Pilih Blog atau Instagram, Karena Sadar Waktu Terbatas

Pilih Blog atau Instagram

Sharing By Rey - Akhir-akhir ini jarang banget blog walking, padahal kangen banget.
Jangankan mau BW atau blog walking ya, nulis aja jadi jarang.

Sungguh berlawanan banget dengan apa yang saya lakukan di tahun 2020 lalu.
Yang mana setahunan lalu, saya berhasil menulis setiap hari selama setahun penuh.

Hingga tanpa saya sadari, saya bisa mencapai post ke-1000 di tahun tersebut.
Lalu, tahun berganti, entah mengapa saya jadi melempem gini sih? hiks.

Well, sebenarnya nggak melempem-melempem banget sih, saya semangat kok mau nulis, cuman ya gitu, adaaa aja yang bikin saya nggak bisa nerusi tulisan saya, semua ngendon di draft.

Dari yang baru mau nulis, tulang pinggul ngilu, langsung buru-buru berdiri, takut kena sakit yang nggak asyik banget kayak kemaren.
Lalu, baru mau nulis keingat harus ngurus WAG support spam like yang meski cuman buka 2 kali seminggu, tapi dramanya panjang betol, hahaha.
Gara-gara banyak drama, saya sampai ngehang, kebolak balik pasang hastag, dan berakhir dengan didepak dari grup lain, hahaha.

Belum lagi ketambahan, bulan ini saya menjadi PIC atau semacam juri atau admin yang membuat dan memeriksa tugas challenge dari teman-teman Ning Blogger Surabaya.

Nentuin temanya sih rada-rada mudah, tapi mencari donaturnya, sungguh penuh tantangan.
Dan setelah sibuk mencari donatur, mengecek dan menilai siapa yang terbaik, juga lumayan menyita perhatian.

Di samping semua hal tersebut, yang namanya seorang ibu, mengurus 2 anak dengan kebutuhannya masing-masing, mengurus rumah, masak dan segalanya, pun juga tidak lupa memberikan hak kepada tubuh ini untuk beristrahat, yaitu tidur yang cukup.

Sumpah ya, saya merasa sangat kewalahan, dan jika sebelum sakit, saya akan memaksakan bisa nggak bisa harus bisa mengerjakan semuanya
Sekarang, saya memilih lebih realistis, kalau nggak bisa ya udah ditunda aja dulu, berlakukan skala prioritas.

Karena hal ini, barulah saya menyadari dengan sesadar-sadarnya, bahwa ternyata seorang ibu dengan kondisi seperti saya ini, sesungguhnya butuh lebih banyak effort untuk bisa menjadi ibu yang baik dan seimbang dalam menekuni peran double-nya.

Jika enggak bisa dan tetap memaksakan bisa, efeknya ditanggung oleh kesehatan tubuh yang menurun.
Dan jika itu terjadi, semua hal yang diperjuangkan sejak awal, jadi kacau balau.
Yang paling menyedihkan adalah, ketika sakit dan anak-anak nggak terurus, rasanya tak berguna banget saya berjuang sebelumnya, hingga tak kenal waktu.


Sadar Waktu Terbatas, Tak Bisa Semua Dikerjakan Sendiri 


Kalau ditanya, apa sih yang saya kejar, sehingga melakukan semua hal seorang diri dan mengorbankan waktu untuk istrahat?

Simple sih.
Saya hanya ingin punya penghasilan sendiri, mandiri finansial, namun tetap bisa mengawasi anak-anak dari dekat.

Tak perlu mewah, asal bisa menghidupi diri dan anak-anak, juga menyekolahkan mereka hingga ke perguruan tinggi nanti.

Sederhana, tapi ternyata butuh effort besar untuk mewujudkannya.
Karena, menjadi Working Home Mom itu, tanpa ART atau  orang yang bantuin pekerjaan lainnya di rumah, sungguh penuh tantangan.

Dan saya rasa, hanya sedikit sekali ibu yang bisa melakukan hal tersebut.
Karenanya, saya mulai mengatakan ke diri sendiri, bahwa it's oke jika saya belum bisa melakukan hal yang luar biasa, seperti wanita lainnya.
Karena biar bagaimanapun, menjadi ibu yang baik adalah skala prioritas saya.

Dengan menyadari hal itu, perlahan meski sulit, saya mencoba mengatur kembali ritme kerja saya, memilih lebih fokus kepada satu bidang saja, agar hasil yang saya dapatkan lebih berkah, karena selain lebih fokus, pun juga hal tersebut membuat saya masih bisa fokus juga mengurus anak-anak (include dengan memelihara kesabaran dalam menghadapi anak-anak yang kebanyakan tingkah).  

