Sejauh ini, Bulan Agustus Terasa Berat

bulan agustus

Tulisan ini di-publish sebagai kabar-kabari *halah, hahaha, buat Temans yang mungkin bertanya-tanya, mengapa saya jarang banget nulis di blog selama bulan Agustus ini.

Jawabannya, karena sejauh ini, bulan Agustus terasa berat banget buat saya.
Kontras banget dengan peringatan kemerdekaan Indonesia di bulan ini, sementara saya bahkan merasa terjajah kondisi *uhuk.

Jadi, mungkin karena saya kaget dengan kondisi anak-anak masuk sekolah offline, jadinya buanyaaaakkk banget kegiatan dan kebutuhannya.

Saya kudu bolak balik ke sana ke mari buat nyariin kebutuhan mereka, belum lagi kebutuhannya aneh-aneh semua pulak.

Kontras banget dengan keadaan saat pandemi yang kesemuanya dari rumah aja, dan cuman si Kakak yang sekolah.
Sekarang harus urus 2 anak sekolah, nyiapin bekal dan lainnya.

Ketambahan, anak-anak cuman aman aja di minggu pertama sekolah, minggu kedua hingga seterusnya keduanya mulai sakit-sakitan, dari yang namanya batuk hingga demam tanpa henti.
Sampai si Kakak yang seringnya bolak balik tiba-tiba drop ketika pulang sekolah.

Setelah 3 mingguan urus mereka sakit bolak balik, akhirnya giliran saya lagi deh yang sakit, ketularan anak-anak.

Dan kekacauan pun dimulai.

Saya yang sakit, tetap harus urus anak yang sakit, bikin nggak pernah pulih.
Ya gimana mau pulih, tetap nggak istrahat juga.

Dan ketambahan, sakit hati karena papinya anak-anak sama sekali  nggak peduli anak-anaknya sakit, nggak kirim uang sama sekali pula.

Terus, saya harus hidupin anak-anak dari mana cobak?
Sementara saya nggak punya pegangan, karena habis bayar uang sekolah Adik masuk TK (iyaaa, uang sekolah si Adik, baik biaya pendaftaran yang juta berjuta-juta itu, saya semua yang bayar, huhuhu).

Kalau punya penghasilan yang cukup sih nggak masalah ya, orang saya juga cari duit di sela-sela hampir pingsan urus 2 anak kan ye.

Lebih sakit hati lagi, karena nggak ada juga yang peduli, bahkan terkesan menilai sikap papinya yang semacam menelantarkan anak-anaknya adalah sebuah hal yang umum.

Ya ampunn...

Begitulah, sampai saya nulis ini, pun dipaksain buat nulis, karena kudu bikin draft salah satu job.
Ya, biar kata kepala puyeng, batpil nggak sembuh-sembuh, tapi wajib kerja, karena anak-anak butuh makan, dan bapakeh nggak peduli sama sekali meski saya nggak punya uang, padahal anak-anaknya sakit.

Semoga, saya kuat dan lekas sehat ya.
Dan semoga ayah-ayah yang menelantarkan anak-anaknya mendapatkan sangsi yang setimpal, sehingga menyadari kalau anak itu bukan tanggung jawab ibunya saja.

Bahkan ayah harus ikut membantu urus anak, apalagi untuk biaya hidupnya.

Sidoarjo, 17 Agustus 2022

2 komentar :

  1. Sabar ya mbak, memang berat jadi orang tua apalagi kalo papinya kerja jauh.

    Semoga mbak Rey cepat sembuh batuk pileknya, begitu juga dengan kedua anaknya semoga juga sehat lagi.

    Semangat!!! 😀

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)