2 Hal yang Sulit untuk Saya Tinggalkan Dalam Aksi Boikot

sulit diboikot

Ada 2 hal yang masih sulit saya tinggalkan, setidaknya untuk aksi boikot sebagai kepedulian terhadap ketidak adilan yang dirasakan para korban penindasan para penjajah di Palestina.

Well, meski saya nggak ikut gembar-gembor, sejatinya ada beberapa hal kok yang ikut saya tinggalkan. Meskipun aslinya berat juga, karena udah terbiasa pakai produk tersebut.

Namun, sejauh ini, beberapa produk yang berhasil saya tinggalkan itu, telah tergantikan oleh produk lain, yang Alhamdulillah bisa dengan baik saya adaptasi dalam keluarga kami.

Awalnya berat sih, maklum masih ada pengaruh dari produk-produk sebelumnya. Misal, untuk produk kebutuhan rumah tangga, udah sejak lama, bahkan bisa dibilang, sejak kecil udah akrab dengan produk Unilever.

Jadi, setelah menggunakan produk-produk tersebut selama puluhan tahun, tentunya lumayan sulit untuk bisa ditinggalkan kemudian diganti dengan yang lain.

Untuk beberapa hal lainnya sih mungkin agak mudah ya, khususnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan entertainment atau gaya hidup. Tentu lebih mudah  karena itu masuk kategori keinginan.

Selain itu, saya bukan tipe orang yang menjadikan hal-hal demikian sebagai keharusan, kecuali memang butuh banget.

Misal, makan di luar.

Berbeda dengan orang lain yang mungkin menjadikan kegiatan makan di luar sebagai refreshing. Saya mah makan di luar karena emang lagi butuh, nggak sempat masak, atau memang nggak sempat ke pasar.

Karenanya, untuk aksi boikot hal-hal seperti nggak usah nongkrong di Starbuck, misalnya. Akoh mah seumuran nggak pernah nongkrong di sana, maklum mamak-mamak kaum mendang mending, wakakaka.

Kebayang kan, hal-hal yang diserukan untuk diboikot itu, mudah bagi saya.

Meski demikian, bukan berarti semua bisa saya hindari dengan mudah ya, sampai saat ini masih ada 2 hal yang sulit untuk saya hindari, sehingga ujungnya tetap dibeli.

Di antaranya:


1. Cairan Pencuci Piring Sunlight

Sumpah ye, saya kok susaaaahhh banget berpaling dari si sunlight ini, khususnya yang warna hijau, yang varian jeruk nipis.

sunlight

Sudah berkali-kali coba yang lain, macam-macam yang dicoba, baik brand maupun jenisnya. Kenyataannya, menurut saya, belum ada yang bisa membuat saya berpaling dari si Sunlight ini.

I mean, untuk keampuhannya membersihkan minyak pada peralatan makan plastik, dan lebih hemat.

Saya cuman butuh 1 bungkus sedang Sunlight ini, untuk sebulan pemakaian. Sementara ketika ganti yang lain, bahkan butuh seminggu atau 2 minggu untuk sebungkus yang sama.

Boros amat!.

Ini mungkin kebutuhan personal ya, saya tuh paling nggak suka kalau liat minyak di mana-mana. Baik di peralatan makan yang kebanyakan plastik itu, termasuk di dapur.

Jadi, setiap saat, selepas masak atau ada yang ketumpahan di dekat kompor, dijamin jiwa pembokat saya kambuh untuk mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga. Langsung dibersihkan pakai lap basah dikasih cairan sunlight, hehehe.

So, suatu saat kalau temans ketemu saya, dan menjabat tangan saya, jangan kaget yak kalau tangan saya kasar, wakakaka.

Karena hal-hal demikian, kebayang dong bagaimana butuhnya saya sama cairan pembersih lemak atau minyak ini. Dan untuk brand lain, dengan jenis yang sama pun, terasa kurang nampol dibanding Sunlight.

Jadi, kalau Temans punya rekomendasi cairan pembersih lemak yang juga sama bagusnya kek Sunlight, tapi juga harganya nggak mahal, kasih tau dong!.


2. McDonalds

Meski gerai makanan fast food ini merupakan terfavorit buat saya, namun bukan berarti kami terikat banget sama si ayam goyeng ini.

Enggak ya.

Meskipun pada kenyataannya, saya masih sulit untuk benar-benar meninggalkan gerai ini, walau aksi boikot untuknya di mana-mana.

Dari sekian banyak produk yang masuk kategori boikot, si Mekdih ini emang paling sering disebut, selain Starbucks.

Mungkin karena produknya paling sering muncul di postingan para zionist kali yak. Jadinya semakin menggebu aja gelora seruan boikot terhadap semua gerai McD baik di tanah air maupun di Malaysia.

