Perjalanan Ke Jogja Di Masa PPKM Pandemi

perjalanan ke jogja dari sidoarjo

Sharing By Rey - Bulan November tahun 2021 lalu, kami melakukan perjalanan ke Jogja atau Yogyakarta, sebagai hadiah ulang tahun untuk si Kakak.
Karena si Adik merayakan ulang tahunnya dengan kami jalan-jalan ke Banyuwangi, maka si Kakak pun meminta untuk jalan-jalan, tapi ke Jogja, karena dia udah punya banyak tempat yang ingin dikunjunginya.

Udah lumayan lama sih ya, dan jujur saya udah sedikit lupa dengan perjalanan kami tersebut, hiks.
I told you, itulah mengapa saya selalu rajin menulis tentang pengalaman saya di blog, karena saya tuh mudah sekali melupakan perjalanan hidup yang sudah saya tinggalkan di belakang saya.

Herannya, kalau masalah kesalahan paksu, kok nggak bisa dilupakan, *eh.


Persiapan Perjalanan Ke Jogja


Berbeda dengan ketika kami ngasal aja jalan-jalan ke Banyuwangi dan meninggalkan rasa kurang puas di hati, kali ini saya lebih mempersiapkan perjalanan kami.

Bukan hanya bekal dan apa aja yang harus dibawa, tapi juga masalah cuaca yang selama bulan November 2021 memang dipenuhi oleh hujan hampir setiap hari.

Saya terus memperhatikan perkiraan cuaca, dan akhirnya memutuskan tanggal 20 November adalah waktu yang tepat untuk berangkat ke Jogja.

Maka persiapan lanjutan pun diteruskan.
Kala itu pas juga bertepatan dengan banyaknya deadline kerjaan yang harus saya kerjakan, selama semingguan, hampir setiap hari kudu take foto dan video untuk beberapa produk.

Alhamdulillah, menjelang Jumat malam semua kerjaan yang jadi tanggungan saya selesai, dan saya teruskan dengan menyiapkan apa-apa aja yang harus dibawa.

Mulai dari pakaian, hingga perlengkapan, termasuk bekal untuk di perjalanan, agar kami tak perlu menghabiskan waktu keluar tol untuk cari makan (maklum gaisss, terakhir kali lewat tol itu tahun 2018 kalau nggak salah, dulu masih jarang ada rest area, hahaha). 

Kami memutuskan untuk berangkat pagi, agar bisa sampai Jogja di siang hari.
Dan saya bangun subuh untuk masak Spageti buat bekal kami, sambil menyiapkan perlengkapan.

Tepat pukul 8 pagi kami berangkat, luar biasa ya, padahal biasanya mah baru bisa keluar minimal pukul 9 pagi, hahaha.


Perjalanan ke Jogja, Santai tapi Berarti


Hal pertama yang saya lakukan ketika berangkat adalah, mampir ke Indomaret untuk top up kartu tol, saya top up melalui Shopee sih, tapi tetap harus diaktifkan melalui Indomaret.
Selain itu, belanja beberapa perbekalan, dari air minum hingga jajanan serta pop mie.

Pas nyampe di Indomaret yang dituju, lah kok antrinya nggak karuan, terpaksa deh kami cari Indomaret lainnya, dan beruntung di komplek kami tuh lengkap banget, ada 2 Indomaret, 1 Alfamart dan 1 Alfa Midi.

Saya akhirnya bisa mengaktifkan top up kartu tol, lalu menyeberang jalan untuk belanja di Alfa Midi.
Saya beli air minum 3 liter, roti, jajanan, popmie, permen, dan sebagainya.
Tak lupa juga membeli kopi kesukaan si papi.

Si papi awalnya shock saya belanja kebanyakan, namun setelah dijelaskan, hal itu untuk meminimalis kami mampir mulu ke minimarket, karena itu menghabiskan uang banget hahaha.
Selain itu, mampir-mampir itu menghabiskan waktu juga, sementara kami cuman memanfaatkan 2 x 24 jam buat jalan-jalan.

Setelah semua siap, kami lalu berangkat, dan tak lupa mampir di pom bensin buat isi BBM, syukurlah semua persiapan akhirnya terpenuhi, tepat setelah kami mendekati pintu tol Su-Mo atau Surabaya-Mojokerto.

Tol surabaya - mojokerto

Cuaca saat itu mendung, tapi belum ada hujan, jalanan lumayan ramai tapi lancar, semakin ke depan, semakin sepi jalanannya.

kami memulai perjalanan dengan gembira, terutama saya yang sejujurnya hanya tidur sebentar aja karena mengerjakan banyak hal.

