Sahur Dari Masa Ke Masa

Sahur dari masa ke masa

Sharing By Rey - Setiap kali Ramadan, tema nulis saya hanya berputar di buka puasa, atau saat menjalani puasa.

Tapi rasanya masih sangat jarang membahas tentang sahur di bulan Ramadan.

Nah kebetulan nih, kemarin ada trending tentang Zaskia Mecca yang mabuk toa masjid ketika dibangunin sahur dari masjid.
Dan karena itu, ada banyak komentar yang yang senada dengan Zaskia, dimana kesemuanya mengutuk cara-cara barbar seperti itu dalam membangunkan orang untuk sahur.

Dan banyak yang menganggap kalau cara tersebut lagi musim.
Sayanya yang yang sedikit ngehang, mencoba mengira-ngira apakah saya masih berada di dunia yang sama ketika saya masih kecil dahulu.

Karena kau masih ingat saya cara-cara seperti itu telah ada sejak dahulu kala, bahkan lebih parah.

Seingat saya, bahkan sebelum pandemi ini ketika bulan Ramadan, setidaknya di minggu-minggu pertama Ramadan, saya ya selalu terbangun oleh suara berisik anak-anak kecil dan remaja yang keliling kompleks, dengan membuat keributan antar menabuh galon atau semacamnya hanya untuk membangunkan sahur dipukul 2-3 pagi.

Dulu tuh saya hanya bisa menahan dongkol teramat sangat, ketika bayi juga harus ikutan bangun dan saya kesulitan untuk menyiapkan santapan sahur di dapur.

Kalau dari Toa masjid mah masih mending, meskipun berisik tapi karena mungkin sudah terbiasa mengabaikan adzan yang berisik setiap harinya, maka saya rasa itu tidak akan terlalu memberikan rasa terganggu khususnya pada orang-orang yang memang tidak mau bangun sahur.

Tapi kalau berisiknya tidak biasa, seperti anak-anak dan remaja yang menabuh suara berisik di depan rumah, rasanya auto pengen getok kepalanya satu-satu.

Yang nyebelin tuh, mereka lewat di depan jalan tempat tinggal kami, di mana cuma ada beberapa rumah dan yang berpenghuni cuma ada 2 rumah aja.

Ngapain coba harus berisik di situ, masih untuk mbak Kunti nggak merasa terganggu, hehehe.

Jadi saya agak agak heran dengan pernyataan beberapa orang yang mengatakan kalau zaman sekarang orang bangunin sahur pakai cara barbar.

Padahal mah itu udah dari sejak dahulu kala.


Kenangan Sahur Di Masa Kecil


Tak banyak kenangan sahur untuk saya di masa kecil, mengingat saya baru belajar puasa full ketika kuliah *tutup muka.

Ketika SD, saya ingat pernah berpuasa, karena ikut-ikutan teman-teman.
Kalau nggak salah, saya dan kakak memaksa mama membangunkan kami ketika sahur, dan kami terbangun sambil rewel.

Siangnya pun, ketika nggak tahan haus, segera minum lalu meneruskan puasa lagi, hahaha.

Kalau nggak salah cuman sekali itu mama membangunkan kami buat sahur, selanjutnya sepertinya beliau udah malas karena dramanya kami yang rewel, hahaha

Terlebih karena baik mama dan bapak nggak pernah puasa ketika kami masih kecil dulu.

Mama baru mulai berpuasa full, ketika adik saya meninggal dunia.
Dan bukan hanya puasa, mama juga mulai rajin sholat, dan terjaga sampai sekarang, Alhamdulillah.

Sejak mama rajin puasa, otomatis saya ikutan rajin, meski ada hari-hari di mana mama sengaja nggak mau bangunin saya, karena biasanya menjelang puasa akhir, saya malah sakit karena mulai nggak doyan makan meski udah buka puasa.

Ketika itu, sahurnya pakai perkiraan mama, karena nggak punya alarm, dan jarang yang berisik di waktu sahur.
Mana jam dinding seringnya macet karena kemasukan semut.

Alhasil seringnya bangun sahur di pukul 2 dini hari, lalu kadang terkantuk-kantuk menanti adzan subuh, dan akhirnya tertidur dan melewatkan sholat subuh, hahaha.

Sungguh ya, ternyata orang berisik di waktu sahur itu sangat membantu juga ya.


