Berhentilah Menantang Allah

menantang Allah adalah kesombongan

Sharing By Rey - Menantang Allah, sungguhlah sebuah hal yang celaka.
Padahal telah nyata dalam Al quran, tentang Dia yang Maha Perkasa.

Sungguh, hanya orang yang celaka dan bodoh yang selalu saja menyombongkan diri


"Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?"
"Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran"
"dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan"
Al-Qoriah ayat 3-5.

Semalam, saya begitu mengantuk, dikarenakan paginya saya terbangun pukul 2 dini hari dan gak tidur lagi hingga malam menjelang.

Namun, saat sedang menyuapi si bayi sambil terkantuk-kantuk, dengan iseng saya menyalakan TV yang amat sangat jarang saya lakukan.

Lalu terpampanglah acara di TV One , Indonesia Lawyer Club dengan tema masalah musibah bencana alam di Palu.

Awalnya sih saya menontonnya dengan acuh tak acuh, hanya sedikit emosi saat sekilas liat berita bahwa ada seorang ibu aktivis perempuan dikeroyok dan dipukuli hingga wajahnya babak belur.

Tanpa melihat masalah politik atau lainnya, saya kesal banget, karena semenyebalkan apapun seorang wanita, dia tidak boleh dikasari, terlebih oleh seorang lelaki.

Meskipun hari ini bertebaran berita kalau itu adalah bohong, saya hanya mengucapkan banyak Alhamdulillah, semoga semuanya adalah berita bohong, gak bisa bayangin seorang ibu digebukin para lelaki. TERLALU!!!

Kembali ke masalah ILC.

Air mata saya tiba-tiba tak tertahankan, saat mendengar kesaksian beberapa korban yang selamat dari bencana alam di Palu, Sulawesi Tengah.

Dengan suara bergetar 2 orang bapak bercerita tentang kejadian yang mencekam di tanggal 28 September 2018 lalu.
"Waktu itu, saya baru saja pulang kantor, saya masuk rumah untuk mengambil anak bungsu saya, tiba-tiba saya jatuh terjerambab, gempa yang sangat goyang terjadi, sungguh gempa terkuat yang pernah saya rasakan seumur hidup saya.
Setelah gempa berakhir, saya cepat-cepat keluar rumah, bahkan sambil merayap, sesampainya di luar ternyata sudah banyak orang yang berkumpul di jalan.
Tiba-tiba kami mendengar suara gemuruh, begitu menakutkan, dan hanya sekejap, rumah-rumah tetangga di belakang rumah saya hilang lenyap di telan bumi"

Bapak lainnya ikutan bercerita, kali ini dengan penuh ketenangan, atau mungkin lebih tepat disebut penuh trauma sehingga bukan hanya suaranya yang berkali terdengar bergetar, namun berkali-kali si bapak seolah menerawang dan terdiam.

Subhanallah, ya Allah, saya menangis melihat si bapak demikian, saya pikir, si bapak adalah laki-laki dewasa, dan sedemikian traumanya, bagaimana dengan anak-anak dan wanita ya?

"Saya baru saja mengantar anak saya mengaji, ketika pulang saya berencana melihat usaha saya di sebuah daerah, namun tiba-tiba bumi terasa bergoyang, kami semua terjatuh.
Saya kemudian bangun setelah gempanya reda, mencoba menolong seorang anak perempuan yang motornya jatuh, si anak cerita sambil menangis bahwa dia hendak membawa ayahnya yang sakit ke RS.
Belum juga hilang ketakutan saya, tiba-tiba terdengar suara yang sangat menakutkan, entah suara apa. Awalnya saya pikir itu tsunami, tapi masa iya begitu cepat sampai di tempat kami yang notabene daerah ketinggian?
Saya terus mencari gemuruh suara yang menakutkan tersebut, dan tiba-tiba melihat dari jarak beberapa ratus meter, seolah sesuatu sedang bergerak menuju ke arah kami.Sesuatu itu entah apa, tidak bisa dilihat dengan jelas karena hari sudah gelap, listrik mati total karena gempa. 
Sesuatu tersebut terus bergerak cepat menuju kami, datang dengan tanda suara yang bergemuruh dan melibas semua yang dilewatinya, pohon-pohon terlihat tumbang seolah diinjak oleh raksasa tak berwujud.
Spontan saya dan beberapa orang lari, saya terus berlari tanpa peduli sekitar, yang di benak saya, harus secepatnya pergi dari tempat itu menuju tempat yang aman entah di mana itu.
Saya lari menerobos semak dengan tinggi sekitar 1 meteran, terus berlari sampai akhirnya saya terjatuh dan kaki saya terjepit pohon serta punggung saya tertindih sesuatu entah apa.
Saya hampir saja pasrah, ketakutan amat sangat, terlebih mendengar di sekeliling ada suara meminta tolong namun dengan cepat menghilang, sepertinya mereka sudah tenggelam.
Saat hampir menyerah, sambil terus berzikir mengingat Allah, memohon ampun pada Allah, tiba-tiba seolah mendapatkan kekuatan saya bisa bangkit dan kembali menjauhi lokasi tersebut.
Hingga akhirnya saya bisa selamat"