Karena jujur, dengan ngotot mengerjakan semuanya, bukan hanya badan saya yang lelah, pikiran juga sama, sehingga saya sering kali tidak sanggup mengontrol mood, yang begitu berantakan ketika saya lelah mendera.
Sehingga anak-anak jadi sasaran omelan hingga bentakan saya, ketika mereka masih sangat aktif, sementara saya sudah sangat ngantuk.

Pilih Blog atau Instagram

Sungguh, semua itu tak sehat buat saya pribadi, maupun buat anak-anak juga.
Rasanya, semakin jauh hasil yang saya dapatkan dari tujuan saya bekerja dari rumah, yaitu punya penghasilan sendiri dan bisa selalu mengawasi anak-anak.


Tersadar dan Harus Memilih Blog atau Instagram


Dan, setelah akhirnya mendapatkan teguran dari atas, ketika akhirnya saya diberi sakit yang nggak enak banget, jadilah saya mau nggak mau, harus mengakhiri kerja tanpa kira-kira tersebut.

Selama ini, mengapa saya begitu kewalahan, salah satunya juga mungkin karena saya begitu serakah (well, maksudnya sih biar lebih banyak kesempatan peluang gitu), dengan mengambil peluang dari blog maupun instagram.

Hasilnya, blog harus selalu update, komen harus selalu terjawab, blog walking harus selalu rutin.
Namun akun instagram juga harus selalu aktif, harus selalu update, namun engangement rate (ER)nya harus selalu bagus.

Jadilah saya berhadapan dengan hape sepanjang hari, mulai dari daftar support spam like, ikutan like foto orang sampai seribuan lebih, ambil foto atau milih foto yang layak, mikirin caption, dan memastikan jangan sampai kena SP atau warning jika tidak bisa full support di grup.

Untuk blog juga sama, saya seringnya bisa buka laptop malam, jadi siang harinya fokus ke instagram, malam harinya ngeblog sambil sesekali support spam like, karena tidak boleh dilakukan secara beruntun.

Tahun lalu, hampir tiap hari saya begadang sampai siang, terlebih karena anak-anak baru bisa tidur di pukul 11 atau 12 malam ke atas, dan selama mereka belum tidur, adalah hal mustahil saya bisa fokus menulis, karena mereka sibuk berkejaran, lalu screaming everywhere, ckckckck.

Dan cukup sudah, sekarang saya tersadarkan, dan harus memilih, meski sejujurnya berat dilakukan, karena sayang aja tuh rasanya, saya udah sedemikian lamanya berkutat dengan hal tersebut, susah payah membangun lebih dari satu akun instagram.

Tapi sekali lagi saya tersadarkan, bahwa saya bukanlah lajang yang tak punya anak.
Saya adalah seorang ibu, dan mengurus anak-anak itu sudah menjadi kewajiban terindah saya.

Dan saya tentu saja memilih fokus ngeblog!

Pilih Blog atau Instagram

Kebetulan banget, saya didepak dari satu grup, itu berarti, kewajiban ikutan support sering mungkin jadi menghilang.
Saya bisa sesukanya, mau ikutan kek, enggak kek.
Nggak ada lagi paksaan harus ikutan setiap hari, kecuali mengurus grup yang sudah terlanjur dibuat, dan saya menjadi salah satu adminnya.

Saya akan fokus ngeblog, mengatur waktu sebaik mungkin, fokus menulis di blog setiap hari seperti dulu, meski tentu saja terbagi-bagi, sesekali nulis di blog ini, berikutnya di blog parenting, atau di blog beauty yang terbengkalai lama itu, hahaha.

Dan saya juga akan kembali rajin blog walking, sudah seminggu lebih nggak blog walking, dan itu rasanya kangen banget.
Saya jadi tahu, bahwa sesungguhnya salah satu semangat saya dalam ngeblog itu ya karena blog walking, bisa ngobrol bareng blogger lainnya di kolom komentar, atau membaca kisah-kisah hidup, opini dari blogger lainnya.

Semua itu amat sangat menyenangkan.
Dan yang lebih menyenangkan lagi, saya bisa dengan mudah dan penuh percaya diri dalam memberikan rate card yang sesuai dengan kondisi dan nilai blog saya (uang terooossss, hahaha).

Tapi begitulah, saya sadar dengan waktu saya yang terbatas, dan memilih lebih fokus ke blog saja, karena toh awalnya saya hanya menggunakan instagram itu buat personal branding diri dan blog saya.
Hanya saja, semakin hari saya jadi lupa dengan niat awal, hahaha.