Sayangnya, berbeda dengan di Malaysia yang dilaporkan dari beberapa sumber, bahwa beberapa gerai McDonalds akhirnya tutup karena sepi pelanggan. Di Indonesia kayaknya fine-fine aja tuh.

mcdonalds manyar

Hanya di awal-awal pecahnya serangan tidak manusiawi ke Palestina saja, beberapa McD memang terlihat sepi. Namun menjelang hari-hari sekarang, kayaknya udah nyaris normal lagi tuh, di mana-mana terlihat ramai pengunjung.

Nggak tahu ya alasan yang lainnya, mungkin juga sama kayak saya, nggak bisa skip McD karena butuh tempat mengetik sambil nunggu anak pulang sekolah.

Sekarang sih udah nggak sesering dulu, sejak menemukan tempat yang lebh nyaman dan gratis tis buat nebeng mengetik, yaitu di perpustakaan daerah Surabaya.

Namun, sekali seminggu saya masih harus 'nebeng' di McD karena di hari Jumat, si Adik masuk pagi di pukul 7.00.

Di jam segitu, perpustakaan belum buka, karena biasanya memang bukan pukul 08.30 untuk pengunjung.

Karena itu, saya terpaksa mencari tempat lain buat 'nebeng kerja', dan yang paling memungkinkan yang dekat sekolah si Adik adalah McD.

Sudah sejak si Adik masuk sekolah, saya keliling di sekitar sekolahnya untuk nyari tempat nebeng buat ngetik sambil nunggu dia pulang. Tapi nyatanya emang sulit menemukan tempat nongkrong yang buka sejak pukul 7 pagi.

Rata-rata buka pukul 8 atau 9 hingga 10 pagi.

Itupun menunya paling murah 20ribuan, belum parkirnya.

Sementara di McD, khususnya McD Manyar Surabaya ya, saya datang pukul 6.50an udah buka dong, dan biasanya kalau pagi nggak ada tukang parkirnya.

Pun juga di McD, saya bisa berhemat dengan pesan es kopi aja cukup 13,500an.

Kalau seminggu sekali mungkin nggak masalah sih saya ke tempat lain dengan bayar minimal 20ribu. Masalahnya adalah, saya kok merasa rugi kehilangan waktu nunggu buka kafe lain sejam-an.

Apalagi, di hari Jumat tuh si Adik cuman belajar sekitar 2,5 jam. Kalau saya segera menuju McD selepas ngantar si Adik ke sekolahnya, saya bisa mendapatkan waktu 2,5 jam dan menghasilkan 1 artikel sepanjang 1000an kata.

Itulah mengapa, saya masih sulit meninggalkan gerai makanan fast food ini, meski seruan boikot selalu membahana. 

Dan kalau liat-liat ketika berada di sana ya, mungkin alasan kebanyakan orang yang tetap ke McD itu hampir sama sih ya. Karena akhir-akhir ini yang paling sering terlihat nongkrong di sana, ya orang-orang kayak saya, pesan 1 kopi harga belasan ribu, terus buka laptop berjam-jam, wakakakak.

Makanya dulu, ketika saya belum tahu bisa nebeng kerja ke perpustakaan, dan belum ada seruan boikot kayak sekarang. Saya selalu pilih tempat duduk di lantai atas.

Malu soalnya ketahuan Mbak/Mas yang kerja di sana, beli kopinya cuman belasan ribu, tapi nongkrongnya lama amat, wakakakak.

Masih mending mah belasan ribu, beberapa bulan lalu, ada promo Affogato cuman 10ribuan aja selama 2 atau 3 bulan ya.

Dan itulah yang menjadi pesanan saya seeetiap hari, sementara nongkrongnya 3 jam-an kalau di hari biasa, wakakakak.


Pada dasarnya, tidak semua orang yang terlihat diam aja di medsos, tidak mendukung kemerdekaan Palestina. Termasuk saya.

Bahkan meski sejujurnya saya agak kurang sreg sama aksi boikot ini ya, masalahnya ibarat ikut ngejorokin saudara-saudara kita yang mungkin sangat bergantung dari pendapatannya bekerja di perusahaan yang kebetulan aja, founder-nya pro zionist.

Saya pernah liat dengan mata kepala sendiri, ada bapak-bapak yang udah terlihat tua, tapi masih dipekerjakan di KFC Manyar.

Si Bapak sangat ramah dan cekatan, meski saya liat tugasnya adalah bersih-bersih di sana. Dia dengan ramah menerima pengunjung yang datang, menjawab dengan ramah apapun kebutuhan pengunjung.

Saya jadi mikir, seandainya si Bapak emang benar-benar bekerja karena kondisi yang mengharuskannya begitu. Alangkah sedihnya kalau aksi boikot ke KFC berlangsung lama, sehingga akhirnya akan ada pengurangan karyawan.

Yakin banget deh, jika itu ada, si Bapak bakalan menjadi golongan pertama yang kena PHK. Karena emang secara usia dia yang paling tua.

Banyak yang bilang, kalau di PHK karena yang diboikot itu jadi sepi, tapi kan akan ada lowongan pekerjaan di rumah makan lain. Logikanya kalau orang nggak memilih makan di KFC, berarti mereka milih di resto atau rumah makan yang nggak pro zionist kan?.