Sahur dan Jam Weker yang kadang Nyebelin


Seperti yang saya ceritakan selalu, bahwa saya baru mulai puasa full dan nggak bisa bolos tuh ketika kuliah, itupun karena 'dipaksa' ibu kos, hahaha.

Alhasil, ketika ngekos saya membeli sebuah jam weker yang sangat membantu banget di waktu sahur.

Dulu sih, ketika sahur, banyak yang berisik bangunin sahur secara 'barbar'.
Baik di masjid, maupun di jalan-jalan gitu.
Tapi saking kebo nya boboknya, alhasil kagak bangun-bangun juga, hahaha.

Jadi saya rasa sebenarnya membangunkan orang sahur dengan cara berisik itu, kadang tidak serta merta mengganggu orang tidur, karena itu adalah jam-jam setan aktif banget meninabobokan manusia, alias jam enaknya bobok, hahaha.

Ya meskipun mungkin akan menggangu tidur bayi, karena pada fitrahnya, bayi terlahir dengan kondisi masih bawaan sebaik-baiknya manusia, which is di dini hari gitu, amat sangat baik buat sholat tahajud.

That's why, bahkan nggak diganggu aja, kebanyakan bayi terbangun di jam segitu.

Nah, satu-satunya yang paling nggak pernah gagal membangunkan saya untuk sahur adalah, alarm jam weker, yang sebenarnya biasa aja, cuman tidit-tidit nggak jelas gitu, tapi entah mengapa itu soooo annoying banget buat tidur deh, hahaha.

That's why, ketika lebaran tiba, saya bahagia banget nyambutnya, selain karena akhirnya tiba di masa kemenangan, plus juga semacam akhirnya berpisah oleh bunyi tidit-tidit di waktu sahur *plak! hahaha.


Sahur Being a Mom


Waktu berlalu, sampai akhirnya tiba juga di masa sahur adalah the most important buat saya.
Telat banget ya, tapi Alhamdulillah deh, daripada tidak, hahaha.

Iya, kalau dulu ada masa ketika saya pasrah aja puasa tapi nggak pakai sahur, dan kadang sholat subuh kebablasan.

Sekarang nggak bisa lagi, karena ada habit yang harus saya ciptakan buat anak, di mana sahur adalah hal yang penting, dan sahur tak boleh dilewatkan.

Jadi, sengantuk apapun saya, wajib banget untuk bangun.
Dan disiplin waktu itu amat sangat penting, mengingat kalau lagi ngantuk, lalu anak sulit dibangunkan, seketika saya jadi singa betina yang laparπŸ˜‚

Menjadi ibu, adalah pusat dari harapan semua keluarga, sahur enggaknya keluarga ada di ibu yang bisa terbangun, atau kesiangan, hahaha.

That's why, buat saya pribadi, berisik di waktu sahur, jika hanya sekejap it's OK, asal jangan barbar bangunin orang sampai sejam lamanya, hahaha.

Lalu bagaimana dengan bayi yang terbangun.
To be honest, sebenarnya membiasakan anak bangun sahur sedini mungkin, sangat bermanfaat buat kesehatan mental ibu di masa mendatang.

Serius!
Bangunin sholat subuh aja bikin leher tegang, apalagi bangunin sahur, Masha Allah, pengen nyerah, tapi apalah gunanya saya bahagia, kalau anak saya tumbuh jadi anak yang nggak familier dengan Islam?

Beruntung, saya jadi ibu di masa sekarang, which is banyak banget teknologi yang membantu saya bisa terbangun untuk menyiapkan makan sahur.

Mulai dari masang alarm di HP hingga 3-5 waktu berdekatan agar ketika saya matikan alarm dan tertidur kembali, bisa dibangunin kembali saat waktu berikutnya berbunyi.

Sampai saya naruh HP di tempat yang sulit jangkauannya, agar saya nggak bangun matiin alarm lalu bobok lagi (ini terjadi di hari pertama Ramadan, hahaha).

Bangunin orang sahur

Sampai masang alarm beberapa kali di Bardi Smart Wake Up, dengan volume annoying, hahaha.

Jadi, memang udah seharusnya semua anggota keluarga terbangun di waktu sahur, karena begitulah Islam mengajarkan umat-nya untuk meraih keridhaan Tuhannya.