Bencana Alam Ala Film The Imposible


Salah satu film yang menceritakan bencana alam yang paling bikin saya merinding adalah The Imposible.

Diperankan oleh Tom Hollands dan Naomi Watts yang menceritakan tentang bencana tsunami tahun 2004 di Thailand.

Film tersebut diangkat dari kisah nyata sekeluarga yang selamat dari terjangan tsunami waktu itu yang bertepatan dengan tsunami di Aceh.

Sepanjang film tersebut dada saya bergetar, air mata menggenang, begitu pilu meski saya tahu itu sudah berlalu dan adegan tersebut adalah film.

Sungguh, melihat mereka kaget saat terjangan tsunami datang, berenang diantara berbagai benda yang dihantam tsunami, hingga anak-anaknya yang nyaris terpisah.

Luka yang infeksi, kehausan, rasa takut dan sebagainya, sukses membuat saya seolah berada di kejadian tersebut.

Namun ternyata, scene film tersebut belum ada apa-apanya dibanding cerita nyata para korban yang selamat dari terjangan tsunami, gempa dan fenomena likuifaksi di Palu, Sulteng.

Membayangkan mereka sambil gelap-gelapan, lari tanpa arah, ketakutan, kedinginan dan kelaparan.
Tangis orang-orang yang kehilangan ayah, ibu, anak, kakak dan adik.
Subhanallah, ampuni kami ya Allah, saya nangis saat menulis ini.


Gempa adalah hal yang biasa di Indonesia (?)


Acara ILC semalam, juga dihadiri oleh ustadz AA Gym, sambutan beliau sungguh sangat mengademkan suasana yang panas karena belum kunjung tercukupinya bantuan untuk saudara kita di Palu sana, yang mencairkan suasana pilu traumatik dari para korban yang selamat.

Beliau berkata,
"betapa Allah menunjukan kebesarannya melalui ujianNya, marilah kita kembali ke jalan Allah, takutlah kepada Allah, karena sebagaimanapun hebatnya seorang manusia, saat ada musibah seperti itu, hanya Allah-lah yang dipanggil oleh semuanya, hanya Allah-lah seaman-amannya tempat kita berlindung"

Memang benar, negara kita adalah sebuah negara yang rawan sering terjadi gempa, karena lokasinya berada di tengah daerah cincin api pasifik yang biasa disebut penyebab gempa bumi, tsunami dan gunung meletus.

Namun, bukankah BAHKAN SEHELAI DAUNPUN TAK AKAN JATUH KE BUMI TANPA IZIN ALLAH??


Yang menyedihkan adalah tulisan-tulisan yang seolah menantang Allah yang beredar di media sosial. Menyebarkan info bahwa seolah gempa itu hal yang biasa, gak usah dibuat terlalu berlebihan, fokus saja membantu korban.

gempa di indonesia

Mungkin, tulisan tersebut disebarkan untuk menandingi tulisan-tulisan dakwah yang mengingatkan kita akan Allah melalui teguranNya dari berbagai bencana alam yang sepanjang tahun ini terjadi di Indonesia.

Tapi... BISAKAH KITA FOKUS MENYEBARKAN 2 HAL SAJA?

  1. Pertama, mari sebarkan alur bantuan untuk para korban, mereka semua membutuhkan uluran tangan kita, meski hanya satu share alur bantuan.
  2. Kedua, berdoa, memberikan kekuatan doa, memberikan harapan bahwa masih ada Allah yang maha pengasih, dan Allah-lah tempat sebaik-baiknya perlindungan.
Selain dari itu, bisakah kita diam, jaga jari-jari kita?
Bisakah kita tidak perlu berdebat mengenai penyebabnya yang karena Indonesia adalah wilayah rawan gempa?

Bahkan di tambah, dengan buktinya di Kalimantan jaraaangggg banget gempa karena gak masuk wilayah ring of fire?