Sejujurnya, ada perasaan sedikit takut memulai perjalanan tersebut, karena mengingat kami harus lewat tol, which is lewat di tol tempat Vanessa Angel dan suaminya kecelakaan.
Jadilah sepanjang jalan, saya was-was banget dan mengingatkan si papi untuk nggak ngebut. 

Ternyata, keputusan saya untuk menyiapkan segala sesuatu dari rumah sangat bermanfaat, kami tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mampir mulu, palingan hanya sekali dua kali mampir di rest area, karena si papi mau isi ban yang kurang angin, ampun dah, hahaha.

perjalanan dari Sidoarjo ke Jogja lewat tol
Anteng

Anak-anakpun bersahabat, si kakak anteng, si adik malah akhirnya tidur, setelah dia sempat minta pipis di tengah jalan, dan terpaksa kami berhenti di pinggir jalan karena takut si adik ngompol, hahaha.

Mau ngemil, saya membawakan beberapa camilan, si papi mau ngopipun, saya membawakan setoples kopi yang tetap panas dalam toples kecil.
Sayapun tetap fit, karena bawa setoples air jahe.

Rest area tol Jombang

Karenanya, perjalanan kami Alhamdulillah lancar, dan tidak berapa lama udah memasuki daerah Jawa Tengah, dan nggak berapa lama si papi mulai ribut nanya, mau keluar di tol mana, dan hendak ke mana dulu?

Mulailah saya sibuk pantengin hape, liat google maps, cari keterangan tempat wisata apa yang masih buka di waktu itu.


Keluar Tol dan Menuju Candi Prambanan


Saat itu waktu menunjukan pukul 12.30, menurut keterangan di beberapa website, candi Prambanan masih buka sampai pukul 3 sore.

Si kakak memang pengen ke Jogja untuk melihat candi, awalnya dia pengennya ke candi Borobudur, tapi karena kejauhan, plus saya baca keterangan di berbagai website, kalau wisatawan belom boleh masuk ke dalam candinya, jadilah saya urungkan, dan menawarkan candi Prambanan sebagai gantinya.

Syukurlah si kakak mau, dan berikutnya saya mulai mencari jalan tercepat dari tol, untuk menuju ke candi Prambanan.

Dasar sayanya agak hang, kok ya lupa kalau si Google Maps suka banget ngerjain penggunanya, bisa-bisanya saya ikuti perintahnya, untuk keluar di jalan tol sesudah Solo.

Keluar tol Boyolali menuju candi prambanan
Keluar tol Boyolali

Kami bahkan keluar di Tol Boyolali dong, dan makin bangkrut bayar tol, hahaha.
Lalu perjalanan menuju ke Candi Prambanan pun di mulai, sambil dongkol karena ternyata jalan yang ditunjukan oleh Google itu kecil banget, mana lagi ramai, jadilah macet juga hiks.

Lebih dongkol lagi, pas liat peta, ternyata kami malah menyimpang jauh keluarnya, dan nggak bisa cepat juga karena jalan kecil dan berkelok.

Setelah hampir sejam melewati jalanan Boyolali, mengikuti perintah si Google, eh ternyata ujung-ujungnya kami diajak keluar dari jalan kecil itu menuju jalan besar akses masuk ke Jogja dari Solo, dan ajaibnya adalah, ada lampu merah di pertigaan menuju jalan besar tersebut, yang lamaaaaanyaaaa minta ampun.

Udah lampu merahnya lama, lampu hijaunya hanya 5 atau 10 detik deh kayaknya, udah kek orang nyeberang jalan gede aja, hahaha.

lampu merah lama di jalan akses Solo Jogja
Supirnya makan nasi sama spageti dong, hahaha

Alhasil, kami harus menunggu selama 10 menit hingga lebih di lampu merah tersebut, saking lamanya loh sampai kami akhirnya makan spageti, bekal yang saya bawa, sampai abis pun bekalnya, tapi lampu merahnya belum kunjung merambat, hahaha.

Tapi, setelah selesai makan, kami nggak jadi dongkol lagi, karena toh juga kami nunggu lama, tapi bermanfaat juga, karena kami bisa sambil makan siang, hahaha.

Dan setelah berhasil melewati lampu merah super lama itu, akhirnya kami sedikit ngebut menuju ke candi Prambanan, karena waktu udah mulai semakin sore.

Dan kami akhirnya, nyampe di candi Prambanan tepat di pukul 14.20an, pakai acara kelewatan pintu masuknya pula, karena dulunya, di tahun 2009 lalu (udah lama banget ya, hahaha), kami pernah ke candi Prambanan, dan perasaan tuh pintu masuknya berhadapan dengan jalan besar akses ke kota Jogja deh, ternyata ada di samping dong.

