8 Step By Step Manajemen Waktu Blogger IRT A La Rey

manajemen waktu ibu rumah tangga

Step by step cara manajemen waktu untuk blogger ibu rumah tangga memang butuh banget disusun dengan hal-hal yang masuk akal, karena jika hanya sebatas menyusunnya aja, akan terasa mustahil untuk bisa dilakukan.

Melalui Sharing By Rey kali ini, saya akan berbagi info tentang bagaimana cara saya menyusun manajemen waktu dalam bentuk sebuah jadwal, karena ini penting banget.

Secara, to do list blogger ibu rumah tangga itu banyak banget, terlebih untuk ibu rumah tangga yang harus mengurus anak sendirian, tanpa bantuan siapapun seperti saya.

Bukan hanya dalam mengikuti jadwal saja, bahkan menyusun jadwal pun, wajib banget dipikirkan sebaik mungkin, sehingga disusunnya bisa menjadi jadwal yang masuk akan buat diikutin, terlebih untuk saya pribadi, jadwalnya 'bentrok' atau saling berkaitan dengan jadwal anak-anak.

Karena anak-anak juga merupakan prioritas utama, jadi wajib banget untuk memikirkan jadwal anak dulu, lalu melihatnya, apakah jadwal itu juga masuk akal diikutin anak?

Daripada pusing membayangkan sendiri, saya share aja deh, bagaimana sih cara saya menyusun step by step manajemen waktu yang masuk akal?


1. Menyusun To Do List Pekerjaan Sehari-Hari


Sebenarnya ini adalah tahap yang kedua sih, saya melewati satu tahap penting karena kesuwen kalau kata orang Jawa alias kelamaan, hehehe.

Yang pertama dilakukan sebelum menyusun to do list (jenis-jenis pekerjaan yang harus diselesaikan) harian adalah mengamati dan mencatat semua kebiasaan kita dan anak setiap harinya.

Jadi, kita catat, pas masak butuh berapa lama?
Anak bangun butuh berapa lama?
Anak makan butuh berapa lama?
Anak mandi butuh berapa lama?
Saya beberes butuh berapa lama?

Tapi karena kelamaan, akhirnya saya lakukan sambil menyusun to do list itu sendiri, sebagian disusun sambil mengira-ngira waktu secara umum, mulai dari bangun pagi, sampai harus tidur lagi di malam hari.

Dan to do list yang tersusun itu masih acak, terdiri dari to do list prioritas, maupun rutinitas (untuk hal prioritas dan rutinitas ini kita bahas minggu depan deh).

Contoh to do list tersebut adalah:
  • Bangun tidur
  • Sholat sunah
  • Sholat wajib
  • Mengaji meski hanya beberapa ayat
  • Bikin sarapan
  • Beberes (kalau perlu dijabarkan, seperti nyapu dalam dan luar rumah, nyuci, ngelapin debu dan lainnya)
  • Bangunin si kakak 
  • Bangunin si adik (wajib dipisah dan dikasih waktu biar kita bisa menyediakan waktu toleransi buat anak ngikutin jadwalnya)
  • Mandiin Adik
  • Suapin atau siapin makan si Adik (dia belum bisa motong lauk sendiri, jadi harus dipotongin, terutama kalau makan ikan yang ada tulang atau durinya)
  • Mandi
  • Olahraga
  • Sarapan
  • Makan siang
  • Makan malam
  • Main sama anak
  • Waktu kerja (ngeblog, bikin konten medsos, dan lainnya, ini juga harus dijabarkan secara detail biar kerjaan kita terarah)
  • Time to relax (waktu istrahat meski cuman beberapa menit, ini penting juga ya, jangan di skip!)
  • Dan sebagainya, sampai kita tidur. 
Selain itu, kita juga harus menyusun jadwal anak, untuk ini saya membiarkan si Kakak yang menyusunnya terlebih dahulu, agar dia juga tahu kalau kami ada jadwal yang harus diikuti, sebagai penyemangat, saya memperbolehkan dia melakukan hal-hal yang dia sukai dalam harian tersebut.