Meskipun memang ada hal yang harus diperhatikan, misal kalau di beberapa daerah yang penghuninya mayoritas non-muslim, sebijaknya lah bangunin sahur nggak perlu terlalu barbar.
Mungkin bisa melalui cara lain, yang tentunya disepakati bersama, demi kenyamanan bersama juga, dan toleransi bersama.

Demikianlah.

Sidoarjo, 24 April 2021

Sumber: pengalaman dan opini pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

21 komentar :

  1. Sy non Muslim, tp kalau bulan puasa gini, sy jd lebih rajin bangun pagi.
    Suara² di masjid ya membuat sy terjaga, lebih mudah bangun dari malasnya bangun pagi. Waktu 30 hari cukup membuat bdn terbiasa bgn pagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah malah jadi kebiasaan baru yang baik ya, etapi bangunnya pas pukul 3 pagi dong, hehehee

      Hapus
  2. Pada masa saya, membangunkan sahur itu beragam. Yang kreatif saat masih di rumah ibu bapak adalah pemuda-pemuda keliling membawa bedug. Mereka membunyikan bedug sepanjang berkeliling sambil membangunkan warga.

    Sesudah menikah, punya rumah sendiri, satpam yang membangunkan dan tidak ada teriakan-teriakan mengganggu.

    Soal Toa yang berisik dan teriakan, masalah yang harus diperhatikan bukan dengan kaum muslim yang diuntungkan. Bagaimanapun, kita hidup dengan beragam orang dan kepentingan. Ada yang punya bayi, ada yang sedang sakit, ada yang baru bisa tidur malam.

    Suara toa sember dan penuh teriakan adalah sesuatu yang menyebalkan. Lagi pula, benar bahwa di masa sekarang, saya ga butuh orang memberitahukan kapan harus sahur. Ponsel saya dan ponsel istri sudah lebih dari cukup untuk bisa membangunkan. Tidak butuh teriakan tidak jelas yang mengganggu.

    Jadi, kalau ditanya, apakah lebih baik ada yang membangunkan sahur dari luar via toa mesjid atau tidak, saya akan jawab TIDAK PERLU. Malah bikin berisik nggak jelas.

    Dan saya setuju bahwa pemakaian Toa perlu diatur lebih ketat karena menurut saya sudah sampai pada taraf kebablasan dan cenderung menjadi pemaksaan. Tidak boleh diprotes meskipun mereka merupakan gangguan dan merasa tindakannya adalah ibadah, padahal tidak semua orang butuh itu.

    I am sorry to say.. saya lebih suka toa mesjid hanya dipakai untuk Adzan dan Iqamah saja. Selebihnya dimatikan saja atau diarahkan ke dalam.

    Beribadah tanpa toa juga bukan sebuah masalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheheh, iya ya.
      Kalau saya bete ama toa masjid sejak dulu, sejak pertama kali datang ke Jawa.
      Bukan Toa masjid deh, toa semuanya, terutama pas weekend, mau nangis rasanya seharian, sejak pagi sampai magrib dengerin orang ngaji, tapi kayak orang ngomel, ga jelas pengucapannya saking cepatnya hahahaha.

      Kesalnya lagi, kenapa harus pakai Toa cobak!
      Mana audionya melengking pula, mbok ya kalau pakai Toa itu ya pake nada yang ngademin hati hahahaha.

      tapi balik ke tema, kalau dibangunin sahur, memang sekarang udah banyak banget cara bangun sahur, tapi kadang juga masih banyak yang kesiangan :D

      Hapus
  3. Di kampung halaman saya di Tegal mbak Rey, orang bangunin sahur itu biasa keliling pakai bedug, ada sih yang pakai toa tapi biasanya suaranya tidak terlalu kencang, sekedarnya saja.

    Nah setelah merantau ke kab serang agak kaget dengan cara orang bangunin sahur, selain kencang banget juga kadang waktunya tidak tepat, lha gimana masa teriak sahur jam dua malam, sementara waktu sahur yang bagus malah jam empat atau tengah empat.