Sementara blog, sejak awal memang saya lebih fokus ngeblog, karena saya lebih suka menulis.
Dan entah mengapa, saya lebih merasa nyaman berinteraksi dengan teman-teman blogger.

Demikianlah, hal yang saya sadari tentang keterbatasan waktu saya, dan memilih lebih fokus ngeblog.
Kalau temans, ada yang juga sama kayak saya, fokus ngeblog juga fokus membangun ER instagramnya?
Share yuk :)

Tulisan ini diikut sertakan dalam challenge tema mingguan komunitas #1m1c : SADAR

tema mingguan sadar di 1m1c


Sidoarjo, 9 Maret 2021

Sumber : pengalaman dan opini pribadi
Gambar : Canva edit by Rey

40 komentar :

  1. waaa farah belum pernah ikutan grup wa support, penasaran sih gimana dampaknya ke ig farah hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dampaknya ER IG tinggi say, tapi ngehek juga balas supportnya hahaha

      Hapus

  2. wah 2020 nulis setiap hari setahun penuh luar biasa..

    kalau saya sih lebih seneng instagram karena upload tidak perlu mikir apalagi instagram story..

    tapi kalau menuangkan ide lebih seneng ke blogger
    dua-duanya si platform yang menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau IG sekarang mikirnya panjang, kudu dapat banyak like, biar ER meningkat hahaha

      Hapus
  3. Kebayang repotnya, Bun
    Saya juga baru bisa balik lagi ngeblog, hiatusnya malah tahunan. wkwkwk

    BalasHapus
  4. Akutahun lalu lebih fokus ke IG, mbak. Walaupun followersnya ga sebanyak mbak Rey haha
    Tahun ini sedang ingin fokus ke blog saja, dan IG-ku, sampai bulan maret ini belum ada postingan 1 pun sejak awal tahun. Aku punya target untuk tahun ini tidak post 1 feed apapun, hahaa
    target macam apa ini 😜

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduhhh hahahaha, target yang anti mainstream tuh hahahaha

      Hapus
  5. Aku Rey :D. Blog tetep yg utama buatku. Kalo IG mah, itu cuma selingan hiburan, yg membantu utk promote tulisan2 di blog juga. Jadi tetep yg utama pasti blog kalo buatku.

    Blog khusus traveling dan kuliner, Ig mah bebaaaaas. Krn memang utk main2 aja. Makanya followers segiti2 doang , begitu juga likes hahahaha. Tapi gpp, toh aku blm mau serius juga dalam hal medsos ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iya ya, kalau blog Mba Fanny tetep mempertahankan nichenya, tapi enak kalau IG dibuat suka-suka, saya dong, udah buat banyak akun, ujung-ujungnya di monetisasi juga, penuh dengan banyak syarat hahahaha :D

      Hapus
  6. ONDE MANDE!

    Sayabaru nyadar mbak rey ini nulis konsisten 1 tahun lebih!!

    Semangat buat mengejar impiannya ya mbak.. Saya sebagai laki-laki aja pengen bisa kerja di rumah, sambil tumbuh besar bersama anak dan istri.. Alhamdulillah, mulai tahun kemarin udah mulai kerja di rumah walaupun emang pontang panting kerjanya serabutan wkwkwkwk

    Menjadi ibu tanpa ART itu udah berat, ditambah dengan nulis berat.. salut banget sama dirimu mbak.. T.T

    Pengen nangis liat konsistensiku sebagai bapack-bapack T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi, makasih banyak :D

      Btw sungguh impian yang mulia, semoga dimampukan segera bekerja dari rumah, bekerja sama mengasuh anak bersama istri :)

      Hapus
  7. Aku pun lebih memilih ngeblog sih. Meski pada akhirnya harus sering gigit jari kalau ditanyain ER instagram setiap ada tawaran job. Tapi gimana dong, rasa-rasanya nggak sanggup kalau harus mikirin semuanya dalam satu waktu.

    Dan memang benar adanya, take priority is a must biar bisa tetap waras dan menjalani peran yang utama sebagai istri dan ibu. Semangaaat mbak Rey.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, banget Mba, mana saya tuh selalu bikin akun baru, yang ujungnya juga ikutan dimonetisasi, padahal niat awal cuman buat upload-upload aja :D

      Hapus
  8. Cuma ada kata amazing......
    Gak main2 thn 2020 hingga awal 2021, mba Rey total bangett iyaaaa...

    Kalo aku, memang blm serius di blog, apalagi IG. Hanya utk senang2 saja.

    Kebayang, mba Rey apa2 sendiri..

