2 dia enjoy aja.

    Dan kebetulan juga pihak kumon ikutan support, mendengarkan keluhan saya tentang si kakak.
    Kalau si kakak bosan, PRnya dikurangin lembarannya.
    Nanti kalau udah semangat lagi di naikin lembarannya.

    Gitu sih :)

    Oh ya, dan Alhamdulillah, sekarang nilai matematika di sekolah terbantukan juga dengan les ini :)

    BalasHapus
  16. Saya dulu waktu SMA pernah dimasukin ke Cummon, Tapi saya kurang

    mengguasai bahasa yang disampaikan oleh bu guru cantik habis bahasanya

    bahasa malasia di gabung bahasa inggris, Mumet saya?Jadinya? Akhirnya

    masuk ke Primagama

    BalasHapus
  17. Mungkin kumon EFL cocok untuk membantu anak memahami teks tulis yaa Mbak... Oya kalau untuk tugas yang dikerjakan kayak soal-soal latihan di sekolah ya? Gurunya membantu saat anak mengerjakan kah?
    Menarik sih penekanan good habbit dan kemandiriannya, meski ada kekurangan tapi tetep bisa jadi alternatif pelajaran tambahan lah yaa si kumon ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, karena tiap hari ngerjakan test tulis bahasa Inggris, dia hafal banget semua penulisan kata dalam bahasa Inggris yang benar, tapi tidak dengan pengucapannya hehehe.

      Setau saya di kumon anak belajar mandiri mba, jadi pas datang ke kumon, langsung di kasih lembar pengerjaan tes, terus anak harus coba kerjain sendiri.

      Setelah itu diperiksa, nanti kalau ada yang salah baru disuruh ulang sambil diajarin.

      Memang penekanannya di good habbit jadi mandiri dan kreatif sih :)

      Hapus
  18. Tapi boleh juga tujuannya agar jadi mendekati native.... Saya salut sama anak anak calon generasi alpha, pendidikan sih melimpah.
    Saya saja yang terbiasa berada dikingkungan orang dan keluarga yang menggunakan bahasa Inggris, merasa tidak native.

    Tapi matimatika juga penting lho hari segini kalau bisa dua duanya dikuasai kalau sudah gede hidup akan lebih mudah

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar banget ya, semoga jadinya lebih manfaat ya, dengan support sekarang yang lebih bagus dalam segala hal

      Hapus
  19. Unkwon say : anak saya baru ikut coba gratis math dan efl, tertariknya ke efl...masih mikirnya masalah biaya...hehehe...krn pr yang tiap hari jadi rajin...nilai positifnya itu...tapi harus diawasi ortu juga...mksh sharenya moms

    Answer : iya mom, sekarang biayanya makin lumayan hihihi :)

    BalasHapus
  20. Hallo mbak Rey, kalau saya menerapkan Tuesday and Friday at home with English. Suami dan keempat anak saya putri 15 dan 8 tahun dan putra 10 dan 4 tahun saya ajak berbicara dalam bahasa Inggris pada hari dimaksud.
    Perlahan, semoga membawa manfaat untuk mereka. Tujuannya agar lidah tidak kaku saja dan mempraktikkan tata bahasa yang sudah didapat dari sekolah. Kalau tidak praktik, anak-anak suka lupa tata bahasanya.Selain itu biar paham bahasa sehari -hari yang sederhana. Alhamdulillah, kalau yang paling besar karena di sekolahnya sudah terbiasa pakai bahasa Inggris dan Arab, lebih lancar. Eh, saya malah baru sedikit belajar bahasa arabnya๐Ÿคญ๐Ÿคญ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo juga mba, masha Allah, makasih banyak sharingnya.
      Boleh juga nih, nanti saya mau sounding deh ke anak, mungkin di mulai sehari seminggu kali ya.