Seperti nonton TV, main HP maupun main di luar sama Adik.
Adiknya pun saya sounding kalau ada jadwal, biar dia makin semangat ikutin kakaknya, dan to do list si Kakak lebih simple sih, meliputi: bangun jam berapa? sholat wajib jam berapa termasuk jadwal ke masjid jam berapa? sholat sunah jam berapa? mandi, sarapan, makan siang, beberes (si Kakak punya kewajiban nyapu, ngelap debu dalam rumah dan ngepel serta buang sampah), baca buku, main HP, nonton TV, dan lainnya.

Setelah dia bikin, saya revisi sambil nunjukin dia setuju nggak kalau kayak revisi saya?
Misal main HP atau nonton TV kelamaan, Alhamdulillah sih si Kakak setuju aja.

Setelah si Kakak setuju, baru deh bersiap ke tahap atau step ke-2.


2. Memilah To Do List Menjadi 2 Bagian, Prioritas dan Rutinitas


To do list yang saya susun di atas tersebut, masih berupa list panjang yang belum teratur, yang penting saya tahu, apa-apa saja yang saya kerjakan setiap harinya?

Setelah itu, saya mulai memilah, mana pekerjaan prioritas dan butuh berapa lama waktunya?
Dan mana pekerjaan yang rutinitas aja.

Sekilas tentang pekerjaan prioritas adalah, pekerjaan yang sama sekali tidak boleh di skip, sementara rutinitas, boleh sesekali di skip, jika waktu tidak memungkinkan.

rutinitas ibu rumah tangga

Sebagai contoh, untuk saya pekerjaan prioritas itu adalah:
  • Sholat baik wajib maupun sunah (ini penting untuk membiasakan sholat tepat waktu), termasuk ngaji.
  • Mengurus anak (mandiin, nyuapin, meski kadang juga bisa minta tolong si Kakak)
  • Main sama anak
  • Waktu untuk kerja (ngeblog dan lainnya, yang boleh dipecah dalam beberapa waktu, ketika menyusun waktu)
  • Tidur (ini juga dijadikan prioritas, membiasakan agar saya ingat wajib punya waktu istrahat)
Sementara untuk pekerjaan rutinitas adalah sisa dari to do list yang telah dipisah dari pekerjaan rutinitas, kayak masak, beberes dan lainnya itu, which is bisa di skip kalau waktu tidak memungkinkan, dengan cara dilakukan cara lain, misal kalau nggak sempat masak ya sesekali nge Go Food atau semacamnya.

Setelah semua pekerjaan telah dipisah menjadi 2 bagian pilihan prioritas dan rutinitas, maka lanjut ke step ke-3.


3. Membuat Jadwal Harian Anak dengan Detail


Hal ketiga yang saya lakukan adalah menyusun jadwal harian anak secara lebih detail, karena jadwal anak akan sangat berkaitan dengan jadwal saya.

contoh to do list ibu rumah tangga

Misal, main bareng jam berapa?
Makan harus bareng, jadi jam berapa?
Olahraga bareng jam berapa?
Beberes biar barengan harus jam berapa, karena dibagi, saya biasanya beresin dapur dan halaman (banyak kotoran tikus, jadi harus saya biar lebih bersih), si Kakak bagian dalam rumah.

Setelah jadwal kakak tersusun dengan baik, baru deh lanjut ke menyusun jadwal saya. 


4. Membuat Jadwal Harian Blogger Ibu Rumah Tangga disesuaikan Dengan Jadwal Anak


Selanjutnya masuk ke tahap yang penting untuk diri sendiri, yaitu menyusun to do list yang telah saya siapkan dan bagi, dalam 2 bagian jenis pekerjaan, yang tentunya menyesuaikan dengan waktu anak.

Agar lebih mudah, saya tentukan dulu waktu tidur, di mana jadwal tidur wajib sama dengan jadwal tidur si Kakak, karena kalau saya menunda tidur, si Adik juga nggak bakal mau tidur, dan dia bakal mengganggu kakaknya.

I told you, menyusun jadwal harian seorang blogger IRT itu lumayan ribet sebenarnya, mirip nyusun jadwal proyek yang item demi itemnya harus saling berhubungan, bahkan ada yang berhubungan dengan proyek lainnya, untuk manajemen waktu peralatan yang dipakai *lah malah bahas proyek, hahaha. 

