Cara Memperpanjang Durasi Kebahagiaan untuk Ketenangan Hati

Cara Memperpanjang Durasi Kebahagiaan untuk Ketenangan Hati

Memperpanjang durasi kebahagiaan itu, maksudnya agar kita bisa merasakan kebahagiaan yang lebih lama, nggak cepat berlalu dan jadinya biasa aja, kayak kembali ke tahap awal.

Tulisan saya di Sharing By Rey kali adalah, terinspirasi dari kejadian tadi pagi.
Jadi, saya nyetrika subuh-subuh, karena kemarenan saya nggak sempat nyetrika seragam sekolah anak-anak, rempong bikinin kue buat si Adik Dayyan yang ultah.
Nah, kebiasaan saya ketika menyetrika itu agak beda sama mamak-mamak lainnya, di mana kalau mamak lainnya sambil nonton drakor, saya disambi buka YouTube dan dengerin berbagai kajian motivasi, psikologi ataupun agama.

Nah, karena ada si Kakak, saya cari tema yang umum, bukan teman parenting ataupun rumah tangga.
Ketemulah saya akan tema motivasi, dari kajian filsafat Dr. Fahruddin Faiz, M,Ag.

Saya sering banget dengerin kajian si Bapak tersebut, karena memang bahasanya mudah banget dimengerti, cara ngomongnya juga pelan, dengan bahasa yang umum.

Apalagi pembahasannya tuh, bukan semacam teori aja, tapi dilengkapi dengan ilmu filsafat, Islam, hingga psikologi.


Tentang Mengejar Kebahagiaan dan Setelah Tercapai Bahagianya Nggak lama 

Saya nggak tahu ya, kira-kira ada nggak ya yang sama kayak saya.
Saya tuh orangnya sebenarnya planner banget.
Punya target banget, meskipun seringnya pencapaiannya benar-benar terasa karena Allah.

formula hidup dengan mindfulness

Iya, memang sih semua hal di dunia ini karena Tuhan kan, tapi banyak orang, terutama orang pintar mengatakan, impian dan target tanpa rencana yang dijalankan adalah bullshit.

Nah, saya tuh sebenarnya sangat 'keras' kepada diri sendiri dalam mengikuti rencana demi sebuah tujuan, tapi setelah banyak hal-hal yang saya paksakan, tapi ternyata saya nggak sanggup, seringnya saya hanya pasrah dan minta dengan khusuk ke Allah.

Misal, saya pengen banget punya HP baru, kayak di tahun 2020 atau 2021 lalu ya? lupa saya.
Waktu itu kan HP lama saya udah sering hang, karena kebanyakan aplikasi.

Sementara ketika itu, saya masih aktif menerima job influencer dan bayarannya lumayan banget tuh dulu, bener-bener membantu di saat paceklik awal pandemi lalu.

Akhirnya saya berniat ganti HP.
Udah deh, saya cari-cari HP dengan harga yang bisa saya jangkau, tapi dengan spek yang memenuhi pekerjaan saya sebagai mikro influencer, harus yang memorinya gede, RAMnya juga lumayan, dan yang pasti, kameranya juga harus bagus.

Dan ketemulah jenis HP yang saya butuhkan, sayangnya setelah menyusun anggaran, kok rasanya nggak bisa terbeli ya, karena duitnya kepake mulu, buat biaya hidup dong.

Kesal rasanya, apalagi target waktu yang saya tetapkan udah mau habis, sampai akhirnya saya mikir, ya udahlah ya, minta aja sama Allah, pakai jurus langit.

Maksain sholat tahajud, dhuha, sesekali puasa Senin Kamis, ngaji.

Dan... taraaaaa....
Persis di deadline waktu yang saya tentukan, HP tersebut bisa terbeli loh, dan Alhamdulillahnya, duit saya masih lebih meski harus membeli HP yang buat saya lumayan menguras isi rekening.

Rasanya gimana?
Masha Allaaahhhhh bahagiaaaaa banget nget nget.

Tapi setelah HPnya saya pegang, saya masukan simcard, setting ini itu, dan tiba-tiba perasaan saya, ya udah... biasa aja tuh, hahahaha.

Astagaaa deh.
Ini juga terjadi ketika saya meraih impian lainnya, kayak ganti laptop, punya kamera, bisa mudik, which is semua itu berbekalkan doa aja sebenarnya.