      Kalau Arab saya sama sekali belum tahu mba, kudu belajar banget nih hehehehe

      Hapus
  21. Halo mam..anak saya 4 th mulai ikut kumon math, menurut saya sangat positif karena tak ada hari tanpa belajar. ketika kami jalan2 ke luar kota pun PR dibawa dan dia kerjakan jam 10 malam pun ayo aja alhamdulillah..mungkin krn sudah kebiasaan. Ini emaknya dulu ga pernah mau kerjain PR ๐Ÿ˜†
    Rencana saya mau nambah les in EFL.. tp ternyata conversationnya kurang ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kerennn, iya mam, bahkan lebaranpun mudik bawa PR hahahaha.
      Kumon itu saya rasa cuman membangun pondasi anak biar punya habbit baik, kalau conversation mending cari yang lain deh :)

      Hapus
  22. Makasih sharenyaa bun...saat ini anak saya kls 1SD ,wktu ikut prog coba gratis akhirnya msk level 4A ,akhir okt naik level 3A sampai saat ini ๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ˜„ dgn perhitungan mommyx tiap bln hrs naik level (mommy mikirin ongkos 400/bln ) ternyata meleset...udh gitu ank saya.males juga dengerin CD lebih milih dengerin yutub udh gitu,bikin peernya maunya ditumpuk (mommy kudu sabar ngadepin model langka begini๐Ÿ˜†) ditny baik2 apa msh mau lanjut apa gak...eh anknya masih mau,atau mungkin rada2 bosan yaah ๐Ÿ˜ž krn peernya yg bnyk ,pas trma hasil dari sekolah bln yg lalu,diantara smua MP dpt 10,cm b.ing yg nilainya kurang.
    Bbrp bln ini saya perhatiin kykx kumon lebih ke metode writing dan vocab aja...klo conversation nya kurang.
    Mommy akhirnya pasrah bun... Biarlah anak2 ini menikmati dan melewati prosesnya secara alamiah ๐Ÿ˜†๐Ÿ™

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhe iya mom, kalau mau bahasa Inggris mending cari les yang lebih mengutamakan conversation mom, banyak kok sekarang, kalau Kumon memang hanya sekadar writing dan vocab :)

      Hapus
  23. Trm ksh infonya Mam Rey sgt membantu skali... Anak sy usia 5th baru sj ikut kumon math dan br 1x dtg. (Les ini kemauan anak sy sndri, efek.iklan di tv. Justru sy sbnrnya sayang les kumon 400rb/bln)

    Waktu coba gratis Sy ty ke guru kumon, ini menghitungnya pake metode/alat apa? Dia blg ga pake apa2 bun. Trs pake apa dunk? Dia jawab Iy ntr anak terbiasa dg sndrinya..

    Pas dtg les hr pertama, sy ty2 lah ke walimurid yg laen. Bu ini metode ngitungnya pake apa sih jari kah? Kt para walimurid ini semcm hafalan bun. Krn sdh terbiasa jd anak hafal.
    Dis itu sy lgsg shock dan down. Gila sy byr 400rb/bln hy utk menghafal bkn pemahaman. Sy pikir ada trik apa gt. Ternyata krn d ulang berkali2 jd siswa mjd hafal.

    Lumayan nyesel pas tau ternyata metode berhitungnya sprti itu. Tp ya sdh alh djlni aj.

    Klo utk yg EFL sy smlt ty ke guru kumon. Wktu pertama kali dtg les.

    Guru blg d kumon EFL yg di ajarkan hy vocabulary saja. Di telan kan di vocab. Sy kaget loh grammer n convertation nya nggak? Si guru jawab buat apa bun di les d ajarin convertation tp klo d mrh ga pernah d pake jd kan sayang.
    Sy juga sempat d ksh liat buku metode pengajaran kumon EFL.

    Sy jd smakin mantab utk tdk pilih kumon EFL.

    Klo yg kumon math sy msh mencoba ksh kesempatan gmn perkembangan ke dpn nya.
    Krn mnrt sy bljr dg metode menghafal tu suatu saat pasti bisa lupa. Berbeda klo memahami pasti akan sll ingat.

    Klo utk PR anak sy ada ato tdk ada home activities dr skoalh tetep sll belajar. Ngga hrs pake buku paket. Malah sy sll pake buku tulis yg sy tulis dg tangan. Baik itu bljr bhs inggris sy ksh gambar dia bljr vacob nya. Menghitung msh sll sy ajarin. Membaca dg kata yg rada sulit (byk konsonan d banding vokal). Kdg esai...

    #intinya rada nyesel les d kumon meskipun math. Tp yah d jlnin dulu aj deh..
    Klo les bhs inggris memang sbaiknya di EF. Klo vacob bs bljr sndri sih d rmh. Selama anak paham membaca alphabet dlm bhs inggris dg baik dan benar psti dia bisa menulis ato membaca dg tepat ejaannya. Anak sy aih gt.