    Sekarang memang harus kasih wkt utk diri sendiri. Jika tubuh udah berikan alaram, harus istirahat.

    Kesehatan lebih penting. Kalo sehat, apapun bisa kita kerjakan. Yakinlah berkat selalu ada. Tuhan siapkan utk kita.
    Kerja keras mba Rey selama ini tentu nggak sia2.

    Salam sehat sll
    Bis hug💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha, kadang saya mikir terlalu serakah deh diri ini, tapi kadang juga saya susah ngerem Mba, ibarat kalau udah mengerjakan sesuatu, saya benci kalau cuman setengah-setengah, kayak bikin ngantuk gitu :D

      Hapus
  9. kalau disuruh pilih, tentu saja aku pilih blog. Itneraksi di blog lebih menarik. Walaupun kadang aku bisa rusuh di ig teman. Tapi blog punya kesan berbeda..hahhahaha

    saking malesnya main IG, ig ku sampai aku deactive kak. sudah beberapa minggu sih. Paling lama lebih dari 4 bulan..hehhehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahhh, ide menarik tuh deactive, tapi saya masih harus gunakan buat back up blog ini sih hahaha

      Hapus
  10. yang lebih "rajin" kalau aku fokus ke ngeblognya
    IG sampe sekarang nggak terlalu diperhatiin,kalau update palingan isinya gitu gitu aja
    ER IG malah ga pernah jg diperhatiin.
    tapiii berharap ER bagus, nahh lho. Sapa tau ada job job di IG hahahaha

    pas liat mba rey udah aktif nulis lagi, aku berpikir udah baikan ya kesehatan mbak rey. Di sosmed juga gitu, seneng liatnya akutu

    BalasHapus
  11. Saya sama seperti kebanyakan, fokus sama blog saja. IG dan medsos lainnya ala kadarnya saja kalau kebetulan sedang iseng dapet hasil foto yang lumayan bagus.

    Aku ga ngoyo untuk yang itu mah..

    Tapi bener banget itu kata Rey soal harus memilih, saya juga sudah memilih jalan dan ga mau fokus sama medsos. Bukan benci, tapi saya ga punya waktu. Juga memilih tuk ga ikutan segala macam grup yang mengharuskan ini dan itu... capek ngikutinnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, nah bener bapak, saya malah nggak sengaja bikin grup Bapak, aselih capek ngurusnya sebenarnya, tapi nggak tega juga dibiarin begitu aja hahaah.
      Jadinya membatasi aja, cuman fokus di grup tsb :D

      Hapus
  12. Aku pun lebih suka ngeblog, Mbak. Karena dengan menulis di blog bisa membuat aku lebih hepi. Kalau Instagram sebisa mungkin aku gunakan untuk promosi produk kosmetik dan produk body care yang aku jual biar bisa lebih banyak dikenal banyak orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah IG lebih buat jualan ya :)
      Kalau saya tetap sama, buat cari duit sebenarnya, tapi benar-benar kewalahan ngurus semuanya :D

      Hapus
  13. Mba Rey, I feel youuu. Aku pernah di posisi yang ingin menjalankan keduanya, baik itu blog dan juga akun Instagram. Namun setelah dijalani, ternyata memang nggak mampu untuk menjalani (serius) untuk keduanya. Akhirnya memutuskan untuk fokus ngeblog aja :D pikiran jadi nggak gampang terbelah, karena semuanya dituangkan untuk menjadi tulisan di blog hihi

    Dan yang Mba Rey bilang soal prioritas itu juga betulll banget. Memang Mbaa jadi ibu itu BM alias banyak mau XD tapi ya harus balik lagi pada tujuan. Kalau semuanya dikerjakan tapi semakin jauh dari tujuan awal kita, kita bakal nggak ke mana-mana, ya.

    Semangat terus, Mba Rey! Ingettt kesehatan juga penting yaa. Kalau udah capek, take a break is a must! 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah BM alias Banyak maunya, bener juga ya.
      Banyak yang diinginkan, apa daya kekuatan tubuh terbatas hahaha.

      Dan pada akhirnya, memang kudu balik lagi ke prioritas, yaitu anak-anak, dan kesehatan itu nomor utama banget ya :)

      Hapus
  14. Untung aku ngga kenal Instagram jadinya aku tidak perlu semedi untuk memilih antara blog dan Instagram.😁

    Kadang memang pusing menentukan pilihan ya mbak, dan Alhamdulillah akhirnya mbak Rey lebih memilih blog.

    Salah satu yang bikin aku semangat ngeblog ya salah satunya blog walking sih mbak, biarpun melelahkan dan juga membuang waktu tapi namanya suka gimana lagi.