Dan begitulah, setelah kami mencoba belok di jalan kecil, akhirnya kami bisa sampai di parkiran candi Prambanan, dan tetap masuk meski waktu menunjukan kurang setengah jam lagi mau tutup.

Demikianlah, cerita perjalanan kami ke Jogja, di masa PPKM saat pandemi, cerita tentang mengunjungi candi Prambanan, akan saya tulis berikutnya ya.

Sidoarjo, 08 Januari 2022


Sumber: Pengalaman pribadi
Gambar: dokumen pribadi

15 komentar :

  1. Seruuuu banget baca cerita perjalanannya mba Rey sekeluarga, berhubung sudah lama nggak liburan jadi sekarang setiap baca cerita liburan teman-teman jadi kebawa excited~nya 😍

    Ditunggu kelanjutan cerita liburan ke Yogyanya, mbaaaa 😆

    BalasHapus
  2. tiga bulanan ini aku bola-balik jogja-solo-surabaya-malang nganti hmmm lihat jalan mbak, hehe
    tapi kalau yang mau jalan-jalan emang bikin exited
    apalagi sekarang ada tol ya mak wus rasanya cepet banget gak kerasa
    di sekitar candi prambanan banyak candi mbak dan bagus2
    harga tiketnya juga murah kok
    siapa tahu si kecil juga suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kemaren tuh cuman ngikutin kemauan si Kakak, dia kan sering baca tentang candi Borobudur dan Prambanan, jadinya milih salah satunya :D

      Hapus
  3. Waaah seru banget nih perjalanannya mbak..
    beberapa bulan lalu temanku mengajak jalan2 ke Jogja, dari Stasiun Senen Jakarta (kalo ga salah). Mendadak. Berangkat Jumat malam, pulang lagi ke Jakarta Senin dini hari. Dan jam 8 pagi nya udah harus ke kantor untuk kerja 😆😆

    dan itu, ada dua kali dapet tawaran begitu dari dua orang yang berbeda. Katanya, kalo mendadak pasti bakal jadi. Tapi ya ga gitu juga dong mendadak ke Jogja kwwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banget, sebenarnya saya juga sering bepergian itu mendadak, cuman memang lebih baik direncanakan, lebih irit dan penuh persiapan :D

      Hapus
  4. Mbak Rey memang penuh perhitungan, semua disiapkan dan jadi tidak merepotkan ya. Tidak usah keluar tol terus buat beli ciki dan es bubble.😂

    Lampu merah memang kalo di jalan kecil lama, soalnya biasanya harus ngalah sama jalan utama yang lebih gede yang ijo nya lama banget hahaha.🤣

    Kalo tahu mah aku ikut nebeng mbak, soalnya aku belum pernah ke Yogyakarta atau candi Prambanan.😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, udah tuwah Mas, jadi udah kenal diri sendiri, daripada boros trus tekor kan, wakakakakak.

      Iya ih Mas, di Jogja tuh lampu merah juga banyak yang lamaaaaa banget :D

      Hapus
  5. senengnya kakak akhirnya bisa berkunjung ke candi, memorable banget ini pastinya
    aku kangen jogya, dari taun nggak enak cuman di-planning aja tapi ga berangkat-berangkat
    banyak banget list yang pengen didatengin, tapi rata-rata kebanyakan kulinerannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, ayo Mbasaayyy, pas lebaran nanti kayaknya menarik tuh, sayang nih kopid kok ya naik mulu, hiks

      Hapus
  6. Gmaps itu cuma ok kalo dipake di kota2 yg besar kayaknya 😄. Jakarta, Surabaya, kemarin di Jepang aku andelin itu juga, masih oke tuh. Tapi kalo udh ke kota2 yg lebih kecilan, wassalam. Akupun berkali2 diajak masuk ntah mana2 🤣🤣. Suka banget jalan keciiiil. Mendingan Waze kalo daerahnya begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya belum pernah pakai Waze sih Mba, selalu pakai GoogleMaps, bisa dicoba tuh kalau pas keluyuran lagi hahaha

      Hapus
  7. jogja, kampung halaman, sudah 2 tahun mau pulang gk jadi2, gara-gara pandemi,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan sepertinya tahun ini juga sudah ada tanda-tanda larangan mudik lagi, etdahhhh :(

      Hapus
  8. UnknownSaturday, January 15, 2022
    kemaren habis dari jogja naik motor teh, ketilang 😥😥😥😥

    Reply: Lah, kok bisa? hihihi

    UnknownSaturday, January 15, 2022
    blm vaksin

    Reply : segera vaksin deh, biar gampang ke mana-mana hehehe

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)