    Keponakan (kls 1 SD) ada yg les kumon EFL sebln doank lgsg cabut. Ngga cocok emng dg skolah nya yg pake bhs inggris utk sehari2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iya mam, dicoba aja dulu.
      kalau kumon memang tujuannya melatih kemandirian anak dan mencintai belajar.
      Karena PRnya tiap hari, jadi bahkan lebaranpun kudu ngerjakan PR hahaha.

      kalau mau matematika yang pakai tehnik, bisa di Sempoa atau sejenisnya mam :)

      Hapus
  24. Guru di Kumon hanya memberikan lembar kerja dan menunggu hasil dari yang dikerjakan siswa. Hal ini memang sengaja dilakukan oleh Kumon agar menumbuhkan sikap mandiri dalam mengerjakan lembar soal. Namun, di dalam belajar seharusnya ada interaksi antara guru dan siswanya.

    Kursus di Kumon bukan membahas konsep,mengolah data tapi fokus pada perhitungan aritmetika saja.
    Alasan dari metode pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memiliki kepercayaan diri dalam belajar matematika karena sudah menguasai dasar menghitung aritmetika saja.

    Banyak para siswa yang mengeluh karena mereka *tidak paham dengan soal cerita* meskipun mereka sudah belajar di Kumon.

    Kursus Kumon bukan membahas konsep,mengolah data tapi berfokus pada menghitung aritmetika saja dengan maksud anak-anak bisa lancar dalam berhitung matematika sederhana tanpa mempelajari logika dibelakang matematika itu sendiri dan manfaat mempelajarinya. Didalam bidang profesi apapun memang matematika sangat diperlukan, akan tetapi metode pengajaran mandiri ala KUMON membuat para siswa menjadi bingung dan tidak mengerti cara menyelesaikan masalah dari soal matematika diluar bidang Aritmetika.

    Banyak siswa mengeluhkan bahwa kursus di Kumon itu monoton dan membosankan. Mengapa bisa begitu? karena siswa harus mengulang lembar kerja yang sama selama 6 kali. Mungkin maksudnya adalah agar siswa yang brsangkutan akan semakin lancar dalam menjawab soal tersebut. Namun, mengulang lembar kerja yang sama berkali-kali justru membuang-buang wakt. Kreativitas anak tidak berkembang, sehingga anak sendiri tidak bisa mengungkapkan pendapat, pertanyaan dan argumen matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga sih.
      Di saat zaman sekarang pendidikan di negara kita mulai berbenah dengan adanya interaksi, Kumon masih tetap dalam tekniknya yang monoton ya.

      Mungkin tetap yakin kalau pengulangan itu akan menjadi habbit yang positif, tapi bisa juga malah bikin bosan ya :)

      Hapus
  25. Waktu ku masih mengajar di salah satu English Course besar di Surabaya, begini juga lah yang testimoni orangtua murid yang sebelumnya les di Kumon. Memang grammar mereka segala macem jadi bagus, tapi ya udah gitu aja. Beda dari setelah mereka les di tempat saya mengajar. Langsung confident level untuk bercakap2 dlm Bhs. Inggris jd meningkat drastis.
    Yang perlu diingat, seperti kata Mbak Rey di atas, pada dasarnya namanya Bahasa ya untuk digunakan, bukan untuk pengetahuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mba, apa gunanya pandai teori doang, ngomongnya nggal bisa hahaha

      Hapus
  26. Sudah level h anak saya les di kumon tp klo conversation kurang...akhirnya saya pindah cari yang conversation untuk melatih berani bicara di publik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bener ya, masalahnya di conversation semua :)

      Hapus
  27. Bu, maaf ya sebelumnya. Saya iseng googling googling EFL kumon dan nemu blog nya njenengan. Jadi gini... Saya masih kuliah, smt 6 sekarang, prodi sastra inggris, dan dulu pernah ikut kumon EFL waktu SMP. Iya SMP, itungannya telat ya? Karena udah mulai banyak PR yg bener2 harus mikir. Jadi gini njih, saya itu dulu juga kesusahan karena harus mikir 2 PR, sekolah sama kumon. Malah gak jarang nangis dikamar karena capek pusing sama PR² yg banyak itu. Tapi, itu berbuah hasil kok bu. Kalo tanpa kumon EFL, saya yakin sekarang saya gabakal bisa masuk prodi sastra inggris. Itu ngebantu banget. Jadi harusnya anaknya itu disemangatin aja, jangan kebanyakan mikir masalah itu abis duit berapa buat ilmu si anak njir bu. Dulu saya juga sempet mikir kasian bapak ibu saya yg hidup sangat pas²an. Itu malah yg jadi dorongan saya buat gimana caranya cepet lulus kumon. Ya walaupun akhirnya berenti pas SMA kelas 12 sih, itu tapi saya sudah di level O sheet 190an dan sudah pengulangan terakhir. Jadi, maaf nih sekali lagi, mungkin ini bukan urusan saya, tp tolong anaknya aja yg di jelasin baik2 dan disemangatin.