Rasanya bahagiaaaa banget nget nget.
Tapi nggak enaknya, entah mengapa kok, durasi kebahagiaan saya nggak lama, abis itu, ya udah biasa aja.

Bahkan lebih parah lagi, hal-hal yang sudah saya rencanakan sebelumnya, misal kalau punya HP saya bakalan lebih rajin bikin konten, nggak juga tuh, biasah ajah, hahaha.

Dan ini juga terjadi ketika saya merasa lelah banget, beneran merasa burn out dengan jadwal sekolah anak-anak, pengen banget subuh bisa bangun jam 5an, abis sholat subuh bisa santai sejenak, pengen juga tidurnya cukup, minimal 5 jam lah, jangan 2-3 jam aja, hiks.

Dan untuk itu saya semangat banget menanti weekend.
Giliran weekend datang, eh saya malah begadang, atau kadang bisa tidur dengan lelap sampai 5 jam, tapi pas bangun ya biasa aja, wakakakaka.


Masalah Durasi Kebahagiaan Tidak Panjang

Eh btw saya coba googling durasi kebahagiaan, lah kok nyambungnya ke kondom, wakakakakak.
Lanjut ah, fokus.

Sampai saya mendengarkan ceramah kajian filsafat tentang formula mindfulness kalau nggak salah judulnya, saking banyaknya saya dengarin kajiannya, jadi lupa, yang mana nih masalah ilmu tentang durasi panjang kebahagiaan ini saya dapatkan.

Ternyata, masalah durasi kebahagiaan yang kita rasakan jadi nggak panjang, karena kita terlalu membatasi rasa bahagia kita, hanya pada hasil yang kita capai, sampai lupa kalau sebenarnya perjalanan mencapai hasil itu juga nggak kalah bahagia dan menarik untuk dinikmati.

Kayak perjuangan saya pengen punya HP baru, dari yang awalnya saya atur keuangan dengan ketat tapi gagal, sampai akhirnya saya pakai jurus 'langit', minta sama Allah.

Dan jujur itu nggak mudah juga ya, karena yang namanya mendekati Allah itu, godaannya jauh lebih besar.

Mau bangun sholat tahajud aja misalnya, kalau yang lain godaannya sulit bangun di dini hari, saya malah godaannya sulit tidur, sementara sholat tahajud kan harusnya kita tidur dulu, bangun baru deh bisa sholat tahajud.

Lah pegimana mau tahajud, orang saya kayak kalong, siang eh pagi tidur, malam begadang sampai pagi, tapi dengan memaksakan minta sesuatu pakai jalur langit, bikin hidup saya kembali normal, malamnya jadi bisa tidur lagi, dan yang paling penting adalah ketenangan hati yang saya dapatkan dari kegiatan mendekatkan diri ke Allah tersebut.

Hal-hal itu tidak saya rasakan dong, saking fokusnya ke hasil akhir.
Dalam perasaan saya, kayaknya kok perjuangan saya luar biasa banget, bahkan terkesan berat banget/

Padahal, andai saya menikmati semua prosesnya, niscaya kebahagiaan akan saya rasakan, sejak perjalanan mendapatkan impian tersebut.

Dan dengan demikian, durasi kebahagiaan yang saya rasakan jauh lebih panjang, nggak semata ketika hasil tercapai, yang sebenarnya perasaan happy-nya cuman sebentar, karena hasil ya begitu itu, udah berhenti di situ, berbeda dengan proses yang lebih panjang dan terus berjalan.  


Memperpanjang Durasi Kebahagiaan dengan Hidup Mindfulness

Nah, kunci dari yang memperpanjang durasi kebahagiaan tersebut sebenernya, dengan tak perlu mengejar kebahagiaan, tapi hiduplah dengan bahagia, kapanpun dan di manapun.

formula hidup dengan mindfulness

Hidup dengan mindfulness.

Ada 6 formula mindfulness yang bikin pikiran kita jadi tenang dan bahagia selalu, yaitu:


1. Sadar makna dan tujuan

Dengan hidup yang penuh kesadaran, sadar akan makna hidup kita tuh apa sih?
Tujuan hidup kita apa?

Pikiran kita jadi lebih tenang, karena ya sadar kalau makna hidup di dunia ini ya seperti ini.
Ada masalah berat, ya karena ini dunia, pasti ada masalah berat.
Tujuan kita ya akhirat, jadi matipun bukan sesuatu yang harus kita takuti.


