Ketika 'Tulang Punggung' Keluarga Tiada

ketika-tulang-punggung-keluarga-tiada.

Ketika 'tulang punggung keluarga' tiada, tentunya rasanya seolah patah semangat, separuh jiwa menghilang kali ya.

Karena kenangan termanis itu adalah masa lalu yang sulit.
 
Bukan sebaliknya.

Jadi ingat kisah masa kecil mama saya. 

Cerita Masa Kecil Mama, Ditinggal Ayahnya Sebagai 'Tulang Punggung' Keluarga Besar


Waktu saya kecil, mama selalu rajin menceritakan kisah masa kecilnya sewaktu kami hendak tidur di malam hari.

Menurut mama, kakek saya (bapak dari mama saya) adalah seorang pebisnis yang berhasil. Punya kapal dagang, punya tanah yang luas dan usaha yang sukses 

Dan beliau sukses membiayai semua saudara-saudaranya. 

Nenek (mama dari mama saya) adalah seorang wanita yang sangat beruntung, punya suami yang mencukupi semua kebutuhannya. Dia juga punya 4 orang anak cewek yang lucu dan sehat, serta 1 anak cowok yang ganteng.

Keseharian nenek, bagaikan di surga.
Tangannya lembut karena tidak pernah bekerja sedikitpun. Semua pekerjaan rumah tangga ada yang bantuin. Demikian pula mengurus anak-anaknya.

Mama beserta saudara-saudaranya pun hidup dengan bahagia dan berkecukupan, tidak pernah merasakan sulitnya kehidupan seperti yang lainnya.

Terlebih mama, beliau sangat dimanja oleh ayahnya, karena saat kelahirannya, kakek mendapat rezeki berlimpah.
Hal ini mengkibatkan, kakek menganggap bahwa mama adalah anak yang paling membawa berkah.
Sampai pada suatu hari, ketika mama berusia kurang lebih 5 tahun, ketika itu nenek juga sedang hamil anak ke 6. 
Kakek pun jatuh sakit, hingga akhirnya meninggal dunia.

Bagaikan petir yang menggoncang kehidupan nenek beserta anak-anaknya.

Karena beliau tidak punya keahlian bekerja, satu persatu harta peninggalan kakek di jual, dari kapalnya, hingga tanah-tanahnya.

Saudara-saudara kakek yang semasa hidupnya tinggal, serta dibiayai oleh kakek, semua pada menjauh.
Lalu, seiring waktu, habislah sudah harta peninggalan kakek saya.
Dan mulailah kehidupan nenek bagaikan di neraka.

Anak-anaknya terpaksa harus ikutan bekerja demi sesuap nasi.
Beruntung anak pertama dari kakek nenek sudah bisa bekerja meskipun hanya tenaga pengabdi saja.
Anak pertamanya lah yang akhirnya membiayai sekolah adik-adiknya.

Meskipun akhirnya hanya 3 orang yang bisa meneruskan pendidikan dengan benar.
Mama saya beruntung, dia masih mau meneruskan sekolah meskipun harus dengan susah payah, berjalan kaki menempuh jarak yang sangat jauh demi sampai ke sekolahnya.

Nasihat Mama Akan Mandiri Finansial

Oleh karena itu, ketika kecil dulu, mama selalu mewanti-wanti agar kami dapat menjadi wanita yang mandiri secara finansial.

Siapapun jodoh kami, wajib bagi kami untuk mempunyai penghasilan sendiri.


Ah mama..

Terimakasih atas nasehatmu

Insha Allah saya bakal jadi wanita yang mandiri finansial, tanpa perlu mengorbankan kodrat saya sebagai seorang ibu yang harus menemani anaknya di rumah.

I Love Mama

Selamat hari ibu..
Karena bagi saya, setiap hari adalah hari ibu

Sidoarjo, 29 Desember 2016

2 komentar :

  1. Allah SWT itu Maha Adil, Maha Pemberi Rezeki, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.... rezeki bukan terletak di tulang punggung melainkan terletak dimana - mana .... misalnya di Blog.

    Yuk... kita jadikan Blog sebagai tulang punggung cadangan, biar Tulang Punggung yang asli tidak kewalahan nyari duit,, hehehhehe..*maaf bercanda*

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwkwk exactly kang, waktu akhirnya membawa saya ke masa ini, yang mana dulu blog ini saya jadikan teman curhat, eh sekarang ngasih saya solusi hahahah

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)