Lah, emangnya semudah itu bakalan diterimanya?.

Begitulah.

Kalau Temans, ada jugakah yang terpaksa masih dipakai untuk produk yang diboikot? Share dong.  


Surabaya, 15 Januari 2023

8 komentar :

  1. Jangan merasa bersalah kalau memang yakin mau boikot. Jangan juga merasa bersalah kalau tidak mau ikut.

    Ini dunia bebas. Semua orang berhak memilih jalannya sendiri sendiri. Kalau orang mau boikot, yo sono... Kalau saya sih ogah ikut aksi boikot ga jelas seperti itu.

    McD tidak akan bangkrut karena boikot di Indo atau Malaysia, perusahaan pemegang franchisenya yang bangkrut karena pada dasarnya, McD bekerja sama dengan perusahaan local dan yang paling terkena imbas adalah perusahaan lokalnya. McD nya sih aman-aman saja.

    Cuma orang keblinger yang berpikir bahwa Starbak atau McD akan bangkrut karena boikot ngasal seperti ini. Berarti mereka ga pernah baca peraturan penanaman modal asing di Indonesia, dimana harus ada perusahaan lokal sebagai partnernya.. dan kalau boikotnya di negara Indonesia, berarti perusahaan Indonesianya yang akan bangkrut duluan ...

    Kalau perusahaan pemegang franchise bangkrut, ya supliernya, yang banyak di Indo juga kena imbasnya... demi sesuatu yang ga jelas "membangkrutkan bisnis Israel"..

    Kebodohan memang kadang ga ada batasnya dan kadang banyak org buta kalau sudah memakai nama "agama".. Ga bisa lihat dengan jernih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe iyaaaa, palingan yang bangkrut yang pengusaha dari Indonesianya :D
      Pemiliknya tetap adem ayem :D
      Pekerjanya, supliernya, semua kena imbasnya

      Hapus
  2. Kami sekeluarga juga ikut banget dalam aksi boikot memboikot ini Mba, untuk makanan fastfood kami sebisa mungkin untuk ninggalin, cuma yang sulit justru dari kebutuhan sehari-hari. Seperti yang mba sebutkan banyak banget produk-produk unilever yang berkeliaran, untuk beralih itu berarti harus mencari penggantinya yang bisa dengan mudah kita temukan di warung terdekat masih sulit banget. Beberapa merk kami beralih ke produk UMKM cuma memang beberapa harus online jadinya kalo kita ga cek sulit sekali untuk stock di rumah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa. produk unilever itu keknya merajai kebutuhan rumah tangga banget, dan kualitasnya, atau entah karena terbiasa, kok susah ya diganti :D

      Nah, kalau beralih ke warung nih yang masih tantangan, sejujurnya saya agak susah belanja di warung, lebih suka belinya nggak usah pakai ngomong, tinggal ambil dan bayar :D

      Hapus
  3. Kalo aku sejujurnya ngga ikutan boikot produk yang katanya berhubungan dengan Israel. Soalnya boikot boikot seperti ini tuh sudah puluhan tahun dari tahun 2000an dan sampai sekarang masih tetap ada tuh negara Israel.

    Mendingan kasih donasi saja ke orang yang ngumpulin duit ke Palestina. Walaupun sejujurnya aku ngga tahu apakah duitnya diselewengkan atau tidak.😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, kadang jadi suudzon ya sama yang nyalurin Dana itu, apakah beneran disalurkan atau di...
      Ah sudahlah 😅

      Hapus
  4. Ntahlah aku mau ngomong apa kalo soal ini Rey 😅. Krn toh produk2 yg diboikot sebenernya bukan fav ku semua 😁😂. Jadi mau ada boikot atau ga, ya memang jarang pakai atau makan di sana.

    Kalo soal pembersih piring, aku sendiri pakai produk wings. Tapi mungkin Krn aku jarang pakai minyak sih yaa, jadi memang ngerasa sama aja Ama sunlight efek membersihkannya 😄.

    Kalopun pakai minyak, cuma sedikit. Ga pernah deep fried lah. Palingan dari sponge organik yg aku pakai, ngerasa kalo dia lebih bisa menggosok piring sampai bersih 🤣.

    Tapi bener sih kata mas Anton. Kalo soal begini ga usah ngerasa nyesel kalo memang ngelakuin. Toh pilihan masing2 kan. Tapi aku kurang suka kalo ada yg memboikot lalu menghina orang lain yg tidak melakukan. Krn yg begitu pun ada.

    Saling menghormati aja... Mau boikot Monggo, mau ga ya gapapa. Tapi jangan saling menghina ☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akoh agak krenki masalah membersihkan dapur Mba😅

      Masak sedikit tumpah, laaapp...

      Goreng Dan minyak kecipratan dikit, lap.

      Makanya diriku jadi lama di dapur, kelamaan bersih-bersih mulu😅

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)