    Tapi selain itu, yang bikin pusing itu sehabis tarawih mulai ngaji. Sebenarnya aku sangat mendukung Tilawatil Qur'an habis tarawih untuk menambah pahala mumpung bulan Ramadhan, tapi mbok ya suaranya itu sedang saja bahkan kalo perlu kecil, bukan malah volumenya maksimal yang mengganggu warga sekitar masjid. Kalo aku sih biarpun berisik tapi masih bisa tidur, tapi bagaimana dengan para orang tua atau yang lagi sakit yang kadang ngga gampang tidur, malah mengganggu bukan. Kalo sampai jam 10 saja sih tidak masalah, ini kadang sampai jam satu atau jam dua.

    Makanya kalo bulan Ramadhan ibu saya selalu pindah ke tempat kakak saya, disana orang ngaji maupun sahur standar saja, tidak berisik sehingga nyaman untuk tidur.

    Jadi sebenarnya suara sahur yang berisik itu tidak semua tempat sih, tapi yang apes saja yang dapat remaja masjid yang terlalu bersemangat dalam membangunkan orang untuk sahur.

    BalasHapus
  4. wahhh bener sekali mba memang adaa banyak moment ketika sahur

    dan yang paling sering kita denger ketika sahur yaitu suaraa anak kecil atau pemuda yang membangunkan pake beduk dll, mereka keliling komplek demi membangunkan sahur agar mereka yang pada puasa tidak kesiangan untuk melaksanakan makan sahur itu, dan ternyata makan sahur yang paling afdol itu mengakhirkan makan sahur

    selamat menjalankan ibadah puasaa mbaa rey, salam kenal yahh

    BalasHapus
  5. Saat aku masih di kampungku, tiap kali bulan puasa gini kami sekeluarga pasti kebangun pas sahur wlpn ga puasa, bocil2 pada keliling kampung sambil mukul2 panci emaknya, suaranya ampun deh keras bgt, barbar bgt pokoknya, padahal jaman segitu orang udah punya hp semua, bisa set alarm kan ya harusnya.

    Skrg di perumahan bekasi aku malah ga pernah dgr kalau ada sahur2 dari toa masjid, aku masih lelap kali ya, kalau pada subuhan aku denger terus, soalnya aku bangun sebelum subuh hihihi

    BalasHapus
  6. jaman ku kecil juga begitu mba, berisikk banget pada bangunin sahur genjrang genjreng pake galon dan lainnya.. sungguh berisik dan mengganggu banget sih menurutku.. karena mereka-mereka itu bangunin sahurnya gak pas waktunya, terlalu dini hari, masih jauh banget dari imsak.. kan kezel yaaa..

    lalu, kalo jaman2 ku SMP-SMA seringnya saur on the road sekalian kasih-kasih makanan ke orang2 pinggir jalan gitu.

    Nah, kalo sekarang, Alhamdulillah ga ada lagi yang bangunin sahur berisik-berisik kayak gitu. cukup bangun pake alarm aja sekarang mah.. hehe

    BalasHapus
  7. tidit tiditt hahaha, bunyinya sama dimana mana
    apalagi kalau bunyinya ga panjang,ga bakalan denger aku kalau tidurnya model kebo
    sering bablas, malah cuman matiin aja terus tidur lagi
    nggak hanya pas puasa aja, hari biasa kadang juga ga denger suara alarm

    kalo pengalaman sahur waktu kecil, aku ga ada.. puasanya juga ga pas dari SD kayaknya hahaha
    sampe sekarang, di daerah rumahku juga ada yang anak masjid keliling jam 2 an gitu, pertama tama masih terdengar sayup sayup mbak, lama lama ga denger blas hahahaha
    padahal berisiknya minta ampun sama suara gendang

    BalasHapus
  8. Jujurnya aku termasuk yg shock pas tau cara bangunin sahur di daerah rumahku lumayan barbar. Anak2 tanggung teriak ga jelas kayak kesurupan, pake toa, Kentongan, teriak2 di musholla , serius ga ada bagus2nya. Sempet kesel sih.

    Zaman aku msh di Aceh dan Medan, cara bangunin sahur ga begitu. Pas di Aceh, Krn aku tinggal di komplek perumahan khusus karyawan oil company, perusahaan bikin kebijakan membangunkan warga komplek yg sahur dengan sirine. Dan utk kategori komplek terbesar di seluruh Indonesia, sirine yg dipasang bahkan kedengeran sampai ke luar komplek perumahan. Sirine ya ga lama kok. Tp cukup kedengeran. Trus pas imsak, dari pusatnya akan menghudupkan lagi sirine. Udh itu aja. Dan 18 THN aku terbiasa dgn cara itu :).