Secara umum, gambaran saya menyusun jadwal untuk saya, kurang lebih dari memulai menentukan waktu tidur, lalu waktu bangun, di mana jam tidur adalah prioritas juga, jadi saya pastikan harus punya jam tidur sesuai target (saat ini sih, target jam tidur saya minimal 5 jam).

Setelah ketemu waktu bangun, bisa deh langsung nyusun jadwal dari to do list yang udah disusun dan dipilah.


5. Memasukan Jadwal Prioritas Terlebih Dahulu


Dalam memasukan item to do list  ke dalam jadwal, sebaiknya masukan terlebih dahulu item prioritas, seperti waktu sholat, dan juga item yang berkaitan dengan jadwal si Kakak, seperti sarapan atau makan jam berapa?, beberes jam berapa?, main sama anak jam berapa?, termasuk bangunin anak-anak, urus si Adik dan semacamnya.

Setelah itu, masukan juga jadwal kerja yang menjadi prioritas, untuk waktunya sebaiknya atur berdasarkan kebiasaan setiap harinya.

Kalau saya dibagi menjadi 4 bagian (selama anak-anak libur, nantinya akan berubah ketika anak-anak masuk sekolah karena si Adik udah sekolah). Sebelum sholat subuh, pagi hari setelah bermain sama anak, siang setelah makan siang, dan malam setelah makan malam (nantinya jadwal kerja ini pun harus diurai secara detail, saya harus ngapain aja di waktu-waktu yang telah tersedia tersebut).


6. Memilah Rutinitas untuk Sisa Waktu yang Ada



Setelah semua list prioritas masuk jadwal, langkah paling akhir adalah memasukan pekerjaan rutinitas di sisa waktu, yang tentunya harus disisakan dengan masuk akal ya, berdasarkan kebiasaan setiap hari.

Jangan ngasal!, misal siapin sarapan 5 menit, sementara anak-anak nggak kenyang cuman makan roti doang, dan saya jarang biasakan anak-anak sarapan roti doang, hahaha. 

Intinya, pekerjaan rutinitas itu boleh di skip 'ujung'nya, misal saya kasih waktu 45 menit untuk siapin sarapan, karena kadang saya masak lauk sekalian untuk siang, dan setelah 45 menit belum selesai masak buat siang dan beresin dapur, ya udah ditinggal aja, masuk ke jadwal berikutnya, biar nggak molor.

Sebelumnya, saya selalu mau mengerjakan semua pekerjaan tanpa jeda, misal saya masak, nggak bakalan deh saya keluar dapur, kalau belum masak semua, dan dapur kinclong.

Alhasil, setelah masak, bukannya bisa ngerjakan pekerjaan lainnya, saya malah capek, drop, ngantuk, hahaha.

Dengan tahu kapan berhenti ketika mengerjakan pekerjaan rutinitas, saya tidak akan kehilangan waktu untuk ngerjain pekerjaan prioritas.


7. Print dan Tempel di Tempat yang Terlihat


Setelah semua list pekerjaan dimasukan ke dalam jadwal, langkah berikutnya adalah mengeprint jadwal tersebut, lalu tempel di dinding yang mudah diliat dan dibaca.

jadwal ibu rumah tangga yang bekerja

Ini penting banget, untuk mengingatkan kita selalu dalam mengikuti jadwal tersebut.
Saya bahkan tidak menyarankan bikin jadwal di HP, karena pasti akan kedistrak sama keterusan scroll medsos atau lainnya, hahaha.

Bukan cuman jadwal saya, jadwal anak-anak pun saya print, dan minta si Kakak menempel di dinding atau tempat yang mudah dia liat dan baca.

Dengan demikian, saya jadi lebih mudah mengarahkan si Kakak untuk mengikuti jadwal yang ada, karena tentunya si Kakak sangat pengen bisa melakukan hal yang dia sukai, kayak nonton TV, yang hanya bisa dia lakukan, kalau udah sampai di waktunya, serta tentu saja setelah semua pekerjaan lainnya dia lakukan.


8. Ikuti Jadwal Dengan Konsisten Hingga Terbentuk Kebiasaan


Hal yang paling penting terakhir adalah, ikuti jadwalnya dengan konsisten.
Jujur ini paling susah sih ya, hahaha.