    Terus njenengan juga nulis kekurangannya di EFL kumon itu conversation. Njenengan tulis kalau disana cuman dateng dateng ngerjain terus di koreksi, kalau ada salah diperbaiki terus pulang. Nah itu salah bu. Disana saya dulu waktu mendengarkan CD nya diminta mengulangi pronounce nya. Dan waktu selesai mengoreksi yang salah² itu tadi sebelum pulang dan sebelum dikasih PR, Miss saya dulu semua ngasih pertanyaan seputar bacaan² yg saya kerjakan (baik di kumon atau PR sebelumnya). Dan itu in English njir bu... Jadi kalau njenengan bilang conversationnya sama orang lain gaada itu salah. Ada. Bahkan saya dulu kalau mau minta bimbingan tentang penjelasan grammar yang saya gapaham itu saya mintanya harus dengan bahasa inggris yang sopan. Ijin ke kamar mandi pun harus pakai bahasa inggris. Jadi saya menggaris bawahi kalau di kumon EFL itu ada conversation nya.

    Sekian. Kalau ada yang dirasa melukai perasaan pihak manapun saya minta maaf. Saya disini hanya berpendapat sesuai dengan apa yang sudah saya jalani. Terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Erna, salam kenal, makasih banyak udah sharing di sini :)

      Btw, saya nulis pengalaman saya sebagai ibu yang anaknya kursus di kumon ada 3 artikel kok, jadinya kalau dibaca semuanya mungkin akan lebih paham mengapa akhirnya anak saya berhenti ikut kursus kumon EFL dan sekarang malah udah berhenti semuanya hihihi :D

      Ada cerita awal mula masuk kumon dan setahun kemudian, benefit apa yang anak saya dapatkan dari EFL klik ini --> Setahun Bersama Kumon

      Juga manfaat kumon klik ini --> Manfaat Kumon


      Di situ saya singgung, betapa kumon itu membantu banget, meskipun jujur, untuk anak saya, yang paling berpengaruh adalah di habbit baiknya, salah satunya jadi lebih teratur waktunya, meskipun tetap harus melibatkan saya sebagai pendampingnya yang menyemangatinya.

      Mungkin kenapa Erna berpikir saya agak salah menulis kekurangan ini, karena Erna sendiri mengenal kumon di usia yang sudah lebih mengerti sebagai seorang anak.

      Beda dengan anak saya, dia pertama kali kenal kumon waktu TK, dia suka karena liat iklan doang di TV, dan seperti anak kebanyakan yang mana suka-suka doang, itu hanya bertahan beberapa bulan, setelahnya mamaknya ini nyaris depresi karena minta si kakak ngerjain PR, hahaha (you can understand nanti saatnya menjadi ibu :) )

      Jujur sebagai ortu, mengapa saya membolehkan anak masuk kumon dulu, karena saya ingin tahu anak saya bakat atau passionnya di mana?
      Dan ternyata, sampai bertahun ikut kumon EFL, tidak ada kenaikan yang signifikan, selain dia mengerti grammarnya saja (saya dijelasin di beberapa artikelnya tersebut)

      Anak saya nggak suka bahasa Inggris, even saya sejak dia baru belajar ngomong selalu ngajak ngomong pakai bahasa Inggris, makanya saya rasa, kalau memang ingin fokus ke bahasa Inggris, mending anak saya kursus di tempat yang memang ada interaksi menarik tentang bahasa Inggris, misal tempat kursus yang ada conversation langsung yang menarik.

      Karena juga berkaca, waktu awal anak saya milih sendiri EFL, dia suka karena PRnya warna warni gitu :D

      Kalau masalah duit, kelak kalau Erna udah menikah mungkin akan mengerti :), jadi percuma saya jelaskan :)

      Oh FYI anak saya sekolah di FDS dengan SPP sebulan bikin kami ngos-ngosan hahaha, makanya saya lebih milih dia berhenti dari sesuatu yang bikin dia depresi karena memang anak saya nggak menikmati lagi kumonnya, padahal biayanya bikin kami semua nangis :D

      Oh ya mengenai di semangatin, Erna mungkin bisa membaca banyak artikel saya di label atau tema parenting.
      I am a supporter mom ever, namun saya juga kudu lebih legowo melihat anak saya condongnya di mana? nggak apa deh dia nggak suka bahasa Inggris, asal dia nggak stres sendiri hahaha.