2. Menikmati proses

Ini yang paling membekas di pikiran saya, karena saya menyadari banget, betapa hidup saya selama ini selalu berorientasi ke hasil aja.
Sampai-sampai lupa, kalau sebenarnya kenikmatan hakiki itu justru ada di prosesnya.

Saya jadi ingat, ini sebenarnya agak mirip dengan semboyan hidup papinya anak-anak, tapi dia menamakannya let it flow, yang sebenarnya setelah saya pikirkan, dia tuh cuman suka menikmati proses aja, jadinya apapun yang dia lakukan, kadang terlihat kayak nggak greget gitu, padahal sebenarnya enggak, dia juga fokus ke hasil, hanya saja dia lebih menikmati prosesnya.

Berbeda dengan saya, seringnya terlalu serius mengikuti jadwal, sampai-sampai saya tertekan sendiri, dengan jadwal ataupun planing yang saya buat sendiri, hahahaha.


3. Olah fisik selain olah pikir

Mindfulness itu bukan berarti kita pasif, tapi wajib juga aktif, kita harus membuat fisik maupun otak kita bekerja.
Ini yang dinamakan bentuk usaha, bukan semata let it flow banget.


4. Memberikan keseimbangan pada otak

Otak manusia ada yang dinamakan otak kanan dan kiri, sebijaknya kita gunakan dengan seimbang.
Nggak terlalu condong ke salah satunya, meskipun mungkin dalam teorinya, otak manusia memang diciptakan tidak seimbang, tapi minimal kita tahu batasannya.

Pun juga, istrahatkan otak, agar dia bisa menyeimbangkan kinerjanya, nggak dipaksa bekerja mikir mulu sampai overthinking pula.


5. Mengembangkan sikap tenang

Mindfulness juga berarti kita bisa selalu bersikap tenang, tidak bereaksi berlebihan terhadap apapun, baik itu kebahagiaan, maupun kesedihan.

Karena kita meyakini, hidup terus berjalan, semua yang ada di kita nggak pernah abadi, semuanya akan pergi, baik bahagia maupun sedih.


6. Mengendalikan diri sepenuhnya

Nah, ketenangan diri, sangat erat kita dapatkan dengan kemampuan kita dalam mengendalikan diri.
Jadi, saat bahagia, nggak terlalu bahagia, dinikmati seperlunya.
Saat sedihpun demikian, tak perlu berlebihan apalagi sampai tak berujung.


Penutup

Semua manusia di dunia ini, pastinya lebih memilih kebahagiaan, dan mendambakan kebahagiaan.
Segala sesuatu dinilai dari kebahagiaan.

formula hidup dengan mindfulness

Terlebih manusia-manusia di era zaman now, dikit-dikit cari kebahagiaan.
Bahkan ada masalah sedikit, langsung out dengan alasan,
"Saya berhak untuk bahagia" 
Tidak ada yang salah sih dengan itu, justru seharusnya hidup memang selalu berbahagia, agar hati kita tenang.

Namun, kalau kebahagiaan selalu jadi tujuan, maka menurut para pakar filsafat, kita tak akan pernah mendapatkan kebahagiaan yang kita inginkan.

Kalaupun kita sampai di tahap bahagia itu, pasti rasanya nggak akan bertahan lama, paling beberapa saat aja, lalu kembali ke mode awal, mode ketika kita pertama kali menginginkan kebahagiaan itu.

Karenanya, kita harus lebih bijak menyikapinya, agar durasi kebahagiaan yang kita impikan itu, jadi semakin panjang, sehingga tanpa kita sadari, kita telah sampai di ujung perjalanan, yang mana selama perjalanan kita jalani dengan penuh kebahagiaan dan hati yang tenang.

Caranya? hiduplah dengan penuh mindfulness, hidup dengan sadar, dan menikmati semua proses, dan menjadikan bahagia bukan tujuan, tapi teman perjalanan hidup kita.



Sidoarjo, 03 Oktober 2022

Sumber:
  • Opini dan pengalaman pribadi
  • https://www.youtube.com/watch?v=7vMBUXMuJvw&t=1002s (kajian Dr. Fahruddin Faiz, M,Ag.)
Gambar: Canva dan dokumen pribadi

2 komentar :

  1. mindfullnes itu power
    yo wis lah yaopo maneh
    biasane kalau kayak gitu malah ketemu hal hal yang membahagiakan meski sederhana

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)