Bahkan sampai hari ini, saya masih sangat keteteran dalam mengikuti jadwal yang saya buat sendiri, alasannya, saya memang orangnya tuh workaholic, jadi kalau udah mengerjakan hal yang saya sukai, kayak ngeblog, udah deh lupa waktu banget, huhuhu.

Jadinya masih sering saya lampaui waktu kerja, terutama pas malam hari, dan jadilah si Adik juga ikutan molor.

Padahal, ikuti jadwal dengan konsisten ini penting banget, menurut beberapa teori, jika kita berhasil mengikuti jadwal dengan konsisten selama 60 hari, maka insha Allah hal itu udah bisa melekat jadi kebiasaan.

Tantangan banget sih, tapi harus berusaha bisa. 


Penutup


Sejujurnya, menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus 2 anak seorang diri tanpa bantuan siapapun itu, sudah lumayan menguras waktu, tenaga dan pikiran.

mengatur jadwal harian ibu rumah tangga

Rasa-rasanya udah nggak sanggup lagi, jika harus dikasih beban cari duit meskipun hanya dari rumah saja. Tapi, karena butuh uang, ya mau nggak mau harus dilakonin.

Dan salah satu solusi paling masuk akal adalah, manajemen waktu.
Sayangnya, kalau kita cuman asal nyusun manajemen waktu, yang ada waktu 24 jam itu nggak cukup.

Karenanya, butuh banget trik-trik dalam menentukan penyusunan jadwal manajemen waktu, dan kemudian disusun dengan step by step yang khusus, agar tercipta jadwal manajemen yang masuk akal, saling berhubungan dengan jadwal anak, agar semua pekerjaan prioritas bisa terlaksana dengan berkualitas, pun juga pekerjaan rutinitas tidak terlalu terbengkalai.

Demikianlah, semoga bermanfaat.


Sidoarjo, 11 Juli 2022


Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey dan berbagai sumber

5 komentar :

  1. Angkat topi sih buat si Rey ini ❤️❤️.. aku sendiri selalu bikin to do list, tapi ga sedetil itu Rey, sampe ada waktu segala 🤣. Ga bisa kayaknya... Bakal ngaco yg ada 😅.

    Jadi to do list yg aku bikin juga hanya yg prioritas. Rutinitas, aku ga masukin, bisa JD Krn udah hapal dan pasti dikerjain juga 😅😄. Kalo soal jam, tergantung mood juga. Kalo udh ga mood, mau aku paksa hasilnya malah ga bagus. Yg penting to do list itu hrs selesai aja di hari yg sama atau dlm jk waktu yg ditentukan.

    Tapi kamu hebat sih, bisa rapi dan konsisten . Anak2 ujung2nya bisa disiplin Ama jdwal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakak, ini realisasinya nggak setiap hari straight Mbaaaa, tapi dengan bikin jadwal detail gini, membantu banget buat bikin anak-anak, khususnya si Kakak jadi lebih mandiri.

      kalau enggak, mamaknya pengsan Mba, ngurus semuanya sendiri, termasuk ngingetin dia ini itu, kalau ada jadwal, dia terbiasa liat jadwal, tanpa saya ingatkan setiap hari :D

      Hapus
  2. Bikin jadwalnya lebih mudah daripada melaksanakannya.. Iya ga Rey? Hahahahaha

    Saya juga punya jadwal beginian dan memang harus tersusun jelas dan detail. Cuma kadang hasilnya menimbulkan tekanan tersendiri kalau di salah satu jadwal kita agak behind the schedule.. Mirip tekanan kalau kerja..

    Namun, memang bener banget kalau memang mau ngeblog tuk cari duit, jadwal beginian memang harus ada..

    Semangat terus Rey

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakakak, aselihhhh...
      Tapi bermanfaat banget ketimbang nggak bikin sama sekali Bapak.
      Ini bikin saya nggak meleng jauh-jauh dari to do list, dan yang paling penting adalah, bikin anak-anak lebih mandiri :D

      Hapus
  3. woww woww amazing mbak reyy
    kalau termanage kayak gini, ga bakalan ada yang kelupaan ya. Jadi udah tau mau ngapain aja
    aku jadi inget pas liat tempelan jadwal itu, kayaknya pernah bikin ginian tapi waktu SD :D
    misal jam sekian sampai sekian les, sore ngaji. Sekilas ingatanku kayak flashback gitu

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)