      Mengenai kekurangan EFL yang saya tulis, itu berdasarkan pengalaman anak saya, dia memang sudah nggak tertarik dengan kumon, jadi dia males banget dengar CD, jangankan dengar CD, ngerjain PR saja dia selalu kadang sambil nangis, duh, saya bakal jadi ibu yang diktator banget jika memaksakan sesuatu yang sebenarnya juga pernah saya alami di masa kecil saya dulu.

      Dan mengenai itu, sudah sering saya konsultasikan dengan miss nya, dan memang nggak ada solusi, memang kumon ya kayak gitu, sorry to say, terlalu kaku buat anak-anak yang memang kurang tertarik pada hal tersebut.

      beda kalau memang kayak Erna kan bilang, ikut kumon karena udah merasa butuh.
      Nah faktor butuh itu yang mendorong Erna jadi bisa berpikiran positif.
      beda kayak anak saya, dia masih terlalu kecil untuk paham hal itu, bahkan untuk matematikanya yang lebih kurang dari Inggrisnya, dia ogah lagi ikut kumon, dia rela belajar sama saya yang galak, ketimbang ikut kumon :D

      Hapus

    2. Ini memang bukan hanya kumon semata sih, tapi juga bagaimana saya sebagai ibu harus bisa lebih bijak memutuskan mana yang terbaik untuk pertumbuhan mental anak saya.

      Mungkin itu kali yang Erna belum bisa paham sepenuhnya.
      Kumon itu bagus, tapi untuk melatih good habbit anak.

      Kalau untuk bahasa Inggris (khususnya di anak saya) kumon EFL sama sekali membosankan (sorry to say).
      Saya bahkan berniat mau ikutin anak saya di kursus lain yang ada interaksi menarik tentang conversation, tapi masih repot masalah waktunya sih.
      Anak saya FDS, berangkat jam 6 pagi, pulang pukul 5 sore.

      Kebayang nggak sih anak sekecil itu, udah pulang capek banget sampai kadang pengen langsung tidur saking capeknya, terus saya paksa lagi kerjain PR bahasa Inggris yang sama sekali tidak dia sukai?

      Akan tetapi, sekali lagi terimakasih banyak ya atas sharingnya :)

      Hapus
  28. UnknownFriday, March 12, 2021
    Bukannya english kumon itu lebi untuk ke grammar ya.jadi nantinya anak akan lebi siap untuk tes toefl dans ejenisnya.seharusnya orang tua yang jeli dari awal saat memilih tempat les untuk anaknya.kalo untuk anak2 berdasar pengalaman gw dulu,sekedwr les english tapi di rumah ga ada stimulus si anak2 jadi ga pede buat speak up.intinya si pembiasaan aja.sebisa mungkin di rumah pake english.itu kalo emang mo fokus buat anak pede ngomong english.kalo sekedar gantungin harapan ke les sih ya kurang menurut gw

    Answer: mungkin bisa baca di post saya sebelumnya tentang Kumon juga, awal masuknya anak saya di Kumon, ya karena dianya yang mau, bukan karena saya yang maksa.

    Dan bisa dibaca lagi alasan saya minta anak saya switch ke Matematika, karena dia nggak suka bahasa Inggris, tapi juga nggak mau berhenti Kumon :D

    Akhirnya saya kasih pilihan, boleh ikut kumon tapi Matematika aja, biar dia nggak perlu belajar hal yang dia nggak suka.

    Dan lagian, sejujurnya saya nggak punya ekspektasi yang lebih buat anak, saya cuman menilai dampak anak saya belajar di Kumon, berdasarkan pengalaman saya dan anak saya tentunya, bukan mutlak terjadi kepada semua orang.

    Di pengalaman saya, memang anak saya mau ikut kumon, tapi dia ogah ngomong Inggris.
    Saya juga sejak dia bayi pakai bahasa Inggris kok, meski nggak cas cis cus, waktu todler, dia lebih mengenal beberapa kata bahasa Inggris, tapi sejak dia lebih gede, kenal sekolah, kenal teman main, dia ogah pakai bahasa Inggris, malah pakai bahasa Jawa di luar wakakkakaka.