    Makanya pas denger suara jejeritan anak2 kayak ga tahu sopan, emosi sih sampe aku protes Ama RT :p.

    Di Medan malah ga ada cara2 bangunin sahur. Ga tahu ya kalo di daerah bukan rumahku. Tp yg pasti di area rumahku ga ada yg bangunin sahur. JD kesadaran msg2 orang aja utk bangun. Paling banter musholla pasang suara ngaji, tp ngaji beneran yg dr kaset gitu. Itupun sayup2, ga sekenceng alaihim :p. JD masih enak di denger. Aku LBH suka begitu sih.

    BalasHapus
  9. Sedikit banyak setuju di bagian anak-anak zaman sekarang (sebagian) ada yang kurang adab. Contohnya di daerah saya, mereka membangunkan orang sahur dengan cara keliling sambil main petasan. Yang ada malah bahaya, termasuk untuk orang tua yang mungkin jantungan. Untunglah pemda akhirnya cepat tanggap dan melakukan edukasi serta razia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwkw, itu petasan memang nyebelin.
      Kasian yang punya bayi atau lagi sakit ya

      Hapus
  10. sbenernya yang bikin KZL sama anak2 yang bangunin sahur itu mereka engga kira2
    jam 12 malam atau jam 1 malam udah mulai
    kan masih ngantuk
    belum lagi ya klo ada war sama kampung sebelah pada berlarian gedebag gedebug hahahah

    sekarang enak mbak sebenernya pakai aplikasi buat bangunin saur
    alrm pun bisa berkala berdering klo kita masih tertidur nyenyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakakak, iya juga ya, kalau ga salah dulu tuh sekitar pukul 1 atau 2 pagi lewat depan rumah.
      Berisik minta ampun :D

      Hapus
  11. Halo Kak Rey,
    Apa kabar? Masih inget aku? Moga masih inget ya, lama nih nggak maen ke sini.

    Aku nggak begitu mengikuti berita Zaskia Mecca, nggak paham juga. Jadi nggak bisa pro / kontra.

    Tapi, aku seneng-seneng aja kalau jam sahur rame dibangunin, soalnya kenapa? Karena itu salah satu yang dicari di bulan Ramadhan, keramean dan keseruannya.

    Mungkin sekarang udah canggih, bisa lewat smartphone aja, tapi generasi milenial perlu merasakan suasana sahur masa dulu yang belum ada smartphone juga, jadi seru. Ya kan Kak? Salah satunya Kakak, juga kan merasakan serunya meski baru mulai puasa kuliah. Tapi, serius... Aku tuh suka aja sama suasana ramadhan zaman dulu yang terkesan lebih meriah dan beda dari hari-hari biasanya.

    Selamat berpuasa ya Kak, moga lancar sampai hari kemenangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo, ingat banget dong :D

      Betul banget, makin ke sini, hari-hari nggak biasa, jadi terasa biasa aja ya.
      Saking begini dilarang, begitu dilarang hihihi.

      Lama-lama, euforia bakalan hilang, dan nggak ada yang dikangenin lagi :D

      Hapus
  12. Halo mbak Rey, apakah sehat-sehat saja? Kok lama tidak update, semoga sehat selalu sekeluarga ya. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbakk Reyyy selamat idul fitri, maaf lahir batin
      iya nih aku sering bolak balik ke sini, mungkin lagi sibuk ya menjelang lebaran.
      sehat sehat sekeluarga mba rey

      Hapus
    2. Maaf lahir batin jugaaaa :D

      Saya mudik di tempat yang sulit ada sinyal, jadinya ya jarang online hahaha

      Hapus
  13. Dibangunin sahur oleh remaja yang keliling kampung, itu yang aku rasakan di puasa kali ini. Kebetulan berpuasa di tanah rantau. Bukan orang asli sini. Jadi mesti menyesuaikan dengan kondisi sini. Awalnya cukup terganggu. Bangun sahur kepala langsung pusing karena berisik. Yaa akhirnya terbiasa juga. Bisa bangun sahur. Tidak pernah terlewat juga..hahahaa

    Kalau puasa di rumah, biasanya pasang alarm di pukul 02:30. Kdg kebagian bangunin ibu buat sahur.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)