    Tetap semangat mbak Rey, jangan lupa anak anak tetap nomor satu ya.😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, duh semedi saya agak terganggu nih, gara-gara baca ini :D
      Blog walking itu kayak refreshing banget buat saya, biar pikiran jadi berwarna, nggak cuman mikirin nulis mulu :D

      Hapus
  15. Enak mana ngeblog sama main IG...Enakan pacaran sama jalan2 aku bilang mah...🤣 🤣 🤣 🤣

    Bicara soal IG sama Blog. Yaa kembali keorangnya masing2 deh, Kan setiap orang punya pilihan sendiri.😊😊

    Kalau punya penghasilan dikeduanya tentu enak semuanya...Kalau nggak yang ada cuma narsis2 dan berlebay2 diri.🤣 🤣 🤣

    Kalau saya antara IG dan Blog biasa2 saja, Hasilnya cuma sepitil doang jadi buat hiburan aja dah.😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak makan-makan dong Kang, sambil ngemil es krim wakakakak.

      Nah iyaa, andai waktu lebih bisa dikondisikan, sebenarnya ya lumayan loh menghasilkan uang dari keduanya 😀

      Hapus
  16. Sama mbak karena anak saya dua laki-laki semua, saya tuh nggak bisa fokus nulis blog kalau masih ada anak-anak berkeliaran 😆😄. Kadang mereka ribut, mondar-mandir, cari perhatian, berantem, merengek, dll. Dan itu nggak bisa saya kontrol kalau saya tidak mencurahkan perhatian kepada mereka, seolah-olah itu memang salah saya: mengerjakan sesuatu di saat dan situasi yang tidak tepat. Jadi saya paham betul itu isi hati mbak yang tertulis "include dengan memelihara kesabaran dalam menghadapi anak-anak yang kebanyakan tingkah". :)

    Karena saya sadar bahwa saya tidak bisa memaksakan diri aktif di media sosial seperti Instagram setiap saat atau bahkan aktif ngeblog dan blog walking setiap hari. Maka saya step back and relax... Ternyata sedikit melegakan dan menenangkan ketika saya tidak set goal terlalu tinggi dan sadar kemampuan sendiri :)

    BalasHapus
  17. tips dn trik nya kak Re, bisa setiap hari up di blog?? nulisnya + editnya + bikin gambar penunjang itukan perlu waktu kak

    BalasHapus
  18. Halo Mbak salam kenal...
    mantap banget bisa full post selama setahun, bener2 konsisten banget. Itu pasti butuh tekad kuat niat yang niat banget

    keren banget , bakalan susah diulang sama blogger mana pun hehe

    BalasHapus
  19. Mba Reeeey, apapun pilihannya, yang penting mba Rey senang 😆 hehehehe. Kalau saya, of course berharap mba Rey pilih blog sebab IG saya sudah deactive lebih dari setahunan 😂 By the way, semoga mba Rey bisa membagi waktu dengan bijaksana dan tetap sehat 😍

    Semangat, mbaaa 🥳🎉

    BalasHapus
  20. Wah sama banget mba posisinya sama yang lagi saya hadapi. Saya pun memutuskan untuk lebih fokus ke blog juga dan gak terlalu menghiraukan ER Instagram lagi karena memang melelahkan kalau harus maksa berjalan di atas 2 perahu. Toh selama ini kalau kerjaaama juga brand lebih memperhatikan perfoma blog dibanding medsosnya. Dan menurutku nulis di blog lebih berfaedah karena bisa lebih lengkap daripada di medsos. Semangat mba!

    BalasHapus
  21. Keren, kak Rey! Kalau ditanya pilih mana, aku pilih blog. Aliran arus update di medsos terlalu cepat lebih lambat di blog. Buat yang butuh medsos jadi dilema tentunya, ya.

    BalasHapus
  22. Keren mb rey..bisa konsisten nulis setahun. Kalau saya dulu konsisten nulis karena kerjaan hehehe. Setelah ngeblog mandiri, ternyata banyak hiatusnya.
    Btw, kadang saya merasa alien karena nggak aktif main IG. Jangankan mikir ER ya, lha wong buka IG aja suka2. Sementara orang yg masih aktif di FB (aja) itu sekarang dianggap generasi jadul. ya sudahlah :)

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  24. A great many people see somewhere in the range of 200-2000 new focused on devotees each week relying upon your record content, administration bundle, and set up. Individuals pulled in to your Instagram will be individuals that are keen on you, what you do, and your enthusiasm. buy yahoo accounts

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)