    Mengenai harapan ke tempat les, mungkin hanya menilai aja sih apa yang anak saya dapatkan.
    Dan memang pengalaman saya kalau mau kursus bahasa Inggris untuk cas cis cus, mending ke tempat kursus lain yang ada conversationnya, dan mengenai stimulus di rumah, jangan khawatir, saya pasti pakai kok :D

    BalasHapus
  29. UnknownFriday, April 22, 2022
    Ternyata sama ya problemnya.klo pengalaman ku les kumon efl sih anaku bisa mengerjakan LKS disekolah nya tanpa bantuan kita. Tapi klo suruh ngomong yo gak bisa wkwkwk.

    Tapi kalau kumon matematika aku suka banget dengan perkembangan anaku. Awalnya sih harus sabar bener. Ngitung gak boleh pakai tangan hanya di awang².tapi lama kelamaan menjadi biasa dan trampil. Aku rasakan dampaknya setelah melalui level D yang sangat membosankan karena harus ngulang terus, tapi setelah itu anaknya timbul kepercayaan diri ketika di skolah disuruh maju kedepan bisa menyelesaikan soal dengan begitu mudah dan cepatnya.waktu itu soal KPK dan FPB.anaknya suka karena mendapatkan pujian dari gurunya.dipuji karena rupanya gurunya juga menghitung pakai kalkulator dan anaku selesai lebih dulu sebelum gurunya selesai. Sejak saat itu kepercayaan diri anaku smakin besar sehingga semangat les nya ada lagi. Dan alhamdulillah dia bisa ngikutin pelajaran di skolah dan alhamdulillah nilainya slalu 100.jadi kesimpulan saya kalau matematika di kumon itu sangat bagus kalau kita tlaten dan level di atas kelas akan semakin membuat anak percaya diri sehingga hasil yg didapatkan bagus.kekurangan nya di soal cerita. Jadi kita orang tua harus memberi arahan gimana cara menyelesaikan soal cerita. Kalau sdh tau jalannya anaknya akan mandiri sendiri. Dan alhamdulillah skarang sudah bisa sendiri.

    Tidak berhenti sampai disini, adiknya saya masukkan kumon juga. Dan hasilnya klo bahasa Inggris ya sama seperti kk nya bisa mengerjakan soal² tapi gak bisa bicara jg wkwkwk.
    Kalau matematika adiknya lebih lama lagi nangkepnya. Memang masing² anak beda ya. Tapi saya sabar, jalanin terus sampai di level E baru pikirannya kebuka. Tapi tidak secanggih kakaknya. Tapi ya alhamdulillah meskipun begitu masih di atas teman sekelasnya.

    Jadi kesimpulan saya matematika kumon sangat bagus kalau sdh di level D keatas.tapi hasil antara anak satu dan anak lainnya tidak sama. Ada yang super cepat dan ada yang biasa.

    Klo bahasa Inggris biar bisa ngomong mau saya pindah saja di tempat lain seperti teman²nya pasti akan bagus karena sudah punya dasar yang kuat. Mungkin pengalaman saya itu sih.

    Reply : Saya sangat setuju, dengan keberadaan Kumon sampai saat ini, tentu saja membuktikan, kalau Kumon memang bagus atau bermanfaat bagi anak.

    Cuman memang anak saya sekarang udah nggak ikutan lagi.
    Nggak lama setelah pindah ke Matematika, dia semakin nggak menikmati ngerjain tugasnya.

    Jadinya udah lama stop, saya juga lupa, terakhir stop di level berapa.

    Di usianya sekarang, udah terlihat sih, emang anak saya yang pertama ini kurang suka matematika maupun bahasa Inggris, dia lebih suka hal-hal yang mudah dicerna.

    Matematikanya juga sering bermasalah, tapi kalau saya perhatikan, bukan karena dia nggak bisa, hanya saja dia nggak suka, jadi dia malas belajar.
    Dia malah belajar matematika dengan dibaca aja, kebayang kan gimana ujian matematika kalau belajarnya dibaca doang hehehe.

    Tapi, kalau saya turun langsung bantuin, kasih soal, baru deh dia mau belajar dan besoknya ujiannya dapat nilai bagus.

    Kalau bahasa Inggris juga dia lumayan bisa, cuman masalah di pengucapannya :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)