Pernyataan tersebut dishare dengan semangat oleh orang-orang, yang bahkan ditambah caption sampai miris, seolah menantang Allah.

Apakah kita siap kalau Allah menerima tantangan mereka dengan mengirimkan gempa di Kalimantan?

Astagfirullah...
Ampuni kami ya Allah..
Saya takut ya Allah..

Saya masih ingin hidup, meski kematian itu pasti..
Bukan saya terlalu mencintai dunia dan tidak percaya kepadaMu..
Tapi saya gak sanggup membayangkan sesuatu yang buruk terjadi pada anak-anak saya.

Ampuni kami ya Allah..
Kami takut kepadaMu ya Allah..
Kami takut akan hari akhirMu ya Allah..
Kami percaya semua ini karena teguranMu..

Dan gempa hanyalah perantaraMu dalam menegur kami..
Ampunilah kami ya Allah..
Lindungilah kami..
Dan lindungi serta beri kekuatan iman dan fisik saudara-saudara kami di daerah bencana.

Semoga Allah mengampuni kita semua, dan masih mengizinkan kita semua mendiami bumi yang indah ini, aamiin

Sidoarjo, 03 Oktober 2018

Reyne Raea

22 komentar :

  1. Ikut sedih membayangkan banyak yang kehilangan keluarga tercinta akibat gempa & tsunami. Semoga saudara2 kita di sana diberi kekuatan menghadapi semua ini.
    Semoga kita semua selalu diberi keselamatan dan perlindunganNya.

    BalasHapus
  2. Semoga saudara kita di palu dan sekitarnya diberi kekuatan dan kesabaran untuk menjalani semuanya. Semoga selalu dalam lindunganNya. Terlepas bencana dari penyebab siapa dan kenapa, sungguh sebenernya kita tidak punya hak untuk menghakimi, karena semua terjadi memang Tuhan yang menghendaki. Terlepas dari area ring of fire atau bukan, karena sejatinya bukan itu yang terpenting. Semua bisa menjadi nasehat bagi orang orang yang mau berpikir.

    BalasHapus
  3. Wow.... Keren sekali artikelnya sangat lengkap... Semoga saudara Kita diberi ketabahan

    BalasHapus
  4. Iya saya trus keingat film The Imposible waktu gempa dan tsunami di Palu kemarin ... Subhanallah.

    Kita kecil, kecil sekali di hadapanNya ... bisa apa, selain lantunan dzikir & doa untuk memohon perlindunganNya.

    BalasHapus
  5. Sedih banget lihat para korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala. Semoga semua korban bencana alam ini segera mendapatkan banyak bantuan dan pertolongan.

    BalasHapus
  6. Semoga saudara kita yang selamat dilindungi oleh Allah dan bisa hidup seperti sedia kala lagi ya. Bencana alam memang gak bisa dihindari, yang bisa kita bantu ya bantu. Jangan saling menyalahkan >.<

    Makasih sharingnya mbak

    BalasHapus
  7. saya belum liat ILC, jadi pengen liat juga.
    Saya sampe ngulang2 video apapun tentang gempa. Alhamdulillah di kota kami menampung korban gempa. Semoga mereka bisa mengatasi traume mereka.
    Harusnya kita memang lebih mengingat kematian, kapan saja dan dimana saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di mana mba? Makassar kah? saya gak kuat liat videonya, dengar para korban yang selamat cerita saja saya udah nangis hiks

      Hapus
  8. mari kita dukung saudara-saudara kita di Palu dan sekitarnya yang terdampak oleh gempa bumi untuk bisa bangkit lagi seperti sediakala, amiiin

    BalasHapus
  9. turut berduka kepada siapa saja yang terkena bencana.
    Semoga cobaan ini cepat berlalu.

    # Thank you for sharing

    BalasHapus
  10. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah Azza Wa Jalla. Semoga ujian ini juga menjadi pengingat kita semua untuk selalu ingat Allah. aamiin.

    BalasHapus
  11. memang sih ya belakangan ini ada pohak-pihak yang seolah-olah menolak diingatkan kalau bencana bisa terjadi sebagai teguran dari Allah. Padahal kalau menurutku terlepas dari bencananya kita memang seharusnya tetap ingat kalau gempa terjadi bisa jadi memang karena teguran dari Allah. pada akhirnya aku cuma bisa mendoakan semoga saudara-saudara yang ditimpa bencana bisa segera bangkit

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)